MEMBACA KARAKTER ORANG LEWAT SENTUHAN TANGAN KE WAJAH DAN LEHER
Sentuhan-sentuhan tangan seseorang ke area wajah dan leher saat berinteraksi dengan orang lain menunjukkan sesuatu. Gerakan-gerakan ini memiliki tujuan-tujuan tertentu yang sering tidak disadari oleh pelakunya.
Tangan di mulut.
Saat Anda melihat lawan bicara Anda berbicara sembari tangannya sering menyentuh mulut, waspadalah, ada kemungkinan ini adalah isyarat alami dari alam bawah sadar orang tersebut bahwa ia sedang berbohong. Ya, ketidakjujuran seseorang bisa ditunjukkan dengan ia menyentuh mulutnya dengan tangan. Gerak ini adalah refleks alami, keinginan untuk mencoba dan menghentikan perkataan yang keluar dari mulut yang sedang berbohong.
Orang-orang dewasa tidak seperti anak-anak yang secara jelas menutup penuh mulutnya dengan satu tangan atau dua tangan sekaligus. Orang-orang dewasa pada umumnya menyamarkan gerakan ini dengan gaya seolah-olah gatal, atau gerakannya dilakukan dengan cepat. Selain itu, gerakan ini juga seringkali dilakukan dengan cara pura-pura batuk, sehingga seseorang memiliki alasan untuk menutup mulutnya setelah berbicara sesuatu.
Di sisi lain, saat Anda berbicara dan orang lain menutup mulutnya, ini indikasi bahwa lawan bicara Anda tersebut sedang curiga, ketidakpercayaan atau meragukan perkataan Anda. Ia menganggap apa yang Anda bicarakan sebuah kebohongan, atau setidaknya sesuatu yang meragukan baginya.
Tangan menyentuh hidung.
Tangan menyentuh hidung adalah samaran dari gerakan menutup mulut. Biasanya juga dilakukan dengan menggosok-gosoknya atay menggaruk. Sesaat sebelum tangan sampai ke mulut seringkali ada usaha dari seseorang agar tidak terlihat menutup mulutnya sehingga secara reflek dia akan menyentuh bagian-bagian lainnya yang berdekatan dengan mulut. Terkadang hal ini dilakukan secara cepat dan seringkali juga secara berulangulang.
Menurut Allan Pease dalam bukunya “Body Language: How to read others’ thoughts by their gestures, mengemukakan bahwa penyebab orang berbohong menyentuh hidungnya dikarenakan ketika seseorang sedang berbohong, saraf halus di ujung hidungnya dipersepsikan oleh otak terasa gatal sehingga membuat orang tersebut akan mengusapnya dengan tangannya untuk menghilangkan rasa gatal.
Pendapat ini kemudian dikuatkan oleh penemuan terbaru. Para ilmuwan di Smell and Taste Treatment Research Foundation di Chicago menemukan bahwa ketika Anda berbohong , bahan kimia yang dikenal sebagai katekolamin dilepaskan, menyebabkan jaringan di dalam hidung membengkak. Peneliti menggunakan kamera pencitraan khusus yang menunjukkan aliran darah dalam tubuh untuk mengungkapkan bahwa sengaja berbohong juga menyebabkan peningkatan tekanan darah. Teknologi ini menunjukkan bahwa hidung manusia benar-benar memiliki reaksi terhadap kebohongan. Peningkatan tekanan darah di hidung menyebabkan hidung membengkak dan ujung saraf di hidung tergelitik, sehingga memaksa seseorang menggosok hidungnya. Fenomena ini tidak hanya terjadi ketika orang berbohong, marah, cemas atau gelisah juga menimbulkan reaksi yang sama.
Neurolog Amerika, Alan Hirsch dan psikiater Charles Wolf melakukan analisis yang ekstensif terhadap kesaksian Bill Clinton soal perselingkuhannya dengan Monica Lewinsky dan menemukan bahwa, ketika Bill Clinton mengatakan yang sebenarnya, ia jarang menyentuh hidungnya. Sebaliknya, ketika ia berbohong, Bill Clinton sering menyentuh hidungnya.
Gerakan menyentuh hidung sebagai tanda seseorang sedang berbohong.
Menyentuh atau menggosok hidung bisa juga berarti keraguan. Untuk membuktikan hal ini, coba tanyakan kepada seorang remaja satu pertanyaan yang ia akan kesulitan untuk menjawabnya dan perhatikan seberapa cepat jari-jari tangannya melakukan gerakan menyentuh, mengusap, atau menggosok hidungnya.
Perbedaan mendasar antara orang menyentuh dan menggosok hidung karena berbohong atau orang menggosok hidung karena gatal adalah, seseorang yang menggosok atau menggaruk hidungnya karena gatal biasanya penuh semangat. Sedangkan mereka yang menggunakan bahasa tubuh ini sebagai indikasi kebohongan atau keraguan, menggosoknya dengan sangat enteng.
Sentuhan tangan ke hidung tidak selalu berarti indikasi kebohongan. Mencubit hidung justru mengindikasikan bahwa seseorang sedang melakukan pemikiran yang mendalam atau sedang membuat sebuah keputusan. Umumnya sikap ini dibarengi dengan mata tertutup. Gerald I. Nierenberg, seorang penulis buku tentang bahasa tubuh mengatakan:”Seorang pengacara yang menghadiri salah satu seminar kami berkomentar bahwa seorang hakim yang ia kenal biasanya menandakan perasaannya terhadap sebuah kasus dengan bahasa tubuh seperti ini, membiarkan matanya tertutup untuk beberapa menit, bertarung dengan asumsi-asumsi dan perasaannya tentang kesalahan terdakwa. Seseorang yang sedang berpikir mendalam.
Tangan menyentuh mata.
Selain menyentuh mulut dan hidung, kebohongan seseorang bisa dideteksi dengan sentuhan tangan ke daerah mata.
Sebagaimana sentuhan tangan ke mulut dan hidung, gerakan ini adalah upaya otak untuk memblokir kebohongan. Biasanya diiringi dengan seseorang menghindari tatapan mata lawan bicaranya. Wanita biasanya memakai gerakan ini dengan disamarkan seolah-olah sedang merapikan make-up dan tatapan matanya ke arah atas.
Tangan menyentuh telinga.
Ketika seorang anak kecil tidak ingin mendengar teguran orangtuanya, biasanya ia akan menutupi telinganya, sebagai upaya memblokir pendengarannya dari sesuatu yang tidak ingin didengar. Nah, sentuhan tangan ke daerah telinga sebenarnya adalah versi dari gerakan anak kecil ini, memblokir sesuatu yang tidak ingin di dengar. Variasi sentuhan telinga bisa berupa menarik-narik telinga, dan menyentuh bagian belakang telinga, atau sebuah sentuhan halus ke telinga yang dilakukan dengan singkat.
Menyentuh daerah telinga bisa jadi memang benar-benar karena gatal. Tapi di luar itu, menyentuh telinga berarti gelisah, gugup atautidak jujur. Bisa juga berarti keinginan untuk menyudahi pembicaraan yang didengarnya, atau perkataan itu tidak akan masuk ke hati. Juga bisa berarti yang didengarnya sudah cukup. Jika seseorang sedang berbicara dan ia menyentuh bagian telinganya, itu berarti ada keraguan, atau apa yang diucapkannya sebuah kebohongan.
Tangan menyentuh leher.
Tangan menyentuh leher, entah itu berupa usapan ataupun garukan, menunjukkan bahwa seseorang sedang mengalami keraguan. Jika Anda sedang berbicara dan lawan bicara Anda melakukan gerakan ini, bisa jadi ia merasa tidak yakin dengan apa yang Anda katakan. Begitupun sebaliknya, jika ia berbicara dan melakukan gerakan menggaruk leher, ini berarti ia tidak yakin akan kebenaran apa yang dikatakannya kepada Anda.Variasi gerakan menyentuh leher ini adalah membuat gerakan membuka kerah baju, seperti merasa kepanasan.
Mengigit jari.
Sikap menggigit jari merupakan satu sikap yang cukup umum kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kebanyakan dari kita mengabaikan sikap ini tanpa berusaha memaknainya. Padahal tahukah anda? Menggigit jari merupakan isyarat seseorang berada di bawah tekanan. Kenapa orang tertekan memiliki refleks menggigit jari? Jawaban dari para ahli di bidang bahasa tubuh: menggigit jari merupakan upaya sadar seseorang untuk memperoleh kenyamanan dan keamanan sebagaimana ia waktu kecil menggigit atau menghisap payudara ibunya. Ini adalah insting alami yang kita semua miliki.
Adapun dalam rangka mencari kenyamanan dan keamanan ini, gerakan yang dilakukan tidak selalu dengan memasukkan jari ke dalam mulut. Memasukkan sesuatu yang lain juga bisa berarti sama, seperti rokok, pipa, pena dan sejenisnya ke dalam mulut.
Selain sebagai bentuk pencarian keamanan dan kenyamanan, menggigit sesuatu di dalam mulut juga bermakna kebutuhan seseorang pada sebuah keyakinan, keyakinan pada diri sendiri. Oleh karenanya, selain menunjukkan adanya tekanan, menggigit jari atau menggigit sesuatu yang lain di dalam mulut juga berarti ketidakjujuran atau kebohongan.
Dari uraian-uraian sebelumnya, kita bisa lihat bahwa pada umumnya sentuhan-sentuhan tangan di area sekitar wajah memiliki makna yang negatif. Mulai dari menutup mulut hingga menyentuh telinga, semuanya bisa dihubungkan dengan ketidakjujuran, keraguan, ketidakpastian, penipuan, dan sebagainya. Namun pertanyaannya, dari sekian pikiran negatif yang ada, yang manakah yang benar-benar diisyaratkan oleh suatu gerakan menyentuh bagian wajah itu?
Di sinilah latihan yang terus-menerus sangat diperlukan. Dibutuhkan observasi, pengamatan yang cukup mendalam dan tentunya waktu yang tidak sebentar untuk benar-benar bisa mendapatkan akurasi makna dari suatu gerakan menyentuh wajah. Keterampilan untuk memilih mana dari pikiran negatif yang tersirat dari suatu gerakan menyentuh wajah didapat dengan terlebih dahulu melihat sikap-sikap atau gerakan-gerakan yang mendahuluinya. Selain itu harus juga melihat konteks yang ada.
Tangan di pipi.
Seseorang dikatakan sebagai pembicara yang baik jika memiliki kemampuan untuk tahu kapan pendengarnya tertarik pada apa yang dia katakan dan kapan pendengarnya merasa bosan. Pertanyaannya, bagaimana kita bisa tahu tentang hal itu?
Cara untuk mengetahuinya ternyata cukup mudah. Gerakan dan posisi tangan di pipi menjadi solusinya. Posisi ini bisa memberitahu Anda bahwa lawan bicara Anda antusias atau tidak dengan apa yang Anda bicarakan, bisa mendeteksi apakah lawan bicara sudah bosan atau muak dengan pembicaraan Anda.
Kebosanan ditunjukkan dengan posisi tangan diletakkan di pipi untuk menyangga kepala. Tingkat kebosanan seseorang ditunjukkan dengan seberapa kuat kepala disandarkan ke tangan yang berada di pipi.
Rasa bosan juga biasa ditunjukkan dengan sikap menggerak-gerakkan jari dan kaki secara berlebihan. Semakin cepat gerakan-gerakan jari dan kaki, semakin bosan dan tidak sabar seseorang.
Orang yang tertarik juga menggunakan tangan yang diletakkan di pipi. Tapi bedanya, orang yang tertarik dengan pembicaraan Anda ia meletakkan tangan di pipi bukan untuk menyangga kepala, dan jari telunjuk menunjuk ke atas.
Posisi tangan di pipi dengan telunjuk mengarah ke atas ini bisa juga digunakan untuk memanipulasi kebosanan, yaitu ketika jari-jari yang lain mulai menyangga dagu.
Tangan mengusap dagu.
Mengusap dagu adalah salah satu gerakan yang sering dilakukan orang. Tidak hanya pria, wanitapun melakukannya. Hanya saja, pada wanita gerakan ini sedikit samar, wanita melakukannya dengan memakai ibu jari dan telunjuk untuk menyentuh dagu.
Apa makna dari gerakan mengusap dagu ini? Gerakan ini menunjukkan sebuah proses pemikiran. Saat seseorang mulai menyentuh dagunya dan mengusap-usapnya, proses pemikiran untuk mengambail keputusan sedang terjadi. Sebelum orang yang melakukannya berhenti mengusap-usap dagu, maka selama itu pula proses pengambilan keputusan belum selesai. Bagi Anda yang sedang menunggu seseorang memutuskan sesuatu, gerakan ini menjadi sinyal yang bagus untuk melihat apakah orang tersebut sudah mengambil keputusan atau belum.
Tangan memegang belakang kepala.
Jika Anda pernah menonton sebuah permainan sepakbola di televisi, Anda pasti pernah melihat adegan yang umum dilihat. Yaitu, seorang pemain yang gagal memasukkan bola, ia mengusap atau menggosok-gosok belakang kepalanya dengan tangan sembari kepala sedikit tertunduk. Ya, gerakan ini adalah gerak isyarat bahwa seseorang sedang mengalami frustasi, sebagaimana seorang pemain bola yang frustasi karena gagal memasukkan bola ke gawang lawan.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!