Panggonan Wingit:
MISTIS PEREMPATAN LEMPUYANG
Agus Abdullah, 34 tahun, memberikan kesaksian, “Pasar ini hanya menang ramai, tetapi uangnya tak pernah ada. Maklum, karena kebanyakan pembelinya adalah makhluk halus yang berwujud perempuan.”
Konon, para makhluk itu ikut berbelanja di pasar tersebut sebagaimana layaknya manusia. Sialnya, hampir semua pedagang tidak dapat mengenali mereka.
Rodis, 41 tahun, warga setempat yang sehari-harinya bekerja sebagai sopir carteran membenarkan apa yang dikatakan Agus. Dengan nada kesal ia pun berkata, “Ibu saya yang berjualan di perempatan Lempuyang seringkali kehilangan uangnya. Tak tanggung-tanggung, Rp. 50.000, juga diembat” nya, Padahal, ibu saya cuma berdagang sayur kecil-kecilan.”
Untuk membuktikan kebenaran Semua cerita itu, penulis sengaja mengadakan ritual khusus di Perempatan Lempuyang yang selama dijadikan arena pasar oleh masyarakat setempat. Penulis langsung uluk salam. Tatkala sekat gaib mulai terbuka, di depan penulis tampak ular sebesar batang kelapa. Hanya saja, tubuhnya pendek. Agaknya inilah yang biasa disebut dengan siluman Ular Kendang. Dengan dengusan yang membahana, siluman ular itu maa menyatakan bahwa dirinya bermukim di saluran pembuangan air sungai yang menuju ke Selatan, tepatnya di sebelah Timur Perempatan Lempuyang.
Pantas, karena tak memberi sesaji ketika perbaikan, akibatnya saluran air sungai di samping korban jiwa jatuh tanahnya terus saja longsor. Radiwan, 46 tahun, paranormal setempat langsung saja tanggap dengan kejadian itu. Ia langsung memberikan sesaji. Tepat pukul 12.00 perbaikan pun dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Padahal sebelumnya, jari-jari mesin pengeruk tanah berpatahan tanpa akibat yang jelas. Hanya saja, saat itu ada beberapa pekerja yang melihat punggung seekor ular yang amat besar.
Penuturan Abdullah ternyata dibenarkan oleh Moyon, 55 tahun, pemilik penggilingan beras dan pemarut kelapa di perempatan Lempuyang. Menurutnya, selain siluman Ular Kendang di perempatan Lempuyang juga terdapat aliran sungai yang airnya bisa dipergunakan untuk obat. Khususnya aliran su| ngai yang airnya menuju ke arah Selatan. “Aliran ini tidak lumrah. Karena menuju ke gunung. Bukan dari gunung menuju ke laut,” cetus Abdullah.
Agus Abdullah kembali menambahkan, “Di perempatan Lempuyang terdapat tumbal ilmu hitam berupa kepala kambing yang dijaga oleh khodam. Inilah yang menyebabkan, kenapa kehidupan masyarakat desa Lempuyang tak pernah rukun antara satu dengan lainnya. Kami pernah mengupayakan untuk mengambilnya. Tetapi gagal,” imbuh Abdullah. Sampai tulisan ini di turunkan, tumbal ilmu hitam itu belum juga terangkat. Siapakah yang mampu? Belum ada yang bisa menjawabnya. Wallahu a’lam bissawab. ©️

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!