Psikologi: VISI KITA BEDA-BEDA
Di akhir bab sebelumnya sudah kita singgung sedikit tentang orang-orang yang visioner, yaitu orang yang memiliki pandangan jauh ke depan. Tapi sebelum kita membahas lebih jauh tentang orang-orang yang visioner, ada baiknya kita uraikan dulu tentang visi dan misi hidup kita masing-masing.
Sebelumnya, tidak ada salahnya kita jabarkan lagi apa sebenarnya hakikat dari visi dan misi. Menurut uraian dari Laksmi Sitara dalam bukunya yang berjudul “Kelola Hati, Raih Perdamaian”, visi adalah gambaran masa depan yang kita idam-idamkan. Visi adalah suatu im. pian atau keyakinan bahwa suatu hal yang lebih indah, lebih bermutu, dan lebih sempurna akan hadir di masa depan, dan kita dapat mengambil bagian dalam mewu judkannya. (Sitara, 2010: 32). Kutipan ini saya ambil sama persis dengan tulisan aslinya dengan maksud menyepakati apa yang dipaparkan oleh Laksmi dalam menjabarkan hakikat dari “visi” itu sendiri.
Secara sederhana bisa pula kita bahasakan bahwasanya visi adalah impian masa depan yang ingin kita wujudkan untuk membuat hidup kita lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang yang memiliki visi yang jelas dalam hidupnya inilah yang bisa kita sebut sebagai orang yang visioner. Walaupun sebenarnya takdir kita di masa depan masih samar-samar dan tetap ada kuasa Tuhan di dalamnya, namun Tuhan tetap memberi otoritas penuh kepada kita untuk menggambarkan pola seperti apa yang kita harapkan untuk masa depan.
Nah, jiwa-jiwa dari manusia yang visioner hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang bisa berdamai dengan masa lalu dan masa sekarang. Mereka yang mampu menyusun apa yang ingin mereka wujudkan di masa depan, harus sudah “selesai” dengan pergolakan batinnya sejak sekarang. Jika sampai detik ini kita masih sering menghakimi diri sendiri atau menyalahkan keadaan atas segala kegagalan yang kita alami, maka sulit bagi kita untuk menatap masa depan dengan penuh semangat.
MENGAPA? SEBAB KETIADAAN RASA LAPANG DADA DARI DALAM DIRI CENDERUNG MEMBUAT MANUSIA MUDAH PESIMIS DALAM MENATAP MASA DEPAN, ATAU JUSTRU MENJADI TERLALU PERCAYA DIRI DAN MENJURUS MENJADI MANUSIA YANG TERLALU AMBISIUS.
Orang yang visioner berada di titik tengah di antara keduanya. Mereka bisa memandang impian di masa depannya dengan rasa percaya diri sebab mereka tahu potensi dirinya. Namun, mereka juga akan mempersiapkan diri untuk kegagalan agar tidak terlalu sedih apabila hasil yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan mereka harapkan, Hal itu disebabkan oleh rasa tahu diri bahwa di balik segala potensi yang mereka miliki, mereka adalah manusia biasa yang juga punya kekurangan, kelemahan, dan kealpaan.
Pun, apabila mereka sudah berusaha semaksimal mungkin dalam meraih mimpi tapi hasilnya tidak sesuai harapan, mereka sudah percaya bahwa Tuhan sudah menetapkan takdir yang terbaik. Sehingga orang-orang yang visioner tidak akan menjadi manusia yang terlalu lelah mengejar impian semu.
Kemudian, yang perlu kita ketahui adalah setiap manusia tidak bisa memiliki visi yang sama persis dalam hidupnya. Selain karena setiap diri kita diciptakan secara otentik oleh Tuhan, cara pandang dan potensi kita juga tidak bisa disamakan dengan yang lainnya. Terlebih, garis cerita hidup manusia pun berbeda-beda. Ada yang 17 tahun sudah bisa memiliki usaha dengan omzet jutaan rupiah. Di sisi lain, ada yang baru berhasil menjadi CEO di usia 35 tahun. Ini bukan karena yang satu lebih malas dari yang lainnya. Ini juga bukan karena yang satu lebih cerdas dan hebat dari yang lainnya. Pencapaian dari satu orang dengan orang yang lain bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan. Maka dari itu banyak anak-anak yang sering protes jika dibanding-bandingkan dengan anak seumuran lainnya.
INI TERBUKTI. SAYA SENDIRI YANG PERNAH MENGALAMINYA. MENJADI ANAK YANG DIBANDING-BANDINGKAN ADALAH PENGALAMAN YANG CUKUP MENYAKTIKAN. UNTUK ITU, SELAMA SAYA MENJADI PENGAJAR DI SEBUAH SEKOLAH, SAYA BERUSAHA UNTUK TIDAK MEMBANDING-BANDINGKAN MURID-MURID SAYA. ENTAH UNTUK MEMOTIVASI ATAU MENYADARKAN MEREKA UNTUK MENELADANI ORANG LAIN, SAYA BERUSAHA KERAS UNTUK MEMUTUS MATA RANTAI METODE PENDIDIKAN INI. MENJADIKAN ORANG LAIN PEMBANDING UNTUK MENJADI UKURAN SUKSES SESEORANG ADALAH SEBUAH KETIDAKBIJAKSANAAN.
Sebab jika kebudayaan membanding-bandingkan ini masih terus berlangsung, maka sampai dewasa pun mereka akan terus membandingkan dirinya dengan orang lain. Jika pembandingnya bisa menjadi cambuk motivasi sih tidak masalah. Akan menjadi celaka jika proses pembanding ini berdampak pada diri yang menjadi sulit menerima diri sendiri apa adanya. Mereka akan cenderung mudah kecewa jika selalu kalah dengan pembandingnya. Seolah-olah mereka merasa menjadi makhluk paling gagal ketika indikator pembanding belum bisa dikalahkan. Padahal mungkin mereka tidak melihat sisi kelam sang pembanding yang sebenarnya tidak sebaik yang mereka kira.
Contoh kasus. Ada seorang sahabat saya yang sangat merdu suaranya. Dia telah menjuarai berbagai kontes pencarian bakat menyanyi bahkan di skala nasional. Namun kemampuannya di bidang akademik hanya sebatas rata-rata, bahkan cenderung kurang di antara lainnya. Sehingga dia sering mendapat marah oleh guru-guru di sekolahnya bahkan secara tidak langsung dianggap (mohon maaf) bodoh. Padahal secara tidak langsung ia sudah memberikan kontribusi untuk sekolahnya di bidang lain. Ia sudah mengharumkan nama sekolahnya dengan talentanya di bidang tarik suara. Tapi karena label yang disematkan oleh lingkaran sosialnya, membuat ia menjadi tertekan dalam prosesnya untuk berkembang lebih baik.
Akhirnya ia berjuang mati-matian untuk menjadi paham agar menjadi pintar di bidang akademik seperti yang lainnya. Ia berusaha sekeras mungkin agar menghilangkan label bodoh yang secara tidak langsung disematkan oleh orang-orang terhadapnya. Hingga kemudian ia menjadi lupa untuk menggali potensinya di dunia tarik suara. Hasilnya pun menyedihkan. Menjadi berhasil di bidang akademik pun hanya rerata di dunia tarik suara juga tidak bergaung prestasinya.
Semua itu ia lakukan karena ia menciptakan visi yang tidak bersesuaian dengan kata hatinya. Ia berambisi untuk mewujudkan mimpi-mimpi orang lain. Ia lebih memercayai bahwa penilaian tentang dirinya dari orang lain seratus persen benar. Sehingga ia terombang-ambing sendiri dalam perjalanan yang arah dan tujuannya dikendalikan oleh orang lain.
Padahal jauh di atas semua itu ia berhak untuk menciptakan visinya sendiri. Walaupun mungkin saran dari orang lain juga berhak untuk ditampung, namun diri ini lebih berkewajiban untuk selektif dalam mewujudkan apa yang menjadi keputusan dalam hidup kita. Orang lain hanya bisa menilai dan memberi pendapat dari sudut pandang mereka. Padahal yang lebih paham kemampuan dan potensi kita ya hanya kita bukan mereka. Sehingga akan lebih bijak jika posisi kita berada sebagai sahabat saya tadi maka kita seharusnya tetap melakoni visi kita sebagai seorang penyanyi tanpa mengesampingkan pendidikan sesuai dengan kapasitas kita tanpa mencambuk diri terlalu kencang.
HIDUP INI MEMANG TENTANG PLLIHAN. ADA BEBERAPA HAL YANG HARUS DIKORBANKAN JIKA KUTA BENAR-BENAR INGIN MENDAPATKAN SESUATU. PENGORBANAN TTU BISA BERBENTUK APA SAJA. TA BISA BERUPA WAKTU, TENAGA, KEBERSAMAAN DENGAN ORANG-ORANG TERSAYANG, DAN MASIH BANYAK LAGI. PENGORBANAN MENUNJUKKAN BAHWA KOMITMEN KTA DALAM MERATH VISI DALAM HIDUP BENAR-BENAR NYATA. TOTALITAS TIDAK MENGENAL SETENGAH-SETENGAH.
Nah pengorbanan untuk sebuah visi dalam hidup tidak bisa dilakukan jika hidup kita terlalu banyak diwarnai dengan ambisi-ambisi yang tidak perlu hanya untuk meraih pengakuan dan pujian dari orang lain. Kalau kita mencapai di titik ini, ingatlah kembali nasihat dari Paulo Coelho bahwa “Hidup ini tidaklah untuk membuktikan apa pun kepada siapa pun”, sebab semakin keras kita berupaya untuk diakui orang lain maka semakin lelah jiwa kita untuk mendapatkannya.
Pengakuan orang lain tidak akan pernah terpuaskan. Manusia adalah tempatnya rasa kecewa dan sifat mengecewakan. Sedangkan diri kita sendiri pun butuh untuk haknya agar dipenuhi. Hak apa itu? Hak untuk mewujudkan mimpi-mimpinya sendiri.
Maka sekali lagi di sini ingin saya tekankan bahwa ukuran langkah setiap orang tidaklah sama. Pencapaian satu orang dengan yang lain pun berbeda. Setiap dari kita memiliki jalan masing-masing. Kita tidak perlu mengukur capaian perjalanan hidup kita menggunakan ukuran langkah orang lain. Tidak akan ketemu. We are in our time zone.
JADI JANGAN PERNAH MERASA GAGAL ATAU TERLAMBAT DALAM MERAIH KEBERHASILAN. SEMUA YANG HIDUP SUDAH MENDAPAT JATAH UNTUK MENJADI BERHASIL. SEMUA TERGANTUNG SEBERAPA KERAS KITA MENGUPAYAKANNYA DAN MEMINTANYA KEPADA SANG PEMILIK SEGALANYA. PERCAYALAH BAHWA DIA SUDAH MENGGARISKAN TAKDIR BAHWASANYA VISI TIAP HAMBANYA TIDAK AKAN PERNAH SAMA SELAMANYA.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!