Panggonan Wingit: INDRAKILA DENGAN SEGALA SISI GAIBNYA

0
27

Panggonan Wingit:
INDRAKILA DENGAN SEGALA SISI GAIBNYA

Tempat ini dihuni oleh sosok-sosok gaib yang sakti mandraguna. Di tempat ini pula banyak orang yang ngudi kaweruh, mencari kesaktian. Wak Semar adalah salah satu tokoh terkenal yang diyakini masyarakat sebagai penghuni Indrakila…

 

JIKA Anda melewati kota Purbalingga. seyogyanya menyempatkan waktu sejenak berwisata spritual ke Bukit Indrakila. Bukit ini terkenal dengan keindahan alamnya yang asri. Disamping itu, Anda bisa ngalab berkah di sini dengan cara mengutarakan niat di depan lima makam keramat yang usianya telah berabad-abad lamanya. Warga setempat menyebut tempat ini dengan nama pertapaan Indrakila.

 

Disebut pertapaan karena banyak kaum muda yang ngudi kaweruh, mencari ilmu kesaktian di Indrakila ini. Menurut keyakinan masyarakat, Indrakila dihuni oleh para tokoh gaib yang sakti di zamannya. Mereka percaya tokoh-tokoh gaib itu masih hidup hingga kini. Sosok-sosok mereka sering hadir dan nampak seperti layaknya manusia biasa. Kemudian memberi petunjuk atau petuah kepada yang membutuhkannya. Mereka adalah Begawan Cipta Hening, Kyai Among Rogo, Harjuna Sosrobahu, Dewi Sekar Arum dan Dewi Sekar Ningrum.

 

Bukit Indrakila jaraknya sekitar 30 KM dari kota Purbalingga ke arah Timur Gunung Slamet, sebuah gunung yang membentang dari Pemalang hingga Tegal. Siapa sangka dalam keindahannya yang mengagumkan itu. tersimpan sejuta misteri yang hingga kini belum terkuak. Indrakila bukan sekedar tempat biasa, akan tetapi sebuah pertapaan yang terbentuk dengan tiba-tiba secara gaib berikut para penghuninya.

 

Indrakila merupakan sebuah pegunungan dengan ketinggian sekitar 1150 meter dari permukaan laut, berada di desa Lamuk, Kecamatan Kejobong, Purbalingga. Dari pegunungan Indrakila ini, kota dan pedesaan yang berada di sekelilingnya nampak dengan jelas begitu indah dan manakjubkan. Menurut keyakinan yang berkembang, dari tempat inilah para Begawan dan pertapa sakti mengawasi wilayah serta warganya yang tinggal di daerah tersebut dari berbagai pagebluk.

 

Alkisah, Indrakila merupakan kerucut atau potongan puncak Gunung Slamet. yang ditendang oleh Haruna Sosrobahu saat dia marah kepada Begawan Cipta Hening. yang tak lain adalah Wak Semar atau yang lebih dikenal dengan nama Semar Bodroloyo yang juga disebut dengan si Bokong Gembol. Karena kemarahannya itulah, Haruno menendang puncak gunung Slamet hingga patah dan terpental sejauh lima puluh kilo meter. Potongan puncak gunung tersebut jatuh tepat di desa Lamuk, Kecamatan Kejobong, Purbalingga, yang kini lebih dikenal dengan nama Gunung Indrakila. Di tempat ini pula terdapat lima makam keramat, yang diyakini sebagai makam tokoh sakti yang keberadaannya masih misterius.

 

Berabad lalu, puncak gunung Slamet merupakan salah satu tempat tinggal para Dewa Dewi dijagad raya ini. Mereka tinggal di atas puncak Gunung Slamet dengan membawa serta tugas dan junjungannya, yaitu Batara Indra. Sehingga pesanggrahan tersebut lebih dikenal dengan nama Indrakila, yang artinya dawuh (perintah) dari Batara Indra untuk menjadi penghubung antara alam manusia dengan alam gaib (Dewa). Sehingga sejak adanya Indrakila, berarti pula dimulainya peradaban antara manusia dengan bangsa gaib. Beberapa tokoh yang menghuni tempat ini d antaranya Begawan Cipta Hening atau Wak Semar. Dia bertugas untuk menjadi pamomonging rakyat serta kawula alit, pemeliharaan ketentraman serta perdama an Dia juga sebagai penasehat spintual bagi penduduk sekitarnya.

 

Lalu Kyai Among Rogo, yang bertugas memelihara keadaan, baik wilayah maupaun para penghuninya. Terutama menjaga secara fisik para kawulanya terhadap berbagai marabahaya Kemudian Dem Sekar Arum, da bertugas untuk selalu memberi keharuman baik di puncak maupun di lembah-lembah yang mas h menjadi wilayahnya Sedang yang terakhir adalah Dewi Sekar Ningrum, yang bertugas untuk memberi ketenangan, baik lahir maupun batn. Dari para penghuni pilihan Dewa Indra Kila inilah gunung Slamet menjadi aman, nyan tenteram serta damai penuh dengan ketenangan.

 

Akan tetapi pada suatu ketika, ketenangan terusik oleh kehadiran seorang ksatria tampan, yang tak lain adalah Harjuna Sosrobahu. Pada suatu ketika Harjuna Ingin mengunjungi pamomonging jagat, yang tak lain adalah Wak Semar untuk memperdalam Ilmu Panguripan. Akan tetapi sebelum bertemu, dia menc um aroma yang begitu harum semerbak. Aroma tersebut telah membawa kedamaian serta ketenteraman dalam jiwanya. Sehingga Gitelusurilah penyebab yang membawa dirinya hanyut serta terlena di tempat itu.

 

Tak lama kemudian diketahu lah banwa keadaan tersebut ternyata bersumber dari kedua Sosok Dewi, yaitu Dewi Sekar Arum dan Sekar Ningrum. Melihat kedua Dewi yang begitu jelita Serta bisa membawa keharuman dan kedamaian j’wanya, terpikatiah hati Harjuna. Sehingga dia bermaksud untuk meminangnya. Akan tetapi hal itu diketahw oleh Begawan Cipta Hening atau Wak Semar. Sehingga dicegahian maksud serta tujuannya yang menyimpang dari niat semula, Gengan alasan Harjuna Sosrobahu te ah memiliki seorang istri yaitu Dewi Drupadi. Berbagai cara dan upaya dilakukan oleh Begawan Cipta Hening agar rencana Harjuna memmang kedua dewi tersebut gagal.

 

“Maaf anak Angger Harjuna, bukankah andika telah memil ki seorang isten yaitu Drupad . yang cantik serta lembut rupawan. Oleh karena itu, biarkan kedua bunga itu mekar dan tumbuh bersemi di puncak ini untuk memberikan keharuman serta kedama an di muka bumi,” tutur halus sang Begawan.

 

“Tapi jiwaku akan tentram dan damal bila menyunting kedua bidadan itu Kyai,” jawabnya jujur.

 

“Kau telah berubah niat, kau telah melanggar kodrat. Kedua dewi ditugaskan di bumi untuk menjaga keharuman serta ketentraman. Dia juga nantinya akan menurunkan ksatna ksatria pi ihan di muka jagad ini,” tukasnya lanjut.

 

Muka Harjuna merah padam hingga akh’rnya da terpojok. Merasa dirinya dihalang-halangi dalam usahanya untuk mem nang kedua dewi kakak beradik tersebut, Harjuna marah besar. Adu mulut tak bisa terelekan lagi. Akan tetapi, walau bagaimana Begawan Cipta Hening adalah Uwaknya sendiri yang juga salah satu guru dan penasehat spiritualnya. Dia pun menyadari akan kelancangannya, bahkan rasanya tak mungkin juga bisa mengalahkannya.

 

Akhirnya karena menahan marah serta emosi yang telah meluap tinggi, dia melampiaskannya dengan menendang puncak gunung Slamet, tempat kediaman mereka. Tak ayal dengan kesakt annya, gunung Slamet yang menjulang tinggi tersebut patah di puncaknya. Latu terpenta dan jatuh ke sebuah perbuk tan yang gersang. Indrakila pun geger. Semua pengnuninya pontang-panting, tanpa kecuali Begawan Cipta Hening, Kyai Among Rogo serta Dewi Sekar Arum dan Sekar Ningrum. Betapa terkejutnya dia, karena tempat kediamannya telah berpindah, tak lagi pada sebuah puncak gunung. Akan tetapi kini telah berada pada lembah yang gersang. D’saat itu Wak Semar hanya bisa tertawa terkekeh-kekeh, lalu berucap:

 

“Anak angger… walau Indrakila dibuat geger dalam sehari tujuh kali pun, dengan jalan memporak-poranda serta mengacak-acaknya, aku tetap tak meng j nkanmu mempersunting Dewi Sekar Arum dan Sekar Ningrum. Karena itu melanggar tatanan serta kodrat dewata, ngger. Dan yang periu kamu ingat, walau indraki a kau pindahkan dalam sehari t ga kali pun, aku beserta peng kutku akan tetap setia menjaga pertapaan ini.”

 

Hati Haruna Sosrobahu semakin dongkol, lalu dia pergi dengan menendang sebuah batu gunung. Batu besar yang ditendang Harjuno pun hingga kini masih ada dan bisa dilihat keberadaannya yang tak jauh dari Indrakila.

 

Masyarakat di sekitar jatuhnya puncak gunung Slamet yang dikenal dengan sebutan Indrakila menjadi geger. Semula mereka menyangka kalau gundukan tanah yang menyerupai caping dengan ukuran raksasa itu merupakan tanah yang jatuh dari langit. Akan tetapi kemudian dilihatiah gunung menjulang tinggi yang berada di sebelah tempat kediaman mereka yang masih asing. Setelah beberapa bulan lamanya, barulah keempat sosok tersebut d ketahui oleh warga, bahwa mereka adalah para pel ndung dan pemimpin yang waskito serta beriimu tinggi Sehingga bisa dijadikan panutan masyarakat. Hingga akhirnya masyarakat setempat berguru untuk menimba ilmu, bark ilmu kedunawian maupun ilmu agama (batin).

 

Dengan hilangnya puncak gunung Slamet masyarakat baru menyadari, kalau ternyata gundukan tanah baru yang hampir seluas satu desa itu merupakan patahan dari puncak atau kerucut gunung Slamet. Diceritakan pula, setelah berpuluh tahun lamanya para pertapa mengajarkan berbagai ilmu pada masyarakat, tiba-tba masyarakat digegerkan kembali dengan hilangnya gubuk-gubuk mereka yang berubah menjadi lima gundukan tanah yang menyerupai makam Dan satu diantaranya diyakini sebagai makam dari Harjuna Sosrobahu yang keyungan (kasmaran) dengan kedua dewi tersebut sehingga akhurnya ikut serta menyusul ke alam kelanggengan.

 

Menurut Eyang Karjono sesepuh dan kamituo masyarakat setempat, yang secara langsung mendapat bisikan ga b dari penghuni Indrakila, dia membenarkan adanya kisah tersebut.

 

“Pada awalnya kami kurang percaya dengan kisah dan centa orang tua du u. Saya kira centa itu hanyalah peltpur lara atau dongeng semata, tapi ternyata semua benar adanya. Hal ini saya yakini Setelah mendapat petunjuk langsung dari penguasa di sana,” tutur laki-laki yang mendekati uzur ini.

 

“Menurut cerita orang-orang tua dulu, pada awal kemunculan Indrakila warga benar-benar geger. Kegemparan itu dikarenakan langit gelap gulita, ang n topan begitu dahsyat, suara gemuruh yang terus menerus disertai dengan tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang tumbang berterbangan. Saat situasi seperti ini, mereka melihat pemandangan yang begitu menakjubkan. Sebuah benda buat terbang memutar, lalu jatuh tepat di lembah yang tandus. Setelah ditelusuri, ternyata benda itu merupakan gundukan tanah yang menjulang tinggi, sekarang dikenal dengan Indrakila,” lanjut Eyang Karjono mengulas cerita leluhurnya.

 

Memang benar nampaknya hampir setiap hari banyak orang yang bermalam di tempat itu. Ini terbukti dari banyaknya bunga-bungan, lelehan kemenyan dan dupa serta kelapa hijau yang menjadi Syarat ntual di tempat tersebut. Ubo rampe itu berada tepat di depan kelima makam tersebut. Kamipun merasakan aura mistis yang begitu tinggi, yang seolah sulit ditembus dengan indra kami.

 

“Tempat ini merupakan tempat sakral, karena energi serta daya mistisnya yang tinggi, sehingg mereka datang dengan maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Tap: banyak dari mereka umumnya kaum muda yang punya maksud mencari jati diri. Untuk ngangsu kaweruh di tempat ini. mereka bisa mendapatkan apa yang dunginkan. Tak hanya tu, ketenangan dan ketenteraman pun bisa mereka peroleh,” sambungnya lagi.

 

“Siapakah Begawan Cipta Hening atau Wak Semar itu, dan mengapa dia seolah merupakan penguasa utama di Indrakila ini?“

 

“Wallahu a’lam, semua hanya Tuhan yang tahu. Menurut pandangan kami. Semar berarti Samar yaitu sanepo antara ada dan tiada. Artinya, sosok Semar merupakan garnbaran dari seseorang yang anf dan bijaksana, berwawasan luas serta berilmu unggi. Punya jiwa pamomong atau pengayam bagi kaum lemah dan tertindas, suka membantu, sehingga lebih baik dirinya miskin dan menderita asalkan orang lan bahagia. Dia suka merendah, sehingga sering dirinya menjadi kaum duafa yang terkucil dan tersingkirkan, walaupun sebenarnya dia sosok nomor satu, atau tokoh utama di tengah masyarakat yang luas ini.

 

Dia juga bisa berbuat apa saja dengan kesaktian dan kuasanya, tapi karena sifatnya yang adap asor tersebut, dia lebih baik berbaur dengan rakyat jelata. Semar dibaratkan seorang dewa yang turun ke bumi (dewa yang berwujud manusia). Sehingga bagi mereka yang mengetahuinya, sosok tersebut akan dijadikan panutan serta maha guru dalam kehidupan ini. Dan masyarakat meyakini kalau di Indrakila-lah tokoh tersebut ada, serta bisa dimintai berkah dan karomahnya. Jadi tokoh ini ada, hanya kita tak tahu siapa sebenarnya mereka itu. Tapi Siapapun dia, jika Mereka memiliki hati serta jrwa mulia, berarti dialah sosok Semar yang sening kita dengar. Berkat kebesaran hati serta jiwanya itulah, dia selalu disegani dan mendapat kedudukan sebagai tokoh serta penguasa utama, ba:k bagi kehrdupan nyata maupun astral,” terang Eyang Karjono panjang lebar.

 

Mungkin benar adanya, salah satu makam keramat yang ada di lokasi ini dulunya adalah Sosok seorang yang waskita, berilmu tinggi serta mepayu hayuning buwono (melindungi alam semesta) penuh byaksana, sehmgga magadi panutan bagi para pengikutnya. Dan sampe saat Ini pun masih menjadi tongkat pegangan dalam mengarungi kehidupan nyata bagi masyarakat sekitarnya. Terbukti begitu banyak para pengunjung dan pengalab berkah yang datang untuk mendapatkan karomah dari sosok arif bijaksana yang diyakini berilmu tinggi ini.

 

Keyakinan ini didasari oleh banyaknya para peziarah yang datang dan pulang dengan membawa keberhasilan. Pernyataan ini dibuktikan oleh Tenang Suroso (40) warga di Bandingan, Kejobong, Purbalingga. Menurutnya. la sering menjadi pemandu bagi siapa saja yang hendak menuju ke Indrakila. Dan hampir semua orang yang diantarnya menuju ke sana berhasil dalam mencapai hajatnya. Tentu saja semua atas kehendak Allah dengan didasari syareat kepada penguasa Indrakila.

 

“Saya melakukan pemanduan ke sana sudah tentu dengan keyakinan penuh, kalau dhanyang atau penguasa Indrakila memang merestui. Dengan restunya, dia akan mengijabahi apa yang menyadi tujuan kita. Kami pun selatu melakukan komunikasi bathin dengan para penguasa di sana, terutarna jika akan mernasuki area atau wilayah tersebut. Di pintu pendopo masuk Itulan kita diperkenankan atau tidaknya dalam melakukan ritual atas permohonan hajat kita. Karena txsikan gaib akan saya peroleh dari penguasa di sana saat melakukan komunikasi bathin di tangga pintu masuk tersebut, semua bertujuan agar bisa terjalin peradaban yang baik, walau berlainan alam,” tutur laki-laki ini yang nampak sudah paham tentang kehidupan Indrakila.

 

Menurutnya pula, beberapa kali dirinya melihat sosok yang sering dipanggil Eyang Semar di tempat tersebut. Tak hanya itu, suatu ketika dia juga pernah menjumpai perujudan yang gagah perkasa yang dia yakini sebagai Kyai Among Rogo.

 

“Yah…. Beberapa kali saya melihat sosok mereka. Begawan Cipta Hening atau yang sering disapa Wak Semar, bertubuh tinggi besar dan agak bungkuk. Berpaka an hitam dengan celana hitam kompang. Dia memakai kupluk kuncung di kepalanya Sedang Kyai Among Rogo, berbadan gagah dan tegak, dia pendiam bahkan nampak garang Sedang Dewi Sekar Arum dan Sekar Ningrum, saya pemah melihatnya sekali. Itu pun dengan tak sengaja. Pada suatu ketika tepat tengati malam bulan purnama saya datang ke Indrakila, dengan sinar bulan yang terang nampak jelas dari kejauhan, ada dua wanita beg tu cantik jelita. Pakaian mereka seperti bangsawan keraton, harumnya begitu semerbak, tapi begitu saya dekati, keduanya hilang. Hanya meninggalkan aroma yang begitu wangi. Saya sangat yakin kalau dia adalah mereka. Saya bisa menjumpainya mungkin karena senangnya melakukan komunikasi batin dengannya, Sehingga terjalin kedekatan. Mungkin karena itu pula yang menyebabkan warga dan masyarakat sini mempercayai saya untuk menjadi pemandu dan penghubung mereka dengan penguasa Indrakila,” tuturnya kemudian.

 

“Tapi bagi pelaku ritual dan ziarah yang bersungguh-sungguh, apalagi jika dirinya benar. benar sedang dirundung masalah, mereka pun bisa di temuinya bahkan diberinya petunjuk baik secara langsung maupun hanya lewat sebuah mimpi,” tukasnya kemudian.

 

Siapapun adanya sosok Semar beserta keempat pengikutnya, yang jelas dia dikenal orang bijak dan arif dalam kehidupan ini. Sehingga bisa menjadi pengayom kaum lemah dan jelata. Walaupun dirinya adalah Dewa yang bisa berbuat apa saja, tapi dia lebih suka merasakan penderitaan dan hidup sederhang di sebuah desa terpencil, yaitu Karang Tumantis.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!