Kisah Mistis: DITEROR JIN KIRIMAN SAUDARA

0
30

DITEROR JIN KIRIMAN SODARA

SELESAI menikmati santapan malam sekitar pukul 20.00 WIB terdengar seseorang mengetuk pintu rumah sambil beruluk salam. Aku menyahut dan segera beranjak dari duduk saat sedang bermalas-malasan di suasana udara yang cukup dingin. Maklum baru saja turun hujan deras apalagi di daerah Bogor yang memang udaranya cukup dingin dikala hujan turun.

 

Setelah kubuka pintu tampak seorang lelaki yang berperawakan umur 40 tahunan.

 

“Maaf pak, apa benar ini rumah Ki Achmad Syarif?” tanya lelaki tersebut.

 

“Benar pak, silahkan masuk,” balasku sambil mempersilahkan tamuku masuk ke dalam rumah.

 

Setelah para tamuku kupersilahkan duduk. Aku pun bertanya keperluan mereka mencariku. “Apa yang bisa saya bantu pak?”

 

“Ohya ki, perkenalkan saya Rozaq. Begini ki, kami ada masalah yang mungkin aki bisa bantu kami. Beberapa minggu yang lalu kami membeli rumah di daerah Depok. Namun sejak kami tinggal di rumah tersebut banyak gangguan-gangguan gaib yang kami alami, terutama oleh ibu mertua kami. Hampir setiap malam banyak barang-barang jatuh dengan sendirinya hingga pecah. Ibu mertua mendadak sakit lemah dan hanya uduran saja di kamarnya. Tiap malam dia menjerit ketakutan sambil memegang lehernya. seolah-olah ada sesuatu yang ingin mencekiknya. Makin hari badannya melemah tak berdaya Ibu mertua sempat kami bawa ke rumah sakit. Obat obat yang diberikan rumah sakit tidak membuatnya sembuh. Kami sudah meminta tolong ustadz untuk melakukan ruqyah pada ibu dan rumah tersebut namun tidak ada perubahan. Kami pernah bertanya pada ibu mertua mengapa kalau malam dia menjerit ketakutan sambil memegang lehernya, dia menjawab bahwa ada makhluk menyeramkan dengan kepala seperti banteng datang ke kamarnya dan langsung mencekiknya. Ibu mertua kemudian membaca amalan-amalan yang dulu pernah diberikan salah seorang ajengan. Makhluk itu kemudian melepaskan cekikannya dan menghilang. Tetapi malam berikutnya makhluk itu datang kembali dan membuat ulah di rumah kami terutama pada ibu mertua. Apa aki bisa membantu kesulitan yang kami alami?”

 

“Insya Allah, pak. Saya coba berikhtiar. Tapi semua tentu dengan ridho Allah SWT, ibarat berobat ke dokter cocok-cocokkan. Begitu juga dengan urusan non medis,” Balasku

 

Kemudian kami berangkat ke rumahnya dengan menggunakan motor milik Rozaq. Setelah setengah jam perjalanan kami sampai di rumahnya. Di rumahnya kami disambut istri, adik dan putra-putranya. Setelah bercengkrama dengan keluarga Rozaq, kemudian saya meminta izin untuk melihat ibu mertuanya yang bernama ibu Krisnawati.

 

Setelah melakukan scanning (pendeteksian), ternyata positif jika Krisnawati terkena hawa negatif. Kemudian aku melakukan ritual pembersihan hawa negatif. Pada saat aku sedang menjalankan proses pembersihan, tiba-tiba datang hempasan angin yang entah datang dari mana berputar-putar di kamar Krisnawati. Kemudian secara tiba-tiba Krisnawati mengalami kerasukan.

 

“Kurang ajar! Siapa kau ini?” terdengar suara berat dari bibir Krisnawati.

 

“Aku adalah hamba Allah! Dan engkau siapa?” gertakku.

 

“Aku Lembusura! Mengapa engkau ikut campur urusanku?”

 

“Apa urusanmu dengan keluarga Pak Rozaq, khususnya ibu ini?” aku balik bertanya.

 

“Aku? Jelas aku punya urusan! Aku diperintah seseorang untuk membuat ibu ini sekeluarga menderita. Aku akan buat dia mati perlahan-lahan.”

 

“Siapakah orang itu?”

 

“Apa urusanmu?”

 

“Jelas urusanku! Siapa pelakunya?”

 

“Ada orang sakit hati pada keluarga ini terutama ibu ini. Dan orang itu datang ke tempat dukun. Dan aku disuruh dukun itu untuk melakukan tugas ini.”

 

“Lebih baik engkau pergi dan tidak melakukan teror lagi. Kecuali engkau ingin melawanku!'” ucapku sengit.

 

“Kurang ajar, engkau menantangku!”

 

Tanpa komando lagi tiba-tiba Krisnawati mencoba menerjangku. Aku membaca amalan dan membuat Krisnawati terpental dan jatuh di kasur busa.

 

Kemudian aku membaca rapalan pembakar jin jahat. Dan aku hentakkan ke arah Lembusura yang merasuk dalam tubun Krisnawati. Terdengar suara melenguh panjang. Dan akhirnya Krisnawati terkulai lemas pingsan. Aku pun berusaha menyadarkannya kembali Dan Knisnawati pun tersadar kembali.

 

Namun tiba-tiba di kamar tengah terdengar suara gaduh seperti barang-barang di banting. Aku segera menuju ke ruang tengah. Ternyata Lembusura masih mengamuk dengan membuat pusaran angin di ruang tengah sehingga barang perabotan berjatuhan. Segera aku duduk bersita dan membaca amalan-amalan. Tak berapa lama angin berhenti dan ruangan tersebut berbau hangus, Aku yakin Lembusura terbakar oleh amalan yang kubaca karena setelah tercium bau hangus terbakar tidak ada lagi kekuatan nonfisik yang memporak-porandakan isi rumah.

 

“Maafkan aku harus melakukan ini. Karena engkau tidak mau menyerah dan tidak mau pergi dari rumah ini.” ucapku dalam hati dan akupun mengucapkan istighfar memohon ampunan Allah SWT. Akupun merenung sebentar. Sebenarnya aku tak ingin membunuh makhluk itu. Aku hanya ingin mengusirnya dan tidak kembali lagi. Tapi ternyata jin yang bernama Lembusura mempunya prinsip lebih baik mati di pertempuran daripada melarikan diri. Semoga, bila Lembusura memiliki keluarga tidak membalas dendam pada anak cucuku nantinya. Dan semoga Allah SWT melindungi keturunanku dari kejahatan para jin.

 

Suasana pun kembali sunyi. Keluarga pak Rozaq yang dari tadi berada di pojok ruangan sambil baca ayat-ayat Al-Quran merasa lega setelah mengalami kejadian tersebut. Aku pun kembali melanjutkan pembersihan hawa negatif yang bersarang pada Krisnawati. Setelah dilakukan pembersihan pada dirinya, Krisnawati lantas tertidur lelap. Aku pun melanjutkan pembersihan hawa negatif di setiap ruangan rumah Rozaq. Setelah itu memberi benteng keselamatan.

 

Aku masih penasaran tentang jawaban Lembusura bahwa ada orang sakit hati yang memenintahkannya untuk melakukan teror seperti itu. Maka aku bertanya pada Rozaq.

 

“Pak Rozaq, apa sebenarnya yang terjadi kalau boleh tahu? Jin yang mengganggu ibu mertua bapak mengatakan pada saya bahwa dia dikirim oleh orang yang sakit hati pada keluarga bapak, terutama kepada ibu mertua bapak.”

 

“Baiklah Aki saya akan ceritakan masalahnya. Dulu semasa bapak mertua hidup, beliau banyak menyakiti perasaan orang bahkan dengan saudaranya sendiri walaupun bukan saudara dekat. Sehingga konon bapak meninggal akibat disantet oleh salah seorang dari mereka. Kami pun terlambat membawa ke tempat ajengan atau kyai sehingga bapak mertua meninggal dengan cara mengenaskan Ibu mertua lalu kami bawa untuk tinggal bersama kami juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saya tak menyangka mereka masih memburu istri bapak mertua saya. Ki, bisa tahu tidak siapa yang melakukan semua ini? Apa mungkin saudara bapak mertua saya adalah pelakunya?”

 

“Mungkin saja bisa dideteksi apakah saudara bapak terlibat atau tidak. Namun menurut saya tidak ada manfaatnya. Sebaiknya keluarga bapak meminta maaf kepada orang-orang yang pernah disakiti almarhum dengan cara bersilatuhrahim dan ungkapkan maksud kunjungannya. Semoga Allah melunakkan hati mereka sehingga dapat memaafkan kesalanan almarhum. Mungkin ada yang mudah dan ada yang sulit memaafkan. Tapi tetap harus ikhtiar dan berdoa,” ucapku.

 

Rozaq mengangguk tanda setuju.

 

“Oh ya, untuk ibu mertua tolong diberikan air husada yang telah saya doakan, bisa dibantu dengan obat herbal untuk memulihkan kesehatan ibu. Besok tolong dicek kesehatannya apa ada perkembangan atau tidak. Tolong Informasi pada saya bila masih ada gangguan-gangguan. Jangan lupa jalankan sholat lima waktu dan tiap malam bacakan di dalam rumah ini Ayat Kursi, Al Ikhiash, Al-Falaq dan An-Nas dan ditambah amalan ini,” ucapku sambil memberikan secarik kertas berisi amalan.

 

“Nama jinnya Lembusura ya Pak? Kok kayak di pewayangan ya?” tanya Pak Rozag. Rupanya dia masih penasaran.

 

“Lembusura adalah sebuah nama dan karena ujudnya mungkin seperti banteng atau lembu dia menamai dirinya dengan Lembusura. Di Pewayangan Lembusura adalah nama dari seorang yang memiliki kepala banteng. Mungkin masih banyak jin yang bernama Lembusura sama seperti manusia ada yang namanya Kresna,” jawabku.

 

Pak Rozaq pun manggut-manggut tanda mengerti.

 

Kulihat waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari dan rasa lelah sudah menguasaiku. Aku pun berpamitan. Rozaq menawarkan aku untuk diantar dengan motornya, namun aku menolaknya. Aku punya intuisi bahwa akan ada serangan dari dukun yang menyuruh Lembusura. Dukun itu pasti dendam peliharaannya tewas di tanganku. Aku khawatir mengenai keluargaku saja. Ketika sampai depan rumah aku membuat pagaran gaib rumah agar serangan-serangan non fisik tidak mengenai keluargaku. Setelah itu aku duduk di serambi dan bersiap-siap bila terjadi serangan gaib yang dilontarkan dukun tersebut.

 

Mata terasa sepat sekali dan tampaknya tidak tahan lagi menahan rasa kantuk. Dalam keadaan antara tidur dan tidak, tiba-tiba ada sebuah kekuatan gaib yang menerjangku. Aku pun nyaris terjungkal dan kepalaku dibuat terhuyung-huyung dan ingin muntah rasanya. Padahal aku yakin sudah membuat pagaran diri tapi serangan gaib tersebut ternyata cukup dahsyat sehingga cukup berpengaruh pada badanku.

 

Tak lama kemudian datang serangan berikutnya secara bertubi-tubi. Selama beberapa menit Akupun menyambutnya dan membalikkan serangan ilmu hitam tersebut ke pemiliknya. Setelah itu suasana hening dan akupun menunggu lama bila ada serangan lagi. Tapi ternyata serangan tersebut terhenti. Mungkin dukun itu terkena serangan balik atau bosan melakukan serangan kembali karena tidak mempan. Akupun mengucapkan sholawat dan hamdallah. Lalu aku masuk ke rumah, membersihkan diri dan menuju tempat tidur dan langsung terlelap.

 

Dua hari kemudian aku mendapat kabar keadaan Krisnawati sudah membaik. Dan lima hari kemudian aku mendapat kabar bahwa saudaranya yang dituduhkan oleh Rozaq sebagai dalang dari peristiwa tersebut meninggal mendadak terkena terkena serangan jantung. Rozaq yakin betul dialah dalangnya. Akupun memberikan pendapat bahwa tidak boleh menuduh orang sembarangan mungkin saja memang terkena serangan jantung.

 

Menurut Razaq, esok paginya setelah malam aku bertarung dengan Lembusura, dia meminta maaf kepada saudaranya tersebut atas tindakan bapak mertuanya yang menyakitkan hatinya. Namun saudaranya menolak permintaan maaf darinya. Tapi yang pasti gangguan-gangguan gaib itu sudah sirna, Krisnawati pun keadaan membaik dan akupun tidak mendapat serangan dari dukun santet tersebut.

 

Sebuah pelajaran dari kasus imi janganlah kita menyakiti hati orang lain apalagi tetangga dan saudara kita. Jadilah penyejuk bagi sesama dan selalu berbuat baik. Janganiah menggunakan jalan yang salah bila mendapat perlakuan yang tidak baik dari orang lain biarpun dari saudara kita apalagi sampai menggunakan jalan sesat yang berakibat pada kemusyrikan. Selalu memaafkan kesalahan orang lain dengan hati ikhias dan meminta maaf bila ada orang yang merasa tersinggung atau sakit hati oleh perkataan kita atau tingkah kita karena khilaf. jadikanlah ahlul bait Nabi SAW sebagai suri tauladan dalam menghadapai hal-hal tersebut. Inilah salah satu pengalamanku yang kutulis untuk para pembaca tercinta”.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!