Ngaji: TIGA KALI TERSELAMATKAN DI TSUNAMI ACEH

0
3

Ngaji: TIGA KALI TERSELAMATKAN DI TSUNAMI ACEH

Bagi kebanyakan korban yang selamat, tak ada kata lain di dalam hati mereka kecuali rasa syukur. Mereka menganggap kalau keselamatan itu merupakan keajaiban yang datang dari Tuhan…

 

Adalah Salihhati alias Atik, 32 tahun, warga Lampase Kota, Banda Aceh yang selamat karena tiga kali mendapat kiriman pelampung dari Tuhan ketika tsunami menyeret tubuhnya hingga ke tengah lautan.

 

Atik bercerita, ketika pagi itu gempa mengguncang Banda Aceh dia sedang berada di rumah bersama ke dua puteranya yaitu Nanda Ikhsan, 9 tahun, dan M. Fazilul Azmi, 5 tahun, serta dua orang pembantunya yang berasal dari Medan.

 

Sedang Kamarullah, 38 tahun, sang suami saat itu sedang sibuk melayani pembeli di warung kopi mereka di Jalan Sri Ratu Safiatuddin, Peunayong.

 

Ketika gempa mengguncang, tiga bangunan ruko berlantai dua yang berada di depan warung Kamarullah ambruk hingga rata dengan tanah. Mata Kamarullah terbelalak melihat kejadian itu. Dia kemudian teringat dengan anak dan isterinya yang sedang berada di rumah.

 

Dia khawatir kalau rumahnya juga ambruk dan menimpa anak dan isterinya yang sejak subuh tadi dia tinggalkan. Karena itu, tanpa sempat menutup warungnya dia pun segera memacu sepeda motornya menuju rumah.

 

Ketika sampai, Kamarullah segera mengajak isteri dan kedua anaknya pergi keluar rumah. Dia khawatir kalau gempa susulan akan kembali terjadi. Mereka berempat duduk di tengah jalan. Di tengah kepanikan Atik sempat melihat seseorang tetangganya yang sibuk mengungsikan keluarganya dengan sebuah mobil pick up.

 

Suasana pagi itu kian panik manakala ratusan orang berlarian dari segala arah sambil berteriak-teriak, “Air laut naik! Air laut naik!”

 

Waktu itu, Atik sempat heran dan bertanya dalam hati, “Bagaimana mungkin air laut bisa naik ke daratan?”

 

Rasa heran dalam diri Atik itu rupanya menjadi kenyataan ketika dilihatnya air setinggi 15 meter datang dari arah belakang menenggelamkan ratusan rumah dan ribuan manusia. “Rasanya seperti kiamat,” kenang Atik.

 

Dalam kepanikan, ribuan orang pagi itu berlarian tak tentu arah. Ada yang jatuh terinjak, dan banyak pula yang jatuh karena tertubruk kendaraan.

 

Begitu juga dengan Atik, bersama suami dan ke dua anaknya mereka segera berlari menyelamatkan diri. Tapi rupanya air telah mengepung mereka dari segala arah. Waktu itu, mereka hanya bisa pasrah. Bahkan Kamarullah sempat bersujud dan berdoa sambil memeluk ke dua anak mereka untuk yang terakhir kali sebelum akhirnya tsunami memisahkan mereka di pagi yang memilukan itu.

 

Penderitaan Atik tidak berhenti hanya sampai di situ. Setelah berpisah dengan suami dan anaknya, tsunami terus menyeret tubuhnya hingga dia terombang-ambing sampai ke tengah lautan. Dalam keadaan lemah, dia mencoba berenang. Tapi sebuah atap rumah yang hanyut terbawa air kemudian menutup tubuhnya hingga dia tak bisa berenang dan sulit bernafas.

 

Atik tenggelam dalam kumparan air hitam. Hanya satu kalimat yang selalu dia ucapkan ketika tsunami menenggelamkan tubuhnya, yaitu kalimat Lailla ha Illaliah.

 

“Waktu itu saya sudah pasrah. Mungkin Tuhan akan mencabut nyawa saya,” kenang Atik, berlinang air mata.

 

Tapi tidak. Setelah kalimat tauhid itu dia ucapkan terus menerus, dia merasa ada satu kekuatan yang mendorong tubuhnya ke atas hingga dia bisa kembali berenang. Dan waktu itu, sekeping papan yang hanyut terbawa air datang menghampirinya.

 

Papan itu segera dia raih sebagai pelampung untuk menyelamatkan dirnya. Tapi hanya sekejap dia bisa bertahan. Ketika gelombang tsunami yang kedua datang, ombak kembali menggulung dan menenggelamkan tubuhnya hingga ke dasar lautan.

 

Dan setiap kali dia tenggelam hatinya tak pernah berhenti dari mengingat Allah. Dan setiap kali itu pula dirasakan Atik ada suatu kekuatan yang mendorong tubuhnya ke bpermukaan air, Bahkan saat dia terapung.

 

tetap saja ada sepotong kayu yang menghampirinya untuk dia jadikan pegangan. Begitu seterusnya sampai tiga kali tsunami menenggelamkan tubuhnya ke dasar lautan.

 

“Mungkin kayu yang hanyut itu adalah pelampung yang dikirim Tuhan untuk menyelamatkan hidup saya,” cerita Atik.

 

Sampai akhirnya, Atik ditemukan oleh sekelompok nelayan ketika adzan Maghrib berkumandang. Saat ditemukan dia pingsan tak sadarkan diri karena sekujur tubuhnya penuh luka akibat dihantam segala macam benda yang hanyut terbawa air.

 

Semula para nelayan itu menduga kalau Atik adalah orang kurang waras yang mencoba bunuh diri dengan terjun ke laut. Mereka tak percaya dengan cerita Atik kalau dia hanyut karena terseret tsunami. Tapi setelah sampai ke daratan, barulah para nelayan itu yakin kalau tsunami telah menenggelamkan Banda Aceh.

 

Hampir tujuh bulan lamanya Atik dirawat oleh keluarganya di kampung halamannya di Bireuen. Dan selama itu pula tak sekalipun dia pernah mendapat bantuan dana maupun pelayanan kesehatan dari pemerintah. Padahal dia pernah beberapa kali menanyakan hal itu kepada Dinas Sosial dan Kesehatan. Tapi jawaban yang didapatnya hanya membuat kecewa.

 

Kini, Salihhati tak ingin larut dalam penderitaan panjang. Dia kembali menata hidupnya dengan membuka kembali usaha warung kopi warisan almarhum suaminya.

 

Hari-harinya pun selalu dia lalui dengan penuh ceria bersama gelas-gelas kopi panas yang dia suguhkan untuk para pengunjung yang memenuhi warkopnya dari pagi hingga larut malam.

 

Meskipun terkadang, di dalam keceriaan itu dia juga sering menitikan air mata jika mengingat musibah yang menimpa suami dan anak-anaknya hingga membuat ia terpaksa hidup sebatana kara… Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!