Parenting: ANAK JANGAN DIBERI CONTOH BURUK
Anak-anak mengenal dunia dengan meniru perilaku orangtua mereka. Tak ada yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah ini. Kemampuan anak untuk meniru begitu kuat sehingga para ilmuwan kini menganggapnya sebagai bagian dari sejarah evolusi manusia. Jika Anda melihat bayi yang baru berusia beberapa hari, gendong agar dia bisa memfokuskan pandangan pada wajah Anda, lalu julurkan lidah Anda padanya maka dia akan membalas menjulurkan lidahnya. (Dia mungkin belum bisa mengendalikan ototnya untuk menjulurkan lidah tepat seperti apa yang Anda lakukan, tetapi jika Anda amati baik-baik, Anda akan melihat bahwa dia memang menggerakkan lidahnya sebagai respon terhadap gerakan Anda). Menirukan orang dewasa, terutama orangtua, adalah bagian alami dari diri kita. Bahkan, kemampuan anak untuk belajar dari melihat telah ada jauh sebelum mereka memiliki kemampuan untuk menyerap pelajaran yang berusaha diberikan orang lain kepadanya.
Saat anak semakin besar, mereka memandang orangtua mereka sebagai panduan dalam berbagai macam situasi, bukan hanya untuk membedakan apakah ini aman atau tidak.
Jika anak Anda terus-menerus melihat Anda dan pasangan Anda bertengkar serta saling membentak misalnya, atau melakukan perkelahian fisik, anak Anda akan percaya bahwa cara terbaik untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dengan orang lain adalah dengan bertengkar dan perkelahian fisik. Namun jika Anda dan pasangan Anda jarang berteriak satu sama lain, anak Anda akan memakai taktik ini saat berinteraksi dengan orang lain. Orangtua yang memberi tahu anaknya untuk tidak memukul, tetapi dirinya sendiri agresif secara fisik mungkin akan terkejut mengetahui anak mereka menirukan ini dalam hubungan mereka dengan teman, pasangan, dan anggota keluarga mereka. Inilah salah satu alasan anak yang mengalami penganiayaan fisik memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk tumbuh menjadi kasar dalam kehidupan pernikahan mereka atau suka menyiksa anak mereka sendiri.
Belajar melalui pengamatan terus berlanjut sepanjang masa kecil dan juga remaja meski saat makin dewasa, anak-anak cenderung untuk tidak menirukan orangtua mereka secara terang-terangan dan cenderung melakukannya secara diam-diam. Meski tampaknya Anda tidak diperhatikan oleh anak Anda yang mulai besar, anak praremaja atau remaja tahu benar bagaimana Anda menghabiskan waktu luang, bagaimana Anda menyeimbangkan kehidupan keluarga dan pekerjaan, bagaimana Anda bersenang-senang, dan bagaimana Anda menghadapi stres. Remaja khususnya sangat suka memerhatikan perbedaan antara apa yang dikatakan dan dilakukan orangtua mereka. Jika anak Anda melihat Anda mengatasi masalah dengan memakai alkohol, contohnya, maka ceramah Anda tentang bahaya minum minuman keras tidak akan banyak berpengaruh pada perilaku anak remaja Anda. Atau bahkan tidak berpengaruh sama sekali.
Orangtua selalu berkata kepada anak mereka. “Lakukan seperti apa yang kukatakan” tetapi anak-anak tidak pernah mau menerima nasihat ini. Anak-anak belajar lebih banyak dengan mengamati orangtua mereka daripada mendengarkan nasihat (ceramah) mereka. Itu sebabnya Anda perlu berhati-hati dengan perkataan dan perilaku Anda saat anak Anda bisa mendengar atau melihat Anda. Suka atau tidak, anak Anda selalu belajar dengan mengamati Anda.
Dampak kekerasan terhadap anak-anak bisa dipahami bila dikaitkan erat dalam konteks perkembangan anak secara normal. Anak-anak dilahirkan dengan kapasitas naluriah dan keinginan untuk meniru perilaku orang dewasa. Bahwa bayi dapat, dan melakukan , meniru berbagai ekspresi wajah orang dewasa hal itu dapat dibuktikan pada bayi baru lahir. Bayi berumur empat belas bulan jelas dapat mengamati dan memasukkan perilaku yang terlihat di televisi.
Secara emosional gambar bahkan lebih efisien menyita perhatian anak-anak daripada sekedar pembelajaran lewat pendidikan sehari-hari. Karena anak-anak begitu mudah untuk tertarik pada bagian visual dan emosional dari isi layar, citra kekerasan yang terlihat di televisi ini jauh lebih mudah diingat dan dipelajari oleh anak-anak di bawah usia delapan atau sembilan tahun. Mereka menanggapi konten secara emosional dengan perasaan seperti rasa takut dan ketakutan, tetapi mereka sebenarnya belum begitu memahami emosi yang tercipta dan gambaran yang mereka lihat tersebut. Anak-anak memiliki keinginan naluriah untuk meniru perilaku orang lain , tetapi mereka tidak memiliki naluri untuk mengukur seberapa besar perilaku itu harus ditiru.
Ada beberapa kisah shahih yang menunjukkan bahwa anak-anak akan sangat ingat dan akan selalu mencontoh perbuatan orang yang selalu dilihatnya dan bergaul dengannya. Penjelasan dari tiga kisah tersebut:
● Kisah Anaknya Abu Bakrah rahimahullah wa radhiyallahu anhu yang penasaran kenapa bapaknya selalu mengucapkan doa tersebut setiap pagi dan sore, ini menunjukkan bagaimana seorang anak sangat memperhatikan dan akhirnya mencontoh orangtuanya yang selalu bersama dan dilihatnya.
● Kisah Umar bin Abu Salamah kecil yang dinasehati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang tata cara makan, yang akhirnya sampai tua itu sangat membekas kepadanya bahkan hal itu menjadi kebiasaannya dalam makan, hal ini menunjukkan bahwa anak kecil dan secara umum sangat mencontoh orangtua dan yang bersamanya.
● Kisah Al Hasan bin Ali radhiyallahu “anhuma, ketika ditanya yang paling beliau ingat dari Rasulullah shallallahu “alaihi wasaliam kenangan beliau ketika masih kecil bersama beliau, hal ini menunjukkan bahwa kenangan seorang anak terhadap orangtuanya dan orang yang bersamanya sangat membekas di dalam benak anak tersebut.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!