Kisah Mistis: ARWAH KORBAN KECELAKAAN
Namaku Nila. Ini pengalamanku 2 tahun lalu. Waktu itu aku tinggal bersama 2 orang temanku, Vina dan Desi, di sebuah rumah kontrakan. Dulunya kami sama-sama tinggal di kos-kosan putri. Tapi karena tidak tahan dengan ibu kos yang galaknya minta ampun, kami lantas memutuskan buat cari rumah kontrakan lain. Kebetulan kami bertiga satu kampus. Dari sinilan awal semuanya terjadi…
Hari itu aku tidur berdua dengan Vina karena Desi mendadak pulang kampung untuk suatu urusan. Katanya cuma sehari, besok sudah balik lagi. Sore itu hujan mengguyur kota kami sampai malam menjelang. Aku dan Vina enggan mau pergi kemana-mana. Kami menghabiskan waktu sambil mengobrol. Saat Kami tengah asyik mengobrol, tiba-tiba kami dikagetkan suara ketukan pintu. Siapa yang datang malam-malam begini? Padahal sedang hujan, gumamku dalam hati.
Begitu aku buka pintu, aku dan Vina sontak kaget banget. Ternyata Desi yang mengetuk pintu. “Kamu kok sudah pulang?” tanya Vina heran.
“Iya nih… Mana lusuh gini penampilan Io. Lo sakit Des? Wajahmu pucat banget,” tanyaku lagi setelah Desi masuk.
Desi tidak menjawab. Dia diam dan langsung duduk. Aku mendekat dan coba menanyakan apa yang terjadi. “Lo kenapa, Des? Lo baik-baik saja kan?”
Sesaat kemudian Desi menangis dan langsung memelukku. Aku merasakan tubuh Desi begitu dingin. Mungkin karena kehujanan, pikirku. Maklum cuaca saat itu memang dingin. Aku biarkan dia menangis di pelukanku.
Udara malam terasa semakin dingin sampai menusuk ke tulang-tulang rusukku. Vina datang dengan membawa segelas air hangat dan sepiring nasi. “Minum dulu, Des.” Kata Vina. Tidak ada sahutan.
“Kamu pasti kedinginan karena tadi kehujanan. Kamu juga pasti belum makan kan?” Lanjut Vina sambil duduk di sebelah besi.
Kali ini Desi mengangguk. Kemudian dia berlalu ke kamar meninggalkan aku dan Vina. Mungkin dia mau ganti pakaiannya yang basah, pikir kami. Namun lama dia tidak juga keluar dari kamar. Kami pikir dia ingn menenangkan diri sejenak sehingga kami pun membiarkannya.
Tidak lama kemudian HP-ku berdering.
“Halo…Nila ya?” terdengar seorang perempuan bertanya dari ujung telepon.
“Iya,” jawabku. “Ni siapa?”
“Saya mbaknya Desi di kampung.” “Oh iya, Mbak. Ada apa mbak? Mbak mau ngobrol sama Desi?” tanyaku. “Desi sudah sampai di sini sekitar setengah jam yang lalu.”
“Apa?” terdengar jerit kaget dari seberang sana. “Kamu ini ngomong apa sih? Justru mbak nelpon kamu mau kasih tahu tentang Desi. Desi meninggalkan kita untuk selamanya,” ujar kakaknya Desi disertai suara tangisan.
“Maksudnya apa, Mbak?” tanyaku benar-benar tidak mengerti.
“Bus yang ditumpangi Desi mengalami kecelakaan dan Desi salah satu dari korban yang meninggal dunia dalam kecelakaan itu!”
Jleg! Aku menelan ludah. “Ah, Mbak jangan becanda deh. Desi ada di rumah Mbak. Dia lagi di kamar kok,” kataku.
“Kamu ini yang becanda. Sekarang jasad Desi sedang dalam perjalanan menuju rumah…”
Tiba-tiba telpon terputus. Vina yang dari tadi mendengar obrolanku dengan si penelpon langsung beranjak ke kamar. Aku menyusul dari belakang. Ternyata benar, Desi tidak ada!
Vina terlihat sangat ketakutan. Kuajak dia untuk tidur agar bisa tenang. Namun baru saja memejamkan mata, aku sudah bermimpi. Tapi mimpi itu seperti nyata. Aku melihat sosok Desi di sudut kamar. Dengan penampilan dan wajah seperti tadi saat datang di tengah hujan.
“Desi… Kamu kembali?” tanyaku.
“Aku hanya ingin mengucapkan selamat tinggal, La. Maafkan untuk semua kesalahanku,”” jawab Desi lirih dengan wajah begitu sedih.
Aku ingin memeluknya tapi rasanya semua sia-sia. Desi melambaikan tangan padaku. Aku pun menangis dan menjerit sejadi-jadinya sampai aku tersadar ketika Vina menepuk-nepuk dahiku.
“Kamu mimpi apa? Tadi berteriak-teriak,” ujar Vina.
Aku diam saja. Aku tidak mau menceritakan mimpi itu karena Vina pasti akan bertambah ketakutan. Esoknya kampusku gempar mendengar berita kematian Desi. L
Biar pun Desi kini telah meninggikan kami selamanya, tapi bayangan Desi selalu hadir dalam hari-hariku. Kalau aku sedang menonton tv biasa dia ada di sampingku. Kini aku tetap merasakan dia tetap ada di sampingku. Kadang-kadang juga aku merasakan bau khas parfum Desi. Tapi Desi tidak pernah menampakkan diri dengan wajah atau sosok yang menyeramkan karena dia tetap Desi yang cantik, Desi yang baik.
Selamat tinggal sahabatku. Hanya doa yang bisa aku beri untukmu. Semoga kamu diterima di sisi Allah SWT. Semua kenangan kita tidak akan pernah kulupakan. Suatu saat nanti kita pasti bertemu di surga karena semua yang berasal dari-Nya akan kembali kepada-Nya. ©️
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!