Kisah Mistis: ISTRIKU JIN PANTAI SELATAN

0
18

Kisah Mistis: ISTRIKU JIN PANTAI SELATAN

Kuda Sumba tinggi besar itu datang mendekat. Suara ringkikan sepatu di kakinya, memecah kebisuan malam. Kaki yang menginjak pasir keras di kedalaman pantai. Aku berdiri menyambut. Seorang wanita cantik memakai kemban warna hijau bermahkota emas, turun dari kejauhan. Aku mundur beberapa langkah. Namun wanita itu jelas aku lihat. Sosok dirinya sangat nyata karena bulan di langit sedang purnama ke empat belas. Duh Gusti, sosok apa dan siapa yang kugadapi ini?

 

Melihat aku mundur, penunggang kuda ini membawa kudanya mendekat ke arahku. Kini aku berdiam diri. Aku pasti akan dikejarnya jika aku berlari. Padahal medan kami berdiri, adalah lapangan pasir yang sangat luas di Pantai Parang Tritis, Yogyakarta. Terbuka luas sejauh mata memandang.

 

“Kenapa engkau mundur, ayo, majulah kemari, aku tidak apa-apa, tidak akan berbahaya bagimu,” desis wanita itu.

 

Suaranya lembut mendesah dan wajahnya dapat aku pastikan, sangat cantik sekali.

 

“Maaf bu, siapa ibu sebenarnya? Kita belum pernah bertemu sebelum ini,” kataku, pendek.

 

“Aku adalah Dewi Angin, namaku Putri Bayu Amartha Purwanti, penguasa Parang Tritis di bagian pantai ini. Aku tahu namamu, Singgih Budarjo, wartawan majalah supranatural yang sedang mencari Nyai Ratu Kidul di sini. Nyai Ratu tidak akan mau menemuimu, maka itu, aku yang diutus untuk menemuimu. Nyai ratu tanya, apa maksud kedatanganmu dan apa maksudmu mau bertemu Nyai Ratu?” tanyanya.

 

“Aku mendapatkan tugas gila, harus dapat menemui Nyai Ratu Kidul dan dapat mewawancarainya. Jika tidak mampu menjumpai Nyai Ratu Kidul dan melakukan dialog, aku akan dipecat dari perusahaan Majalah Supranatural Supramistika Malaysia, yang berkantor cabang di Jakarta. Sementara kantor pusat, adanya di Kuala Lumpur,” kataku.

 

“Okelah, aku faham akan tujuanmu itu. Bagaimana kalau Engkau wawancara aku saja, angaplah pengganti Nyai Ratu Kidul. Tulislah aku di majalahmu itu dan aku akan selalu mendampingimu secara gaib. Engkau akan naik pangkat, digaji besar dan sukses sebagai wartawan supranatural,” ujar Putri Bayu Amartha Purwanti, kepadaku.

 

Entah mengapa, aku bahagia sekali mendapatkan solusi dari Putri Bayu Amartha Purwanti malam itu. Aku langsung mengangguk dan setuju akan usul serta sarannya. Dengan sigap aku mengeluarkan tape recorder, alat perekam merek Sony HPS 34 ES dan kamera Nikon D 100 single lens for profesional digital.

 

“Engkau akan merekam aku. Memotret juga? Harus ijin dulu, jika tidak, suaraku tidak masuk dan wajahku tidak bisa kamu potret,” ungkapnya.

 

“Baik Putri Bayu, aku mohon ijin untuk merekam pembicaraan kita dan mohon ijin untuk memotret wajah Putri Bayu,” bujukku. Dia termenung sejenak menatap ke pantai. Beberapa saat kemudian dia berkata.

 

“Baik, baru saja saya kontak Ibu Ratu, ibu memberi ijin aku direkam dan difoto,” katanya.

 

“Pertanyaan saya pertama kepada Putri Bayu adalah, jenis makhluk apa Putri Bayu Amartha Purwanti ini sebenarnya? Maksudnya, apakah bangsa Malaikat, Jin atau Setan?” tanyaku.

 

“Wow, setan? Bukan. Aku bukan setan bukan pula malaikat. Aku bangsa jin, jin cantik yang diciptakan oleh Penguasa Gaib menjadi angin, Putri Angin yang menjaga pantai Parang Tritis ini dari badai besar. Baik itu badai topan Tornado, maupun badai puting beliung yang membahayakan umat,” jawabnya.

 

“Membahayakan umat? Maksudnya?” tanyaku pula.

 

“Angin itu akan menjadi sejuk bila datangnya sewajarnya, artinya dalam kecepatan rata-rata 28 kilometer per-jam. Tapi jika datangnya cepat dan berputar, angin akan menjadi badai angin, semacam Badai Tornado di Amerika Serikat. Bila angin padat dan cepat datangnya, berkecepatan 120 kilometer per-jam atau lebih, akan menghancurkan semua lini dan sisi kehidupan. Rumah akan terangkat, gunung dan bukit akan amblas dan semua kehidupan mati. Semua manusia akan terseret arus angin dan mati. Itulah gunanya saya menjaga Pantai Parang Tritis ini, agar badai angin tidak datang dan umat dapat terselamatkan,” jawabnya.

 

“Jika Ibu dari bangsa jin, jin jenis apa dan jin dari mana asal usulnya, hingga ditempatkan di Yogyakarta Selatan ini?”

 

“Aku Jin Zaitun. Jin dari bangsa jin berjenis komunitas gaib Timur Tengah, Az-Zaitun, jin pohon minyak zaitun dari Medinah. Aku dikirim bersama orangtuaku pada abad enam mesehi. Yang mengirimku adalah Raja Jin Timur Tengah, Al Kodri bin Alkodar. Ayahku menjadi penguasa Laut Utara, Beliau tinggal di Pulau Karimun Jawa, utara Kota Rembang. Sementara aku disertakan untuk membantu Nyai ratu Kidul, aku berkedudukan di Pantai Selatan Yogyakarta. Dulunya, aku menjaga Pulau Glagah dan Congot di Purworejo dan Wates, Kulon Progo, kini aku dipercayakan menjadi Putri Angin, menjaga angin di Parang Tritis ini. Untung Parang Kusumo dan Parang Endok, ada penjaga lain. Penjaga dua daerah itu adalah Amirah dan Widyati. Keduanya jin wanita yang juga di bawah kendali Nyai Ratu Kidul,” terangnya.

 

“Apakah kuda besar yang ibu kendarai itu kuda jin atau kuda biasa?”

 

“Kuda itu bernama Kuda Tunggira Sakti, kuda hitam besar dari Benua Australia. Itu bukan kuda biasa, tapi kuda gaib. Dulunya kuda betulan, tapi mati, dan kematiannya dimanfaatkan Nyai Ratu Kidul untuk dihidupkan kembali secara gaib. Kuda itu bukan kuda biasa, tapi kuda mistik,” tukasnya.

 

Putri Bayu Amartha Purwanti terus aku tanyai dan dia menjawab dengan lancar. Namun, pada giliran bertanya hal pribadi, tersentaklah aku. Arkian, ternyata Putri Bayu Amartha Purwanti, belum pernah menikah. Baik dinikahi sesama bangsa jin maupun bangsa manusia.

 

“Saya masih lajang dan usia saya relatif muda dalam ukuran umur bangsa jin. Kalau yang lain berumur ribuan tahun, aku hanya berumur ratusan tahun saja, belum lima ratus tahun,” sorongnya.

 

“Seandainya ada pria dari golongan manusia biasa akan melamarmu, engkau akan menerima?” tanyaku, sangat pribadi.

 

“Jika aku dilamar oleh manusia, terlebih dahulu aku akan melihat siapa orang yang akan melamarku itu. Jika aku suka padanya, dia benar-benar mau mencintaiku sebagaimana adanya, maka aku akan menerima,” ujarnya.

 

“Kalau aku, Singgih ini, yang melamarmu, engkau akan menolak atau menerimaku?” desakku, serius, sambil menatap matanya yang bulat, bening dan indah itu.

 

Lama dia terdiam. Dia menunduk lagi seperti berdialog dengan Nyai Ratu Kidul lagi. Matanya tertutup dan aku tidak bisa melihat lagi matanya yang anggun. Beberapa saat kemudian, kepalanya diangkat dan dia menatap tajam ke mataku.

 

“Bila engkau yang melamarku malam ini, aku langsung menerima. Aku akan terima pinanganmu dan kita diperintahkan Nyai Ratu Kidul segera melakukan pernikahan. Ijab qobul cara bangsa jin dengan mendatangkan ayahku dari Pulaun Karimun Jawa malam ini juga untuk menikahkan kita,” jawabnya.

 

Hatiku berbunga-bunga dan entah mengapa, aku bahagia sekali. Pikirku, aku tidak perduli kami berbeda dimensi, dia jin aku manusia, namun malam ini juga aku harus segera menikah dengannya.

 

“Di mana kita menikah?”

 

“Kita akan masuk ke kerajaan Nyai Ratu Kidul, kita menikah di istana dengan disaksikan semua penghuni kerajaan, termasuk dayang-dayang dan Nyai Blorong yang berkuasa di karang-karang laut,” ungkapnya.

 

Singkat cerita, malam itu juga aku diperkecil oleh Putri Bayu Amartha Purwanti dan aku menyelam ke laut Parang Tritis, lalu masuk ke Kerajaan Limas Nyai Ratu di Samudera Hindia. Dalam kerajaan Lintas Nyai Ratu, sudah ada calon mertuaku, kanjeng Gusti Karimun, penguasa Karimun Jawa, ayah Kandung dari calon istriku, Putri Bayu Amartha Purwanti yang jelita.

 

Kanjeng menjadi wali nikah dan aku berjabatan tangan ijab qobul, serah terima akan anaknya yang cantik. Upacara dipimpin oleh Nyai Ratu dengan disaksikan oleh hulubalang kerajaan, panglima perang, dayang-dayang dan Nyi Blorong yang bermahkota kepala ular kobra.

 

Setelah resmi menikah, menjelang subuh dinahari kami berdua masuk kamar tidur penganti. Kamar itu sudah dihiasi oleh Bunda ratu dengan ranjang emas, kasus empuk dengan bahan busa Brazil dan dindin ukiran batu mulia King Safir serta Mutiara Bunga Karang Samudera.

 

Malam itu, untuk pertama kalinya aku tidur dengan jin. Kami berdua menjadi manusia biasa dengan fisik pasangan pengantin umumnya dan kami bercinta hingga subuh dinihari. Usai sholat subuh di istana Nyai Ratu, dengan menjadi imam dan makmum sembahyangku adalah istriku, Putri Bayu Amartha Purwanti. Setelah sujud dan mengucap salam akhir sholat, istriku yanga sangat santun, mencium tanganku dan aku mencium keningnya dengan lembut. Jujur saja, aku bahagia sekali hari itu, bahagia mengahadapi perkawinan yang untik namun indah. Dia minta dipanggil Adinda olehku, dan dia memanggilku Kangmas.

 

“Bila suatu hari Kangmas akan menikah dengan bangsa manusia seperti Kangmas, Kangmas harus jujur kepadaku, minta ijin kepadaku dan aku akan mengijinkannya,” tuturnya, nelangsa.

 

Aku dididik oleh ayahku untuk tidak egois dan merampas Kangmas dari kehidupan kemanusiaannya. Maka itu, mana tahu, bila Kangmas jatuh cinta pada wanita golongan manusia dan akan menikah, Kangmas minta ijin kepadaku, dan aku harus mengijinkan pernikahan itu. Walau hatiku, sangat berat.

 

“Berat? Berarti Adinda menyimpan rasa cemburu dan iri hati bila aku menikah dengan golongan manusia seperti aku?” tanyaku.

 

“Pasti Kangmas, rasa cemburu pasti ada dan bangsa jin itu, asal Kangmas tahu, rasa cemburunya lebih besar dari bentuk cemburu bangsa manusia. Bangsa jin bila cemburu, bisa membunuh dan semua yang membuat dia jengkel, akan dimusnahkan. Hitungan 3 kali 24 jam akan mati. Kita ini adalah raja santet, santet yang dbuat manusia itu, asal sekadar baca mantra-mantra linuwih santet, tapi yang mengerjakannya, yang mengeksekusi santet itu, ya kita, bangsa jin. Manusia tidak akan bisa menyantet jika tidak dibantu oleh bangsa kami, bangsa jin Kangmas,” ceritanya.

 

Tahulah aku, bahwa cara kerja santet, teluh, guna-guna dan pelet, adalah pekerjaan jin. Semua pelaku eksekutor dari masalah mistik dan kejahatan supramistika itu, adalah bangsa jin. Maka itu, istriku berjanji, bila aku mau menyantet atau dapat order santet, maka aku bisa menyuruh dirinya. Istriku bisa mematikan siapa yang harus dimatikan dengan membawa foto, tanggal lahir, hari lahir, bulan lahir dan tahun lahir. Terakhir adalah nama ibu kandung dari calon korban yang akan disantet.

 

Setelah dua hari di dalam istana Nyai Ratu… Istana Limas, aku pamit untuk pulang ke bumi kepada Nyati Ratu. Aku akan kembali ke darat Parang Tritis bersama istriku tercinta, berdua di pantai Yogyakarta bagian selatan itu. Kami berdua berenang ke atas dan tiba-tiba muncul di batu karang ujung Parang Tritis, 500 meter dari Goa Parang Endok.

 

Saat aku berbicara akan terbang ke Jakarta dan ke Malaysia, istriku membuka rahasia menarik yang membuat aku tersentak tapi sangat bahagia. Syhadan, ternyata, sejak aku menikah dengan Putri Bayu Amartha Purwanti, bangsa jin, sebagian hidupku menjadi jin. Aku bisa mengecilkan diri seperti abu, lalu terbang dengan kecepatan tinggi ke mana aku suka. Tubuhku mengecil seketika bersama istriku, lalu kami terbang dengan kecepatan 1400 kilometer per-jam ke Jakarta, lalu terbang lagi ke Kuala Lumpur Malaysia.

 

“Kami berangkat dari Laut Selatan Yogyakarta, terbang di atas Cilacap, Pelabuhar Ratu dan terbang ke kanan menuju Jakarta. Setelah ke rumah kostku di Jakarta Selatan, kami berdua mengecil lagi, lalu terbang ke Malaysia, Kuala Lumpur dari atas Selat Sunda, di atas Lampung, Palembang, Bangka Belitung Pulau Bintan, Pulau Galang, di atas Pulau Batam dan langsung melintasi laut Singapura menuju Kuala Lumpur.

 

Di luar dugaan, naskah hasil wawancaraku dengan Putri Bayu Amartha Purwanti, sudah selesai. Secara gaib, Putri Bayu, istriku yang menyelesaikannya. Sudah jadi naskah siap cetak dan bagus sekali. Pemimpin redaksi terkesima melihat naskah itu dan langsung disetujui untuk dimuat. Sementara sosokku jelas terlihat di kantor redaksi majalah Supramistika itu, di sisi yang lain, istriku tidak terlihat oleh siapapun. Padahal aku melihat sosoknya dengan anggun duduk dan nampak cantik sekali di sofa majalah Supramistika yang berpengaruh di Negeri Jiran tersebut.

 

“Naskahmu sangat bagus dan berbobot. Tulisanmu wawancara Putri Bayu ini pasti selling, majalah pasti terjual laris,” kata Pimpinan redaksi, Tengkus Islama Hasan bidan Hana Amrullah, kepadaku, ustri yang tidak terlihat oleh pimpinan itu, tersenyum simpul dan dia terlihat cantik sekali.

 

Ya Tuhan, akau bahagia sekali mendapatkan istri secerdas itu, sepintar itu dan secantik itu. Pikirku, jika pimpinan redaksi majalah Malaysia itu melihat istriku, pastilah dia tertegun dan matanya akan melotot kagum. Suatu kali, aku berjanji akan memperkenalkan istriku itu di jajaran redaksi Kuala Lumpur. Mereka harus mengenal istriku, walau aku akan tetap rahasiakan bahwa istriku bukanlah manusia biasa. Aku akan kelabui mereka, kukatakan bahwa istriku manusia biasa dan kami menikah belum setahun dan maaf tidak mengundang siapapun dari Malaysia karena kejauhan. Putri Bayu, istriku, terpingkal-pingkal tertawa saat aku akan mengelabui orang Malaysia tentang siapa sebenarnya istriku.

 

Putri Bayu nampak senang sekali usulku itu, dia mau melakoni hal itu dengan ikhlas demi suaminya. Putri berjanji aan melakukan apapun untuk, asalkan, aku tidak menikah lagi. Baik itu kawin dengan bangsa jin seperti dia atau nikah dengan bangsa manusia seperti aku. Putri Bayu inginkan aku setia sampai kami mati, dan dia akan mengabdi kepadaku atas kesetiaanku itu, yang dituntut untuk mencintainya selama-lamanya. (Kisah Singgih Budiarjo kepada penulis). Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!