Kisah Mistis: ARWAH KORBAN PEMBUNUHAN
Apa gerangan yang menguarkan bau teramat menyengat itu?
Iapun mendatangi sumber bau busuk. Begitu menemukan, Salim pun terkejut setengah mati. Matanya terbelalak melihat sesosok mayat terbujur kaku terlentang. Seluruh tubuhnya yang telah membusuk disantap ratusan bahkan mungkin ribuan belatung. Wajah Salim pun menjadi pucat pasi.
Akhirnya, bergegas ia berlari pulang ke rumah untuk melaporkan penemuan mayat itu pada kepala dusunnya. Ia langsung menceritakan apa yang barusan dilihat kepada Kepada warga yang kebetulan ditemuinya di tengah jalan.
Dalam sekejap, puluhan orang mendatangi TKP untuk melihat mayat yang tidak diketahui identitasnya itu. Warga yang datang ke TKP tidak berani mendekat. Bahkan, beberapa orang di antaranya muntah karena tidak tahan mencium bau busuk yang sangat menyengat hidung.
Dari hasil olah TKP, karena di dekat tubuh korban terdapat botol Baygon yang sudah kosong, maka, dugaan sementara adalah korban bunuh diri. Sayangnya, walau Polisi berhasil menemukan SIM dan KTP milik korban, tapi, yang terbaca hanyalah namanya saja Mi Sipahutar. Sementara, data-data lainnya dikedua surat keterangan itu tak terbaca sama sekali.
Kemana jenazah ini akan diserahkan? Apalagi Polisi tidak menemukan alamat atau nomor telepon keluarga yang dapat dihubungi. Jika melihat marga di belakang insial namanya, maka, dapat disimpulkan korban adalah dari etnis Batak dan beragama Kristen. Akhirnya, jenazah pun dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.
Setelah dilakukan otopsi, dokter rumah sakit menemukan ada bekas pukulan benda tumpul di tubuh korban. Alhasil, dugaan bunuh diri seketika berubah menjadi pembunuhan. Dengan berpegang pada kesimpulan ini, maka, tugas dari aparat kepolisian menjadi bertambah karena harus segera menangkap sang pembunuh dan sekaligus mengungkapkan motifnya. Apakah perampokan atau balas dendam?
Sebenarnya, seminggu sebelum mayat diketemukan oleh Salim, beberapa warga desa yang hendak menuju ke kebun jeruk, coklat dan rambung ada mencium bau bangkai.
Mereka menduga itu hanyalah bangkai binatang. Tak satu pun di antara mereka ada yang menduga jika bau busuk itu berasal dari bangkai manusia. Yang pasti, sejak diketemukan mayat di hutan rawa-rawa, maka, cerita-cerita seram dan menakutkan pun beredar di tengah-tengah warga. Tiap hari, ada saja warga yang menceritakan bahwa arwah korban pembunuhan itu masih berada di sekitar lokasi tempat ia terbujur kaku.
Tak pelak, cerita itu membuat warga yang penakut menjadi resah. Anak-anak gadis tidak berani tidur sendiri di kamarnya. Tak hanya itu, anak-anak usia SD dan SMP tidak berani pergi ke dapur seorang diri. Beberapa kepala keluarga bahkan tidur satu kamar dengan orang tuanya. Padahal anak-anak mereka sudah berusia remaja.
Setelah seminggu berada di instalasi jenazah dan tak ada satu keluarga pun yang menjemputnya, maka, pihak rumah sakit menyerahkannya pada pihak kepolisian. Oleh pihak berwajib, jenazah itu diserahkan pada ikatan Keluarga Sipahutar, dan akhirnya dikuburkan secara agama Kristen, di pekuburan Kristen.
Tiga hari setelah jenazah dikuburkan, terjadilah kegaduhan di tengah-tenah masyarakat. Kegaduhan itu meluas bukan hanya di kelurahan tempat jenazah dikuburkan, tapi merambah ke desa-desa tetangga.
Cerita yang beredar dari mulut ke mulut, katanya, beberapa warga melihat penampakkan sesosok laki-laki paruh baya berlari-lari sambil mengipas-ngipas tubuhnya yang kepanasan. Laki-laki itu berupaya melepaskan jas dan dasi yang dipakainya tapi tidak bisa.
Menurut cerita warga, ia berteriak-teriak, “Panas-panas. Aku tidak mau dikuburkan di situ. Pindahkan kuburanku!”
Siapa sebenarnya sosok hantu itu? Warga menyakini ia adalah laki-laki yang diketemukan beberapa waktu lalu. Tapi, mengapa ia menampakkan diri sambil menyebut-nyebut panas dan minta dipindahkan ke tempat lain. Tak seorangpun ada yang dapat menjawabnya. Dan tiap pagi, cerita penampakkan hantu itu ada saja yang baru.
Cerita itu bukan saja dari kuburannya, tapi juga dari tempat ia diketemukan warga. Seperti yang diceritakan Mbak Salmah, pagi itu saat ja berada di warung, katanya, semalam pak Badrun, tetangganya, melihat sosok bayangan hitam di tempat mayat ditemukan.
Bayangan itu mengikutinya dari belakang dan melayang-layang di atas kepalanya. Dari tubuhnya tercium bau bangkai yang amat menyengat. Ketika pak Badrun berhenti, bayangan itu hitang. Ketika ia meneruskan perjalanannya, bayangan itu kembali mengikutinya. Dan sesampainya di jalan raya, bayangan itu pun menghilang.
Warga di sana lalu menghubungkan sosok bayangan hitam itu dengan jenazah yang diketemukan beberapa waktu lalu. Entah karena dorongan perasaan takut atau ada sugesti lain, yang jelas, banyak warga di sana yang merinding bulu kuduknya jika melintas di lokasi tempat jenazah diketemukan.
Malam hari hanya ada beberapa orang saja yang berani lewat di sana. Meski jauh, tetapi, warga lebih banyak memilih jalan alternatif karena mereka merasa nyaman tidak dibayangi perasaan takut yang menghantui hati dan perasaan.
Padahal aku sempat berniat untuk menuliskannya, tapi niat itu urung kulaksanakan. Ada perasan enggan untuk itu, meski banyak pembaca Misteri di tempat tinggalku yang memintaku untuk menuliskannya. Semula aku tetap bertahan pada pendirian, tetapi, karena beberapa pembaca terus mendesak, akhirnya aku mau juga menuruti keinginan mereka.
Kisah penemuan mayat di hutan rawa-rawa Sungai Wampu, kuketik malam hari sekitar pukul 24.00 wib. Soalnya, sejak pukul 18.00 listerik mati selama 6 jam. Dan baru hidup pada pukul 24.00. Sementara itu, di luar hujan turun denga lebat walau tak disertai petir. Baru sekitar setengah jam aku mengetik, tiba-tiba, terdengar pintu depan diketuk berulang kali.
“Assalamu’alaikum!” Sampai tiga kali terdengar uluk salam.
“Wa’alaikum salam!” Jawabku.
Siapa pula yang datang tengah malam, demikian bisik hatiku diliputi tanda tanya. Tanpa ragu dan bertanya siapa yang datang, aku segera membukakan pintu. Dalam hatiku, tidak ada perasaan takut untuk membukakan pintu.
Ya… aku tidak pernah berfikir yang bukan-bukan, misalnya didatangi perampok.
Setelah pintu depan rumah terbuka di hadapanku berdiri sesosok laki-laki berperawakan sedang. Ia memakai jas hitam lengkap dengan dasi. Wajahnya yang dilapisi bedak tebal terlihat pucat.
“Silahkan.” Jawabku.
“Aku mayat yang diketemukan di hutan rawa-rawa Sungai Wampu beberapa minggu latu. Namaku Muhammad Ismail Sipahutar. Aku seorang muslim. Aku mohon padamu, agar menyampaikan kematianku ini pada keluargaku. Agar mereka melaksanakan fadhu kifayah atas jenazahku.” katanya bermohon.
Mendengar penjelasan darinya, bulu kudukku merinding dan wajahku mendadak pucat pasi. Keringat dingin langsung membasahi wajahku. Siapa yang tidak takut bertemu dengan orang yang sudah mati. Apalagi, kebetulan, aku bukan laki-laki pemberani.
“Bagaimana caranya aku menyampaikan berita kematian Abang. Sedangkan aku tidak mengetahui alamat keluarga abang?” Tanyaku.
la kemudian memintaku menulis nomor telepon rumahnya. Berkat nomor telepon yang diberikannya, aku langsung pergi ke wartel. Maklum, selain tak punya telepon, aku juga tak memiliki HP. Dan setelah tersambung, kepada isterinya yang kebetulan langsung menerima kukakatakan bahwa suaminya telah meninggal dunia dan mayatnya dikuburkan di pekuburan Kristen.
“Mengapa ia dikuburkan di pekuburan Kristen? Dia seorang muslim: Tanya isterinya sangat terkejut.
“Dari marga di belakang inisial namanya, pihak yang berwajib memastikan ia beragama Kristen Protestan,” jawabku.
Aku langsung meminta kepada isterinya agar segera datang ke kantor polisi guna mencari informasi tentang penemuan mayat suaminya. Dan kepada isterinya, aku juga tidak menyebutkan identitas diriku. Pada siang harinya, pak Sazali, tetanggaku datang memberitahu.
Orang ramai di kuburan jenazah yang beberapa hari lalu diketemukan. Katanya jenazah itu seorang muslim. Petugas kepolisian akan membongkarnya sesuai dengan permintaan keluarganya?
Mendengar berita dari pak Sazali, aku pun bergegas menuju ke sana. Orang ramai berkerumun melihat makam yang kembali dibongkar. Di tepi liang lahat, kulihat isterinya dan anak-anak almarhum yang mengenakan busana muslimah. Mereka terisak menahan air mata kesedihan, manakala melihat orang yang mereka cintai dan sayangi meninggal dunia dengan sangat mengenaskan.
Puncak dari keharuan itu saat jenazah diangkat ke atas. Anak perempuan almarhum terlihat pingsan, sedangkan isterinya terlihat sangat tabah dalam menerima musibah itu. Dengan penuh kehati-hatian, Pak Ustadz Syahlan membawa jenazah ke masjid untuk dilaksanakan fadhu kifayah terhadap mayat, Selesai dikafani, jenazah dibawa ke dalam masjid untuk dishalatkan.
Ratusan warga termasuk aku, ikut mensholatkannya. Bahkan, beberapa kaum ibu turut mensholatkan bersama isteri dan anak-anaknya. Isteri beliau mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan terhadap almarhum. Dalam kata-kata sambutannya, isterinya menceritakan bahwa suaminya adalah seorang mualaf. Sebelum menikah dengan dirinya, almarhum terlebih dahulu memelajari ajaran Islam di sebuah pesantren.
Setelah masuk Islam, ia sangat tekun beribadah. Ia suami yang sangat menyayangi isteri dan anak-anaknya serta bertanggung jawab terhadap keluarganya. Bulan lalu, almarhum pamit pada isteri dan anak-anaknya hendak ke luar kota. la menyetir sendiri mobilnya.
Biasanya ia pergi bersama sopir pribadinya. Tapi, karena sopir pribadinya kebetulan sedang sakit, maka, ia terpaksa menyetir sendiri. Diduga, ia dirampok dan mayatnya dibuang. Demikian cerita isterinya di hadapan ratusan orang yang berkumpul di depan masjid.
Dalam kata-kata sambutannya melepas keberangkatan jenazah, Ustadz Syahlan berpesan kepada keluarga yang ditinggalkan agar tabah menerima musibah yang menimpa. Selain itu, juga permohonan maaf pada keluarga korban karena telah menguburkannya di tempat yang salah.
Pada keluarga, pihak kepolisian juga berjanji akan memburu perampok yang membawa mobil korban. Setelah 40 hari sejak almarhurt dikuburkan secara islami, akupun menemukan jawabannya dalam mimpi. Almarhum datang menemuiku dengan wajah berseri-seri dan mengenakan jubah berwarna putih.
“Aku ucapkan terima kasih atas bantuan yang kau berikan. Kini aku dapat beristirahat dengan tenang di alam kubur. Sebelumnya kuburanku terasa panas sekali. Aku merasa tidak nyaman memakai baju jas dan dasi. Karena itu bukan pakaianku. Pakaianku adalah kain kafan. Akupun tidak nyaman berada dalam peti jenazah. Karena tempat tidurku yang nyaman adalah liang lahat. Aku pergi. Asssalammur’alaikum!” Almarhum segera pergi meninggalkanku yang tertegun menatap kepergiannya.
Sesaat kemudian, aku terjaga dari tidurku. Saat aku melihat jarum jam dalam kamarku ternyata, malam telah menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!