Panggonan Wingit: JIN BETERBANGAN DI ATAS JEMBATAN SERAYU
JIN-JIN BERBENTUK BURUNG BETERBANGAN DI ATAS JEMBATAN SUNGAI SERAYU. HEBATNYA, JIN TERSEBUT DAPAT DI ABADIKAN DENGAN KAMERA DIGITAL PENULIS. BANDINGKAN BESAR TUBUH JIN TERSEBUT DENGAN SEPEDA MOTOR YANG ADA Di SUDUT JEMBATAN…
Peristiwa yang sangat fenomenal. Dala rangka lawatan penulis ke jalur timur Pulau Jawa. Hari sudah hampir senja. Jam tanga pakai menunjukan waktu puku beberapa menit. Hampir seten duduk di atas kendaraan di dar seorang rekan yang bernama Otong.
“Kita harus mencari tempat sekadar menghirup sebatang rokok,” ujar Otong waktu itu.
“Oke, kita beristirahat di jembatan itu.”
Wilayah yang dimaksud penulis termasuk di dalam daerah administratif Kabupaten Banyumas. Tempatnya memang indah. Dengan dua jembatan yang di bentuk mirip yang aslinya. Satu jembatan peninggalan zaman belanda dan satunya lagi jembatan anyar yang dibuat pada masa pemerintahan Orde Baru. Panjang jembatan tersebut hampir 500 meter dan merupakan salah satu jembatan terpanjang di pulau Jawa. Maklum jembatan tersebut memang terletak di atas sungai Serayu yang indah dan legendaris. Keindahannya di abadikan dalam sebuah lagu keroncong yang berjudul “Sungai Serayu.”
Sungai Serayu, di samping indah juga menyimpan kekuatan supranatural yang cukup besar. Menurut analisis para ahli kebatinan Jawa, wilayah sungai Serayu masuk ke dalam kekuasaan Ratu Pantai Selatan. Oleh karena itu, tidak heran jika masyarakat setempat kerap mendengar kisah-kisah musykil yang melingkupi sungai yang luas dan tak pernah kering airnya ini.
Sebagai contoh, banyak pemancing dan pengumpul pasir dari masyarakat pinggiran sungai Serayu yang sering melihat atau mengalami kejadian fenomenal, yang sudah barang tentu bersentuhan dengan alam ghaib. Ada kisah yang menyebutkan bahwa di malam-malam yang dikeramatkan, di atas permukaan sungai ini kerap muncul serombongan pasukan berkuda yang mengawal sebuah kereta kencana. Warga meyakini ini adalah rombongan Ratu Pantai Selatan yang tengah melakukan semacam inspeksi di wilayahnya.
Hari menjelang maghrib ketika penulis dan Otong sampai di atas jembatan Serayu. Penulis segera menghentikan kendaraan dan mencari tempat untuk bersantai di pinggir jembatan sungai Serayu yang kelihatan gagah dan sangar itu.
Angin bertiup semilir dari selatan, sungguh sangat segar dan terasa nyaman di hati. Mata penulis tak henti-hentinya mengawasi air sungai Serayu yang berwarna kecoklatan dengan arus yang begitu kuat. Terbersit sebuah kengerian melihat alirannya yang bergemuruh itu. Apalagi, berdasarkan pantauan batin yang dilakukan penulis, gelembang-gelombang gaib terdengar di setiap alirannya. Pantas saja sungai Serayu menyimpan banyak kekuatan gaib, karena memang pada kenyataannya suasana alam gaib yang ada di permukaan sungai Serayu memang begitu komplek dan beragam jenisnya.
Komunitas makhluk halus yang banyak bercokol di sungai Serayu berbaur menjadi satu. Jika dapat diandaikan dengan penduduk manusia, maka, di permukaan sungai serayu tidak ubahnya seperti kota metropolitan Jakarta. Tidak hanya padat penduduknya, namun juga bercampur baur dengan berbagai komunitas dan suku.
Pada tiap komunitasnya, mereka punya aturan hidup sendiri-sendiri. Tapi tiap komunitas mahluk gaib yang ada di tempat tersebut tetap saja ada di bawah komando Ratu Pantai Selatan. Aliran sungai Serayu memang bermuara di pantai selatan di sekitar pantai Cilacap. Karena itu, sungai Serayu menjadi salah satu jalur lalu lintas gaib untuk menuju keraton Pantai Selatan.
Karena berada di bawah kekuasaan ahaih Ratu Pantai Selatan, maka sana Ratu Jatayu sari dengan ke empat temannya (dilingkari), pun tetap mengawasi tempat tersebut.
Dia menempatkan beberapa satelit-satelit sekaligus sebagai kurir jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Satelit dan kurir yang di maksud di sini adalah burung-burung raksasa yang beterbangan mengawasi komunitas makhluk halus yang ada di bawahnya. Tentu saja burung-burung dimaksud tidak bisa dilihat dengan pandangan mata biasa, kecuali dalam sejumlah kasus yang sifatnya sangat kebetulan.
Hasil dari kontemplasi yang penulis lakukan terhadap burung-burung pengawas tersebut sangat mencengangkan. Pasalnya, ternyata dalam dunia mereka dengan dunia kita sesungguhnya tidaklah jauh berbeda. Harus ada aturan dan pengawasan. Apalagi di alam jin, banyak makhluk-makhluk yang lebih jahat dan kejam daripada manusia. Oleh karena itulah, oleh para penguasa di sana mereka harus diawasi dengan sangat ketat. Jika tidak ada pengawasan, kemungkinan mereka juga akan mengganggu manusia dengan lebih jahat lagi.
Burung-burung raksasa ghaib tersebut tak lain adalah burung yang dikenal oleh para ahli kebatinan Jawa sebagai Jatayu Sari. Nama yang di abadikan dalam simbol pewayangan bagi dunia burung. Sementara, di dalam mitologi, Jatayu Sari dikenal sebagai burung perkasa tunggangan para dewa.
Benarkah burung gaib itu ada? Pada kesempatan senja kali ini penulis memang sangat beruntung karena dapat Derkontempiasi dan melihat secara langsung burung-burung perkasa tersebut. Bahkan, mujurnya lagi, penulis dapat mengabadikan gambarnya dengan kamera digital. Meski pun hanya sekejap, ternyata, mereka mau menampakan diri dengan berselancar di udara.
Foto yang dibuat penulis ini sungguh bukan hanya rekayasa komputer, melainkan asli dari bidikan penulis. Jika kita mengamati gambar tersebut dengan jeli, maka sore itu ada sekitar lima burung Jatayu Sari yang sedang mengadakan pengawasan di atas jembatan sungai Serayu. Mereka menjalankan tugas sesuai aturan yang berlaku di dunia gaib.
Burung-burung tersebut memang mempunyai ukuran yang sangat besar. Ukuran tubuhnya hampir sama besar dengan beton bagian atas jembatan peninggalan zaman Belanda. Bandingkan pula dengan besar sepeda motor yang berada di sudut jembatan. Tentu lebih besar burung gaib tersebut, bukan?
Nah, begitulah sekilas pengalaman gaib yang dialami oleh penulis dan Otong saat melepas lelah di ujung jembatan sungai Serayu. Dengan bukti pengabadian kamera ini, maka tentu saja kegaiban yang ada di sungai Serayu tidak bisa kita anggap sebagai dongeng atau isapan jempol semata. Dan yang paling penting penulis merasa sangat beruntung sebab telah diberi kesempatan untuk mengabadikan momen yang sangat langka ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!