Kisah Mistis: NOMOR TELEPON JIN CANTIK

0
22

Kisah Mistis: NOMOR TELEPON JIN CANTIK

Nomor itu benar-benar bisa connect. Suara yang terdengar di seberang sana jaminan bakal membuat bulu kuduk merinding…!

MOKO menceritakan pengalamannya berkenalan dengan seorang gadis cantik pengendara motor bebek di jalan Taman Siswa. Tempat ini persisnya terletak di sekitar keraton Yogyakarta. Ketika kami makan nasi kucing (disebut nasi kucing karena cuma dua kepal dan lauk ikan teri) di warung koboy depan rumah kepala dukuh Papringan, Moko menuturkan semuanya kepadaku (penulis).

 

Awalnya, Moko yang berboncengan dengan Agung teman kampusnya, sedang meluncur dengan motor bebeknya di jalan Taman Siswa sembari mencari hiburan setelah selesai belajar. Mata Moko tiba-tiba menangkap sosok cantik berbaju merah mengenakan celana jeans. Dengan rambut panjang dan tubuh tinggi semampai gadis itu tampak sangat menarik. Dia sedang berdiri di samping motor bebeknya di pertigaan kompleks gedung departemen keuangan.

 

Iseng-iseng, Moko dan Agung menghampiri gadis cantik itu dan mengajaknya berkenalan. Dia mengaku bernama Nely, Rupanya Nely sedang menunggu temannya, tapi yang ditunggu tidak juga kunjung datang. Karena jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam, maka Moko dan Agung menawarkan diri untuk mengantarnya pulang. Nely setuju. Akhirnya, dua sepeda motor bebek itu meluncur meninggalkan komplek gedung departemen keuangan. Motor mereka menelusuri jalan Malioboro, kemudian menuju ke jalan Magelang lalu di pertigaan Crazy House Borobudur belok ke kanan menuju jembatan gantung di seputar kampus Sospol Unversitas Gajahmada.

 

Rumah Nely berada persis di sisi jembatan gantung jalan Samirono, Sebuah rumah yana besar dan mewah, bercat dinding merah menyala dan mempunyai taman yang sangat bagus. Waktu itu memang malam semakin larut sehingga Moko dan Agung mengantar gadis cantik tersebut hanya sampai pintu pagar rumahnya. Sebelum meninggalkan mereka, Nely memberikan nomor telpon rumahnya yang terlihat ganjil. Bagaimana tidak ganjil, nomor telpon rumahnya mempunyai sembilan digit. Padahal, daerah Yogyakarta hanya mempunyai enam digit. Bagaimana mungkin nomor telpon rumah Nely mempunyai sembilan digit?

 

“Yang benar, Mok?” Penulis penasaran. Tapi, Moko sungguh-sungguh dengan ceritanya.

 

“Iya, betul! Kalo nggak percaya, coba saja telepon sendiri!” Moko merogoh sakunya dan memberikan secarik kertas sobekan kepadaku. “Ini nomor telponnya!” katanya lagi.

 

819111019 Sungguh nomor telepon yang aneh, pikirku. Apakah ini nomor telepon khusus? Tanyaku dalam hati. Tidak mungkin. Nomor telepon khusus biasanya tidak mempunyai nomor serumit ini. Pasti ada yang salah, pikirku.

 

“Kamu enggak percaya, kan?” Moko menatapku.

 

“Kamu sudah pernah menelponnya?” aku balik bertanya.

 

“Belum, habis ngeri!” Moko menggeleng-gelengkan kepalanya.

 

“Ngeri?! Ngeri kenapa, Mok?” aku semakin penasaran.

 

“Sebab setelah aku dan Agung mengantar gadis misterius itu malamnya, paginya aku mendatangi rumahnya….” Sesaat wajah Moko menegang. Mukanya merah menunjukkan rasa takut. “Ternyata rumah mewah yang kami lihat tadi malam tidak kami temukan. Yang ada hanyalah rimbunan bambu di sekitar jembatan gantung jalan Samirono. Bukankan ini aneh dan mengerikan?”

 

Aku ikut merinding. Aku menatap Moko dalam-dalam. Memastikan apakah ia mengarang cerita dusta atau tidak. Wajah Moko kelihata tegang, berarti ceritanya benar.

 

“Aku merasa kamu belum percaya dengan cerita yang aku alami. Kamu bisa mencari kebenarannya pada Agung. Bahkan Agung pernah menelponnya. Dan telponnya nyambung. Tapi setelah telpon itu terangkat tidak ada suara apapun!” tutur Moko.

 

Aneh! Aku masih menatap nomor telepon Nely yang jumlahnya sembil digit itu. Dalam hatiku masih meragukan cerita Moko. Apakah Moko hanya mencari sensasi? Atau mungkin cerita Moko benar dan gadis cantik yang ditemuinya di jalan Taman Siswa itu sebenarnya adalah seorang jin yang sekarang menunggu jembatan gantung jalan Samirono. Yang menjadi pertanyaan besarku, bagaimana mungkin seorang jin memiliki nomor telepon?

 

Sehari setelah Moko mengisahkan kejadiannya, aku pun tidak membuang waktu lama untuk menebus rasa penasaranku. Persisnya jam dua siang aku mencoba untuk menghubungi nomor telepon aneh tersebut di wartel jalan Magelang. Ketika aku menekan nomor digitnya, hatiku bergetar-getar. Maaf, nomor telepon yang anda hubungi belum terpasang! Suara operator mesin penjawab terdengar lembut. Aku kecewa keluar dari warung telepon tersebut. Belum terpasang! Berarti cerita tersebut bohong belaka! Aku merasa kena dikerjai oleh Moko. Hatiku dongkol.

 

Di sepanjang perjalanan pulang, aku masih memikirkan nomor telepon tersebut. Rasa penasaranku tidak juga hilang. Akhirnya aku mencoba untuk memutar lagi nomor telpon tersebut. Kali ini aku menelponnya dari telpon umum di dekat kampus olahraga Universitas Yogyakarta yang dulunya merupakan IKIP Yogyakarta.

 

Hatiku kembali berdebar-debar saat menekan 819111019. Rasanya ada perasaan yang aneh ketika aku menempelkan gagang telpon di telingaku. Tuut…! Tuuuut! Aneh, nomornya nyambung! Luar biasa! Jantungku semakin berdegup kencang ketika nomor yang aku hubungi benar-benar tersambung. Lama sekali tidak diangkat-angkat. Perasaanku kacau. Ada yang aneh ketika aku dengar suara connect-nya. Nada yang kudengar pelan dan menyambung seperti terdengar dari tempat yang jauh. Sungguh aneh!

 

Karena suara connect-nya tidak juga diangkat maka aku putuskan untuk menutup telepon tersebut. Kini di sepanjang perjalanan pulang hatiku sedikit merasa puas. Setidaknya nomor telepon tersebut memang ada. Walaupun hanya bisa dihubungi lewat telepon umum.

 

Detik demi detiknya pikiran dan perasaanku dipenuhi angka-angka misterius milik seorang gadis cantik yang misterius pula. Aku masih berharap semoga menemukan kebenaran tentang jin cantik bernomor telepon 819111019 (ini kalau benar dia memang jin). Bakda maghrib setelah siangnya aku hubungi, aku mengajak Babeh Eman seorang duda genit yang parlente. Petang itu Babeh Eman mengenakan kaos oblong warna hitam, celana jeans dan rambutnya yang panjang keputihan di ikat rapi.

 

Sebelumnya Babeh Eman aku cekoki cerita bahwa aku mempunyai seorang teman yang masih gadis dan sangat cantik yang sedang mencari seorang lelaki kebapakan. Mendengar keterangan dariku, Babeh Eman begitu bersemangat untuk menghubungi gadis cantik yang aku ceritakan tersebut.

 

Persisnya telepon umum di samping Kampus Universitas Pertanian Swasta yang juga merupakan almamaterku, aku menemani Babeh Eman yang sedang menghubungi nomor telepon gadis misterius tersebut. Aku melihat Babeh Eman begitu tenang ketika nomor telpon yang dihubungi connect.

 

“Maaf, bisa bicara dengan Nely?” suara Babeh Eman terdengar genit.

 

Entah karepa apa wajah Babeh Eman yang tadinya berseri-seri tiba-tiba menjadi tegang setelah mendengar jawaban dari seberang sana. Yang lebih aneh dan mengagetkan adalah gagang telpon yang dipegangnya tiba-tiba terjatuh dari tangannya dan secara refleks ia berlari terbirit-birit meninggalkan gagang telepon yang menggantung di boksnya. Aku berlari mengikuti Babeh Eman dari belakang.

 

“Kenapa lari, Beh?” tanyaku dengan nafas tersengai-sengal.

 

“Gila kamu! Dia bukan manusia!” sergahnya.

 

“Kenapa Babeh membuat kesimpulan demikian? Memangnya apa yang dia katakan?” aku penasaran.

 

“Masa ia membentakku dan mengatakan: He bandot tua! Apa kamu tidak sadar menggangguku. Aku tahu kamu sekarang menelpon di jalan Petung, rambutmu panjang hitam keputihan di iket, kamu memakai kaos oblong hitam dan bercelana jeans. Awas kalo berani macam-macam!. Sial dia mengancamku begitu. Kalo orang biasa aku yakin dia tidak akan dapat menebak warna pakaianku, celanaku dan model rambutku. Pasti gadis itu seorang jin. Lagipula nomor telponnya aneh. Sembilan digit!” katanya sambil terus berlari kecil.

 

Kali ini aku benar-benar percaya bahwa Nely, jin cantik yang mempunyai nomor telepon 819111019, rumah mewah bercat merah menyala dan memiliki motor buatan Jepang memang benar adanya.

 

Cerita jin cantik bernomor telepon 819111019 ternyata juga beredar di kalangan teman-temanku. Rupanya bukan hanya aku yang penasaran dan selalu menghubungi nomor telepon tersebut. Tetapi juga teman-temanku. Daniel dan teman-temannya yang tinggal di kontrakan Seroja, juga selalu menghubungi nomor telepon tersebut. Rupanya jam sebelas malam setelah aku dan Babeh Eman menghubungi nomor telpon tersebut. Daniel Cs juga menghubunginya.

 

“Tadi Agung habis menelponnya. Memang sih, nomor teleponnya connect. Tapi dia hanya mendengar suara orang menangis dan merintih. Ketika ditanya suara tangisnya berubah menjadi tawa yang mengerikan,” Daniel menampakan muka yang tegang.

 

“Dan yang lebih menakutkan ketika kami habis pulang dari menelpon di sepanjang perjalanan yang kami lalui bau harum sampai tiba di kontrakan!” Imbuh Agung dengan semangat bercerita.

 

“Apakah kamu tahu yang bernama Nely itu?”

 

Aku tidak bisa menjawab pertanyaannya karena aku merasa ngeri juga. Yang jelas mereka tidak berani pulang ke kontrakan Seroja, sehingga berjubel-jubel mereka tidur di kamar kontrakanku.

 

Selang beberapa hari kemudian aku kedatangan teman dari Sleman. Ia bernama Mas Andi Ruditho. Ia menceritakan kejadian yang menggemparkan di daerahnya.

 

Ceritanya, beberapa bulan yagn lalu ada kecelakaan yang mengerikan yang menimpa seorang gadis cantik dengan motor bebeknya. Sampai saat ini motor bebek tersebut masih berada di polres Sleman menjadi barang rongsokan. Sedangkan gadis cantik tersebut meninggal dunia. Anehnya ada teman Mas Adi yang waktu itu sedang mengurus surat kendaraan bermotor miliknya sendiri dan ketika ia sedang duduk untuk mengantri ia melihat motor bebek yang sudah menjadi barang rongsokan dengan nomor plat seri milik seorang gadis yang barusan dikenalnya.

 

Iseng-iseng teman Mas Andi Ruditho menanyakart petugas yang sedang berjaga. Petugas itu menerangkan bahwa rongsokan sepeda motor bebek tersebut adalah milik seorang gadis yang mati kecelakaan kira-kira empat bulan yang lalu.

 

Teman Mas Andy terkejut. Bagaimana mungkin kejadian itu empat bulan yang lalu, padahal dirinya barusan berkenalan-dengan gadis pengendara sepeda motor dani nomor seri yang sama yang tergeletak sebagai barang rongsokan tersebut kemarin malam? Bahkan, gadis tersebut sempat memberikan nomor telponnya kepada teman Mas Andy.

 

Aku kembali penasaran dengan cerita Mas Andy. “Apakah mas membawa nomor telepon gadis itu?” tanyaku hati-hati.

 

Mas Andy merogoh sakunya dan menyodorkan secarik kertas sobekan padaku, “Ini…!” katanya.

 

Dengan hari-hati aku mengembilnya. Ada perasaan yang kembali bergetar dalam hatiku ketika kubaca nomor digit telepon gadis cantik yang diperoleh dari teman Mas Andy dan ternyata gadis cantik tersebut telah meninggal dalam kecelakaan empat bulan yang lalu. Aku sangat terkejut dan miris ketika nomor telepon itu mempunyai nomor digit yang sama persis dengan Nely, jin cantik yang tinggal di sisi jembatan gantung jalan Samirono, yaitu 819111019. Bagaimana Ini semua bisa terjadi? Aku meriding! Wallahu a’lam bissawab. ©️


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!