Ngaji Sufi: SYAIKH ABDUL MALIK BIN MUHAMMAD ILYAS
SYAIKH ABDUL MALIK BIN MUHAMMAD ILYAS DIKENAL SEBAGAI ULAMA YANG BERBUDI LUHUR DAN BERSIKAP LEMAH LEMBUT TERHADAP SIAPA PUN. DI KARESIDENAN BANYUMAS, DIRINYA DISEBUT-SEBUT SEBAGAI WALIYULLAH…
SEMASA hidupnya Syaikh Abdul Malik memimpin dua tharigah besar (sebagai mursyid), yaitu Tharigah An-Naqsyabandiyyah Dziliyyah dan Tharigah An-Naqsyabandiyyah Al-Khalidiyyah. Sanad Thariqah An-Naqsyabandiyyah Al-Khalidiyyah – dia peroleh secara langsung dari ayahnya, yakni Syaikh Muhammad Ilyas.
Syaikh Abdul Malik mengamalkan dua wirid utama, yaitu membaca Al-Quran dan Shalawat. Dia membaca Shalawat sebanyak 16.000 kali dan mengkhatamkan Al-Quran setiap hari. Shalawat yang diamalkan adalah Shalawat Nabi Khaidir AS atau lebih sering disebut Shalawat Rahmat, yakni: Shallallah ‘ala Muhammad. Dan itu adalah Shalawat yang sering dia ijazahkan kepada para tamu dan muridnya.
Meski begitu, dia juga mengamalkan Shalawat-shalawat yang lain, seperti Shalawat Al-Fatih, Al-Anwar, dan lain-lain.
Syaikh Abdul Malik lahir di Kedung Paruk, Purwokerto, pada Jum’at 3 Rajab 1294 H (1881). Nama kecilnya adalah Muhammad Ash’ad, sedang nama Abdul Malik diperoleh dari ayahnya, K.H. Muhammad Ilyas, ketika dia menunaikan ibadah haji bersamanya.
Sejak kecil dia memperoleh pengasuhan dan pendidikan secara langsung dari kedua orangtuanya dan saudara-saudaranya yang ada di Sokaraja, Banyumas, terutama dengan K.H. Muhammad Affandi.
Setelah belajar Al-Quran kepada ayahnya, Syaikh Abdul Malik mendalami kembali Al-Quran kepada K.H. Abu Bakar bin H. Yahya Ngasinan (Kebasen, Banyumas). Pada 1312 H, ketika dia menginjak dewasa, oleh sang ayah, dia dikirim ke Makkah untuk membina ilmu agama. Di sana dia mempelajari berbagai disiplin ilmu agama, di antaranya ilmu Al-Quran, Tafsir, Ulumul Quran, Hadits, Fikih, Tasawuf, dan lain-lain. Dia belajar di Tanah Suci dalam waktu yang cukup lama. Kurang lebih 15 tahun.
Dalam ilmu Al-Quran, khususnya iln Tafsir dan Ulumul Al-Quran, dia bergur kepada Sayyid Umar Asy -Syatha’ dan Muhammad Syatha’ (putra penulis kita Panatuth Thalibin Hasyiyah Fathul Mu’i ilmu hadits, gurunya adalah Sayyid Thz Yahya Al-Magribi (ulama Hadramaut yz tinggal di Makkah), Sayyid Alwi bin Shail bin Yahya, Sayyid Muhsin Al-Musa Syaikh Muhammad Mahfudz bin Abdu At-Tirmisi. Dalam bidang ilmu syariah Thariaah Alawivyah, dia berguru ke Kiai Soleh Darat (Serang). Sementara itu, guru-guru adalah Sayyid Ahmad bin Mi Ridwan, Sayyid Abbas bin Mi id Ridwan, Sayyid Abbas Al-Ma (kakek Sayyid Muhammad bin alam Al-Hasani), Sayyid Ahmad Ar in dan Sayyid Ali Ridha. Setelah sekian tahun mei bin Tanah Suci, sekitar 1327 H, Asy pulang ke kampung halaman kepada kedua orang tuanya.
Dia menambah wawasan dan pengetahuan dengan berjalan kaki. Dia pulang ke rumah tepat pada hari ke-100 dari hari wafat sang ayah, dan saat itu umurnya tiga puluh tahun.
Sepulang dari pengembaraan, Asy Syaikh tidak tinggal lagi di Sokaraja, tetapi menetap di Kedung Paruk bersama ibundanya, Nyai Zaenab. Dia sering membawa jamaah haji Indonesia asal Banyumas, menjadi pembimbing dan Syaikh, bekerja sama dengan Asy-Syaikh Mathar Makkah. Dan aktivitas itu dilakukan dalam rentang waktu yang cukup lama. Sehingga wajarlah, selama menetap di Makkah, dia memperdalam lagi ilmu-ilmu agama dengan para ulama dan Syaikh yang ada di sana.
Berkat keluasan dan kedalaman ilmunya, Syaikh Abdul Malik pernah memperoleh dua anugerah, yakni pernah diangkat menjadi wakil mufti Madzab Syafi’i di Makkah dan diberi kesempatan untuk mengajar. Pemerintah Saudi sendiri sempat memberikan hadiah berupa Sebuah rumah tinggal di sekitar Masjidil Haram, tepatnya di dekat Jabal Qubes. Anugerah yang sangat agung ini diberikan oleh pemerintah Saudi hanya kepada para ulama yang telah memperoleh gelar Al-Alamah (Orang yang Sangat Alim). Pengakuan atas gelar itu pada orang ulama, diperoleh dari para ulama di daerah Banyumas, Syaikh Abdul Malik dikenal sebagai ulama yang mempunyai kepribadian yang sabar, zuhud, tawadhu, dan sifat-sifat kemuliaan yang menunjukkan akhlaq yang melekat pada da nya. Karena itulah, masyarakat Banyumas dan sekitarnya sangat mencintai dan menghormatinya, Dikenal memiliki hubungan dengan para ulama besar umumnya. Putera Bantes yang dianggap oleh banyak orang telah mencapai derajat waliyullah. Seperti Habib Soleh bin Muhsin Al-Hamid (Tanggul, Jember), Habib Ahmad Bilfagih (Yogyakarta), Habib Husein bin Hadi Al-Hamid (Brani, Probolinggo), K.H. Hasan Mangli (Magelang), Habib Hamid Bin Yahya (Sokaraja, Banyumas), dan lain-lain.
Diceritakan, saat Habib Soleh Tanggul pergi ke Pekalongan untuk menghadiri sebuah haul, selesai acara haul beliau berkata kepada para jamaah: “Apakah kalian tahu, siapakah gerangan orang yang akan datang ke mari? Dia adalah salah seorang pembesar kaum arifin di Tanah Jawa.”
Tidak lama kemudian datanglah Syaikh Abdul Malik, dan jamaah pun terkejut dibuatnya. Hal yang sama juga dikatakan oleh Habib Husein bin Hadi Al-Hamid (Brani, Kraksaan, Probolinggo) bahwa ketika Syaikh Abdul Malik berkunjung ke rumahnya bersama rombongan, Habib Husein berkata, “Aku harus di pintu, karena aku mau menyambut salah seorang pembesar wali Allah.”
Syaikh Ma’shum (Lasem, Rembang), setiap berkunjung ke Purwokerto, menyempatkan diri singgah di rumah Asy-Syaikh Abdul Malik dan mengaji kitab Ibnu Agil Syarah Alfiyah Ibnu Malik, tabarukkan (meminta barakah) kepadanya. Demikian pula dengan Mbah Dimyathi (Comal, Pemalang), K.H. Khalil (Simprog, Berebes), K.H. Anshori (Linggapura, Berebes), K.H. Nuh (Pageraji, Banyumas), yang merupakan kiai-kiai yang hafal Al-Quran, mereka kerap sekali belajar ilmu Al-Quran kepadanya.
Kehidupan Syaikh Abdul Malik sangat sederhana. Dia juga sangat santun dan ramah. kepada siapa saja. Dia gemar sekali melakukan silaturahmi kepada murid-muridnya yang miskin. Baik mereka yang tinggal di Kedung Paruk maupun di desa-desa sekitarnya, seperti Ledug, Pilken, Sokaraja, Dukuhwaluh, Bojong, dan lain-lain. Hampir setiap hari Selasa pagi, dengan kendaraan sepeda, naik becak, atau dokar, Syaikh Abdul Malik mengunjungi murid-muridnya untuk membagi-bagikan beras, uang, dan terkadang pakaian, sambil mengingatkan kepada mereka untuk datang pada acara pengajian dan tawajjuhan (dzikirnya pengikut thariqah) Selasanan, yang juga merupakan forum silaturahmi para pengikut Thariqah AnNagsyabandiyyah Al-Khalidiyyah Kedung Paruk. Murid-murid Syaikh Abdul Malik, di antaranya, K.H. Abdul Kadir, Kiai Sa’id, K.H. Muhammad Ilyas Noor (mursyid Thariqah An-Naqsyabandiyyah Al-Khalidiyyah sekarang), K.H. Sahlan (Pekalongan), Drs. Ali Abu Bakar Bashalah (Yogyakarta), K.H. Hisyam Zaini (Jakarta), Habib Muhammad Luthfi bin Ali Bin Yahya (Pekalongan), K.H. Ma’shum (Purwokerto). Sebagaimana diungkapkan muridnya, yakni Habib Luthfi bin Yahya, Syaikh Abdul Malik tidak pernah menulis satu karya pun. “Karya-karya Al’Amallah Syaikh Abdul Malik adalah karya-karya yang dapat berjalan, yakni murid-murid beliau. Baik dari kalangan kiai, ulama, maupun shalihin. Di antara warisannya yang sampai sekarang masih menjadi amalan yang dibaca bagi para pengikut thariqah adalah buku kumpulan shalawat yang beliau himpun sendiri, yaitu AlMiftah al-Magashid li-ahli at-Tauhid fi ashShalah ‘ala babillah al-Hamid al-majid Sayyidina Muhammad al-Fatih li-jami’i asy-syada’id. Shalawat itu diperolehnya di Madinah dari Sayyid Ahmad bin Muhammad Ridhwani AlMadani. Konon, shalawat ini memiliki manfat yang sangat banyak. Di antaranya, bila dibaca, pahalanya sama seperti membaca kitab Dala’ilu al-Khairat sebanyak seratus sepuluh kali, dapat digunakan untuk menolak bencana, dan dijauhkan dari siksa neraka. Syaikh Abdul Malik wafat pada hari Kamis, 2 Jumadil Akhir 1400 H (17 April 1980), dimakamkan keesokkan harinya lepas shalat Ashar di belakang Mashid Baha’ul Hag Wa Dhiya’uddin, Kedung Paruk, Purwokerto, Jawa Tengah. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!