Psikologi: CAMBUK MOTIVASI BUKAN MENGUBUR DIRI

0
14

Psikologi: CAMBUK MOTIVASI BUKAN MENGUBUR DIRI 

Setelah melewat setiap bab dari buku ini maka langkah selanjutnya adalah mempraktikkan apa yang sudah kita pelajari dan pahami. Terlepas dari teori -teori yang sudah dipaparkan, semuanya hanya akan menguap jika kita banyak menunda dan mencari pembenaran saja. Maka dari itu, tahap demi tahap tentang proses menerima kenyataan, mencari potensi, berdamai dengan kekurangan harus kita lakukan pelan-pelan untuk perbaikan diri ke depan.

 

ORANG YANG HANYA PANDAI BISA MENDAPATKAN KUALITAS DENGAN MEREKA YANG BERETORIKA TIDAK SELAMANYA KEBERHASILAN YANG SAMA SEIMBANG DENGAN AKSINYA.

 

Kata-kata motivasi dari buku ini atau dari siapa pun juga tidak akan pernah bekerja dengan maksimal selama diri kita sendiri sudah kehilangan semangat untuk berubah. Bak menyiram tanaman yang telah layu dan mengering. Sia-sia.

 

Maka dari itu sadari sejak sekarang bahwa hidup yang singkat ini tidak bisa kita lewati dengan terlalu mengubur diri dalam kesedihan dan rasa frustasi yang panjang karena terlalu fokus pada kekurangan yang ada. Menjalani kehidupan tanpa rasa damai dalam diri sendiri membuat hidup kita cenderung tidak tenang.

 

“SAYA SERING MALU DENGAN KEADAAN INT. MENJADI TUA, TANPA MUDAH MENJADI TENANG, PASTI HIDUP YANG KURANG BERMUTU. ITULAH BARANGKALI SUMBER MUNCULNYA RASA LELAH KEJIWAAN.”

 

Saya pun menyepakatinya sebab saya sendiri pernah mengalaminya. Orang-orang yang belum bisa berdamai dengan diri sendiri, jiwanya pasti kelelahan. Mereka pasti sering merasa lelah akan ambisi yang dibuatnya sendiri lelah terhadap ekspektasi orang lain kepadanya lelah karena kenyataan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan lelah-lelah lain yang mungkin sulit untuk terdefinisi.

 

Sempat saya jatuh sakit yang konon katanya disebabkan oleh rasa stres yang saya pendam sekian lama. Tuntutan pekerjaan, kondisi ekonomi keluarga yang sedang tidak baik, sepi prestasi, kondisi pertemanan yang sedang renggang, belum bersuami untuk diajak berbagi membuat saya merasakan tumpukan derita yang harus saya kunyah dan telan sendiri. Itu pun saya masih harus mencambuk diri untuk mempertahankan prinsip menjadi wanita independen dengan (berpura-pura) tampak kuat di mata publik. Tapi semampu-mampunya saya membuat benteng diri untuk bersembunyi, akhirnya saya sering runtuh juga.

 

Alih-alih bisa menjadi sebenar-benarnya wanita yang tegar, saya justru semakin tenggelam karena terlalu banyak mengubur emosi yang seharusnya saya ungkapkan. Norma adat yang membentuk saya sampai sejauh ini mengajarkan bahwa diam itu emas. Sedangkan terlalu banyak bicara bisa membuat keadaan bisa semakin panas dan runyam. Padahal sikap semacam ini hanyalah bom waktu. Sudah sering kali saya mendapati diri sendiri tidak mampu membendung emosi yang sedang berada di titik puncak. Akhirnya saya tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang-orang di sekitar saya.

 

Padahal zaman ini freedom of speech sudah menjadi budaya baru untuk mengganti norma yang ada sebelumnya. Tapi saya mungkin masih menjadi naif karena menurut saya terlalu blak-blakan dalam berekspresi itu masih tabu, apalagi untuk perempuan. Harus punya malu katanya. Maka saya banyak melihat orang-orang di sekitar saya, terutama kaum hawa, masih sering mengubur diri dan menenggelamkan potensi-potensinya.

 

Akhirnya jiwa saya sulit merasa tenang ketika banyak hal dalam kenyataan ini tidak sesuai dengan apa yang saya harapkan. Saya mencambuk diri saya terlalu keras dan akhirnya sakit sendiri tanpa bisa menemukan siapa pun unutuk bisa diajak berbagi. Akibatnya warna pikiran saya menjadi begitu negatif. Apa yang nampak dalam benak saya hanya kekurangan-kekurangan diri yang seharusnya saya kesampingkan. Kemudian saya hampir saja menenggelamkan diri sendiri dalam kesedihan, sementara orang lain sudah banyak sibuk menggali potensinya di berbagai bidang.

 

Untuk itulah pengalaman ini saya anggap sebagai guru terbaik. Setiap dari kita memang diizinkan untuk bersedih saat menghadapi kegagalan. Namun, tidak sepantasnya kita terlalu mendramatisir kesedihan yang kita rasakan. Ada banyak hal indah yang menunggu kita di depan sana. Dan semua hal indah itu tidak akan kita raih jika kita memilih berhenti dan mengubur potensi kita dalam-dalam. Semua kesuksesan di nasa depan itu hanya akan menjadi angan-angan apabila kita hanya fokus pada kegagalan dan kekurangan yang kita miliki. Semua mimpi kita tetap akan menjadi mimpi jika kita tidak bisa seimbang antara mewujudkan mimpi kita sendiri dan mewujudkan ekspektasi orang lain.

 

ADA TIPS SEDERHANA SAAT HIDUP KITA MENGHADAPI PERSIMPANGAN UNTUK MEMILIH IMPIAN SIAPA DULU YANG HARUS DIPRIORITASKAN, DIRI SENDIRI ATAU ORANG LAIN?

 

JAWABANNYA TERNYATA SEDERHANA CINTAI ORANG TERSEBUT DAN INTEGRASI (GABUNGKAN) IMPIAN MEREKA DENGAN IMPIAN KITA MENJADI SATU SEHINGGA ANTARA DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN BISA BERSINERGI UNTUK MENCAPAI IMPIAN BERSAMA BUKAN HANYA SALAH SATU MEMPERJUANGKAN SENDIRI UNTUK YANG LAINNYA.

 

Orang yang sudah tulus mencintai, maka mewujudkan impian orang yang dicintainya adalah sebuah panggilan hati. Contoh kasus, apabila kita memang tulus mencintai orangtua kita, maka tidak sulit bagi kita untuk menyatukan visi misi orangtua dengan visi misi kita untuk direalisasikan bersama. Semua itu akan berbeda jika ada orang yang tidak mencintai orangtuanya dengan tulus. Mereka pasti merasa bahwa mewujudkan mimpi orangtua adalah sebuah tuntutan yang berat dan menjemukan. Ada keganjalan hati yang tidak bisa diungkapkan karena merasa berat untuk menggabungkan impiannya sendiri dengan impian orangtua dalam hidupnya. Sehingga, tidak ada titik temu antara dua ekspektasi yang mungkin sangat berlawanan arah.

 

Begitu juga dengan pasangan. Banyak suami istri yang bisa begitu harmonis menjalankan cerita cintanya tanpa perlu mengubur potensinya masing-masing. Mereka seolah menjadikan mimpi pasangannya sebagai bagian dari mimpinya. Istilahnya “menunju puncak bersama”. Tidak ada yang perlu berkorban dan dikorbankan. Semuanya dilebur menjadi satu dan diikhtiarkan berdua. Saat yang satu lemah yang lain menguatkan. Saat yang satu jatuh, yang lain mencoba mengangkat.

 

MAKA DARI SINI BISA KITA SIMPULKAN BAHWA PROSES PENERIMAAN DIRI JUGA BISA DIAWALI DENGAN MENEMUKAN ORANG-ORANG YANG SEVISI, SEFREKUENSI, UNTUK MENGGABUNGKAN IMPIANNYA BERSAMA IMPIAN KITA UNTUK DIWUJUDKAN BERSAMA. TANPA ADA YANG PERLU BERKORBAN DAN DIKORBANKAN. SEMUA DILAKUKAN DENGAN ASAS KETULUSAN CINTA, TANPA PAKSAAN APALAGI TUNTUTAN.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!