Kisah Mistis: TERJEBAK CINTA LELAKI POSESIF

0
31

Kisah Mistis: TERJEBAK CINTA LELAKI POSESIF

Sebut saja namaku Surti. Aku tinggal di Jogyakarta. Awalnya kehidupanku normal, hidup tentram bersama keluarga yang sangat menyayangiku, aku pun sangat menyayangi mereka. Namun malapateka itu datang karena tidak tahan iman untuk menolaknya. Ya, aku terjerumus pada lingkaran dosa…

 

Aku adalah seorang janda yang bekerja di kantor swasta multinasional. Suamiku sudah dipanggil Sang Khaliq, beberapa bulan yang lalu. Umurku tak lebih dari 40 tahun, namun kata banyak orang, aku masih nampak seperti usia 30 tahunan dan malah dibilang mirip dengan artis Dewi Perssik.

 

Aku tidak tahu, mengapa diriku masih nampak muda. Padahal aku tidak melakukan perawatan badan yang mahal. Aku hanya melakukan perawatan badan seperti orang kebanyakan: mandi 2 kali sehari, membersihkan wajah setelah beraktifitas dan memakaikan pelembab ke kulit wajah atau bagian tubuh yang bisa terpapar sinar matahari.

 

Sebagai seorang janda, terus terang kuakui banyak sekali lelaki yang berusaha untuk mendekatiku. Tak hanya di rumah, di lingkungan sekitar rumah, di kantor, bahkan di media sosial online pun banyak lelaki yang berusaha untuk menarik perhatian. Setiap hari akun Twitter dan Facebookku penuh dengan pesan. Dari yang hanya sekedar menyapa, menanyakan apakah sudah makan atau belum, sampai pada rayuan-rayuan gombal.

 

Nah, cara mereka merayu pun bermacam-macam. Ada yang tembak langsung, ada yang mutar-mutar, sok perhatian, ada juga yang menggunakan bahasa vulgar bahkan kasar. Sementara secara offline, di dunia nyata, cara mereka melakukan pendekatan pun bermacam-macam, baik secara langsung ataupun lewat jalur belakang, misalnya ngomong sesuatu atau titip pesan melalui temanku.

 

Punya predikat janda memang terasa sangat berat bagiku. Apapun yang kuperbuat, kerap menjadi pusat perhatian orang sekitar. Apalagi jika sedang bersama laki-laki, pasti banyak orang menatap dengan pandangan penuh tanda tanya, mencibir, bahkan curiga.

 

Situasi yang seperti ini tentu saja sangat tidak mengenakkan bagiku. Sepertinya seorang janda itu tidak boleh keluar rumah, apalagi dengan dandanan sedikit sexy. Maka mulut-mulut nyinyir pun akan dengan mudah memberi predikat kepadaku sebagai janda gampangan, janda penggoda suami orang, bahkan sampai ada yang memberi label janda kegatelan.

 

Meski aku tidak pernah mendengar secara langsung, namun aku tahu komentar-komentar seperti itu selalu muncul manakala aku keluar rumah dan pulang agak larut malam. Mereka tidak tahu dan tidak pernah mau tahu, bahwa aku bekerja di kantor swasta multinasional sehingga kadang ketika pekerjaan menumpuk atau kebetulan harus menjumpai relasi, maka aku terpaksa pulang malam.

 

Tidak ada gunanya juga memberitahu soal status pekerjaanku atau apa yang aku lakukan di luar. Toh mereka tetap tidak mau tahu. Mereka sudah memiliki jawabar sendiri atas pertanyaan-pertanyaannya sehingga tidak membutuhkan penjelasanku. Jika sudah demikian, aku pun hanya mengelus dada mencoba untuk bersabar dalam menerima cibiran dan tuduhan mereka dan aku menyerahkan semuanya hanya kepada yang Maha Tahu.

 

Memang, seperti aku ceritakan di atas, banyak juga laki-laki yang mengejarngejarku dengan sangat serius. Bukan sekedar menggoda. Bahkan ada yang sangat gencar mengejarku sejak dulu. Saat ketika suamiku masih hidup dan aku masih berstatus sebagai istri orang, dia pun sudah secara terang-terangan mengejarngejarku. Ia berusaha mengajakku menjalin skandal diluar nikah, berselingkuh.

 

“Kita bisa melakukannya secara diam-diam, back street,” ujarnya ketika aku berusaha menolaknya secara halus.

 

Aku pun semakin serba salah. Sebab orang itu adalah bos perusahaan roti di mana tempat aku bekerja. Kalau saja dia masih single, barangkali aku akan tergoda. Namun karena bosku sudah memiliki istri, bahkan dua orang istri, yang dinikahinya secara resmi. Aku tidak tahu apa dia juga memiliki istri simpanan. Jika dia bisa mengajakku untuk menjalin hubungan secara diam-diam, bukan mustahil dia pun pernah melakukan hal yang sama kepada perempuan lain.

 

Meski bisa membeli mobil jenis apapun, tetapi dia lebih senang membeli Jeep. Mungkin type mobil mengekspresikan karakter dirinya yang hobinya berpetualang, baik berpetualang secara nyata ataupun berpetualang dari satu wanita ke wanita yang lain. Bukannya kedua istrinya membiarkannya kesukaan suaminya berpetualang. Sudah berulang kali kedua orang istrinya menasehati, tetapi lelaki itu memang dasarnya ndhableg, ngeyel, bebal dan keras kepala. Setiap kali dinasehati, selalu saja keluar kata-kata.

 

“Kalau kalian tak suka dengan semua kelakuanku, minta cerai saja, pasti permintaan kalian akan segera kukabulkan.”

 

Jawaban itulah yang menjadikan kedua istri lelaki itu menjadi dilematis, karena bagaimanapun juga, suami mereka adalah lelaki yang bertanggung jawab, baik jasmani maupun rohani, semua kebutuhan sudah tercukupi diberikan suaminya.

 

Suami mereka juga adil. Bahkan minta apa-apa dipenuhi. Emas, tanah, mobil, shopping dan tamasya ke ujung dunia pun rasanya akan dapat dipenuhi. Maklum usaha rotinya sangat sukses dan didistribusikan ke hampir semua supermarket maupun minimarket yang ada di seluruh Indonesia. Pembaca pasti pernah mencicipi roti itu, minimal pernah melihatnya terpasang di rak supermarket.

 

Untuk menarik perhatianku dan menyenangkanku, secara tiba-tiba, lela itu, menarikku berpindah posisi ke posi administrasi. Sehingga dengan posisi in aku bekerja dalam satu ruangan ber-AC bersama Pak Bos. Kuakui setiap hari, Pak Bos selalu merayuku.

 

Bos selalu menuruti apa saja aku minta. Aku sudah berusaha menolaknya secar halus, tetapi ia masih saja mengejarku tanpa putus asa. Padahal ia sudah beristri. Istri-istrinya pun untuk ukuranku sangatlah cantik dan keibuan. Anak-anaknya pun juga sudah besar-besar semua.

 

“Mintalah apa yang kamu minta, jangan kuatir, tentang kamu, istri-istriku sudah tahu, toh aku tak menyuruhmu agar berpisah dengan suamimu. Tugasmu hanyalah menuruti apa kemauanku.”

 

Pak bos berusaha membahagiaanku la memberikan uang yang banyak di lua gaji untuk kebutuhan keluargaku yang lain tanpa meminta kompensasi layanai seks terhadap diriku. Pak Bos sangat simpatik dan romantis. Saat istirahat, ia kerap berjanjian saling bertemu dengar di beberapa tempat yang indah tanpa ketahuan pegawai yang lain. Kadang ke pantai, kadang ke gunung ataupun hanya makan di tempat makan.

 

Sampai pada ujungnya, Pak Bos menggodaku untuk berbuat maksiat dan merusak rumah tangga orang. “Berhentilah atau kau akan terjerumus ke lembah dan jurang yang sangat dalam, curam dan penuh dengan kegelapan!” teriak hati kecilku.

 

Gejolak perasaanku bergemuruh. Saling menyerang antara kebaikan dan kemaksiatan. Hari terus berganti bulan. Hari-hariku masih saja bersama Pak Bos. Aku menikmati semua fasilitas pemberiannya. Motor baru untuk anak-anakku, sebidang tanah yang tak begitu luas di pedesaan pesisir selatan sudah menjadi milikku dan tak ketinggalan sebuah kalung berliontin batu Blue Safir sudah menggantung di leherku sebagai hadiah tahun baru dari Pak Bos.

 

Aku merasa terhanyut. Seperti berdiri di tepi pantai. Aku terperosok ke dalam lautan pasir. Pasir-pasir itu berubah menjadi lautan pasir emas yang terus menyedotku masuk ke dalam dan membuat aku makin tenggelam. Aku kian alpa hingga terus tenggelam dan terbenam.

 

Tiba-tiba ombak datang bergelung. “Byur!” Ombak itu menamparku, lalu menghanyutkanku ke tengah lautan. Aku terombang-ambing. Aku bingung tak ada yang bisa kujadikan pegangan. Akhirnya aku pun karam dan tenggelam dalam kegelapan dasar lautan.

 

“Tidak!” teriakku.

 

Istidraj, itulah satu kata yang tengah kualami saat ini. Aku diberi segala kemudahan oleh Allah tetapi aku justru tenggelam dalam perbuatan salah. Segala yang kuminta selalu ada, tapi bukannya aku kian mendekat kepada Allah, aku justru malah kian masuk perangkap untuk merusak kebahagiaan rumah tangga orang lain bahkan rumah tanggaku sendiri.

 

Tanpa dinyana, tiba-tiba suamiku tercinta sakit mendadak dan akhirnya meninggal dunia. Semua biaya selama sakit sampai ke pemakaman suamiku ditanggung oleh Pak Bos. Bukannya aku bersedih dengan kematian suamiku. Kegilaan antara aku dan Pak Bos kian merajalela. Akhirnya terjadilah sesuatu yang seharusnya tak diakukan olehku dan Pak Bos.

 

Terjadilah hubungan badan yang seharusya tak boleh kami lakukan. Berulang dan terus berulang bahkan kami sampai kecanduan. Kami lupa. Anak-anak kami lupakan dan istri-istri nya Pak Bos pun juga Pak Bos lupakan. Kami edan, kami tak waras! Baik anak-anakku maupun anak-anak Pak Bos sudah menasehati dan memperingatkan kami, tapi semuanya tak kami gubris.

 

Pun juga dengan kedua istri Pak Bos, mereka menasehati kami berdua. Tetapi tetap saja tidak mempan. Ternyata napsu setan bisa mengalahkan nalar sehat. Akhirnya demi kebaikan semua, aku di PHK oleh kedua istri Pak Bos. Sepertinya Pak Bos mahfum dan bisa menerima keputusan itu.

 

“Tak perlu kuatir, setelah ini, kamu bisa membuka usaha sendiri, semua akan kumodali,” kata Pak Bos untuk menghilangkan kegundahanku setelah di PHK dari perusahaannya oleh kedua istrinya.

 

Hubunganku dan Pak Bos kian menjadi. Semua nasehat tak ada yang mempan lagi. Akhirnya karena semua sudah tak ada yang mempan, hanya Tuhan solusi terakhirnya. Semua berasal dari Tuhan dan akan berakhir pula kepada Tuhan. Tiba-tiba vaginaku terus-menerus mengeluarkan lendir yang bercampur darah. Tak menunggu lama, Pak Bos segera membawaku ke dokter kandungan terbagus.

 

“Tak ada kelainan dan penyakit apapun di dalam organ genital Anda. Mungkin Anda stress, cobalah istirahat dan tenangkan pikiran Anda.”

 

Itulah nasehat dari dokter kandungan tersebut. Untuk menguatkan diagnosa, Pak Bos langsung mengajakku terbang ke Singapura untuk berobat ke sana.

 

“Semua baik,” jawaban dokter dari Singapura yang ternyata kesimpulannya sama.

 

Pulang dari Singapura, aku langsung diinterogasi oleh kedua anak-anakku. Tanpa menunggu lama, aku langsung dibawa mereka berobat secara alternatif ke seorang Ustad yang tak jauh dari pusat kota Yogya ini. Di sana, aku disuruh bercerita semuanya, mengkilas balik semua yang telah terjadi.

 

“Ini peringatan dari Tuhan agar Anda insyaf dan kembali ke jalan-Nya, jalan yang benar. Jika Anda sadar, maka Anda akan sembuh, jika Anda tidak sadar maka Anda akan mati dengan mengenaskan. Kedua, bolehkah saya memegang kalung liontin Blue Safir milik Ibu?”

 

Aku segera menyerahkan kalung liontin blue safir pemberian Pak Bos kepada sang Ustad.

 

“Ini Pak Ustad,” ujarku sambil memberikan liontin itu.

 

Si Ustad mengamati liontin itu secara seksama.

 

“Ini blue safir, batu yang sangat indah dan mahal, karena ini kualitas yang nomor satu. Tak ada khodam di dalamnya, ini benar-benar bagus secara kualitas. Sekedar Anda tahu, ini bukan mistik dan klenik, tetapi ini adalah ilmu alam, bahwasanya setiap benda yang bermassa pasti punya energi. Menurut hemat saya, energi yang ada dalam batu safir ini tak cocok dengan karakteristik Anda. Simpan saja batu ini, atau kalau mau Anda jual, pasti akan banyak yang ingin membelinya. Sekarang, ibu jauhi laki-laki itu, lalu hidup yang benar menurut norma-norma masyarakat dan aturan agama, kembalikan semua kepada Tuhan!”

 

Saat kuceritakan kisah ini, aku masih sakit, aku belum sembuh secara tuntas, aku berada di dusun sangat terpencil yang tak jauh dari tengah kota Yogya. Anak-anakku pun tak tahu dimana keberadaanku karena kalau tahu, Pak Bos pasti akan terus mencariku. Dengan segala yang ia punya, Pak Bos terus mencariku. Anak-anakku pun terus diteror dan dibuntuti orang-orang suruhan Pak Bos untuk mengetahui kepastian keberadaanku. Facebook, nomor telepon, hape, Instagram, Path, teman-temanku, semua diinterogasi dan diteror oleh Pak Bos.

 

Intinya Pak Bos terus mencariku sampai keujung dunia. Sang Ustad yang kutitipi batu blue safir pun ikut kena imbasnya. Ia diinterogasi dan batu blue safir yang kutitipkan pada sang ustad diminta paksa oleh para anak buah Pak Bos.

 

Andai Pak Bos membaca kisah ini, aku hanya ingin menyampaikan, aku minta tolong dan mohon ampun. Aku tahu Pak Bos, Anda orangnya sangat baik, tolonglah lepaskan saya, sekarang biarkan saya hidup sendiri di tengah dusun yang sunyi.

 

Kembalilah ke keluarga Pak Bos. Kembalilah ke istri Pak Bos yang semuanya cantik, baik dan sholehah.

 

Aku ingin bertaubat dari kesalahan dan dosa-dosa. Biarlah aku hidup apa adanya. Kembali ke alam dan pulang ke Tuhan dalam kondisi bertaubat, itulah harapanku saat ini. Biarlah aku sakit dan terus berdarah-darah, aku terima dengan ikhlas sebagai penebus atas dosa-dosa yang telah aku perbuat.

 

Urip iki mung mampir ngombe, itulah pepatah Jawa, hidup ini hanya sebentar, tak berguna semua kekayaan dunia, jika akhirnya kita lupa pada dosa dan lupa pada Tuhan sebagai penguasa dunia. Lebih baik hidup papa dan tak punya apa-apa, asalkan tetap berpegang teguh pada tali dan ajaran agama. Tuhan lepaskan hamba, dari belenggu Pak Bos, sadarkan ia, beri ia hidayah dan petunjuk jalan yang lurus agar ia mau pulang ke anak istrinya Tuhan sembunyikan tempat persembunyian ini, agar tak diketemukan oleh Pak Bos dar anak buahnya.

 

Jadikan tempat persembunyianku ini aman dan tentram dan jagalah baik di waktu siang maupun malam. Tuhan, bebaskan aku dari rasa takut dan kekhawatiran. Ampuni aku Ya Tuhan! ©️


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!