Petualangan Astral: HUTAN AOKIGAHARA
Aokigahara… Aokigahara Jukai atau hutan Aokigahara merupakan hutan yang memiliki luas 30 km persegi atau 3.000 hektar. Menjadi salah satu hutan terluas di Jepang.
Hutan ini merupakan tempat wisata yang terbuka untuk umum. Hanya saja hutan Aokigahara menjadi salah satu tempat terkenal yang dijadikan tempat “terbaik” bagi masyarakat Jepang untuk mengakhiri hidup mereka sendiri.
Lava gunung Fuji yang berada di bawah tanah hutan Aokigahara mengandung besi yang sangat tinggi membuat kompas dan GPS ponsel tak bisa berfungsi dengan baik di sini. Sehingga para pengunjung biasanya akan membawa pita sebagai penanda jalan. Meski dianggap sebagai tempat yang menyeramkan, tak menyurutkan para pengunjung yang penasaran untuk mengunjungi hutan yang berada di kaki gunung Fuji ini.
Di saat permasalahan kehidupan seseorang tak kunjung usai, tak juga mendapatkan jalan keluar, mungkin salah satu pikiran negatif yang akan datang kepadanya adalah keinginan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO di tahun 2019, setidaknya ada sekitar 800.000 orang meninggal karena bunuh diri per tahunnya. Tindakan ini didasari oleh perasaan-perasaan negatif seperti merasa tidak berguna atau tidak dibutuhkan, tidak memiliki harapan untuk bertahan hidup dan perasaan tidak pantas untuk hidup kerena alasan-alasan tertentu.
Di Jepang, terdapat satu tempat yang dikenal sebagai tempat bagi orang-orang yang ingin mengakhiri nyawanya sendiri, hutan Aokigahara. Hutan ini menjadi salah satu hutan terluas di Jepang dan letaknya yang berada di kaki gunung sebelah barat laut gunung Fuji (Fujiyama). Dikenal juga sebagai lautan pohon karena saking luasnya hutan yang kurang lebih luasnya sekitar 3.000 hektar ini.
Sebenarnya aku tak memiliki keinginan secara khusus untuk mengunjungi tempat ini. Namun akhirakhir ini, ada beberapa orang yang berkonsultasi padaku dan mengungkapkan adanya bisikan bunuh diri yang terlintas dalam pikiran mereka. Entah mengapa, hutan Aokigahara ini yang tiba-tiba terlintas saat aku ingin melanjutkan petualanganku secara astral.
Karena selama ini aku hanya mendengar namanya saja, maka sebelum berangkat melakukan penelusuran ke hutan Aokigahara, aku menyempatkan diri untuk mencari foto keadaan di sana. Terdapat beberapa foto yang berhasil kutemukan di internet. Mataku tertuju pada satu foto yang membuat perasaanku merasa tak nyaman. Hanya melihat beberapa detik saja, aku bisa merasakan hawa energi negatif yang berhasil didokumentasikan dalam foto tersebut.
Tak ingin berlama-lama, aku pun memutuskan untuk mulai melakukan penelusuranku ke hutan Aokigahara. Sramvita dan Krieva menemaniku dalam perjalanan kali ini. Kami tiba di sana sekitar jam 10 pagi waktu setempat. Kulihat terdapat beberapa papan himbauan dalam bahasa Jepang yang jika diartikan merupakan himbauan agar orang-orang yang hendak melakukan bunuh diri di hutan tersebut mengurungkan niatnya tersebut.
Ini merupakan upaya pemerintah setempat mengurangi jumlah angka bunuh diri yang dilakukan di sana. Meski aku sendiri belum tahu, apakah dengan adanya papan himbauan tersebut cukup efektif membuat orang-orang yang membacanya mengurungkan niatnya atau tidak. Namun setidaknya upaya tersebut perlu diapresiasi. Sekecil apa pun usaha yang diberikan, bisa jadi itu akan memberikan dampak yang besar bagi kehidupan seseorang.
Beberapa menit kami berada di hutan Aokigahara, aku merasa energi yang kurasakan di foto dengan mendatangi tempatnya secara langsung rupanya sangat berbeda. Energi yang kurasakan saat tiba langsung di sana adalah energi yang lebih cenderung netral dan tidak ada kesan seram meski hutan tersebut begitu rimbun karena pepohonan.
Kupikir, mungkin itu karena orang yang melakukan bunuh diri di tempat tersebut sudah semakin sedikit. Sehingga sedikit banyak mempengaruhi energi sekitar untuk kembali menjadi netral, bahkan mungkin ke depannya bisa menjadi positif.
Sejauh mata memandang, kami hanya melihat pepohonan. Tak ada aktivitas manusia di dalamnya. Maka dari itu, aku mencoba untuk memeriksa apakah ada entitas berdimensi lebih tinggi yang bisa kuajak bicara. Hingga kami pun bertemu dengan sesosok kakek yang dari vibrasi energinya seperti dari bangsa peri atau elf. Namanya adalah Koniku.
Dari penjelasan kakek Koniku, kami mendapatkan informasi, mengenai alasan yang paling banyak melatarbelakangi tindakan mengakhiri nyawa mereka sendiri di tempat ini. Selain itu, di Jepang sendiri memang hal ini menjadi sebuah tradisi masyarakat. Sehingga negara Jepang termasuk negara yang angka kematian karena bunuh dirinya cukup tinggi.
Di hutan ini terdapat banyak sekali residu energi memori yang tertinggal dari orang-orang yang sudah meninggal. Namun tak etis rasanya jika diceritakan di sini.
“Mohon maaf Kek, saya merasakan adanya perbedaan energi yan ada di hutan ini jika dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Sepertinya energi hutan ini menjadi lebih baik. Energi negatifnya tidak sepekat tahun-tahun sebelumnya.”
Kurasa hal ini ada kaitannya juga dengan sebuah danau yang kulihat di depan sana. Danaunya tidak terlalu besar. Karena penasaran, aku mencoba untuk memastikan di internet, apakah benar di hutan Aokigahara terdapat danau atau tidak. Berdasarkan informasi yang ada, ternyata benar terdapat danau di dekat hutan tersebut. Namanya adalah danau Saiko. Foto yang ada di internet sama seperti yang ada dalam visualku.
“Ada beberapa orang yang mencoba menyucikan dan memurnikan tempat ini. Salah satunya seorang wanita kuil yang biasa datang ke sini setahun sekali. Karena tempat tinggalnya cukup jauh dari sini,” ungkap Kakek Koniku.
“Apa ada hubungannya dengan danau yang ada di sana?” Aku menunjuk ke arah danau Saiko.
“Ya, dia melakukan pemberkatan pada air danau itu. Secara tidak langsung apa yang dilakukannya memurnikan energi yang ada di hutan ini. Hewanhewan yang berasal dari hutan meminum air dari danau tersebut. Meski pengaruhnya tidak terlalu besar, tapi cukup membantu dalam pemurnian energi hutan.”
Kuharap untuk selanjutnya tak ada lagi orang yang berpikiran untuk mengakhiri hidupnya sendiri, apalagi di tempat yang sebenarnya indah tersebut. Apa yang dilakukan pemerintah Jepang dengan tidak lagi memberikan informasi jumlah orang yang melakukan bunuh diri per tahunnya di Aokigahara, menurutku adalah langkah yang tepat. Bisa jadi dengan adanya pemberitahuan yang dikeluarkan oleh pemerintah setiap tahunnya seperti yang dilakukan sebelumnya, malah membuat orang-orang termotivasi untuk menutup akhir kehidupannya di sini.
Aokigahara hanya satu di antara sekian banyak tempat terkenal yang dijadikan tempat bagi orangorang yang merasa tak lagi punya harapan untuk mengakhiri hidupnya sendiri. Setelah mengunjungi Aokigahara, aku jadi terpikirkan sesuatu terkait dengan bisikan untuk menghabisi nyawa sendiri dalam pikiran orang-orang yang mengalami depresi. Apakah itu berasal dari dalam diri mereka sendiri ataukah ada pengaruh dari luar.
Aku kembali ke Inner core Kendan dan meniatkan diri untuk bertemu dengan seseorang yang memahami ilmu kejiwaan. Dalam hitungan detik, aku berada di sebuah ruangan di mana sosok seorang putri berdiri beberapa meter di depanku.
“Salam kenal. Saya Vantrala.”
“Aku sudah tahu itu, avallon Vantrala. Namaku Iguina.”
Penampilan wanita tersebut benar-benar seperti seorang putri dengan gaun warna biru agak tua dan sedikit sentuhan warna hitam. Gaunnya berkelapkelip, indah sekali.
“Karena putri tentunya sudah tahu juga maksud kedatangan saya ke sini, maka dari itu saya akan langsung saja mengajukan pertanyaan-pertanyaan saya.”
“Tentu, silakan.”
“Ada beberapa orang yang menghubungi saya. Mereka mengatakan, di dalam pikiran mereka muncul suara-suara ajakan untuk melakukan bunuh diri. Apakah itu berasal dari pikiran mereka sendiri atau memang ada pengaruh dari luar diri mereka?”
“Tentu saja ada pengaruh dari luar. Karena pada fitrahnya manusia sepertimu tak memiliki jiwa dan pemikiran buruk seperti itu.”
“Lantas siapa yang memberikan pengaruh tersebut?”
“Sebelum membicarakan hal itu, kamu perlu tahu bahwa pengaruh negatif yang seperti kamu katakan tadi hanya bisa berdampak pada manusia-manusia yang memiliki vibrasi energi yang rendah.”
“Contohnya seperti orang yang sedang mengalami depresi, begitu?”
“Tepat. Orang-orang yang dikuasai pikiranpikiran negatif akan membuat vibrasi energi tubuh mereka menjadi rendah. Dan di saat itulah para entitas bawah memanfaatkan momen tersebut untuk membisikkan pengaruh negatif, salah satunya adalah dorongan untuk menyakiti diri mereka sendiri.”
“Kalau begitu, untuk menghilangkan bisikan pengaruh negatif tadi, seseorang hanya tinggal meningkatkan vibrasi energi tubuhnya saja, kan?”
Putri Iguina mengangguk tanda mengiyakan. Ternyata sesederhana itu solusinya. Hanya saja bagi mereka yang mengalaminya, tentunya menjadi tantangan tersendiri.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat vibrasi energi tubuh kita di level yang tinggi, antara lain:
1. Melakukan duduk hening
Sampai saat ini aku terus melakukan hal ini, karena aku sudah merasakan sendiri manfaatnya. Emosiku menjadi lebih stabil, bisa lebih bijak dalam menilai sesuatu dan banyak manfaat lainnya. Biasanya aku melakukan duduk hening di pagi hari sekitar jam 5 pagi. Cukup amati napas yang masuk dan keluar. Tak perlu berlama-lama. Lakukan 5-10 menit saja setiap harinya.
2. Berolahraga
Aku sangat senang berjalan kaki. Untuk tujuan yang tidak terlalu jauh, aku memilih untuk berjalan kaki agar bisa menggerakkan tubuh fisikku dan melatihnya agar tetap sehat. Di akhir pekan, biasanya aku lari pagi sekitar 2,5 sampai 3 kilometer.
3. Menulis jurnal syukur
Vibrasi energi kita sangat berkaitan erat dengan emosi yang kita rasakan. Saat kita mensyukuri nikmat yang telah kita dapatkan atau mengakses perasaan penuh syukur dalam hati kita, vibrasi tubuh kita akan ikut naik. Aku sudah terbiasa menuliskan hal-hal yang paling kusyukuri setiap harinya. Biasanya kutulis menjelang tidur atau jika terlupa, aku menuliskannya di pagi hari.
“Bicara tentang pengaruh, saya jadi teringat pada seseorang yang menceritakan mimpinya yang menurut dia aneh. Dia berulangkali memimpikan sosok yang sama hampir setiap malam selama berbulan-bulan. Padahal ia tak menyimpan perasaan apa pun pada orang tersebut. Apakah ini berarti seseorang bisa mempengaruhi alam bawah sadar orang lain tanpa disadari oleh target yang dipengaruhi?”
“Bisa saja, hanya tentu tidak semua kasus dilakukan secara sengaja. Maksudku adakalanya orang yang memberikan pengaruh tak sadar bahwa ia telah memberikan pengaruh.”
Aku tiba-tiba saja teringat seseorang yang ingin agar orang yang disukainya bermimpi tentang dirinya, “Bagaimana caranya agar kita bisa membuat orang lain memimpikan apa yang kita inginkan?”
“Hippocampus. Itu pusatnya,” jawab putri Iguina singkat. Selanjutnya beliau memberikan abstrak cara menanamkan mimpi yang telah dibuat untuk selanjutnya dimasukkan ke hippocampus si target. Hippocampus sendiri merupakan bagian dari otak yang berperan sentral saat seseorang bermimpi, karena berkaitan dengan memori.
“Kembali lagi ke kasus orang-orang yang ingin melakukan bunuh diri. Apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah mereka bertindak nekat dan mengakhiri nyawa mereka sendiri?” tanyaku pada putri Iguina.
“Jangan biarkan mereka sendirian. Mereka membutuhkan orang lain yang memahami kondisi yang mereka hadapi, bisa berempati dan memberikan dukungan semangat tak henti.”
“Bukankah memang mereka akan cenderung lebih menutup diri, sehingga kecil kesempatan bagi orang lain untuk memberikan bantuan moril untuk mereka?”
“Itulah pentingnya untuk mengasah kepekaan diri kita terhadap sekitar. Tanpa diberitahu, orang yang peka akan tahu dan memahami apa yang terjadi dengan siapa saja yang ada di sekitarnya. Terlebih, mereka yang berada dalam keadaan terpuruk seringkali tak ingin membuat orang lain ikut susah. Maka dari itu mereka akan lebih menarik diri dan memilih untuk sendirian.”
Aku jadi teringat pernah menyelamatkan seorang siswi kelas 4 SD yang berniat lompat dari sekolah lantai 3. Sebelumnya kudengar dia pernah menggoresgores sendiri lengannya dengan gunting. Saat itu, aku menjadi salah seorang tenaga pengajar di sekolah tersebut. Anak itu tiba-tiba saja naik melewati pembatas dan berniat menjatuhkan tubuhnya ke bawah. Beruntung aku masih sempat menahannya sehingga kejadian yang tak diinginkan pun bisa terhindari. Tak terbayang jika kejadian mengerikan itu terjadi. Besar kemungkinan, kepercayaan orang tua murid kepada pihak sekolah akan menurun drastis.
Aku masih tak habis pikir, masalah apa yang dihadapi oleh siswi yang masih duduk di kelas 4 SD tersebut. Seberat apa masalahnya? Sesulit apa keadaannya sehingga ia lebih memilih untuk lari dari kenyataan yang ada daripada berani untuk menghadapinya?
Namun dari kejadian itu aku belajar untuk tidak menyepelekan masalah yang dialami oleh orang lain. Mungkin bagi kita pribadi apa yang mereka hadapi bukan suatu masalah yang besar, namun bagi mereka mungkin sebaliknya.
Sepertinya keinginan untuk melakukan perjalanan ke Aokigahara mulai kuketahui maksudnya. Dari sini aku belajar untuk lebih peka dan memerhatikan kondisi perasaan orang lain yang ada di sekitarku. Mengasah rasa empati, serta menyadarkanku untuk siap membantu memberikan dorongan moril yang dibutuhkan oleh mereka yang memang membutuhkannya.
Aku selalu percaya, Tuhan tak akan menguji manusia melebihi batas kemampuan mereka. Dengan mencoba menenangkan hati dan pikiran, manusia mampu untuk melewati tantangan kehidupan yang Tuhan berikan. Karena kita telah diberikan potensi lengkap oleh-Nya. Tinggal bagaimana kita mau menggunakannya atau tidak.
Hidup adalah anugerah besar yang telah diberikan Tuhan untuk kita. Maka, hargailah pemberian itu dengan menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Ikuti aturan-aturan yang telah ditetapkan-Nya, maka hidup kita akan bahagia. Belajarlah untuk menemukan kebahagiaan sejati yang berasal dari dalam dirimu sendiri. Maka kehidupan di dunia ini akan menjadi hal yang sangat kau syukuri.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!