Panggonan Wingit: MARKAS JIN PEKUBURAN TANAMERA

0
10

Panggonan Wingit: MARKAS JIN PEKUBURAN TANAMERA

WARGA SETEMPAT MENYEBUTNYA ANAK JIN. KARENA POTONGAN TUBUHNYA YANG CEBOL, MBAH KARYO DAN GURU SOLEH, DUA ORANG PAKAR PENJINAK JIN, MENYEBUTNYA SEBAGAI JIN KONTET. SEPERTI APA KEBERADAAN MEREKA…?

 

Info penampakan anak jin di Desa Bojongatas, Parung, Jawa Barat, menarik perhatian penulis untuk menelusuri daerah ini. Dari pukul 19.45 hingga pukul 24.00 tengah malam, dengan melibatkan Mbah Karyo, ahli penangkap jin, Kami melakukan penyisiran. Kami juga berupaya mengabadikan keberadaan makhluk-makhluk gaib tersebut dengan kamera handycam digital infra merah. Lokasi yang kami pilih di daerah Pemakaman Umum (TPU) Tanamera, kawasan hutan yang terletak belakang kantor desa setempat.

 

Menurut keterangan yang penulis peroleh, sejak Kamis Pon, 30 April 2009 silam, warga Bojongatas memang sudah heboh, sebab disebutkan ada beberapa warga yang melihat gerombolan makhluk aneh yang kemudian disebut-sebut sebagai anak jin. Menurut saksi mata, mereka berbentuk mirip manusia kate dan tanpa busana. Mereka tidak berjalan, namun disebutkan melompat-lompat di jalanan desa.

 

Penampakan unik itu terjadi secara berturutturut selama dua hari, hingga Jumat Wage, 1 Mei 2009 pukul 18.00 menjelang magrib.

 

Benarkah cerita ini? Atau, jangan-jangan hanya isapan jempol,semata? Dengan niat ingin membuktikannya, penulis sengaja “ngebon” Mbah Karyo yang ahli menangkap jin itu, untuk kemudian sama-sama mendatangi lokasi.

 

Pada saat baru tiba di daeah itu, Mbah Karyo sudah mencium gelagat tentang banyaknya mahluk gaib jenis jin terutama di sekitar tempat pemakaman umum. Jin yang berjumlah ratusan itu dideteksi Mbah Karyo sebagai jin-jin kecil yang disebut oleh warga sebagai anak jin.

 

“Memang benar, bentuk tubuh mereka pendek, meski sebenarnya tidak terlalu pendek. Tingginya rata-rata sekitar 120 cm. Mas tak bisa bisa lihat dia. Padahal, di bawah pohon jambu mede ada lima anak jin yang dimaksud. Arahkan kamera ke sana, bisa terekam apa tidak?” Bisik Mbah Karyo, ketika kami tengah melakukan investigasi. Dia meminta penulis mengoperasikan kamera dalam posisi on dan mengarah ke daerah pepohonan yang rindang di dekat makam.

 

Penulis buru-buru membuka tutup lensa kamera dan meng-on kan tombol sutter, lalu mengarahkan ke tempat yang dimaksud. Tetapi sesuatu yang tak dinginkan terjadi. Dalam hitungan detik setelah gambar-gambar nampak di LCD, layar monitor kamera Sony DCR 140 E milik penulis terbakar. Tiba-tiba terlihat bundaran hitam yang berbentuk bola, persis bentuk kepala mahluk yang terekam di LCD. Mungkin ini adalah kepala dari anak-anak jin yang terlihat.

 

“Hawa mereka sangat panas sekali, maka gunakan zoom ini saja dan mundur beberapa langkah!” Perintah Mbah Karyo.

 

Sesuai saran tersebut, penulis mundur beberapa langkah. Sayang, upaya itu sudah terlambat. LCD kamera sudah terbakar karena hawa panas yang diuapkan oleh tubuh jin-jin kecil di pemakaman Tanamera itu. Setidaknya, begitulah menurut Mbak Karyo yang pakar menangkap jin itu. “Mereka berusaha menyerang kita.

 

Nampaknya jin-jin kecil itu tidak mau berkompromi dengan kita. Mereka merasa terusik dan tidak mau diawasi!” Jelas Mbah Karyo.

 

Lelaki umur 58 tahun yang bertubuh kurus kerempeng ini nampak kehilangan rasa percaya diri. Kali ini dia kurang yakin kalau dirinya akan dapat berdialog dengan mahluk aneh yang beberapa kali menampakkan diri di jalanan desa itu.

 

“Mata mereka menyala-nyala dan berdiri dalam posisi siap menyerang. Daripada kita kena malapetaka, mending kita mundur. Kita datang lain hari dengan guru saya! Saya bingung menghadapi jin-jin kecil itu, mereka sangat beringas. Tidak seperti biasanya, jin kontet itu sangat pemarah,” ungkap Mbah Karyo.

 

Beberapa orang warga setempat yang ikut perburuan itu, termasuk Ustad Sarkati, 34 tahun, jadi ketakutan. Apa yang diterangkan pakar penjinak jin Mbah Karyo membuat kami semua merinding.

 

“Kalau begitu, kita bubar saja, Mbah. Tapi tolong, Mbah, jangan sampai jin-jin itu mengamuk, misalnya sampai marah ke warga desa ini!” Pinta Ustad Sarkati, bernada khawatir.

 

Mbah Karyo mengangguk. Duda tanpa anak ini berkomat-kamit dengan mantra khasnya | selaku pakar penjinak jin. Dalam mantra dukun asal Temanggung, Jawa Tengah ini, dia meminta maaf dan mohon agar tidak mengganggu siapapun karena tidak ada yang bermaksud jahat kepada mereka.

 

Setelah sujud dengan kedua telapak tangan di permukaan tanah, Mbah Karyo bangkit lalu memegang pundak Ustad Sarkati. “Ustad ajak beberapa murid untuk wiridan malam ini di mesjid. Kirim doa untuk bangsa jin itu, minta pada Allah agar mereka tidak mengganggu dan pindah dari daerah ini ke laut selatan yang sepi!” Pesan Mbah Karyo.

 

Karena ketakutan, Ustad Sarkati tidak berani ke mesjid dan memimpin anak buahnya wiridan. Bahkan dia akan melakukan hal itu bersama beberapa orang saja di rumah masing-masing dengan doa seperti yang dipesan oleh Mbah Karyo. “Tidak apa kalau tidak berani, di rumah juga bisa!” Kata Mbah Karyo.

 

Begitulah pengalaman penulis mengungkap keberadaan jin-jin di Desa Bojongatas, yang malam itu menemui kegalalan. Karena itulah, Minggu Legi, 3 Mei 2009 pukul 17.00, Misteri dan Mbah Karyo nekat datang lagi ke pemakaman Tanamera, Parung. Kali ini kami ditemani oleh Guru Soleh, sang guru dari Mbah Karyo. Boleh jadi, sosok Guru Soleh ini merupakan master penangkap jin. Dia berasal dari Rawabelong, Jakarta Barat. Siang sebelumnya, kami menjemput Guru boleh, lalu berangkat dengan mobil Toyota Hardtop hitamnya ke Parung lewat Jalan Raya Bogor dan Ciputat Raya.

 

Sebelum kami datang, Mbah Karyo sudah menceritakan hal ihwal keberadaan apa yang disebutnya sebagai komunitas Jin Kontet itu pada gurunya. Dikatakan juga tentang keganasan dari bangsa jin penghuni pemakaman Tanamera yang meresahkan warga karena kerap melakukan penampakan itu.

 

“Kita mohon ridho Allah. Mudah-mudahan, atas ijin Allah, mahluk-mahluk yang meresahkar warga itu bisa dipindahkan!” Ungkap Guru Soleh, berharap.

 

Guru Soleh tipe seorang ahli gaib yang sederhana dan humoris. Sepanjang perjalanan dengan jeep tuanya, terdapat banyak lagu-lagu lama dari almarhum Benyamin S5. Ketika ditanya, Guru Soleh mengaku sangat kagum kepada Benyamin. S. Karena itu semua lagu-lagu seniman Betawi ini dikoleksinya.

 

“Benyamin bukan saja penyanyi gambang kromong, tapi juga penyanyi rock n roll dan blues. Dia punya karangan sangat bagus dan musiknya juga enerjik,” komentar Guru Soleh, mengisi kekosongan dalam perjalanan.

 

Guru Soleh lahir di Rawabelong, Jakarta pada 14 April 1945. “Saya dilahirkan oleh ibu saya untuk mendorong proklamasi kemerdekaan negeri ini. Sebab beberapa bulan setelah lahir, a7 Agustus tahun 1945, Bung Karno, mengumandangkan kemerdekaan RI dan dari situlah Indonesia menuju kebebasan. Ayah saya juga seorang pejuang dan berada di garis terdepan saat melawan penjajah Jepang,” cerita Guru Soleh.

 

Nama asli Guru Soleh adalah Muhamad Soleh. Karena dia mengajar dan jadi guru, maka orang-orang memanggilnya Guru Soleh. Sejak umur belasan tahun, Muhamad Soleh sudah belajar ilmu gaib. Dia berguru dengan kakek buyutnya yang ahli penakluk jin, Engkong Rameni, teman baik Si Pitung, Pendekar Betawi yang legendaris penolong orang-orang miskin.

 

Karena dari kecil sudah mempelajari ilmu gaib, maka wajar kalau di umurnya yang ke 04 tahun Guru Soleh jadi sedemikian ahli. Terutama dalam hal penjinak jin. Karena ilmunya itu

 

dia selalu dipakai oleh keluarga Sultan Brunai Darussallam dalam hal mendeteksi jin-jin yang ada di dalam istana kerajaan. Begitu juga di Malaysia dan Singapura.

 

“Beliau ini jarang ada di Jakarta, dia lebih banyak di Brunai dan Kuching, Malaysia!” Terang Mbah Karyo.

 

Keahlian Guru Soleh memang terlihat nyata saat kami sudah berada di Desa Bojongatas. Bersama Kepala Desa setempat, Haji Zarkasih, kami pergi ke pemakaman Tanamera, tempat yang disinyalir menjadi sarang jin-jin kontet itu.

 

Bakda sholat magrib, dengan busana serba hitam mirip pakaian Si Pitung, Guru Soleh memimpin kami masuk ke pemakaman. Suasana terasa sangat mencekam. Mungkin, makhluk-makhluk gaib itu memang telah bersiap menyambut kedatangan kami.

 

“Hei, setan kober kau semua!” Teriak Guru Soleh, menunjuk arah pepohonon jambu mede di dekat sebuah makam keramat. “Mau ngapain kalian di situ, he? Sini kalian. Sini!” Bentak Guru Soleh bernada tinggi. Kedua tangannya bertolak pinggang seolah tengah menantang.

 

Aneh, tiba-tiba hawa menjadi panas seperti berada di dekat perapian. Tak hanya itu, dalam waktu yang begitu cepat, angin ribut datang menerpa pepohonan hingga beberapa dahan pun berpatahan.

 

Menghadapi fenomena ganjil ini, Guru Soleh menyibakkan tangannya seperti menampar ke beberapa arah. Terdengar bunyi buk.. buk.. buk, bagaikan suara durian runtuh.

 

“Guru Soleh menempeleng jin-jin kontet itu. Saya bisa melihat jin-jin kontet itu dengan jelas. Mereka menangis, minta ampun dan bersujud di kaki Guru Soleh. Apakah kalian bisa melihat adegan itu?” tanya Mbah Karyo pada Misteri dana kepala desa.

 

Penulis dan Haji Zarkasih, tidak bergeming karena tegang. Sementara kamera video terus diarahkan ke Guru Soleh dan lokasi jin-jin Kontet yang dimaksud. Tidak seperti. biasanya, tangan Misteri terombang ambing karena embusan angin yang cukup kencang. Bahkan, kamera DCR 40 E itu beberapa kali terlepas dan nyaris terjatuh Untung tali kamera masih tersangkut di jari, dan Misteri berusaha sebisanya menangkap apa yang mungkin bisa terekam olek kamera.

 

“Mulai detik ini, jam ini dan malam ini, kalian pergi dari sini. Pindah ke laut selatan. Pergi ke Pulau Tinjil di Banten Selatan sana, perintah Guru Soleh setengah membentak. Lalu, Mbah Karyo berbisik ke telinga penulis, “Mereka bersungutsungut dan bersiap untuk pergi sesuai petunjuk Guru Soleh!”

 

Penulis melihat, tangan Guru Soleh menunjuk ke arah Selatan.

 

Aneh, seketika itu pula angin pun bergemuruh seperti berbalik ke arah selatan. Menurut Mbah Karyo, saat itulah ratusan jin kontet itu terbang meninggalkan areal pemakaman. Tempat yang selama ini menjadi sarang komunitas mereka.

 

“Mereka sudah terbang seperti burung ke arah selatan. Mereka pindah ke Pulau Tinjil, Banten Selatan!” Ungkap Mbah Karyo.

 

Hingga pukul 23.00 kami berkumpul di Balai Desa. Ada beberapa catatan yang disampaikan Guru Soleh kepada Haji Zarkasih sebagai pemimpin setempat. Menurutnya, jin-jin kontet itu mulanya tidak jahat. Komunitas mereka sudah lama bermukim di wilayah Tanamera. Tapi ada dua orang dukun daerah itu yang membimbing orang untuk melakukan pesugihan.

 

“Ada orang melakukan pemujaan bangsa jin di situ untuk kekayaan. Pelaku ritual sudah berhasil menjadi pengusaha yang sukses, kaya-raya dan banyak mendapatkan keuntungan materi. Tapi mereka yang sudah sukses melupakan dukun dan melupakan tumbal kewajiban yang harus dipersembahkan pada bangsa jin kontet itu. Maka itu, si dukun marah dan mengajak jin-jin kontet itu melakukan perhitungan. Jika tidak cepat dipindah, jin-jin kontet itu akan meluluhlantakkan usaha orang yang meminta jasanya yang lupa tumbal itu. Tapi dalam waktu tidak lama, si orang kaya dadakan itu akan hancur lagi sebab si dukun dendam dan terus menghancurkannya, ungkap Guru Soleh.

 

Haji Zarkasih dan warga Bojongatas yang malam itu bergabung di balai desa merasa lega. Mereka yakin sekali bahwa komunitas jin kontet itu sudah diusir Guru Soleh ke laut selatan. Dengan begitu, kata Haji Zarkasih, mahluk gaib itu tidak lagi menampakkan diri dan membuat cemas warga Bojongatas.

 

Karena prosesi ini, Haji Zarkasih atas nama warga berterima kasih banyak kepada Guru Soleh dan Mbah Karyo. Mereka memberikan tanda mata berupa kuejajanan pasar beberapa keranjang untuk dibawa Guru Soleh pulang. Sebagian jajanan pasar itu dibawa pulang, sedangkan yang sebagian lagi, diletakkan Guru Soleh di rumpun bambu tua di tepi Jalan Raya Bogor. Menurut Guru Soleh, Rumpun Bambu yang berbentuk atap penutup jalanan itu dihuni banyak jin berperilaku baik sebagai penunggunya.

 

“Mereka senang jajajan pasar dan kita harus bagi mereka supaya mereka senang karena merasa dihargai, ungkap Guru Soleh. Ah, ada-ada saja! Tapi, memang begitulah dunia gaib. Aneh dan sulit dicerna oleh akal sehat. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!