Kisah Mistis: KAYA LEWAT BATU KERAMAT

0
9

Kisah Mistis: KAYA LEWAT BATU KERAMAT

SEBAGIAN BESAR WARGA DESA CEMARAJAYA, KARAWANG, JAWA BARAT, TERDIRI DARI ETNIK CINA. MEREKA ADALAH PELARIAN DARI BATAVIA, KETIKA WARGA ETNIK CINA DIBANTAI VOC PADA TAHUN 1740. MEREKA KABUR DAN ADA YANG MENDARAT DI DESA CEMARAJAYA…

 

Terletak di tepian pantai Ujung Karawang, Jawa Barat, hari itu nampak sunyi. Penyebabnya, lantaran hampir tiap warga punya kesibukan di tambak-tambak udang dan bandeng. Di mana pemiliknya seratus persen adalah warga etnik Cina.

 

Namun demikian, tak berarti mereka sebagai warga pendatang atau bahkan asing. Mereka sudah menjadi warga pribumi dan bisa bergaul dengan akrab dengan warga non keturunan Cina.

 

“Sesungguhnya, mereka bisa juga disebut sebagai penduduk asli, sebab semuanya sudah tinggal di sini sejak ratusan tahun silam,” tutur Dadi Maryadi, Kepala Desa Cemarajaya, ketika ditemui Misteri beberapa waktu lalu.

 

Dari sejumlah 4970 jiwa penduduk desa itu, 6096 merupakan etnik keturunan Cina, dan sisanya terdiri dari berbagai suku, seperti Sunda dan Jawa, sedikit Padang serta Batak. Dengan kata lain, mayoritas penduduk Desa Camarajaya adalah etnik Cina. mereka tak bisa disebut sebagat warga pendatang sebab diduga sejak tahun 1740 etnik Cina sudah mendiami Cemarajaya.

 

Menurut catatan sejarah, pada tahun 1740, terjadi pembantaian etnik Cina oleh VOC di Batavia, sebab perekonomian di Batavia dikuasai etnik Cina sehingga dominasi VOC pun terganggu karenanya. Orang-orang Cina yang pemberani, melakukan konsolidasi kekuatan dan melakukan pemberontakan. Namun karena tak memiliki kekuatan yang memadai, akhirnya mereka memilih cari aman, yaitu, keluar dari Batavia. Mereka melarikan diri dari Pelabuhan Sunda Kelapa, dengan naik tongkang ke arah timur. Banyak di antaranya mendarat di pantai wilayah Ujung Kerawang.

 

“Kakek saya pernah bilang bahwa dulu sekali banyak orang Cina mendarat di pantai dan mereka bikin rumah di sini,” tutur Dadi lagi.

 

Akibat banyaknyakebudayaan di Cemarajaya mirip kebudayaan di Batavia, sehingga mendekatkan persangkaan bahwa mereka benar-benar pelarian dari Batavia.

 

Tapi kenapa etnik Cina banyak memilih tinggal di Cemarajaya dan betah hingga ratusan tahun kemudian? Pertanyaan ini memang menarik untuk dikaji.

 

Menurut Tun I Yang, 73 tahun, etnik Cina, akhirnya betah di Cemarajaya hingga ratusan tahun kemudian.

 

Sejak ratusan tahun silam, di Cemarajaya tak pernah ada kekacauan, sebab masyarakatnya hidup rukun dan damai. Warg Cina hidup rukun dengan orang Sunda atau pun orang Jawa. Mereka bahkan tak pernah mempermasalahkan perbedaan agama. Satu rumah saja bisa terdiri dari ayah, ibu dan anak, yang agamanya mungkin terdiri dari tiga jenis, Islam, Budha dan Kristen. Maka tak aneh jika dalam setiap tahunnya, di satu rumah bakal banyak kendurian atau pesta.

 

“Mauludan bulan-bulan lalu, di hampir semua rumah ada peringatan Maulud. Padahal dalam minggu itu juga masih di rumah yang sama ada peringatan Waisak,” tutur Gu Siong yang mengaku beragama Islam.

 

Di waktu yang lain, peringatan Natal dan Tahun Baru, masih di rumah yang sama bakal ada peringatan umat Kristen. Semuanya ikut sibuk. Orang Islam dan Budha ikut membantu di dapur. Mungkin inilah penyebab etnik Cina itu betah di Cemarajaya.

 

Namun ternyata tidak hanya hal tersebut yang melandasi mereka betah tinggal di desa tepian pantai itu. Hal lain yang tak kalah pentingnya, hingga etnik Cina betah di Cemarajaya juga lantaran keberadaan sebongkah batu keramat. Batu yang kini ada di sisi rumah Cin Hu tersebut amat dihormati oleh seluruh warga Cemarajaya. Batu keramat itu boleh dikata bertuah, sebab Kim Yun, yang semula miskin sekali, kini berubah menjadi orang terkaya se-Kecamatan Batujaya, Karawang.

 

“Itu terjadi sejak isterinya bermimpi kedatangan Ibu Candraksa dan Ibu Komalasari, tutur Tun I Yang.

 

Lantas, siapakah kedua sosok gaib tersebut? Kata Tun I Yang, mereka adalah para dayang atau pembantu setia Puteri Anyontien (Ong Tien), yaitu puteri Cina yang bersuamikan Sunan Gunung Jati alias Syarief Hidayatullah, penguasa Kerajaan Cirebon di masa-masa awal berdirinya kerajaan tersebut.

 

Kedua dayang puteri Cina itu, entah kenapa meninggal dan dimakamkan di Cemarajaya. Belakangan, roh kedua dayang itu betah tinggal di batu keramat yang ada disisi rumah Cin Hu dan suka menolong siapa saja yang kesusahan. “Tapi, tentu saja hakikat yang sesungguhnya dari Tuhan. Mungkin, keramat batu ini hanyalah sebagai medianya saja, tambah Tun I Yang, yakin.

 

Diceritakan, keluarga Kim Yun, yang papa karena banyak utang dan susah rezeki, diberi wejangan oleh kedua dayang itu dalam mimpi. Mereka diminta agar tetap tawakal dan sabar. Kata para roh, kalau mereka bisa berlaku sabar, selain utang bisa terbayar lunas mereka juga akan menerima kekayaan yang melimpah.

 

Hal tersebut memang terbukti. Setelah mengikuti petuah kedua sosok gaib yang datang lewat mimpi tersebut, kehidupan keluarga Kim Yun memang berubah 180 derajat.

 

Sejak lama, batu keramat itu banyak didatangi para peziarah. Mereka datang dari mana-mana tanpa ada batas etnik dan agama. Dedi Hidayat, putera Cin Hu tak keberatan tiap saat ada peziarah yang masuk ke halaman rumahnya, untuk sekedar melakukan ritual doa di hadapan batu keramat tersebut. Bahkan Dedi merasa senang saja, sebab keberadaan batu keramat membawa berkah baginya. Di samping kehidupan ekonominya cukup mapan, juga kedamaian jiwanya terjamin.

 

“Kami sering bepergian ke luar kota dan Alhamdulillah, rumah tak pernah dijarah maling, tutur Dedi yang agamanya Kristen namun sudah terbiasa menggunakan kata-kata seperti layaknya orang Islam.

 

Tun I Yang juga menegaskan bahwa berkat batu keramat itu, maka Desa Cemarajaya tak pernah mendapatkan kesusahan. Ketika penjajahan Belanda dan Jepang, desa ini bebas dari hajaran bom-bom penjajah.

 

Ketika meletus G 30-S-PKI, Cemarajaya bahkan aman-aman saja, sebab orang di sini tak mau terlibat politik apapun. Ketika di Rengasdengklok terjadi huru-hara pada masa awal reformasi di tahun 1998 silam, yang menyebabkan rumah penduduk etnik Cina diserang massa, tapi di Cemarajaya malah penduduk Sunda dan Jawa menjadi benteng keamaan warga etnik Cina. Dan Cemarajaya pun tetap aman sentosa.

 

“Itu berkat batu keramat yang dihuni para dayang Puteri Anyontien, tutur Tun I Yang sambil senyum.

 

Sekarang yang datang berziarah ke batu keramat di sisi kediaman Cin Hu bahkan semakin banyak saja. Pada acara peringatan Maulud beberapa bulan silam, banyak rombongan peziarah datang dan duduk bersimpuh sambil berdesak-desakan karena ruangan yang sempit.

 

Mereka datang dengan maksud memohon berkah, termasuk minta rezeki melimpah, sehat, panjang umur dan jodoh. Kata mereka yang pernah sukses, roh kedua dayang itu suka datang bagi mereka yang menerima keberkahan.

 

“Pernah muncul dalam mimpi saya, menyerupai dua orang perempuan cantik berpakaian serba putih,” tutur salah seorang pengunjung…

 

Keluarga Kim Yun malah setiap bulan selalu mengadakan hajat nasi tumpeng dan menyembelih domba sebagai tanda terima kasih atas bantuan kedua roh dayang Puteri Anyontien ini. Namun, mereka tetap meyakini hakikat sebenarnya dari keberkahan itu semata-mata datang dari Tuhan YME. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!