Ngaji Psikologi: Jangan Dihantui Keterbatasan

0
28

Ngaji Psikologi: Jangan Dihantui Keterbatasan

BANYAK orang yang menghabiskan energi mereka dengan mengemukakan keterbatasan mereka, “Aku tak bisa melakukan itu, “Aku tak bisa menghilangkannya, aku selalu begitu,” “Aku tak pernah bisa mempertahankan hubungan dalam waktu lama,” dan ribuan pernyataan negatif dan defensif lainnya.

 

Pikiran kita adalah alat yang paling kuat pengaruhnya. Bila kita memutuskan bahwa sesuatu memang benar atau ada di luar jangkauan kita, sangat sulit menerobos hambatan yang kita ciptakan sendiri itu. Bila kita mempertanyakan pendapat kita, itu hampir tidak mungkin.

 

Andaikan, sebagai contoh, kita berkata pada diri sendiri, “Aku tak bisa membuat karangan”. Kita akan mencari contoh untuk membuktikan pendapat ini. Kita akan mengingat karangan kita yang buruk di sekolah menengah, atau mengenang betapa kacau perasaan kita ketika terakhir kali duduk dan mulai menulis sehelai surat. Kita akan memenuhi kepala kita dengan keterbatasan-keterbatasan yang membuat kita takut mencoba. Untuk menjadi seorang penulis atau yang lainnya, langkah pertama adalah mematikan sumber kritik kita yang terbesar diri kita sendiri.

 

Saya mempunyai seorang klien yang mengatakan, “Saya tak akan pernah memiliki hubungan yang awet, saya selalu membuatnya kacau.” Tentu saja ia benar. Setiap kali ia bertemu dengan seseorang, bahkan tanpa menyadarinya, ia akan mencari-cari alasan agar teman barunya itu meninggalkannya. Bila ia terlambat datang ke acara kencannya, ia akan mengatakan kepada teman kencannya itu, “Aku selalu terlambat.” Bila mereka bertengkar, ia akan berkata, “Aku selalu terbawa nafsu cepat marah.” Cepat atau lambat, ia akan membuat pasangannya percaya bahwa dirinya tak layak mendapatkan cintanya. Lalu, ia akan berkata kepada dirinya sendiri, “Lihat, kan, itu selalu terjadi padaku. Hubunganku tak pernah langgeng.”

 

la harus belajar berhenti berharap bahwa segala sesuatu itu salah. Ia perlu “menahan diri” agar tidak menyatakan keterba tasan dirinya. Bila ia mulai berkata, “Aku memang selalu begini,” ia seharusnya berkata, “Ini aneh. Aku biasanya tak selalu begi ni” la harus melihat bahwa mengemukakan keterbatasannya hanyalah kebiasaan negatif yang dapat dengan mudah diubah menjadi kebiasaan positif. Sekarang ia sudah bersikap lebih baik. Bila ia mengingat kebiasaan lamanya, biasanya ia mener tawakan dirinya.

 

Saya telah belajar bahwa bila saya tidak mengemukakan keterbatasan saya, sangat jarang saya mengecewakan diri saya. Saya harap ini juga berlaku untuk Anda. ©️


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!