Konsultasi: BINGUNG DENGAN SIKAP PASANGAN

0
90

Konsultasi: BINGUNG DENGAN SIKAP PASANGAN

Mohon ijin konsul pak, di masa tua saat ini, hidup saya terasa makin tidak karuan. Malahan terasa seperti tidak ada harapan ke depannya. Pangkal masalah bermula pada diri suami saya yang sekarang berumur 50 tahun. Saya menikah dengannya dalam posisi saya janda, tanpa anak dan suami duda juga tanpa anak. Mantan istri suami saya, kabur selingkuh dengan lelaki lain. Sedangkan saya, mantan suami meninggal karena menderita sakit jantung kronis. Saya sejak muda bekerja di sebuah koperasi milik instansi pemerintahan. Namun hingga sekarang belum pernah diangkat menjadi pegawai negeri. Adapun suami, pekerja swasta pada sebuah penerbitan.

Dari kenyataan yang ada seperti saya katakan di atas, maka sejak menikah hingga kini hampir-hampir saya tidak pernah mendapat uang belanja dari suami. Hal itu karena upah yang diterima suami dari tempatnya bekerja jumlahnya tidak seberapa. Juga seringkali perusahaan tempat suami bekerja tak mampu membayar karyawannya. Suami sendiri berulang kali berniat keluar-dari perusahaan itu, mencari pekerjaan di tempat lain. Menurut cerita suami, kemana-mana mencari pekerjaan, tak ada perusahaan lain sejenis yang mau menerimanya. Dengan alasan umur suami saya sudah kelewat tua dan dipandang tidak produktif.

Memang saya akui, kalau suami mendapat uang dari obyekan di luar pekerjaannya, saya diberinya sejumlah uang. Tidak terlalu besar, paling hanya dapa dibelanjakan beras tidak lebih dari sepuluh kilogram. Itupun tidak mesti satu bulan sekali, terkadang tiga-empat bulan suami baru memberi uang lagi. Sedangkan uang dari perusahaan, habis untuk keperluan sehari-hari suami. Saya memegang uang dan membelanjakan untuk kepentingan keluarga dari honor tiap bulan yang diterima dari koperasi. Jika keuangan tidak mencukupi, ibu saya janda dan pensiunan sering membantu.

Mengingat rumah tangga saya, masih serumah dengan ibu kandung. Hidup kekurangan ekonomi sudah terbiasa karena berjalan sejak menikah dengan suami. Hari-hari berjalan sepi karena 10 tahun nikah belum ada anak, juga sesuatu yang tak aneh buat saya. Yang menjadi persoalan sekarang, setahun ini kelakuan suami berubah. Suami diam-diam kerap membantu para keponakannya, anak-anak dari kakaknya. Berupa uang sekolah atau pakaian atau keperluan anak-anak tersebut. Suatu saat saya tanya pada suami, tak ada jawaban. Dia saya ingatkan, bagaimana bisa membantu para keponakan kalau berdampak kondisi rumah tangga sendiri jadi lebih berantakan. Suami bungkam seribu-bahasa, tak memberi jawaban. Di waktu berikutnya, suami masih menyalurkan bantuan itu.

Kyai, saya pusing memikirkan suami yang tabiatnya seperti itu. Saya mohon, suami stop membantu keponakan-keponakannya, Sebab itu membahayakan keberlangsungan rumah tangganya sendiri. Terima kasih atas nasehat dan bantuan yang diberikan. (Ny.Harniningsih, Banten).

JAWABAN KAMI:

kondisi rumah tangga selama ini dalam keadaan serba kekurangan. Tetapi suami dengan cara sembunyi-sembunyi, justru memperhatikan dan membantu para keponakannya, yaitu anak dari kakakkakaknya. Saya memahami jika Ibu merasa sebal, gemas dan geram terhadap suami. Sebab kondisi rumah tangga sendiri tidak stabil, dalam keadaan kekurangan ibarat setiap hari masih kelaparan. Namun bisa-bisanya suami tanpa sepengetahuan istri, memberi bantuan pada saudara-saudaranya. Selain itu ketika ibu telah mengetahui dan menegur Suami, tapi seperti tak diindahkan oleh suami. Dilain waktu, suami masih menyalurkan sokongan finansial pada para keponakannya. Siapapun ibu rumah tangga, jika menghadapi sikap suami seperti itu, pasti akan kesal atau malah marah besar pada suami. Tetapi dibalik ini semua, saya masih menaruh harapan pada Ibu, agar menelusuri secara cermat dan bijak persoalan yang ada. Sehingga akhirnya bisa ditemukan akar masalah yang sebenarnya. Bila biang masalah dapat diketahui pasti, maka solusi atau pemecahan permasalahannya akan didapatkan. Kendati begitu saya tetap mencoba membantu sekaligus menolong Ibu, jika mungkin dapat mengentaskan Ibu dari kubangan masalah yang kini nyaris menenggelamkan hidup Ibu.

Penglihatan batin saya mengisyaratkan, suami Ibu galau mikir kelak jika telah jompo hidupnya terlunta-lunta. Sebab diperkawinan dulu dan kini dengan Ibu, tak punya anak satupun. Bisa dibayangkan, betapa merasa hidup tersia-sia dia kelak dalam kondisi loyo-jompo tak ada yang mengurus. Jika bersandar pada Ibu, dia ragu hal itu bisa Ibu lakukan. Sebab Ibu dan suami, sama-sama uzurnya dan nanti pasti sama-sama jomponya. Karenanya dia perlu mendekati keponakannya. Dengan harapan kelak setelah loyo ada diantara mereka sudi mengurusnya. Jika benar bisikan batin saya ini, Ibu perlu mawas diri dan segera berembug dengan suami dengan baik-baik. Saya yakin jika diajak berembug, dia akan bicara apa adanya. Seterusnya Ibu dan suami sama-sama memecahkan persoalannya. Agar suami Ibu tidak galau terus dan bersedia diajak bicara baik-baik. Wallahu a’lam bissawab. Wassalam. ÂŠī¸.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
â˜Žī¸ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!