Panggonan Wingit: MISTIS PASAR PEKAULAN

0
6

Panggonan Wingit: MISTIS PASAR PEKAULAN

Ada alam Pedanyangan yang terletak di antara alam nyata manusia dan alam gaib para jin. Di alam Pedanyangan ini budayanya masih sangat mirip dengan budaya manusia zaman kerajaan tempo dulu. Lantas, bagaimana dengan alam jin dengan berbagai tingkatannya?

 

Dua liputan menarik yang tersaji dalam Sajian Khusus Jelajah Dunia Gaib berikut ini merupakan kenyataan yang bisa jadi akan mengubah persepsi Anda tentang dunia gaib. Bagaimana mungkin. ada sebuah pasar yang diyakini dapat memberi keberkahan tertentu bagi mereka yang ritual di dalamnya? Bagaimana juga dengan air terjun Cikamalayan yang sering membuat bulu kuduk berdiri meremang itu? Ternyata memang ada dimensi gaib di balik fakta yang terlihat oleh mata kita. Dan, hanya dengan “kekuatan” tertentu orang dapat masuk ke dalamnya…

 

Mungkin ini adalah pasar terunik di dunia. Pengunjungnya tidak hanya melakukan transaksi jual beli, tapi juga transaksi gaib. Mereka mengharap berkah, karena itu pasar ini Juga dikenal dengan nama Pasar Perkaulan…

 

Tidak seperti pasar pada umumnya yang senantiasa ramai dikunjungi penjual dan pembeli setiap hari, maka apa yang disebut sebagai pasar di desa Gerit, kecamatan Cluwak, Pati Jawa Tengah ini hanya ramai dikunjungi pembeli saat-saat tertentu, yakni setiap hari Senin Pahing. Itu berarti tiap 36 hari, hanya sekali pasar ini ramai dikunjungi orang, baik itu pembeli atau penjual. Mengapa harus memilih Senin Pahing untuk melakukan transaksi jual beli?

 

Ramainya Pasar Senin Pahing ini ternyata ada kaitannya dengan ritual mistis yang akan dilakukan di dalam pasar unik yang kemudian dikenal juga dengan nama Pasar Perkaulan. Ritual itu berupa doa ataupun perjanjian khusus dengan penguasa gaib Pasar Senin Pahing. Kebanyakan mereka yang datang ketempat ini berharap berkah atau berkaul. Di desa yang tumbuh subur buah durian dan rambutan inilah biasanya pengunjung mengadakan perjanjian dengan penguasa gaib yang diyakini banyak berdiam di areal pasar ini. Jika suatu saat nanti niatan atau tujuan yang telah diucapkan di Pasar Senin Pahing itu terkabul, maka mereka akan kembali ke tempat ini untuk mengadakan syukuran. Agaknya, karena itulah maka banyak juga masyarakat sekitar menyebut Pasar Senin Pahing ini dengan nama Pasar Perkaulan.

 

Banyak hal yang dilakukan oleh pengunjung pasar Perkaulan, baik itu berharap naik pangkat, sukses dalam dagang, gampang jodoh, sampai berharap kesembuhan dari penyakit yang diderita, ataupun harapan-harpan hidup lainnya. Meraka yang datang di tempat ini ternyata tidak hanya masyarakat dari daerah sekitar Pati saja, sebab banyak masyarakat di luar kabupaten Pati yang turut berharap berkah di Pasar Perkaulan. Mereka itu baik yang datang dari Kabupaten Kudus, Rembang, Demak dan beberpa daerah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

 

Pasar Pekaulan ini tidak hanya unik dari sisi terjadinya transaksi yang hanya berlangsung tiap 36 sekali yakni pada hari Senin Pahing. Keunikan lain, jika pasar-pasar lain dikepalai oleh seorang Mantri Pasar, maka Pasar Senin Pahing Ini malah dijaga oleh seorang Juru Kunci. Tentang ramainya pengunjung di pasar Ini, Kalam sang Juru Kunci berkomentar. “Memang benar pasar ini tidak hanya dikunjungi oleh orang-orang dari Pati dan sekitarnya. Bahkan, pernah pula ada yang datang dari Sumatera.”

 

Benarkah ada kekuatan mistik di Pasar Perkaulan ini? Mungkin saja banyak orang yang tidak percaya akan kekeramatan pasar desa yang jauh dari perkotaan ini. Kendati begitu, ternyata tidak sedikit orang yang mengaku doanya terkabul setelah berkunjung ke Pasar Perkaulan. Itu dapat dibuktikan dengan banyaknya mereka yang datang lagi ke tempat ini untuk syukuran. Mereka datang dengan membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauknya berupa ayam.

 

“Bahkan, ada kalanya mereka menyembelih kambing di Pasar Perkaulan untuk mensyukuri atas doanya yang telah terkabul,” ungkap Lasini, warga setempat yang juga penjual jajanan di Pasar Perkaulan.

 

Keramaian Pasar Perkaulan dimulai sejak Minggu pagi hingga Senin (Pahing) siang. Sejak minggu pagi, para pedagang, mulai menjual bunga, makanan, pakaian dan aneka kebutuhan lainnya sudah mulai menjajakan dagangannya. Sedangkan para pengunjung yang kebanyakan para peziarah Pasar Perkaulan akan datang bertahap sejak siang hari. Mereka ada yang datang bermotor ataupun secara berombongan dengan kendaraan roda empat. Saking terkenalnya nama Pasar Perkaulan ini, begitu masuk kota Kudus atau Jepara, pasti sudah banyak angkutan umum yang menawarkan jasa untuk mengantar ke Desa Gerit, tempat pasar Perkaulan berada.

 

Puncak aktivitas di pasar yang masuk wilayah lereng Gunung Muria ini mulai ramai pada malam Senin. Ratusan, bahkan ribuan pengunjung Pasar Perkaulan tumpek blek di sekitar pasar untuk memulai ritual. Mereka berziarah sekaligus berdoa di sebuah tempat yang dipercaya sebagai petilasan keramat. Setelah berziarah itulah mereka tak lupa membeli aneka makanan untuk dimakan di tempat itu juga, dan selanjutnya juga bermalam di sekitar Pasar Senin Pahing ini.

 

Tempat yang diyakini sebagai petilasan tersebut berada di sebuah ruangan berbilik bambu yang berada di tengahtengah pasar. Kebanyakan pengunjung memang percaya kalau tempat yang diziarahi itu merupakan tempat keramat, tetapi sesungguhnya menurut Kalam, sebetulnya tempat yang berada di bilik bambu itu hanyalah tempat biasa yang baru dibangun.

 

“Itu sebenarnya bangunan baru yang sengaja dibangun dengan tujuan agar para peziarah dapat berkumpul di satu tempat, tidak tercecer di pinggir-pinggir pasar” ungkap Kalam, menjelaskan alasan dibangunnya tempat itu.

 

Menurut cerita Haji Juri seorang warga setempat, keberadaan Pasar Perkaulan sebetulnya sudah ada sejak jaman penjajahan dulu. “Sejak dulu pun tempat itu sudah menjadi ajang ziarah. Saya sendiri tidak tahu siapa yang mengawalinya. Anehnya, kini malah ramai dan banyak orang yang mempercayainya kekeramatan pasar itu,” jelas H. Juri. “Seingat saya, tahun enam puluhan dulu, pengunjung Pasar Senin Pahing pernah diusir karena dianggap menyimpang dari ajaran agama, tapi mereka tetap nekad dan kembali lagi, dan terus sampai sekarang seperti yang Anda lihat sendiri,” tambah tokoh agama setempat itu.

 

Menurut sejumlah informasi yang berhasil dikumpulkan Misteri di sekitar Desa Gerit, kepercayaan akan kekeramatan Pasar Senin Pahing ini sebetulnya bermula dari cerita seorang pengusaha kain yang telah sukses setelah berdoa di tempat itu. Bahkan, pengusaha itupun juga mengungkapkan keajaiban tempat itu. Menurut kisahnya, di tempat keramat yang saat itu sebelum ramai dikunjungi orang, sang pengusaha kain meletakkan beberapa lembar kain warna putih di sekitar tempat itu. Dengan keyakinan doanya akan terkabul itulah dia berharap akan beberapa kain putih miliknya dapat berubah menjadi warna hitam. Entah keajaiban apa yang terjadi, sehingga tibatiba saja kian putih itu betul-betul berubah menjadi hitam.

 

Dari cerita si pengusaha kain yang berkembang itulah yang menjadikan semakin banyak orang percaya kekera.matan Pasar Senin Pahing, sehingga menjadikan mereka berdatangan untuk berkaul di pasar ini.

 

Hal tersebut berbeda menurut versi Juru Kunci Pasar Perkaulan. Menurut cerita Kalam, kekeramatan Pasar Perkaulan itu karena di areal pasar tersebut dulunya merupakan petilasan seorang wali bernama Mbah Duni, yang sekarang dimakamkan di Tayu. Oleh karena itulah Ketip percaya sebagai penunggu Bahu Yang pahing. pasar Senin adalah seorang tokoh agama Kadipaten Ndoliko yang masuk Islam dari Sunan Muria.

 

Adapun petilasan yang ditinggalkan Mbah bermula saat terjadi pernikahan antara anak Mbah Duni bernama Den Ayu Sekar dengan anak Sunan Muria bernama Raden Paku. Setelah selesai dinikahkan, maka kedua pengantin itu diarak dari rumah Sunan Muria menuju Kadipaten Ndoliko, yang sekarang menjadi Kecamatan Tayu, pati. Dalam perjalanan menelusuri lereng Gunung Muria itu, kedua pengantin diarak lewat perkampungan sepanjang jalan Menuju Ndoliko.

 

Baru sampai di desa bernama Gerit itulah rombongan pengantin berhenti untuk beristirahat sambil makan-makan. Karena banyaknya rombongan, ditambah penduduk sekitar yang ingin menyaksikan kedua mempelai itulah yang membuat suasana sangat ramai, bahkan banyak penjual aneka jajanan pasar yang turut meramaikan tempat itu. Melihat suasana yang sangat ramai itulah Mbah Duni berujar kalau suatu saat nanti desa itu ramai maka tempat berhentinya itu akan menjadi pasar yang ramai.

 

Dan memang benar kenyataannya, kini di tempat yang dulu digunakan untuk istirahat pengantin, telah menjadi sebuah pasar yang ramai. Namun, entah siapa yang memulainya, sehingga Pasar Senin Pahing kini dijadikan tempat untuk berdoa atau berharap sesuatu agar terkabul niatnya. Semoga saja, Anda tidak ikut terlibat dalam ritual berdoa ditengahtengah pasar, sebab berdoa pada Yang Maha Kuasa di dalam rumah ibadah tentu lebih makbul. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!