Kisah Mistis: BATU MATA KUCING SI PUTRI ONG TIN

0
7

Kisah Mistis: BATU MATA KUCING SI PUTRI ONG TIN

Sejarah mencatat, sesungguhnya, batu paling indah di dunia saat ini adalah batu mata kucing yang pernah dipakai oleh seorang putri asal China, putri Ong Tin…

 

Sejatinya, di dalam tingkatan batu permata, mata kucing atau cat eyes, tergolong batu peringkat ketiga di bawah zambrud colombia dan berlian. Namun dalam perkembangan di pasar internasional, batu mata kucing cellone menduduki peringkat pertama dalam bursa penjualan batu mulia terlaris.

 

Jika diteliti, batu mata kucing terjadi karena pembekuan zat asam yang terlahir dani sifat air dan mengandung sulfur perekat tertinggi selama ribuan tahun. Dan batu ini juga disebut sebagai ametis cristal terkuat yang mengandung 8 mohs kadar kekerasan batu dengan bentuk urat air mengalir.

 

Di dalam peradaban manusia, di masa keemasan zaman Purwacarita Bata Wening, batu mata kucing sangat didewakan sebagai lambang dari keasrian alam, sementara, di zaman raja agung Zulkamaen (zaman setelah nabiyulloh Nuh AS), batu ini telah menduduki tempat yang tertinggi karena di tempatkan pada kursi kebesaran sang kaisar atau mahkota para raja-raja. Namun pada masa nabiyulloh Sulaiman AS, batu mata kucing mulai raib dan digantikaan dengan batu termulia saat ini, merah delima. Dan baru di masa kejayaan Wali Songo, ialah batu mata kucing mulai terangkat kembali lewat wasilah seorang putri raja Tartar, Ong Tin, yang datang ke pulau Jawa. Terkenalnya batu mata kucing di Indonesia.

 

Sekitar 1400 M, dengan dikawal 40 perahu besar penuh dengan pernak-pernik perhiasan, guci, piring, giok serta ratusan batu permata yang dibawanya dari negara asalnya, seorang putri cantik anak dari raja Tartar yang bernama Ong Tin yang sedang mabuk kepayang pada Syarif Hidayatulloh pemuda tampan yang pernah datang ke istana ayahandanya, berangkat menuju pelabuhan Cirebon.

 

Sebelum semua ini terjadi, konon, Syarif Hidayatulloh yang kala itu merasa gundah dan sulit untuk memejamkan mata, akhirnya bisa tertidur pulas di salah satu jukung milik nelayan yang sengaja ditambatkan di pesisir laut Cirebon. Dengan kekuasaan-Nya, di saat Syarif Hidayatulloh tertidur lelap, Allah SWT menghempaskan jukung tadi hingga sampai ke negeri China.

 

Ternyata, kedatangan Syarif Hidayatulloh di negara China tidak disukai oleh sang penguasa. Betapa tidak, karena kelembutan perilaku dan tutur bahasanya, dalam waktu singkat, Syarif Hidayatulloh pun mendapatkan sambutan yang diwujudkan dalam bentuk kecintaan rakyat Tartar pada dirinya. Karena takut diri dan kewibawaannya tersaingi, maka, raja pun memanggil Syarif Hidayatulloh ke istananya.

 

Dengan mengedepankan sifat kekuasaan, sang raja Tartar pun mensiasati Syarif Hidayatulloh yang dianggapnya punya kelebihan di atas manusia pada umumnya dengan cara menakupkan sebuah bokor tembaga di perut putrinya, Ong Tin, hingga mirip dengan perempuan yang sedang hamil delapan bulan.

 

“Kisanak… sebelum aku memberikan pertanyaan, cobalah lihat, apakah putriku sedang hamil atau tidak?” Ujar sang raja dengan wajah sinis.

 

“Wahai raja Tartar, atas izin Allah, tidak ada seorang wanita yang sudah hamil seperti putri Andika dinyatakan tidak hamil.”

 

Jawaban ini membuat sang raja tertawa terbahak-bahak karena merasa dirinya berhasil mengecoh Syarif Hidayatulloh. Dengan serta merta, raja pun langsung melucuti ikat pinggang putrinya dengan maksud untuk memperlihatkan bahwa yang dipasang hanyalah sebuah bokor. Namun apa yang dilihatnya saat itu membuat sang raja marah besar, ternyata, bokor telah lenyap dan berganti dengan kehamilan yang sesungguhnya.

 

“Sungguh kejam sihirmu wahai sang penenung jahat!” Ujarnya dengan marah yang meluap-luap. Dan seketika, Syarif Hidayatulloh pun diusir dari negaranya!

 

Sudah barang tentu, putri Ong Tin merasa malu dan hanya bisa menangisi peristiwa yang baru saja terjadi sementara di lubuk hatinya yang paling dalam, diam-diam, ia menaruh hati pada Syarif Hidayatulloh.

 

Waktu terus berlalu, walau berbagai upaya telah dilakukan, tetapi, kesedihan sang putri tak jua sima. Melihat keadaan itu, akhirnya, sang raja pun memutuskan untuk mengirim 400 pasukan guna mengantarkan sang putri menemui tambatan hatinya, Syarif Hidayatulloh di Bumi Cirebon.

 

Singkat cerita, setibanya di pesisir pantai Cirebon, putri Ong Tin yang hatinya telah diliputi perasaan cinta nan mendalam langsung berlari kegirangan. Dan tanpa disadari, kalung yang dikenakannya tersangkut dahan dan terjatuh di pasir. Peristiwa itu terjadi di pesisir Pasir Ipis, daerah Ciledug, Cirebon.

 

Dalam sejarah kewalian, kalung yang dipakai oleh putri Ong Tin itu berbentuk rantai tipis terbuat dari emas putih dengan medalion berhiaskan berlian ungu dan di tengahnya terdapat batu mulia besar yang sangat indah dipandang mata. Batu mata kucing hijau dengan serabut urat air yang sangat lembut.

 

Lewat sejarah jatuhnya kalung putri Ong Tin, Ir. Kosasih, selaku putra mahkota Kanoman yang kini menempati rumah sederhana di daerah Karang Asem, Sindang Laut, Cirebon, pernah menuliskan dalam bukunya yang berjudul Keindahan Cat Eyes Cellone. Pada buku tersebut tersurat dengan jelas, “Sesungguhnya batu yang paling indah di dunia saat ini adalah batu mata kucing yang pernah dipakai oleh seorang putri asal China.” Yang dimaksud dalam tulisan ini adalah putri Ong Tin. Batu kemilau dengan struktur oval seberat 39 crat berwarna hijau crystal dan bercahaya emas memanjang, telah menjadikan batu ini sebagai yang terindah di dunia.

 

Dan pada rentang 1970-an, atas prakarsa Ir. Kosasih, beliau mengumpulkan para Ahli Hikmah dan menyatakan: “Barang siapa yang bisa menemukan batu mata kucing hijau seberat 39 crat, baik dengan jalan real maupun secara bathin, maka, dia berhak mendapatkan hadiah seluruh uang yang ada padaku.”

 

Dan saat penulis menanyakan langsung pada Ir. Kosasih tentang perjalanan para jawara ahlul bathin di rentang 1970 itu, beliau hanya menggeleng sedih pertanda batu mata kucing yang pernah dipakai oleh putri Ong Tin belum bisa diketemukan. Bahkan beliau berkata dengan tegas, “Bila saat ini ada yang mampu menemukannya, Saya berani bayar 21 miliar.”

 

Kisah perburuan batu mata kucing ini masih berlanjut, dan pada rentang 1997 sampai 1999, atas prakarsa Ir. Sujatmiko yang dibiayai langsung oleh (Alm) HM. Soeharto, mantan presiden RI, menjadikan Pasir Ipis, yang kini sudah menjadi bukit dan hutan sangat ramai didatangi oleh para jawara ahli bathin yang ingin mengadu nasib. Bahkan, penulis sendiri sempat ikut dalam perburuan batu berkelas milyaran rupiah itu selama kurang lebih dua bulanan.

 

Kisah raibnya batu mulia mata kucing cellone milik putri Ong Tin enam abad silam, membuat batu ini sangat masyhur di seluruh belahan Nusantara. Namun dalam kenyataannya, belum ada satu pun yang memiliki batu mata kucing berwarna hijau crystal seberat 39 crat. Yang ada pada saat ini paling hanya seberat 5 sampai 8 crat, itupun masih dalam tahap cellone madu, belum crystal sekali.

 

Siapapun tentu akan kepincut dengan iming-iming puluhan milyar rupiah hanya sekadar mencari sebuah batu bersejarah. Kala itu tak hanya penulis, ternyata, hampir seluruh ahli bathin Cirebon turun dengan segala peralatan mistiknya.

 

Aroma wewangian kian menyengat tatkala penulis baru sampai di tempat yang dituju. Hampir di setiap sudut hutan dan bebukitan Pasir Ipis telah ditempati oleh beragam manusia dengan polah dan tingkah laku yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang seperti orang bertapa, ada yang berteriak memanggil penunggu bangsa gaiblah setempat, ada pula menggerakkan tubuh dan tangannya seperti orang sedang kesurupan. Bahkan di sebelah sana, ada yang berdzikir secara tartil, munajat dengan membisu dan masih banyak tingkah laku aneh lainnya.

 

Dengan dibantu dua orang teman, penulis langsung mencari tempat yang dianggap sepi dari keramaian orang-orang yang bertujuan sama, menelsik keberadaan mustika mata kucing yang penuh sejarah itu. Lewat tengah malam, penulis mulai menggelar ritual dengan sarana minyak Ja’faron jarum satu dan Buhur Sulaiman Al Yamani code 220, cara ini penulis lakukan hampu selama satu bulan penuh. Namun apa yang diharapkan tak pernah tampak wujudnya sama sekali.

 

Alih-alih mustika mata kucing, yang datang silih berganti dan minta diambil ke wujud nyata hanyalah mustika lain yang tak berguna. Dalam kebimbangan yang teramat sangat, pada malam Selasa Legi, sinar terang benderang mulai memancar di atas pohon beringin besar Dan kejadian ini juga diliat oleh seluruh ahli batras yang ada di tempat tersebut.

 

Nasib… nasib… gerutu dalam hati yang mulai cemburu dengan keadaan yang tak sebanding ini. Bagaimana tidak, peralatan mereka lebih lengkap, kembang dengan sarana yang dibawa. Bayangkan, mereka membawa perantan mistik tingkat tinggi berupa minyak Dayang Kerathon Sumbi, Suwuk Madat Cincin Tiga, Rante Babi, Minyak Kautsar, Zaitun Madat India, Sereh Lanang, Daun Sirih Hitam, Bambu Petuk, Buhur Jahanam Akasah dan lainnya.

 

Namun penulis tetap bertahan sampai di antara yang datang ada yang berhasil mendapatkannya Ya… dengan keyakinan dan cara masing-masing, semua yang ada di sana melihat cahaya itu berlompatan dari satu ke pohon yang lain dengan kecepatan yang sulit diikuti mata telanjang, sehingga membuat semua ahli menjadi was-was. Beberapa kali cahaya itu sempat diam beberapa saat pada sebatang pohon, namun ketika hendak ditangkap, kembali cahaya itu berpindah tempat hingga banyak para ahli bathin yang tersungkur akibat tersandung oleh akar pohon.

 

Akhirnya, perjalanan mencari batu mustika mata kucing itu sengaja penulis hentikan karena ketidakmampuan menaklukkan mustika yang telah dijaga Nur Waliyulloh. Bahkan, kala itu, secara seksama puluhan ahli bathin mengundurkan diri karena mendapatkan hawatif yang sama: “Mustika mata kucing cellone kepunyaan putri Ong Tin, akan terus mendampingi tuannya hingga sampai alam surga di mana beliau tetap bersanding dengan Waliyulloh Kamil Sunan Gunung Jati.”

 

Bila kita mau merunut sejenak, maka, batu mata kucing kepunyaan putri Ong Tin adalah salah satu dari sekian batu yang sangat langka di pasaran dan sudah termasuk Green Diamond atau berlian Lu’lu’ (berlian berwarna hijau muda crystal).

 

Hikmah yang dapat dipetik dari kisah ini adalah tidak semua yang kata inginkan akan berhasil, sesungguhnya ini semua adalah wujud dari kasih sayang Allah SWT yang mengingatkan pada semua hamba-Nya untuk tidak saling menyalahkan pendapat, pemberian maupun wujud dari ilmu orang lain, tapi, teruslah belajar untuk bisa instropeksi diri dalam segala makna dan kesalahan. Sebab, cara ini lebih mulia dari pada sifat pemimpin yang hanya mengedepankan dirinya sendiri dalam pandangan hubbud dunia (selalu mengejar maten). Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!