Layanan Kami: ISTRI HOBI NGAMBEK, SUKA KABUR
Assalamualaikum. Kami pasangan muda yang sudah dikaruniai seorang anak perempuan berusia delapan bulan. Rumah tangga kami tak pernah lepas dari cobaan. Saya sadar, mungkin ketika pacaran kami kurang terbuka atau malah satu sama lain sengaja menyembunyikan kekurangan masing-masing. Akibatnya, ketika karakter asli masing-masing pihak muncul dalam kehidupan bersuami-istri, satu sama lain jadi saling terkejut sehingga sering menimbulkan masalah.
Mungkin sebagai suami saya kurang sempurna karena hanya bergantung dari gaji sebagai karyawan dari sebuah badan swasta yang nyaris tidak ada kelebihannya. Malah kerap kali kurang. waktu pacaran, hal tersebut sering saya katakan pada sang pacar, dan ia selalu mengatakan dapat memahami hal tersebut. Itulah sebabnya, saya berani meminang dan menikahinya.
Awalnya rumah tangga kami berjalan dalam situasi damai. Beberapa kekurangan dapat diatasi bersama dengan penuh pengertian. Semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dengan saling pengertian tanpa menimbulkan perselisihan sehingga keharmonisan dalam rumah tangga tetap terjaga.
Namun akhir-akhir ini karena tekanan beban kehidupan sehari-hari yang semakin berat, akibatnya kondisi rumah tangga kami pun jadi tidak kondusif. Istri mulai sering naik darah. Tak hanya itu, tampak di wajahnya yang bersungut, sering mengomel sepanjang hari. Akibatnya rumah tangga kami bak menyimpan bara. Kerap kali urusan permasalahan yang sepele meledak menjadi pertengkaran dan terus terang. Saja saya jengkel setiap mengalami hal ini, disamping pikiran lelah karena pekerjaan, suasana seperti ini tidak Sehat untuk kehidupan berumah tangga/ kehidupan sebuah keluarga. Belakangan, tindakannya saya anggap.
Sudah kelewat batas. Ia benar-benar tidak mau tahu, bahkan sering mencari gara-gara dengan alasan yang tidak jelas kerap kali istri saya memulai pertengkaran.
Jika adu mulut terjadi, ujungnya, dengan alasan sudah tidak tahan lagi hidup serba minus, ia berkemas sambil membawa anak kami pulang ke rumah orang tuanya. Alih-alih bisa mengubah keadaan, yang ada, persoalan jadi melebar karena ada pihak ketiga yang mulai ikut campur. Padahal hal ini yang paling ingin saya hindari, karena saya berpikir tidak baik apabila perselisihan dalam urusan keluarga antara suami dan istri diketahui oleh orang lain, karena saya beranggapan apabila ada pihak ketiga perselisihan kecil cenderung menjadi besar. Dan hal inipun terjadi apabila istri saya pulang ke rumah orangtuanya.
Selama di rumah orang tuanya, ia selalu mengadukan berbagai kekurangan dan keburukan saya. Urusan kecil mengenai sayapun seolah merupakan sebuah kesalahan besar. Akibatnya, kedua orang tuanya menjadi sinis jika saya datang ke rumahnya. Mereka berpikir saya tidak bisa mengurus istri saya dan cenderung berpikir bahwa saya menelantarkan anaknya dengan hidup serba kekurangan. Yang paling menjengkelkan adalah, tiap terjadi ribut, istri langsung angkat kaki dan pulang ke rumah orang tuanya.
Akibatnya, hubungan saya dengan orang tua istri, benar-benar rusak. Selain itu orang tua dan saudara-saudara saya juga tidak lagi bersilaturahmi dengan orang tua istri. Sayangnya, kenyataan ini tidak membuat istri insyaf, tetapi, makin menjadi-jadi.
Saya menaruh harapan agar dapat menolong untuk merubah karakter asli istri yang tidak baik itu. Atas bantuan yang diberikan saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum. (Kusnadi, Bekasi).
Jawaban Kami:
Waalaikumsalam. Pertama-tama saya harus katakan di ruang ini, untuk mengatasi problem karakter istri yang suka pulang kerumah orang tua (purik-Jawa), rasanya gampang-gampang susah. Beberapa kali saya mengurus kasus seperti ini, sebagian diantaranya berakhir dengan happy ending, namun ada juga yang gagal.
Hal yang terakhir ini biasanya menyangkut karakter atau watak dari pihak yang suka pergi dari rumah (istri), karena, memang tidak mudah merubah karakter seorang anak manusia dalam tempo singkat. Bahkan pada pepatah Jawa yang berbunyi, ciri wanci digawa nganti mati (watak seorang manusia melekat sampai dibawa mati).
Kembali pada istri yang suka cari gara-gara kemudian dijadikan alasan untuk pergi ke rumah orang tuanya.
Saya pribadi benar-benar prihatin, apa lagi ada gejala akan dijadikan kebiasaan oleh sang istri. Saya hanya khawatir kalau itu memang merupakan karakter aslinya. Jika benar, maka, Anda agar lebih bersabar dan lebih bisa meredam emosi. Sebab jika sampai terpancing dalam kemarahan, bakal menjadi kesempatannya untuk hengkang dari rumah.
Mengapa saya katakan istri berwatak suka pergi dari rumah? Jawabannya singkat: hal itu bisa terlihat dari sikap orang tuanya yang tidak memberi reaksi ketika anak perempuannya membawa anak bayinya pulang ke rumah karena sudah memaklumi akan tabiat anaknya yang semacam itu.
Itulah yang terjadi sesungguhnya dan yang perlu Anda ketahui dalam posisi sebagai suami sehingga tidak menjadi bingung atau salah menterjemahkan dalam membaca situasi keluarga. Setelah itu, seterusnya silakan Anda mengambil langkah dan keputusan yang akan diambil agar tidak meleset. Namun sebelumnya saya perlu tambahkan di sini bahwa Anda mempunyai mertua (orang tua istri) yang unik. Anda perlu ekstra cermat dan bila perlu hati-hati dalam menjalin komunikasi dengan mereka, jika tidak, maka, mertua bisa menjadi musuh dalam selimut di kehidupan rumah tangga Anda.
Sebab bila sampai terjadi, Anda, paling tidak keluarga Anda bakal dirongrong oleh istri yang mendapat dukungan dari orang tua dan saudara-saudaranya. Mengapa saya dapat berpendapat seperti itu? Jawabnya: lihatlah perilaku mertua! Jika mertua memiliki sikap yang wajar dalam menyikapi keadaan keluarga besarnya, maka, ia tidak akan sudi menerima anak perempuannya (istri Anda) yang pulang ke rumahnya karena cek-cok dengan Anda, minimal kewajiban mereka adalah berusaha menjadi penengah di problem rumah tangga Anda. Orang tua harus tahu, begitu menikah, maka, kehidupan anak perempuannya mutlak berada di tangan suaminya. Artinya mertua sudah tidak bisa campur tangan.
REKOMENDASI PILIHAN KEILMUAN DARI KAMI SEBAGAI SOLUSI PROBLEM ANDA:
PENGASIHAN
Adalah keilmuan untuk membuat si dia punya rasa kasihan/welas asih & sayang pada Anda.
PELET
Adalah keilmuan untuk membuat si dia cinta mati pada Anda & tidak bisa hidup tanpa mendapat cinta Anda.
GENDAM
Adalah keilmuan untuk membuat si dia mengikuti apapun yang Anda ucapkan & inginkan tanpa ada pikiran menolak.
SANGKAL JODOH
Adalah keilmuan untuk menutup si dia dari kemungkinan jodoh/cinta yang menghampirinya, kita buat lawan jenis sulit melihat kelebihan dia, yang tampak hanya keburukan dia.
KUNCI SYAHWAT
Adalah keilmuan untuk membuat si dia tidak bisa hubungan badan dengan orang lain selain Anda.
PUTERGILING
Adalah keilmuan untuk memulangkan orang yang pergi meninggalkan Anda, di sana dia bingung dan akhirnya kembali pada Anda.
RUWAT, RUQYAH, LARUNG SENGKOLO
Ruwat adalah keilmuan Jawa sementara Ruqyah ala Islam, tujuan keduanya hampir sama yaitu membersihkan diri dari aura negatif atau kesialan, sial asli bawaan lahir, maupun bikinan orang.
SILAHKAN DIPAHAMI & DIPILIH, salah 1 atau 2 keilmuan di atas untuk kita jalankan ritualnya sebagai solusi problem Anda.
Lebih lanjut kita bahas di telepon, WhatsApp, atau dijadwalkan datang langsung ke alamat kami. Terimakasih. Wallahu a’lam bissawab. Wassalamualaikum. Šī¸.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
đ https://pondok-ruqyah.com/
âī¸ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!
