Panggonan Wingit: SITUS MAKAM NGABEHI, BANJARAN, BANDUNG
Hingga kini belum ada satu kesepakatan atau kesepadanan kata dan kalimat yang pas, guna mengartikan kata “ngabehi” itu. Konon “ngabehi” itu bukan nama seseorang, melainkan, hanya penyebutan yang khusus ditujukan pada situs makam keramat yang herada di perkampungan itu.
Satu pinak ada yang mengatakan, bahwa “ngabehi” itu artinya adalah bisa menimbun. Diambil dari asal kata dalam bahasa Sunda, “ngabui”. Karena konon, di sanalah leluhur yang makamnya kini berada di perkampungan itu, dahulunya sempat menimbun semua senjata dan benda-benda pusaka yang dimilikinya. Ada pula yang memaknainya dengan pengertian “menghilang.” Karena disana pula, konon leluhur yang makamnya kini sangat dikeramatkan itu dahulunya sempat “menghilang,” atau mati tilem (moksa) ke alam lain. Sehingga makamnya itu hanya merupakan jejak petilasan saja. Serta kalangan yang terakhir, malah ada pula yang mengartikan “ngabehi” itu dengan makna “menjabat.” Karena, sosok yang makamnya kini berada di sudut perkampungan Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran itu, dahulunya merupakan seseorang yang sangat dijunjung atau yang dalam pengertian pada masa-masa sekarangnya, mungkin bisa diartikan pula dengan seorang menjadi raja ataupun bupati. Namun, lepas dari perdebatan arti yang nampaknya masih akan tetap terus berlanjut yang jelas Situs Makam Keramat Ngabehi yang berada di Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat itu, keberadaannya sangat dikenal. Selain banyak didatangi oleh para pengunjung yang tujuannya khusus berziarah ataupun mencari kekeramatan, pihak pemerintahan daerah, atau dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setempat telah pula menetapkan sebagai situs peninggalar sejarah dan kepurbakalaan yang dilindungi.
Konon Situs Makam Keramat Ngabehi ini, sudah dikenal sejak beberapa ratus tahun lalu. Dimana hal ini antara lain terbukti, karena selain keberadaannya yang telah dikenal jauh sebelum kawasan perkampungan yang ada di sekitarannya itL dibuka dan dibangun. Juga karena sudah lebih dari lima generasi yang hingga kini dikenali sebagai juru kuncinya.
“Ya, dahulunya kakek-kakek buyut saya sendiri yang mengurusi atau menjadi juru kunci Situs Makam ini. Pertama bernama Abah Yunus. Lalu Abah Jaya, anaknya. Lalu berlanjut lagi ke kakek saya yang bernama Abah Karna. Hingga kemudian diteruskan oleh Abah Oyo, yaitu bapak saya sendiri yang beberapa tahun lalu meninggal. Sebelum pada akhirnya, sampai ke tangan saya, serta anak saya sendiri yang bernama Asep,” tutur Entang (57 tahun), sesepuh yang kini dikenal sebagai salah seorang juru kunci.
Namun, sebagaimana yang kemudian sempat dituturkan pula oleh Entang, bahwa selain diri dan anaknya itu, sesepuh lainnya yang juga kini dikenal sebagai juru kunci itu adalah Mama Enda (60 tahun), tetangga kampungnya.Konon, Mama Enda yang sama sekali tidak memiliki pertalian saudara dengan diri dan juga keluarga besarnya itu kini dikenal sebagai jurukunci adalah karena sejak dahulu beliau itu telah pula ikut andil dalam pemeliharaan situs makam tersebut, pada masa juru kunci dipegang oleh Abah Oyo.
Selain itu, Mama Enda bisa dikatakan memiliki keleluasan waktu dalam hal melayani para tamu yang datang. Karena memang beliau itu selalu berada di rumahnya. Sementara ia dan anaknya terkadang malah sering sibuk keluar, lantaran mengurus keluarga dan pekerjaannya. Terkadang tidak sempat melayani para tamu yang secara tiba-tiba datang. Selama ini ada satu hal yang sangat unik terjadi pada semua anak keturunan yang berasai dari garis keturunan juru kunci Makam Keramat Ngabehi, yakni selalu memiliki keturunan hanya seorang anak laki-laki saja. Dimana hal itupun, seperti yang dialami oleh orangtua dan juga dirinya sendiri.
“Jadi jika mereka-mereka itu nyatanya memiliki anak keturunannya yang banyak atau lebih dari satu, namun biasanya yang selebihnya itu adalah anak-anak perempuan!” tegasnya.
KITAB KUNO
Embah Ngabehi itu merupakan seorang ulama yang komit dalam mengajarkan Agama Islam. Jadi, ia bukan merupakan sosok atau bagian dari para wali. Para peziarah yang berkeinginan datang ke sana, mestinya hanya mereka yang memiliki niat atau keinginan yang baik dan benar. Seandainya ada yang mencoba bermaksud jelek atau menyimpang dari aturan kebenaran Islam, maka peziarah itu akan ditolak, dengan cara diusir atau dilempar oleh para sosok penunggu gaib kawasan keramat tersebut.
Karena adanya nilai-nilai kekeramatan yang sifatnya baik itu, maka oleh para penduduk di sana, kawasan ini diakuinya sebagai lokasi pusat keramat yang ke 41. Yaitu, sebuah urutan yang konon cara penghitungannya mereka dasarkan pada rentetan tempat-tempat paling bertuah (keramat) yang berada di seantero Jawa Barat.
Pada waktu-waktu tertentu, kawasan ini kerap berdatangan pula semua nama tokoh leluhur terkenal yang berasal dari Tatar Pasundan. Mulai dari Prabu Siliwangi, Prabu Kiansantang, Eyang Dipatiukur, Eyang Dalem Bandung, hingga Ibu Ratu Nyai Loro Kidul. Mereka itu akan berkumpul untuk mengadakan semacam rapat, juga konon dalam rangka lebih memperkuat aura kekeramatan di situs tersebut.
Dikatakan, bahwa meskipun Embah Ngabehi itu bukan keturunan wali, dan juga penduduk asli di sana, namun dalam menjalankan tugasnya itu, beliau bisa dikatakan sangat berhasil. Sehingga dapat diterima oleh segenap penduduknya.
“Beliau memiliki sebutan namanya yang asli. Karena Ngabehi itu, sebenarnya hanyalah merupakan sebutan ataupun panggilan yang kemudian diberikan oleh segenap penduduk yang ada di sini saja,” tutur Entang, sesepuh yang saat ditemui tengah berada di kebun yang letaknya tidak jauh dari lokasi situs makam tersebut. Namun soal nama dan juga asal usul riwayat yang sebenarnya dari sosok yang menjadi leluhur di perkampungan itu, sama sekali iapun kini tidaklah mengetahuinya.
“Memang, kalau pada masa-masa yang terdahulu itu, di sini pun sebenarnya suka pula diadakan semacam acara pertemuan khusus, untuk membahas cerita atau riwayat dari Embah Ngabehi ini. Dimana para pengikutnya, umumnya terdiri dari para orang-orang tua di sini. Namun, karena pada Saat itu usia saya masih sangat muda tatkala sering diajak oleh almarhum bapak. Sehingga, saya pun kurang begitu serius saat medengarkannya,” ungkap Entang, dengan nada yang seolah menyimpan sedikit rasa penyesalan.
Hanya seingatnya, pada saat dilakukannya pertemuan para sesepuh di perkampung itu, pada setiap kesempatannya itu konon Selalu dikeluarkan dan sekaligus dibacakan sebuah kitab khusus yang unik. Yaitu, berupa sebuah buku catatan tua yang medianya bukanlah terbuat dari kertas buku biasa. Melainkan dari semacam lembaran-lembaran daun yang telah mengering dan berwarna kecoklatan. Sementara model huruf tulisannya pun bukan pula merupakan huruf-huruf latin biasa. Melainkan semacam tulisan tangan dengan huruf-huruf Sunda kuno. Konon, dalam lembaran-lembaran Kitab Catatan Tua itulah, nama dan silsilah dari riwayat Embah Ngabehi itu tertuang.
“Namun sayangnya, kitab dokumen yang isinya memuat cerita yang penting tentang Embah Ngabehi itu, kini telah tidak ada lagi setelah disimpan dan dibawa oleh salah seorang penduduk sepuh yang pindah ke kampung lain. Entahlah, dimana kini keberadaannya. Atau, mungkin masih ada dan disimpan oleh para keturunan ahli warisnya,” ungkapnya penuh tanda tanya.
Selain Entang, penduduk lainnya juga memberikan kesaksian serupa tentang adanya kitab dokumentasi tua soal situs makam dan asal muasal Embah Ngabehi ini. Dadang (46 tahun), sebagaimana Entang, semasa dirinya berusia muda sempat diajak oleh orangtuanya untuk mengikuti pertemuan membahas riwayat Embah Ngabehi.
“Ya, memang benar, Kang. Kalau dahulu itu perihal cerita sejarahnya yang lengkap dari Embah Ngabehi ini sering dibacakan di sini. Yaitu, berdasar pada sebuah kitab catatan tua. Namun sayangnya, saya sendiri tidak mengingatnya sama sekali,” imbuhnya. Kuburan Panjang
Selain Embah Ngabehi, di situs makam yang letaknya berada di sudut kampung itu, juga terdapat beberapa makam tua lainnya. Salah satunya ada yang ukuran dan posisi keberadaannya sangat jauh berbeda. Membentang dari arah barat ke timur, serta ukurannva mencapai 9 meter.
Makam unik tersebut dahulu panjangnya mencapai 40 meter. Namun, karena pada bagian timur yang awalnya berupa kawasar hutan itu oleh penduduknya hendak disulap menjadi areal pesawahan, maka dengan secara ajaibnya pula panjang makam itu menjadi mengerut dengan sendirinya hingga menjadi ukuran yang sekarang.
Konon isi makam itu tidak lain hanya merupakan timbunan senjata dan benda pusaka milik leluhur yang kini dikenal dengan sebutan Embah Ngabehi itu. Karena ukuran panjang inilah, maka nama “Ngabehi’ itupun diberikan. Ikhwal pengertiannya bermakna “menimbun” (sunda: ngabui).
Penunggu gaib yang kini bercokol di kawasan kuburan panjang itu bernama Sembah Dalem Puger. Nama sosok leluhur gaib lainnya yang berada di kawasan Situs makam keramat tersebut. Konon, wujud penampakan dari sosok leluhur gaib ini berupa makhluk yang memiliki ukuran tubuh tinggi besar. Sehingga oleh para penduduk setempat, panggilannya pun terkadang disebut Mama Jangkung. Saking tingginya, wujud penampakan yang bisa dilihat hanya sebatas bagian kaki hingga ke pinggang.
Selain Embah Ngabehi dan Sembah Dalem Puger, sosok yang diketahui berada di kawasan situs keramat itu adalah Ibu Sumenep, Rangga Wayong, Kentring Manik dan Embah Kalang Bima. Mereka itu dahulunya ikut membantu dan mendukung perjuangan dakwah Embah Ngabehi. Bahkan. Ibu Sumenep yang makamnya berada di samping Embah Ngabehi, tidak lain isterinya sendiri.
“Nisan makam yang berupa batu yang ada di Makam Embah Ngabehi dan Ibu Sumenep ini benar-benar asli. Nisan Embah Ngabehi berupa batu panjang yang menancap. Sedangkan Ibu Sumenep, dengan batu nisan yang bentuknya menyerupai sebuah sanggul,” ujar Entang yang nampak antusias saat ditemui penulis itu. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!