Kisah Mistis: SAYEMBARA MENIKAHI PUTRI RAJA JIN

0
12

Kisah Mistis: SAYEMBARA MENIKAHI PUTRI RAJA JIN

Hawa gaib yang menyelimuti wilayah pesantrennya ternyata berasal dari sebuah kerajaan jin yang dipimpin oleh Sri Baginda Pandan Wangi. Dia sedang mengadakan sayembara yang menghadiahkan putrinya…

Akhir-akhir ini Kyai Masyudi (bukan nama sebenarnya) merasakan suatu kejanggalan di wilayah pondok pesantren yang dipimpinnya di daerah Lasem, Jawa Timur. Sebagai pemilik sekaligus penanggung jawab keselamatan para santri, maka ia mencoba mencari tahu sebab kejanggalan itu Secara kasat mata memang tidak terjadi apapun, tapi dengan ilmu terawang bathin Kyai Masyhudi, telah terjadi sesuatu yang luar biasa di lingkungan gaib pondok pesantrennya. Dan efeknya menimbulkan hawa gaib yang dapat mengganggu emosi dan konsentrasi bagi para santri. Sepertiga malam menjelang pagi, Kyai Masyhudi menunaikan shalat Tahajud, sekalian meminta petunjuk Yang Maha Kuasa tentang segala sesuatu yang sedang terjadi di alam gaib sehingga hawa negatifnya muncul di sekitar pesantren. Saat itu juga Yang Maha Kuasa menunjukan kehendakNya kepada Kyai Masyhudi untuk dapat melihat kejadian yang sesungguhnya sedang berlangsung di alam gaib. Kyai Masyhudi melihat bahwa letak pesantren yang dipimpinnya juga merupakan sebuah kerajaan jin yang terbesar di daerah Lasem, Jawa Timur. Kerajaan jin tersebut dipimpin oleh seorang raja jin yang sangat disegani karena dia sangat sakti dan memiliki ilmu yang tinggi dalam pemahamannya tentang agama. Dengan kata lain, di samping dia sebagai raja jin, juga merupakan seorang ulama.jin. Oleh rakyatnya dia disebut dengan nama Sri Baginda Pandan Wangi. Ketika Kyai Masyhudi melihat kondisi kerajaan jin Pandan Wangi, dia melihat Sri Baginda Pandan Wangi sedang merenung.

 

“Assalamu’alaikum, wahai makhluk Allah yang dimuliakan menjadi raja,” sapa Kyai Masyhudi lewat tempatnya.

 

Kyai Masyhudi tidak ingin membuat raja jin tersebut terkejut sehingga untuk memulai pembicaraan dia menyapanya dahulu dengan mengirim suara tanpa ujud. Tentu ilmu seperti ini hanya dimiliki oleh seorang ulama sakti yang waskita. Sri Baginda Pandan Wangi maklum dengan tingginya ilmu kebatinan orang yang menyapanya. Maka diapun menjawab salam Kyai Masyhudi.

 

“Saya seorang manusia yang juga hamba Allah bermaksud menghadap Baginda jika diperkenankan,” Kyai Masyhudi mengutarakan niatnya.

 

“Tentu saya akan sangat berbahagia mendapat kunjungan seorang yang sakti dan santun seperti Kyai. Kiranya Kyai sudi menampakan diri,” pinta Sri Baginda.

 

Begitu Kyai Masyhudi muncul di hadapan Sri Baginda, mereka saling berpelukan layaknya sahabat lama yang baru saja bertemu. Sri Baginda mengabaikan tatacara sowan. yang biasa dilakukan oleh pembesar istana ataupun rakyatnya.

 

“Ada apakah kiranya Kyai: mengunjungi kerajaanku? Semoga saya dapat membantu.”

 

“Begini, Sri Baginda. Akhir-akhir ini saya merasakan munculnya hawa gaib yang bersifat negatif di lingkungan pondok pesantren yang saya pimpin. Semacam hawa gaib yang mengumbar nafsu persaingan. Saya khawatir hawa gaib tersebut akan mempengaruhi emosi para santri yang sedang menuntut ilmu di pesantren saya Setelah. meminta petunjuk kepada Allah, saya baru mengetahui bahwa hawa gaib tersebut muncul dari kerajaan Sri Baginda Pandan Wang. Bolehkah saya tahu apa yang sedang terjadi di sini?” tanya Kyai hati-hati.

 

Sri Baginda Pandan Wangi terkejut. Dia tidak menyangka kalau sayembara yang diadakan di wilayah kerajaannya membawa dampak yang tidak baik bagi sisi alam yang berlainan. Perlu diketahui bahwa alam manusia dan alam jin mempunyai garis pembatas yang sangat tipis. Bahkan dapat dikatakan bahwa alam jin ada di alam manusia. Yang membedakan adalah bahwa alam jin mempunyai unsur yang lebih ringan sehingga keberadaannya tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Berarti jika ada kejadian besar yang menimpa salah satu alam tersebut maka hawa gaibnya akan merembes mempengaruhi alam yang lain.

 

“Maaf jika demikian adanya, Kyai. Memang sudah hampir tujuh purnama di kerajaan ini sedang mengadakan sebuah sayembara. Ide sayembara tersebut bertujuan untuk memilih salah seorang manusia atau jin yang memiliki ilmu Wahidiyah. Berdasarkan tafakur yang saya jalani, saya mendapatkan petunjuk dari Allah bahwa jika kerajaanku ingin tenteram, maka di dalam mengendalikan kerajaan ini, saya harus didampingi seorang yang mempunyai ilmu Wahidiyah. Sebuah ilmu yang saya sendiri kurang mengerti pemahamannya. Tapi Sampai saat ini saya belum mendapatkan orang yang menguasai ilmu tersebut. Hal ini sangat mengganggu pikiranku. Padahal saya sudah mempertaruhkan putri tunggalku sebagai hadiahnya,” kata Sri Baginda dengan nada sedih.

 

“Seorang putri?” Kyai Masyhudi menegaskan.

 

“Betul, putriku Ni Sekar Wangi sebagai hadiahnya. Siapapun yang menguasai ilmu tersebut maka berhak untuk menikahi putriku.”

 

Kyai Masyhudi menggeryitkan keningnya. Dia kelihatan sedang berpikir keras. Sebagai seorang Kyai yang mempunyai kesaktian dia merasa ikut bertanggungjawab dalam menyelesaikan masalah di kerajaan jin Pandan Wangi. Disamping tu masalah yang tejadi di kerajaan tersebut menyangkut keberadaar ilmu Wahidiyah. Sebuah ilmu yang sangat langka karena ilmu tersebut merupakan salah satu ilmu laduni yang hanya dimiliki oleh seorang yang berhati bersih dan dimuliakan Allah.

 

Setelah berbasa-basi, Kyai Masyhudi kemudian mengajukan diri untuk mengikuti sayembara tersebut. Dan waktu yang ditentukan untuk mengikuti sayembara adalah akhir purnama ke tujuh.

 

Hari yang ditentukan pun tiba. Menjelang sepertiga malam Kyai Masyhudi ditemani oleh seorang santri kepercayaannya, bersiap-siap menembus alam gaib guna mengikuti sayembara. Dalam waktu sekejap keduanya telah sampai di kerajaan jin Pandan Wangi. Mereka disambut gembira oleh Sri Baginda Pandan Wangi dan langsung ditempatkan di ruang istana kerajaan. Kyai Masyhudi berbincang-bincang dengan raja jin tersebut untuk kemudian keluar dari istana kerajaan. Sebelum keluar istana dia meminta santri kepercayaannya yang sebut saja bernama Akhmad untuk membaca Al-Qur’an sampai dirinya kembali lagi dari sayembara yang diadakan di kerajaan jin tersebut.

 

“Baik Romo Kyai,” Akhmad menyanggupi permintaan gurunya.

 

Kyat Masyhudi ditemani oleh raja jin tersebut keluar dari istana diikuti oleh tatapan Akhmad yang melukiskan kekayuman, Dua hamba Alah yang berbeda alam menjalin persahabatan yang begilu mesra. Semua itu karena mereka memiliki satu keyakinan, yaitu Islam. Setelah keduanya menghilang dari mata Akhmad, iapun segera melaksanakan perintah kyainya membaca Al-Qur’an. Dengan rasa ikhlas Akhmad membaca Qur’an. Begitu syahdu dan lembut sehingga Siapapun yang mendengar akan terlena dan tidak dapat menggerakkan anggota badannya. Begitu juga yang terjadi dengan penghuni kerajaan jin Pandan Wangi. Para jin dibuatnya terlena, bahkan di. arena sayembara pun tiba-tiba hening. Semua makhluk yang ada di sana terdiam. Kesempatan seperti itulah yang ditunggu oleh Kyai Masyhudi untuk mengeluarkan ilmu Wahidiyah. Sri Baginda Pandan Wangi merasa puas dengan ilmu Wahidiyah yang dimiliki oleh Kyai Masyhudi. Dia merasa bangga dan bersyukur karena Yang Maha Kuasa telah mengirim orang yang tepat sebagai menantu dan penasehat di kerajaannya. Sri Baginda Pandan Wangi mengajak Kyai Masyhudi ke kaputren. Sesampainya di kaputren mereka disambut oleh beberapa dayang. Mereka mengantarnya sampai kehadapan putri jin Nimas Sekar Wangi. Putri raja jin tersebut mempunyai kecantikan yang luar biasa. Kyai Masyhudi bersyukur karena calon mempelainya sangat cantik disamping itu ia juga rajin dan solehah.

 

Akhirnya, sayembara tersebut dilanjutkan dengan pesta pernikahan yang berlangsung sangat meriah. Di berbagai sudut wilayah kerajaan jin Pandan Wangi bertebaran semerbak harum bunga. Pesta pernikahan tersebut diadakan secara besar dan mengundang beberapa pembesar jin dari berbagai negeri jin. Di samping juga mengundang ulama-ulama sakti sebagai saksi terikatnya dua hati yang berlainan jenis dan sifatnya. Dan selama itu santrinya yang bernama Akhmad masih mengumandangkan Al-Qur’an sesuai permintaan Kyai Masyhudi, bahwa sebelum dirinya datang maka tidak boleh berhenti membaca Al-Qur’an. Setelah pesta pernikahan selesai yang dilanjutkan dengan bulan madu, Kyai Masyhudi pun pamit untuk kembali ke dunianya. Kehendak itu disetujui oleh raja jin Pandan Wangi. Dalam waktu sekejap mereka telah sampai di pesantren Lasem. Yang aneh, jarak perlombaan sayembara selama tujuh hari tujuh malam ditambah pesta pernikahan empat puluh satu hari empat puluh malam ditambah lagi dengan bulan madu hanya membutuhkan dua jam di dunia manusia. Buktinya, pada saat Kyai Masyhudi dan santri kepercayaannya muncul di alam manusia jam masih menunjukkan pukul tiga dinihari. Artinya, hanya butuh waktu dua jam di alam manusia.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!