Ngaji Sufi: HATI MULIA IBU PARA SYUHADA
SEJARAH ISLAM MENCATAT KISAH SEORANG WANITA SHOFIYAH (BERDERAJAT SUFI) BERNAMA AL-KHANSA BINTI AMRU. WANITA INI TERKENAL PULA DENGAN GELAR “UMMU SYUHADAA”, SEBAB DIA TELAH MERELAKAN EMPAT ORANG PUTRANYA GUGUR DI MEDAN PERANG KADISIA. BAGAIMANAKAH KISAHNYA…!
WANITA itu sudah sudah berusia cukup lanjut, namun semangat perjuangannya tetap berkobarkobar tak pernah padam. Tutur kata yang diucapkannya pun selalu menjadi pendorong bagi orang-orang di sekitarnya. Maklumlah, dia memang dikenal sebagai seorang penyair, sehingga kata-katanya yang tersusun dalam bentuk syair memiliki pengaruh luar biasa dan seolah tak ada habisnya.
Al-Khansa Binti Amru! Demikian nama wanita itu. Dia merupakan wanita yang terkenal cantik dan pandai di kalangan orang Arab.
Dia pernah bersyalr mengenang kematian saudaranya yang bernama Sakhr:
“Setiap mega terbit,
ia mengingatkan aku pada si Sakhr… malang,
Aku pula masih teringatkan dia
setiap mega hilang di ufuk barat:
Kalaulah tidak karena terlalu ramai orang menangis di sampingku ke atas mayat-mayat mereka, niscaya aku bunuh diriku…”
Setelah Khansa masuk Islam, keberanian dan kepandaiannya bersyair telah digunakannya untuk menyemarakkan semangat para pejuang Islam. Dia mempunyai empat orang putera yang kesemuanya telah diajar ilmu bersyair dan dididik berjuang dengan berani. Kemudian kesemua puteranya itu diserahkannya untuk berjuang demi Kemenangan dan kepentingan Islam. Khansa telah mengajar anaknya sejak kecil agar jangan takut menghadapi peperangan. Pada tahun 14 Hijrah, Khalifah Umar Ibnul Khathab menyediakan satu pasukan tempur untuk menyerang Parsi. Semua umat Islam dari berbagai kabilah telah dikerahkan untuk menuju ke medan perang. Maka terkumpullah sebanyak 41.000 orang tentera Khansa telah pula mengerahkan keempat putera kesayangannya agar ikut mengangkat senjata dalam perang suci itu. Khansa sendiri juga ikut ke medan perang dalam kumpulan pasukan wanita yang bertugas merawat dan menggelorakan semangat juang tentera Islam.
Inilah nasihat Khansa kepada putera-puteranya yang akan maju ke medan perang: “Wahai anak-anakku! Kamu telah memilih Islam dengan rela hati. Kemudian kamu berhijrah dengan suka rela pula. Demi Allah, yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya kamu sekalian adalah putera-putera dari seorang lelaki dan seorang wanita. Aku tidak pernah mengkhianati ayahmu, aku tidak pernah memburuk-burukkan saudara, aku tidak pernah merendahkan keturunan kamu, dan aku tidak pernah mengubah hubungan kamu. Kamu telah tahu tentang pahala yang disediakan oleh Allah kepada kaum muslimin dalam memerangi kaum kafir itu. Ketahuilah bahwasanya kampung yang kekal itu lebih baik daripada kampung yang binasa.”
Kemudian Khansa membacakan satu ayat dari surah Ali Imran yang bermakna: “Wahai orang yang beriman! Sabarlah, dan sempurnakanlah kesabaran itu, dan teguhkanlah kedudukan kamu, dan patuhlah kepada Allah, moga-moga kamu menjadi orang yang beruntung.”
Putera-putera Khansa tertunduk khusyuk mendengar nasihat bundanya yang tersayang. Seterusnya Khansa berkata, Jika kalian bangun esok pagi, Insya Allah, dalam keadaan selamat, maka keluarlah untuk berperang dengan musuh-musuh kamu. Gunakanlah semua pengalamanmu dan mohonlah pertolongan dari Allah. Jika kamu melihat api pertempuran semakin hebat dan kamu dikelilingi oleh api peperangan yang sedang bergelojak, maka masuklah ke dalamnya. Dapatkanlah puncaknya saat terjadi pertempuran. Semoga kamu berjaya mendapatkan balasan di kampung yang abadi, dan tempat tinggal yang kekal.”
Subuh esoknya semua tentera Islam sudah berada di tikar sembahyang masing-masing untuk mengerjakan perintah Allah, yaitu shalat Subuh, kemudian berdoa moga-moga Allah memberikan mereka kemenangan atau surga. Kemudian Saad bin Abu Wagas, panglima besar Islam, memberikan arahan agar senantiasa
Bersiap sedia apabila genderang perang berbunyi.
Perang satu lawan satu pun dimulai dan memakan waktu sampai dua hari. Pada hari ketiga dimulailah pertempuran besar-besaran. Sebanyak 41.000 orang tentera Islam melawan tentera Parsi yang berjumlah 200.000 orang, Pasukan Islam mendapat tantangan hebat, namun mereka tetap yakin akan pertolongan Allah.
Putera-putera Khansa maju untuk merebut peluang memasuki surga. Berkat dorongan dan nasihat dari bundanya, mereka tidak sedikit pun merasa takut. Sambil mengibas-ngibaskan pedangnya, salah seorang di antara mereka bersyair:
“Hai saudara-saudaraku!
Ibu tua kita yang banyak pengalaman itu… telah memanggil kita semalam dan membekalkan nasihat.
Semua mutiara yang keluar dari mulutnya bernas dan berfaedah
Insya Allah akan kita buktikan sedikit masa lagi.”
Kemudian dia maju menghajar setiap serangan musuh yang datang. Seterusnya disusul pula oleh anak kedua maju, menyambut serangan setiap musuh yang hendak membinasakannya. Dengan semangat yang berapi-api anak kedua Khansa ini pun bersyair:
“Demi Allah!
Kami tidak akan melanggar nasihat ibu tua kami
Nasihatnya wajib ditaati dengan ikhlas dan rela hati
Segeralah bertempur, segeralah bertarung dan menggempur musuh bersama-sama. Sehingga kau lihat keluarga Kaisar musnah.”
Anak Khansa yang ketiga, segera pula melompat dengan beraninya sambil bersyair:
“Sungguh ibu tua kami kuat keazamannya, tetap tegas dan tidak goncang. Beliau telah menggalakkan kita agar bertindak cakap dan berakal cemerlang. Itulah nasihat seorang ibu tua yang mengambil berat terhadap anak-anaknya sendiri mati. Segera memasuki medan tempur dan segeralah untuk mempertahankan diri. Dapatkan kemenangan yang bakal membawa kegembiraan di dalam hati. Atau tempuhlah kematian yang bakal mewarisi kehidupan yang abadi.”
Akhir sekali anak keempat menghunus pedang dan melompat menyusul abang-abangnya. Untuk menaikkan semangatnya dia pun bersyair:
“Bukanlan aku putera Khansa, bukanlah aku anak jantan. Dan bukan pula karena Amru yang pujiannya sudah lama terkenal. Kalau aku tidak membuat tentera asing yang berkelompok-kelompok itu terbenam ke jurang bahaya dan musnah jadi mangsa senjataku.”
Bergelutlah keempat putera Khansa dengan tekad bulat untuk mendapatkan syurga, diiringi oleh doa munajat ibundanya yang berada di garis belakang.
Pertempuran terus berlangsung dengan sengitnya. Tentera Islarn pada mulanya kebingungan dan kacau balau karena pihak Parsi menggunakan tentera bergajah di barisan depan, sementara tentera pejalan kaki berlindung di belakang binatang bertubuh besar itu.
Namun tentera Islam dapat mencederakan gajah-gajah tersebut dengan memanah mata dan bagian-bagian lainnya. Gajah yang cedera itu marah dengan menghempaskan tuan yang menungganginya, dan memijak-mijak tentera Parsi lainnya. Mereka menjadi mangsa gajahgajah peliharaannya sendiri.
Kesempatan ini dipergunakan oleh pihak Islam untuk menghancurkan mereka. Pada suatu kesempatan, panglima perang bermahkota Parsi dapat dipenggal kepalanya. Akhirnya, pasukannya pun lari lintang-pukang menyeberangi sungai dengan dihujani anak panah oleh pasukan Islam hingga air sungai pun berubah menjadi merah.
Pasukan Parsi kalah telak. Dari 200.000 tenteranya hanya sebahagian kecil saja yang dapat menyelamatkan diri.
Umat Islam lega. Kini mereka berkumpul di suatu tempat dan menghitung tentera Islam yang gugur. Ternyata yang beruntung menemui syahid di medan laga itu berjumlah lebih kurang 7.000 orang, termasuk di antaranya empat orang anak Khansa.
Seketika itu juga ramailah tentera Islam yang datang menemui Khansa, memberitahukan bahwa keempat anaknya telah menemui syahid. Al-Khansa menerima berita itu dengan tenang, gembira dan hati tidak bergoncang. Al-Khansa terus memuji Allah dengan ucapan:
“Segala puji bagi Allah yang telah memuliakanku dengan kesyahidan mereka, dan aku mengharapkan dari Tuhanku, agar Dia mengumpulkan aku dengan mereka di tempat tinggal yang kekal dengan rahmat-Nya!”
Al-Khansa pulang kembali ke Madinah bersama para perajurit yang masih hidup, dengan meninggalkan mayat putera-puteranya di medan pertempuran Kadisia. Dari peristiwa peperangan itu pula wanita penyair ini mendapat gelar kehormatan “Ummu Syuhadaa yang artinya ibu dari orang-orang yang mati syahid. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!