Panggonan Wingit: MISTERI GAPURA BALI

0
4

Panggonan Wingit: MISTERI GAPURA BALI

Gapura atau kori bagi orang Bali merupakan kelengkapan wajib untuk rumah mereka. Disamping untuk menunjukkan status, kori ini ternyata juga punya nilai mistis…

 

Cobalah masuk ke desa-desa seputar Kota Denpasar. Maka pandangan kita akan tetuju pada banyaknya gapura atau orang Bali menyebutnya sebagai kori. Di setiap pintu keluar rumah penduduk kita melihat kori ini.

 

Kori atau gapura merupakan lambang penuh misteri bagi penduduk Bali. Sebuah kori langka terbuat dari tanah yang dicetak tanpa dibakar di Mawang Ubud menunjuk tanggal 3 April tahun 1957. Apakah sebelum itu penduduk sekitar kampung belum mengenal kori?

 

“Yang pasti saat kakek saya masih kecil dia terbiasa melihat kori yang atapnya dari jerami, kemudian di zaman ayah saya, kori itu diganti menjadi atap ilalang. Di zaman saya sekarng ini kebanyakan kori beratapkan genteng,” papar Ketut Ronda, 65 tahun, sesepuh di kampung Mawang, Ubud.

 

Di kampung yang mayoritas petani dan sekitarnya banyak tumbuhan ilalang itu memang wajar bila atap setiap kori atau gapura itu beratapkan tumbuhan yang masuk jenis padi-padian itu, selain gapuranya jadi tampak antik dan klasik juga dari sisi estetika menampilkan sesuatu yang lain dari yang lain.

 

Di tempat lain terutama di pegunungan bahkan ada gapura yang diatapi dengan seng, karena perhitungannya tak gampang lapuk dimakan cuaca dingin dan tiupan angin.

 

Beda dengan di Ubud, di Desa Baha keberadaan kori serupa itu malahan menjadi bahan kunjungan wisata. Karena di kampung yang jaraknya sekitar 15 km dari Denpasar ini di kiri kanan jalan ada puluhan kori yang sama dan serupa, berwarna coklat muda, beratapkan rumbia dan seragam membentuk barisan yang indah. “Kami memang secara turun temurun diberikan warisan begini, kori di ujung halaman masuk, lebar pintunya tak lebih dari 1,4m dan tingginya sekitar 2,5 m. Atapnya dari ilalang dan diberi sumpangan bambu untuk mempertegasnya,” ungkap Made Jagra, 63 tahun, sesepuh kampung setempat.

 

Tentang kori yang kemudian menjadi daya tarik wisata itu konon ada mistisnya juga, yakni si kori haruslah diberi amalan tertentu semacam jimat, agar mereka yang masuk ke rumah si pemilik kori tak berbuat yang bukan-bukan. Terutama yang ada hubungannya dengan tumbal, berupa besi kuning, benang tiga warna, dan cengkeh jebug arum.

 

Ketiga macam benda itu harus disisipkan di bagian pemugbug atau puncak kari, sehingga makhluk jadi-jadian semacam leak tak mampu menembus dan masuk ke rumah. Di masa lampau di kampung Baha ini sudah biasa adanya atraksi perang leak, Saat api warna-warni dari segala penjuru saling adu kesaktian di bagian selatan desa. Perang leak itu bisa berlangsung selama seminggu.

 

“Kalau kori tak dilengkapi dengan penangkal leak seperti itu kami takut halaman kami jadi arena untuk peperangan juga dalam artian perang batin antara peserta,” ungkap Jagra.

 

Dengan dipasangi penangkal penduduk selamat dan peserta yang ari meninggalkan gelanggang pun tak tersesat masuk ke rumah orang. Karena menurut kepercayaan penduduk setempat bisa tersesat masuk ke kawasan yang tak dikenal, leak dianggap kalah telak.

 

Selain menangkal leak, penangkal atau tumbal bisa membuat maling keblinger bila nekad masuk ke rumah penduduk. Berulang kali ada kejadian dikampung setempat yang malingnya bisa menggondol barang incarannya seperti tabung gas, pompa air bahkan sepeda motor, tapi tak bisa keluar rumah.

 

Hampir sebagian besar rumah di Bali memang memberi pintu masuk bernama kori. Bagi orang Bali, kori atau gapura menunjukkan status si empunya rumah. Apakah dia hanya petani, yang biasanya korinya beratapkan jerami, atau dia pemuka masyarakat, yang korinya berukir dan atapnya genteng plentong.

 

Tapi walaupun dia cuma sederhana saja terdiri dari cetakan bata yang tidak dibakar sampai yang mahal terbuat dari batu padas, tapi unsur penangkal dan tolak bala harus tetap disertakan dalam setiap kori. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!