Kisah Mistis: NINI PELET BUKAN SEKEDAR DONGENG!
Nenek setengan iblis yang kerap jadi tokoh antagonis diyakini ada dalam kenyataan. Beberapa nelayan mengaku bertemu dengannya di Cagar Alam Pangandaran…
Belakangan, tokoh Nini Pelet kian populer saja. Setelah sukses sebagai tokoh antagonis dalam serial sandiwara radio, tokoh penyihir tua jahat itu tampil secara visual dalam sinetron-sinetron serial televisi. Dalam sandiwara radio dan sinetron tersebut disebutkan, Nini Pelet bertahta di gunung Ciremai, dan memiliki aji andalan Pelet Jaran Goyang…
Mengingat buku Peta Nasional hanya menuliskan gunung Ciremei berada di sekitar wilayah Cirebon, dan nama pelet andalan tokoh mistis itu juga, entah kebetulan entah tidak, sangat spesifik: Cirebon, maka popularitas Nini Pelet pun seakan mengingatkan kembali pada keangkeran wilayah Cirebon dalam soal magis sebelum era Islam disebarkan. Saat penulis berusaha menelusuri jejak demi jejak sang tokoh di sekitar tempat yang disebutkan sandiwara dan sinetron tersebut, termasuk wilayah yang kerap dijadikan lokasi shooting sinetron, banyak masyarakat yang meyakini bahwa tokoh seram ini memang bukan hanya fiktif.
Di kawasan Cagar Alam Perhutani, Kab. Ciamis, Jabar, terdapat beberapa goa hasil bentukan alam, tepatnya di sebuah pulau kecil yang masih termasuk wilayah Kec. Pangandaran. Di tempat ini, Goa Walet, Goa Parat, dan Goa Curug, tampaknya cukup populer, dan sering dikunjungi banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun, di tempat itu pula sebenarnya terdapat sebuah goa yang tidak kalah menarik. Anehnya, para wisatawan cenderung enggan mendatangi goa terakhir ini. Selidik punya selidik, wisatawan bukan tidak tertarik dengan goa yang disebut Goa Nini Pelet sepanjang 75 meter menembus batu cadas ini. Sejak lama mereka dihantui ketakutan seputar mitos yang hingga kini masih berkembang di sekitar masyarakat setempat.
Goa Nini Pelet sebenarnya aset wisata Pangandaran yang masih perawan. Saat penulis menjelajah goa penuh kelelawar ini didampingi guide profesional Asep Jajang, 51 tahun, terhidang potret alam yang sebenarnya tak kalah memukau dan alami. Hanya saja, saat menatap mulut goa berdiameter 2,5 meter dari jarak belasan langkah, terus terang saja, penulis merasakan Pancaran Suasana yang sangat menekan. Mulut goa itu tampak gelap dan pengap.
Lantar goa merupakan bebatuan menanjak setinggi 3 meter dan sangat terjal. Di dalam goa, tampak stalaktif dan stalakmit menyerupai kristal berkilauan tertimpa cahaya lampu senter. Stalaktit bergelantungan, mengingatkan pada bentuk visual ekor dinosaurus dalam film-film garapan Steven Spielberg. Di celah-celah stalaktit, ribuan kelelawar jumbo bergelantungan tak terusik kedatangan manusia di bawahnya.
“Sebaiknya memakai topi kang, kotoran ribuan kelelawar terus menghujani lantai goa,” saran Asep.
Benar saja, baru beberapa langkah melintasi komunitas kelelawar, kotoran bintang itu berjatuhan layaknya hujan dari langit. Kotoran sebesar biji kedelai menghujani tubuh penulis, sisanya berhamparan di permukaan lantai goa. Tak aneh, bau busuk terus mengiringi tiap langkah.
Beberapa langkah sebelum tikungan tajam, di sisi kiri yang berhimpitan dengan dinding batu, terdapat batu berbentuk lumpang (lesung batu). Tepat di atasnya menggantung stalakmit yang terus-terusan meneteskan air tepat di cekungan batu di bawahnya.
Asep Jajang mengatakan, batu seperti lumpang itu adalah Kaca Benggala, sedangkan stalakmit di atasnya Paku Mukjizat Iblis. Menurut Asep, Kaca Benggala adalah salah satu senjata andalan Nini Pelet yang berfungsi sebagai jendela gaib sehingga tokoh sakti itu dapat memantau musuh-musuhnya. Di dalam cekungan batu Kaca Benggaia ini tergenang air bening. Air ini menetes dari pucuk Paku Mukjizat Iblis yang ada di atasnya.
Anehnya, biarpun setiap detik ditetesi air dari pucuk Paku Mukjizat Iblis, air dicekungan Kaca Benggala tidak pernah penuh.
“Air ini mengandung kekuatan magis warisan Nini Pelet. Jika dipakai membasuh muka, maka kulit wajah bakal memiliki aura berkekuatan tinggi,” tutur Asep.
Saat penulis mencoba mengusapkan ke wajah, air Kaca Benggala terasa demikian sejuk. Saat terjilat lidah, ternyata hambar. Padahal air disekeliling pulau rasanya asin, hasil rembesan air laut.”
Sekitar lima langkah dari Kaca Benggala, tepatnya di sisi dinding sebelah kanan, tampak dua buah batu stalaktit warna kuning keemasan. Posisinya beriringan mengikuti arah lorong. Batu di belakang bentuknya menyerupai alat kelamin laki-laki dan satunya lagi berbentuk alat kelamin wanita. Menurut Asep, kedua batu antik ini berasat dari dua jenis alat kelamin Grandong, murid Nini Pelet.
Sepasang Grandong berlainan jenis, konon melanggar pantangan Sang Nini, yakni melakukan hubungan intim di dalam goa yang nota bene tempat bertapa tokoh sakti itu. Saat keduanya tengah diamuk nafsu birahi, Nini Pelet keburu muncul. Sang Nini mengamuk saat mengetahui pertapaannya dijadikan tempat mesum, Dengan murka, Nini Pelet membetot alat kelamin kedua muridnya dan Gempar ke atas goa. Dengan kekuatan Ilmu tenungnya, kedua alat kelamin itupun dikutuk menjadi batu yang tumbuh setiap saat hingga kini ukurannya sebesar perut manusia berwujud stalaktit. Demikian menurut cerita.
Melintasi sepasang batu kelamin, lubang goa menyempit secara tajam. Untuk meneruskan langkah, tubuh harus membungkukkan agar kepala tidak membentur atap yang hanya setinggi 75 senti.
Keaslian goa Nini Pelet justru cukup menjadi magnit kuat bagi kalangan sineas. Mereka kerap menjadikan tempat ini sebagai setting film dan sinetron horor, Beberapa sinetron laga-mistis, melakukan pengambilan adegan di dalam goa ini. Antara lain serial Nini Pelet, Sinetron Prabu Siliwangi dan Damar Wulan.
Kedatangan crew sinetron dari Jakarta ke Goa Nini Pelet dimanfaatkan kalangan tukang foto amatir di daerah itu. Setiap hari, beberapa ratus meter sebelum bibir pantai, berderet anak-anak menjajakan foto-foto Nini Pelet dan tokoh-tokoh sinetron. Foto-foto itu dijajakan di atas terpal.
“Selama ini kami hanya menyaksikan Nini Pelet dan para tokoh sinetron lain di layar kaca, ketika para tokoh itu datang ke sini, tentu saja tidak disia-siakan. Dengan modal kamera saku, kami minta para tokoh itu bereksyen untuk diambil gambarnya,” aku Jojo,17 tahun, salah seorang warga.
Keberadaan Goa Nini Pelet di kawasan Cagar Alam Penghutan Pangandaran melahirkan pro-kontra di kalangan masyarakat Jawa Barat. Pasalnya, selama ini dan berdasarkan alur cerita di layar kaca, Nini Pelet tinggal dan menjadi penguasa di wilayah Kuningan, Tempat tinggainya konon di sebuah Goa di Gunung Ciremai. Di dalam goa gunung tertinggi di Jawa Barat inilah, wanita penguasa kegelapan itu menempa diri hingga benar-benar menyatu dengan iblis.
Menurut Ajengan Encun, 67 tahun, seorang paranormal kondang di Kec. Jalaksana, Kuningan, Nini Pelet bukan tokoh fiktif. Tokoh penganut ilmu hitam itu benar ada. Menurutnya, wanita sakti itu sudah melakukan laku ngiblis secara sempurna.
“Saya pernah bertemu langsung, dan bisa membuktikan jika Nini Pelet itu memang benar-benar ada,” kata Ajengan Encun di Pasar Wisata Pangandaran.
Dijelaskan Ajengan Encun, sosok Nini Pelet tidak bisa dibakukan. Karena seorang iblis, dia bisa menjelma dengan rupa apapun sesuai keinginannya. Tapi gambaran di sinetron itu nyaris mendekati kebenaran. Kakek tiga orang cucu itu mengaku pernah beberapa kali bertemu Nini Pelet dalam wujud seperti sosok di layar kaca.
Tentang keberadaan goa di lamping Gunung Ciremai dan goa di Cagar Alam Perhutani Pangandaran yang keduanya diklaim masyarakat setempat sebagai tempat tinggal Nini Pelet, menurut terawangan indra keenam Ajengan Encun, klaim itu sangat beralasan.
“Sewaktu masih berwujud manusia, Nini Pelet muda lahir dan tumbuh besar di sebuah dusun dekat Gunung Ciremai. Saat menginjak usia 30 tahun, wanita malang itu melanglang ke daerah Ciamis. Dengan memanfaatkan balok kayu, Nini Pelet menyeberang ke pulau kecil yang kini dijadikan kawasan Cagar Alam Perhutani Pangandaran. Wanita sebatang kara yang terlunta-lunta itupun akhirnya tinggal disebuah goa yang ada di sana. Lantas dia mendalami berbagai mantra hitam bahkan pada puncak ilmunya, dia melakukan laku ngiblis. Puluhan tahun kemudian, laku ngiblisnya mencapai puncak kesempurnaan hingga dirinya benar-benar tak ubahnya iblis,” tuturnya panjang lebar.
Pengakuan beberapa warga di Pangandaran menguatkan pendapat Ajengan Encun tentang keberadaan Nini Pelet di salah satu goa Cagar Alam Pangandaran. Beberapa orang nelayan misalnya, mengaku pernah ditemui seorang wanita aneh saat tengah merapatkan kapal di pantai Cagar Alam. Sosok wanita itu mirip sekali tokoh Nini Pelet di layar kaca. Kedatangan wanita yang diyakini Nini Pelet itu hanya menanyakan kondisi warga di Kab. Ciamis, Setelah mendapatkan keterangan dari warga, wanita misterius itupun hilang begitu saja ketika warga tersebut menengok ke tempat lain. Aneh, kan! Wallahu a’lam bissawab. ©️
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!