Ngaji Psikologi: Hidup Memang Tidak Adil
SEORANG teman, mengomentari suatu percakapan kami tentang ketidakadilan dalam hidup ini, ia bertanya pada saya, “Siapa bilang hidup ini adil, atau apakah hidup ini harus adil?” Pertanyaannya sangat bagus. Ini mengingatkan pada sesuatu yang pernah diajarkan sewaktu saya masih remaja: Hidup ini tidak adil. Hidup ini tak menyenangkan, tetapi hidup ini nyata. Ironisnya, menyadari fakta-fakta yang ada ini dapat sangat memberikan wawasan yang membebaskan.
Salah satu kesalahan yang sering kita lakukan adalah merasa kasihan pada diri sendiri, atau pada orang lain, berpikir bahwa hidup ini seharusnya adil, atau suatu hari nanti hidup ini pasti adil. Tidak benar begitu dan tidak akan begitu. Bila kita melakukan kesalahan ini, kita cenderung menghabiskan waktu kita berkubang dan mengeluh tentang apa yang salah dengan hidup ini. Kita kasihan pada orang lain, mendiskusikan ketidakadilan hidup. Tak adil, kita mengeluh, tidak menyadari bahwa mungkin hidup ini akan begitu terus.
Salah satu hal yang baik bila kita melepaskan pikiran bahwa hidup ini tidak adil adalah kita terhindar dari tindakan mengasihani diri karena dengan demikian kita mendorong diri kita berusaha sebaik mungkin dengan apa yang kita miliki.
Kita tahu bahwa bukan “tugas hidup” untuk membuat segalanya sempurna, ini tantangan kita. Melepaskan pikiran ini juga membuat kita terhindar dari mengasihani orang lain karena kita sadar bahwa orang lain memiliki suratan tangan masing-masing, dan setiap orang memiliki kekuatan dan tantangan yang tak sama dengan orang lain. Wawasan ini telah membantu saya untuk berurusan dengan masalah membesarkan dua orang anak, sulit memutuskan siapa yang harus saya bantu dan siapa yang tidak, juga pergulatan dalam diri saya selama masa-masa itu karena saya merasa dikorbankan atau diperlakukan secara tidak adil. Hal ini hampir selalu mengembalikan saya ke realitas dan jalan yang benar.
Fakta bahwa hidup ini tidak adil bukanlah berarti kita sebaiknya tidak mengerahkan kemampuan kita untuk memperbaiki kehidupan kita dan dunia ini pada umumnya. Sebaliknya, karena itulah kita sebaiknya melakukannya. Bila kita tidak menyadari atau mengakui bahwa hidup ini tidak adil, kita cenderung untuk jatuh kasihan pada orang lain dan diri kita sendiri. Rasa kasihan, tentu saja, adalah emosi yang melemahkan yang tak bermanfaat bagi setiap orang, kecuali membuat orang merasa lebih buruk daripada sebelumnya. Bila kita benar-benar menyadari bahwa hidup ini tidak adil, kita merasa peduli pada orang lain dan diri kita sendiri. Dan rasa peduli adalah emosi yang tulus yang mengirimkan kebaikan yang penuh kasih untuk setiap orang yang disentuhnya. Lain kali bila Anda menemukan diri Anda berpikir bahwa tidak ada keadilan di dunia ini, cobalah mengingatkan diri Anda fakta yang paling dasar ini. Anda pasti tidak menyangka bahwa ini akan melepaskan diri Anda dari mengasihani diri sendiri dan melakukan tindakan menolong. ©️
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!