Psikologi: PERKUAT IDENTITAS DIRI 

0
12

Psikologi: PERKUAT IDENTITAS DIRI 

Dengan segala potensi yang sudah kita temukan dan kekurangan diri yang sudah mulai bisa kita identifikasi, maka langkah terakhir adalah memperkuat identitias diri. Bermodal dengan dua hal tadi, sebenarnya kita sudah bisa mene mukan siapa diri kita sebenarnya dan akan menjadi apa sesungguhnya kita di masa depan. Jika jati diri sudah kita temukan, maka langkah akhir yang perlu diistigo mahkan adalah memperkuat jati diri tersebut. Orang bijak pernah memberi nasihat, “Work hard until you don’t need to introduce yoursel?”

 

Percaya atau tidak kekuatan identitas diri yang dikembangkan dari potensi yang terus diolah membuat kita mudah dikenal oleh orang lain tanpa perlu kita sibuk mencitrakan diri sedemikian rupa. Orang akan dengan mudah tahu siapa kita, dan apa prestasi kita, jika kita tekun menggali kemampuan kita dan tidak melulu men dramatisir kekurangan dan kegagalan yang kita hadapi.

 

Krisis kepercayaan diri yang melanda banyak orang hari ini tidak bisa dipungkiri bisa menjadi degradasi kualitas manusia pada umumnya. Orisinalitas ide dan identitas diri seolah menjadi barang langka sebab semua orang seolah digiring untuk memiliki pola pikir yang sama. Percaya tidak percaya, suka tidak suka, pengaruh ling kungan yang masif akan berimbas pada karakter yang terbentuk dalam diri kita. Sekuat apa pun benteng pertahanan yang kita buat, maka semakin kuat pula ujian pengaruh peradaban yang akan membentuk identitas kita selanjutnya.

 

Lebih parahnya lagi, saat kita mempertahankan apa yang menjadi prinsip kita, tidak jarang orang lain akan mengatakan bahwa kita adalah makhluk yang egois. Ada pula yang melabeli dengan manusia yang too strict, sulit menerima kritik, tidak adaptif, dll. Di sisi lain, saat kita berupaya untuk memuaskan apa yang orang lain harapkan, kita seolah menjadi kehilangan ruang untuk mengekspresikan sebenar-benarnya diri kita. Padahal, dari situlah sebenarnya cara kita bisa menggali dan menemukan orisinalitas dari diri kita yang sebenarnya.

 

Bukankah melelahkan jika kita hidup hanya sekadar hidup, bergerak seperti robot yang dikendalikan orang lain. Kita tidak bebas berekspresi sejak dalam pikiran karena hidup jiwa kita tidak bebas dari belenggu pengaruh orang lain. Lalu bagaimana bisa kita mencoba berdamai dengan kenyataan kalau arah hidup saja harus orang lain yang mengendalikan?

 

Sedikit cerita dari kisah seorang senior sekaligus sahabat saya. Dia adalah wanita yang cerdas lagi berprestasi. Kiprahnya selama menjadi siswa sampai mahasiswa di dunia literasi sudah tidak diragukan lagi. Namun, ia bukanlah manusia yang cepat puas dan mudah berhenti untuk belajar.

 

Banyak orang membayangkan dia kelak akan menjadi seorang akademisi sukses karena daya kritisnya yang luar biasa. Dia tidak hanya cerdas untuk diri sendiri, tapi banyak orang yang terinspirasi untuk menjadi cerdas karenanya. Maka wajar apabila melihat dia kelak akan berprofesi sebagai dosen atau motivator dan sejenisnya. Itu pun yang saya bayangkan saat berkenalan dengannya di tahun ke sekian. Tapi ternyata, bayangan dan ekspektasi kami semua terpatahkan.

 

Sahabat saya itu memilih jalur lain yaitu dengan berwirausaha di bidang fashion. Ini merupakan sesuatu yang di luar praduga banyak orang. Bagaimana tidak? Sebab selama kami kenal dengan orang ini, dia tidak pernah mencirikan sebagai seseorang yang gemar dengan dunia fashion. Bahkan sehari-harinya saja ia sering menggunakan pakaian yang tabrak warna dan tidak match sama sekali. Maka keputusannya pun kami anggap sebagai sesuatu yang mengandung tanda tanya besar.

 

Tapi pada akhirnya, ia menjalankan bisnisnya tidak sekadar mengejar profit. la mencoba untuk mengenalkan dan mengangkat seni kaligrafi yang diproses oleh tangan-tangan ahli yang seringnya belum terekspos oleh pasar secara global. Dengan bergerak di bidang sociopreneur, ia berusaha untuk menggali dan menemukan potensinya yang selama ini tidak tercium oleh banyak orang di sekitarnya. Di balik segala prestasinya di bidang akademik, ternyata ia merang memiliki kepiawaian dalam bidang kepemimpinan untuk memberdayakan tenaga lokal untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi. la pun perlahan memperkuat identitasnya sebagai seorang woman socio-preneur. Tidak lagi ia mencitrakan dirinya sebagai seorang manusia cendekia prestatif di bangku pendidikan formal saja. Sebab bisa jadi memang bukan itu jati dirinya yang sesungguhnya.

 

Jangan dikira keputusannya tersebut tidak dicibir oleh orang lain. Realita di lapangan yang menunjukkan bahwa angka kebutuhan manusia hari ini kian lama kian melangit harganya, ia malah asik-asik mempertahankan apa yang dia mau tanpa memerhatikan nasib keluarganya. Sedikit cerita saja, ibunya adalah seorang janda yang suaminya meninggal karena sakit di bagian paru-parunya. Maka wajar apabila banyak orang menyarankan padanya untuk bersikap lebih realistis agar mencari pekerjaan yang bisa mendapatkan penghasilan tetap setiap bulannya. Bukankah itu bagi mereka bisa menjadi suatu pegangan setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika memang belum bisa untuk memuliakan, dalam arti secara finansial, untuk ibunya paling tidak dia sudah cukup untuk membiayai dirinya sendiri terlebih dahulu.

 

Tetapi pada kenyataannya dia tidak memilih jalur aman yang biasa dipilih oleh kebanyakan orang. Ia teguh pada pilihannya dan bertanggung jawab atas keputusannya tersebut. Bagaimana pun juga dia merasa bahwaiasudah cukup dewasa untuk menentukan segala sesuatu terkait pilihan hidupnya. Pun ia memutuskan untuk menjadi seorang business woman bukanlah sebuah keputusan yang asal. Pastinya ia telah mempertimbangkannya masak-masak termasuk dengan risiko yang akan ia hadapi atas pilihannya. Maka dari itulah ia teguh untuk mengambil jalan berbeda dari mayoritas orang-orang di sekitarnya. Orang lain mungkin menyebutnya sebagai sosok yang arogan karena terlalu egois pada mimpinya sendiri dan mengesampingkan harapan ibunya. Padahal di balik semua itu, ia sudah jauh lebih dulu meluluhkan hati ibunya untuk menyelaraskan mimpinya dengan apa yang diinginkan oleh ibunya.

 

Dia adalah salah satu contoh orang terdekat yang bisa saya ambil kisah hidupnya sebagai sebuah pelajaran. Banyak orang yang berani mengambil pilihan berbeda tetapi tidak siap untuk menerima risikonya. Banyak juga orang yang tidak berani mengambil pilihan berbeda tapi kemudian mengeluh secara jamaah karena hidupnya monoton dan begitu-begitu saja. Tapi sahabat saya ini memang keras kepala dalam memilih, tetapi dia juga keras kepala dalam mempertahankan apa yang sudah dipilihnya. Ini bukan soal gengsi, tetapi ini soal konsistensi. Sebab memilih itu mudah, tetapi bertahan pada pilihan itulah yang susah.

 

Akhirnya ia sekarang justru semakin harum namanya dengan brand yang ia bawa melalui bisnis fashion-nya. Kalangan secara plural baik muslim maupun non muslim tua muda, di dalam maupun luar negeri sudah banyak yang menggunakan produk yang ia hasilkan. Identitasnya pun kian kuat. Tanpa perlu ia memperkenalkan diri banyak orang sudah tahu siapa dia dan apa yang sudah ia rintis selama ini.

 

Inilah yang saya maksud dengan memperkuat identitas dan jati diri. Tak bosan-bosannya saya menulis lagi bahwa setiap orang di dunia ini dianugerahi potensi. Dan setiap manusia tercipta di dunia ini dilengkapi dengan karunia untuk memilih jalan mana yang akan ia lalui untuk menggali potensinya. Terlepas dari semua itu pilihan yang telah diambilnya haruslah bersesuaian dengan apa yang menjadi prinsip dan visi misi yang akan dia bawa. Sehingga ia tidak memilih asal saja. Karena di balik pilihan atau keputusan yang ia ambil ada risiko dan tanggung jawab yang harus ia lalui untuk bertahan di dalamnya. Apabila orang tersebut sudah melewati fase-fase tersebut maka cukup sudah baginya untuk mendeklarasikan siapa sebenarnya jati dirinya di hadapan khalayak.

 

MEMANG TERLIHAT PANJANG, SULIT, DAN MENJEMUKAN. TIDAK SEMUA ORANG BERHASIL DAN TUNTAS DALAM MELEWATINYA. TAPI SEMUA ITU BUKAN SESUATU YANG MUSTAHIL UNTUK DILAKUKAN. ORANG YANG SUDAH BERHASIL UNTUK MEMPERKUAT IDENTITAS DAN JATI DIRINYA, MAKA SUDAH TIDAK ADA ALASAN LAGI BAGINYA UNTUK TIDAK BERDAMAI DENGAN KENYATAAN.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!