Ngaji Psikologi: Tahan Keinginan untuk Terlalu Cepat MengKritik
MEMBERIKAN penilaian atau mengkritik orang lain tak ada gunanya bagi orang tersebut selain hanya menggambar kan bahwa kita butuh dianggap kritis.
Bila Anda menghadiri suatu pertemuan dan mendengar kan semua kritik yang biasanya dilontarkan kepada orang lain, kemudian pulang dan memikirkan seberapa baik semua kritik itu untuk menjadikan dunia kita tempat yang menyenangkan untuk hidup, Anda mungkin akan sampai pada jawaban yang sama seperti jawaban saya: Nol besar! Tidak ada gunanya. Tapi itu belum semua. Menjadi kritis tidak hanya tak memecahkan masalah, tetapi juga sebagian akan berkontribusi pada kema rahan dan ketidakpercayaan dalam dunia kita.
Lagi pula, tidak ada orang yang suka dikritik. Reaksi kita terhadap kritik biasa nya menjadi defensif dan/atau menarik diri. Orang yang merasa diserang mungkin akan melakukan satu di antara dua hal ini: ia akan menjadi takut atau malu, atau ia akan menyerang atau menunjukkan kemarahannya. Berapa kali kita mengkritik sese orang dan memperoleh balasan seperti, “Terima kasih banyak sudah menunjukkan kelemahan saya. Saya sangat menghargainya”.
Kritik, seperti mencela, sebenarnya tak lebih dari kebiasaan buruk. Sesuatu yang kita terbiasa lakukan: kita merasa familier dengan perasaan yang ditimbulkannya sehingga kita sibuk dan memberikan sesuatu untuk dikatakan.
Namun, bila kita menyisihkan waktu untuk mengamati ba gaimana sebenarnya perasaan kita segera sesudah mengkritik seseorang, kita akan mendapati bahwa kita merasa sedikit te gang dan malu, seakan akan kitalah orang yang sedang dise rang. Alasan hal ini terjadi adalah bila kita mengkritik, itu me rupakan pernyataan kepada seluruh dunia dan diri kita, “Aku punya kebutuhan untuk menjadi kritis.” Hal yang biasanya tak ingin kita akui.
Pemecahannya adalah menahan diri kita dari bersikap kritis. Catatlah berapa sering Anda melakukannya dan betapa tidak enaknya perasaan Anda. Yang saya inginkan adalah membuat nya menjadi sebuah permainan. Saya masih suka menahan diri saya bersikap kritis, tapi ketika kebutuhan saya untuk mengkri tik muncul, saya berusaha mengingatkan diri saya, “Wah, saya begini lagi” Mudah mudahan saya dapat mengubah keinginan saya untuk mengkritik menjadi rasa toleransi dan respek. ©️
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!