Kisah Mistis: MENIKAHI SILUMAN BABI

0
14

Kisah Mistis: MENIKAHI SILUMAN BABI

ALFRED YANG HILANG SELAMA BERTAHUN-TAHUN DI TEMUKAN DENGAN TIDUR DALAM KUBANGAN BABI, DENGAN DITEMANI SEEKOR BABI BETINA SERTA DUA EKOR ANAKNYA. ITULAH ANAK HASIL PERKAWINAN MEREKA…

 

KISAH yang musykil ini diceriakan oleh seorang pemburu kawakan dari Jakarta. Agustaf, namanya. Meski peristiwanya sudah sekian lama berlalu, yakni terjadi pada rentang 1973 an, tetapi pengalaman menegangkan ini tetap melekat dalam benaknya. Bahkan, sampai cerita ini dituturkan, Agustaf yang kini telah menjadi kakek dari enam orang cucu, mengaku tetap saja tak bisa mencerna peristiwa tersebut. Tetapi apa hendak dikata, itulah kenyataan dari kehidupannya.

 

Masih terbayang jelas dalam ingatannya, pada suatu malam,Affred, sahabat karibnya menelepon. “Gus, minggu depan ada perlombaan berburu babi hutan di daerah Kulon (Banten-Pen). Aku berharap, kita bisa ikutan!” demikian katanya dari ujung sana.

 

Sambil melirik ke arah kalender yang tergantung di dinding, dengan cepat Agustaf pun menyahut, “Oke, kebetulan aku nggak ada kesibukan!”

 

“Sekali aku mau mencoba Jeep-ku yang baru selesai dimodifikasi,” ujar Alfred dengan gembira.

 

Kedua karib itu memang tergolong pemburu yang tangguh dan andal. Boleh dikata, di kalangan para pemburu nama keduanya cukup disegani. Dengan senjata kaliber 50.06-nya, tiap satu peluru yang muntah maka satu buruan pun bakal jatuh.

 

Singkat cerita, pada hari yang telah ditentukan, seluruh pemburu yang akan mengikuti perlombaan berkumpul di suatu tempat guna mendapatkan pengarahan. Setelah itu rombongan pun berpencar sesuai dengan rute yang telah ditentukan.

 

Tanpa membuang banyak waktu, Agustaf dan Alfred lalu melajukan Jeepnya memasuki pinggiran hutan. Dan tanpa persetujuan sebelumnya, keduanya langsung menghentikan kendaraannya dan turun sambil menenteng kotak senjata kesayangannya masing-masing.

 

Dan tak lama kemudian, keheningan hutan dipecahkan dengan salakan kedua karib ini. Tapi, tak seperti biasanya, kali ini Dewi Fortuna seolah tak berpihak pada mereka. Walau mentari mulai tergelincir ke peraduannya, tak ada seekor babi pun yang melintas atau berhasil ditemui.

 

Karena jengkel, Alfred meminta Agustaf untuk tetap menunggu kawanan babi hutan yang bakal datang untuk minum di dekat mata air, sementara dia mencari sasaran ke seberang sungai.

 

Menjelang pagi, di antara rasa kantuk yang mulai menyerang, lamat-lamat Agustaf mendengar suara letusan nun jauh di sana. Dia tersenyum. Hati kecilnya berkata, Alfred pasti berhasil menembak babi hutan jantan.

 

Waktu terus saja bergulir. Dari pagi hingga waktu menjelang berkumpul tiba, tetapi Alfred tak juga kembali ke tempat Agust menunggu. Kegelisahan pun mulai merajai hatinya. Akhirnya, karena Alfred tak jua kunjung datang, Agust pun menemui para pemburu lain guna mengajak untuk mencari sahabatnya itu, Namun, setelah sekian lama dilakukan pencarian, Alfred tak kunjung ditemukan. Karena itulah dia akhirnya dinyatakan hilang.

 

Apa sesungguhnya yang terjadi pada Alfred kala itu?

 

Hampir sepanjang malam itu Alfred terengah-engah mengejar seekor babi yang lari terpincang-pincang akibat kakinya terkena tembakan. Naluri berburunya berkata untuk mengikuti terus babi itu.

 

Seiring dengan terbitnya mentari, Alfred pun tiba di suatu perkampungan yang aneh. Suasananya berbeda dengan kampungkampung biasanya. Di sana, tak ada seorang pun yang saling menyapa, atau bercakap-cakap kecuali anggukan dan gelengan.

 

Ketika Alfred menanyakan apakah orangOrang itu melihat buruannya, tak ada yang menjawab. Semua yang ditemui hanya menggelengkan kepala atau mengangkat bahunya, tanda tak tahu.

 

Antara jengkel dan putus asa, Alfred pun menuju ke satu rumah untuk sekadar beristirahat. Kelelahan serta semilir angin pag tak terasa membuatnya tertidur. Manakala terbangun dan berniat mencari jalan untuk kembali ke mobil untuk menemui Agustaf, apa daya dia selalu saja kembali ke beranda rumah yang tadi ditidurinya. Ya, tanpa sadar, Alfred hanya berjalan mengelilingi rumah itu!

 

Dalam suasana kalut, lamat-lamat telinganya menangkap suara rintihan seorang wanita yang tengah kesakitan. Daun pintu rumah itu kemudian. Tampak lelaki berperawakan kekar dengan wajah yang berwibawa berjalan menghampirinya.

 

“Ki Sanak, aku minta tolong kepadamu untuk mengobati luka anak gadisku” demikian kata lelaki yang kemudian mengaku sebagai Ki Parya itu.

 

Alfred pun mengangguk dan berjalan mengikuti Ki Parya. Setibanya di dalam rumah, di salah satu kamar, ia melihat ada gadis yang tengah tergolek di pembaringan dengan luka menganga di betisnya. Dengan sigap, Alfred lalu membuka tas kecil yang selalu disandangnya. Dia mengobati luka si gadis yang belakangan diketahui bernama Suri.

 

Pada pandangan pertama, entah mengapa, Alfred langsung jatuh cinta pada Suri. Bahkan, ia lupa pada Agustaf dan hampir seluruh episode hidupnya yang lalu. Buktinya, dia memilih menikahi Suri.

 

Pernikahan kedua sejoli itupun berlangsung dengan amat sederhana. Dan usai melaksanakan prosesi pernikahan, seperti lazimnya pasangan pengatin baru, Alfred dan Suri pun langsung pindah ke rumah yang lumayan besar untuk ukuran kampung itu.

 

Tanpa terasa, waktu pun terus berlalu. Dalam perjalanan mengayuh bahtera rumahtangga, keduanya dikaruniai dua anak yang lincah dan lucu. Satu laki-laki dan satu perempuan. Hingga pada suatu saat, ketika sang isteri sedang sibuk memasak, Alfred melihat senapan kaliber 30.06nya tergeletak di lumbung padi. Sontak, darah pemburunya pun langsung mengalir.

 

Dengan diam-diam, Alfred pun mengambil senjata kesayangannya lalu berjalan ke dalam hutan di dekat rumahnya. Padahal, sejak awal menikah, sebagai syaratnya, Alfred dilarang berburu. Tak lama berjalan, kebetulan Alfred melihat dua ekor anak babi yang gemuk sedanc berlarian. Dibidiknya kedua babi itu. Salah satu babi pun tersungkur akibat keningnya tersambar peluru.

 

Sementara itu, mendengar suara bedil menyalak, Suri segera ke luar dari rumah guna mencari dari mana suara itu berasal. Tatkala dia berjumpa dengan Alfred yang tengah tersenyum sambil menepuk-nepuk senapan berburu kesayangannya, Suri pun langsung menyerangnya dengan kata-kata sengit, “Dasa laki-laki tak tahu diuntung. Kenapa engkau masih saja berburu babi. Pergi … pergi dan tinggalkan kami!”

 

Alfred hanya tergugu dan tak tahu apa yang dimaksud oleh isterinya. Dengan langka gontai, dia pun masuk ke dalam rumah dan langsung tidur dengan nyenyaknya.

 

Dalam kehidupan dimensi lain, Agustaf benar-benar tersiksa batinnya karena peristiwa hilangnya Alfred. Selain kehilangan sahabat, dia juga kehilangan salah seorang pemegang saham serta marketing terbaik di perusahaan yang dipimpinnya. Inilah yang membuat kenapa dirinya nekad untuk menemukan Alfred walau harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Dia benar-benar merasa berdosa karena telah mengizinkan Alfred pergi sendirian menembus lebatnya hutan.

 

Pada suatu ketika, Agustaf bertemu dengan seorang tua arif yang mengaku bernama Ki Sambang Dalan. Menurut si orang tua, Alfred telah terkunci oleh suatu kekuatan gaib yang amat sulit untuk ditembus. “Semua jalan akan saya tempuh buat mengembalikan Alfred ke dunia nyata,” demikian kata Agust.

 

“Baik, tapi kau harus sabar. Saya minta waktu untuk menjalankan ritual. Jika saatnya tiba, saya akan memberitahumu!” Ki Sambang menjanjikan. Dan benar, sebelas hari setelah pertemuan itu, Ki Sambang Dalan datang menemui Agust di rumahnya. “Kamis besok, kita akan menjemput Alfred,” ujarnya bersemangat. “Untuk itu, siapkan madat, kembang tujuh rupa, jajan pasar tujuh macam, lisong dan rokok Minak Jinggo.”

 

Pas hari yang ditentukan, mereka pun berangkat menuju hutan yang beberapa tahun lalu menjadi areal perburuan. Di tepian hutan ini, Ki Sambang Dalan menggelar ubo rampe yang dibawanya. Kepelun asap kemenyan membuat suasana sore itu terasa menggeridikkan bulu roma.

 

Setelah semuanya dirasa cukup, Ki Sambang Dalan mengajak Agustaf untuk mengendarai mobilnya memasuki pekatnya hutan. Dan seiring dengan berkumandangnya adzan Maghrib yang terdengar dari pengeras suara surau yang ada di tepian hutan, mendadak Agustaf melihat Alfred sedang tertidur dengan nyenyaknya di kubangan.

 

Ya, kubangan tempat babi hutan biasa bermain. Tapi Alfred tidak sendiri. Dia ditemani oleh seekor babi hutan betina dengan dua ekor anaknya. Sementara, yang seekor mati dengan luka menganga di keningnya. Ki Sambang Dalan lalu mendekati tubuh Alfred dan mengguncang-guncangnya.

 

“Nak, bangun… bangun, tempatmu bukan di sini!” katanya.

 

Alfred menggeliat dan bangun. Tapi sayang, dia sudah tak lagi mengenali sahabatnya. Ya, Alfred telah hilang ingatan. Ki Sambang Dalan dan Agustaf langsung memapah Alfred untuk mangajaknya pulang. Tapi takdir berkata lain, Alfred tak bisa disembuhkan. Dan sejak itu, Agustaf pun berjanji tak pernah lagi mau berburu. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!