Pondok Ruqyah

Kisah Nyata: AZAB PERUSAK REJEKI ORANG

DIA RELA MENCURI BATU NISAN UNTUK SARANA GUNA-GUNA DEMI KEPENTINGAN PRIBADI TEMANNYA ITU. SYARATNYA, SEBELUM DIAMBIL BATU NISAN ITU HARUS TERLEBIH DAHULU DIROBOHKAN DENGAN KAKI. LALU, APA YANG TERJADI? MUNGKIN SAJA SANG ARWAH PEMILIK BATU NISAN TAK TERIMA SEHINGGA KAKI SI PELAKU KEMUDIAN MEMBUSUK…

KSM, 40 tahun, warga Desa Maron, Kecamatan Srengat, Blitar, pergi merantau ke Balikpapan, Kalimantan Timur. Di kota minyak ini, karena tak mempunyai pengalaman sedikit pun, daripada menganggur, KSM rela bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan Soto Madura yang terletak di bilangan Antasari.

Tak lama bekerja di rumah makan pinggir jalan itu, pria yang hingga kini belum menikah ini melamar di perusahaan catering milik Prancir. Nasib baik rupanya berpihak pada KSM. Dia diterima bekerja di sana. Kali pertama bekerja, KSM ditempatkan di sebuah pertambangan batu bara di Kota Baru, Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Sayangnya, baru bekerja beberapa bulan, KSM tidak dipakai lagi oleh perusahaan catering yang bernama PT Prasmanindo Boga Utama ini. Karena itu, uang hasil jerih payahnya selama di perusahaan catering, dibelikan sebuah motor butut dan digunakan untuk menarik ojeg.

Sejak menjalani profesi sebagai tukang ojeg, KSM memilih tinggal di luar Balikpapan. Pria ini hijrah ke Dusun Gunung Lampu, Kelurahan Amborawang, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara. Karena di tempat barunya dia tak mempunyai sanak saudara, maka, dia kemudian menumpang di rumah salah seorang warga setempat yang berinisial PRT. Karena sama-sama dari Jawa, sejak saat itu, KSM sangat akrab dengan PRT. Bahkan sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

Tak hanya itu, dari sisi ekonomi PRT lebih mampu. Untuk makan sehari-hari KSM tak perlu membayar kepada PRT yang mempunyai usaha warung dan toko kecil-kecilan. Dengan begitu, selama menjadi tukang ojeg yang melayani rute Gunung Lampu – Argosari yang merupakan perkampungan eks tahanan politik, sedikit demi sedikit KSM bisa menabung. Apalagi, hasil jerih payahnya sebagai tukang ojeg, paling-paling hanya berkurang untuk membeli rokok saja.

Rupanya, melihat kesuksesan PRT dalam berdagang, salah seorang tetangganya, yakni LN, berminat juga membuka warung dan toko. Tak lama, LN benar-benar membuka toko plus warung makan. Padahal, antara rumah PRT dan LN tak jauh jaraknya. Dengan begitu, di daerah yang sebenarnya sepi ini, terdapat dua warung.

Hanya dalam hitungan bulan, usaha LN berkembang pesat mengungguli PRT. Sementara, usaha PRT kemudian justru mulai kembang-kempis. Hal inilah yang tak disukai PRT. Timbul rasa iri, dengki PRT terhadap LN. Hingga pada suatu malam, saat duduk berdua dengan KSM, dia mengutarakan isi hatinya kepada sahabatnya. Selain curhat masalah toko dan warungnya yang kian sepi karena di dekatnya mulai ada pesaing, PRT juga menyampaikan ide gila.

Intinya, PRT meminta bantuan KSM agar mencarikan dukun yang bisa menghambat usaha LN. Bahkan kalau bisa, mencari dukun yang mampu mematikan usaha tetangganya itu.

Karena merasa berutang budi kepada PRT, KSM kemudian menyanggupi permintaan rekannya.

Esok harinya, setelah pembicaraan empat mata dengan PRT, KSM langsung menuju ke Tenggarong, Kutai. Di kota ini, sebenarnya KSM juga buta di mana harus mencari dukun yang mau dimintai tolong seperti permintaan rekannya. Namun, atas saran atau petunjuk tukang ojeg sahabatnya, akhirnya KSM mendapat petunjuk di mana rumah dukun dimaksud.

Setelah bertemu dengan dukun yang dimaksud, KSM langsung mengutarakan niatnya. Hanya dengan beberapa lembar pecahan sepuluh ribu, dukun itu menyanggupi permintaan pasiennya. Setelah diberi syarat plus mantra oleh dukun yang didatangir KSM pun pulang.

Sesampainya di rumah, benda pemberian dukun berupa batu kecil itu langsung diserahkan kepada PRT. Atas saran dukun seperti yang disampaikan kepada KSM, malam harinya benda itu langsung ditaruh oleh PRT di kolong rumah-LN. Sekadar diketahui, rata-rata rumah warga di mana PRT tinggal memang merupakan rumah panggung. Hal inilah yang membuat dengan mudahnya PRT menanam benda yang dimaksud di area rumah LN.

Satu hari, dua hari, hingga satu minggi berselang, tak ada tanda-tanda kebangkrutan LN. Hal ini semakin membuat PRT penas. Bahkan, toko serta warung LN, kian banyak dikunjungi orang.

Karena merasa dukun dari Tenggarong tak mempan, PRT kemudian meminta bantua kepada KSM untuk mencarikan dukun yang lebih sakti. Lagi-lagi, karena merasa berhutang budi, KSM pun menyanggupi permintaan itu.

Esoknya, KS langsung mencari dukun di wilayah Gunung Tembak, Balikpapan. Setelah bertanya kesana-kemari, akhirnya rumah yang dimaksud ketemu juga. Tanpa basa-basi KSM langsung mengutarakan niatnya. Karena trauma dengan dukun sebelumnya KSM meminta kepada dukun kedua yang didatanginya ini agar membuat sarana yang cespleng.

Rupanya, keinginan KSM disanggupi sang dukun. Merasa mendapat jaminan dari dukun, setelah tiba di rumah PR bangga KSM menyerahkan piranti dukun kepada sahabatnya. Sama dengan dukun sebelumnya, sang dukun memerintahkan agar piranti itu ditaruh bawah kolong rumah PRT.

Malam harinya, piranti langsung ditanam di rumah pesaingnya dengan cara mengendap-endap. Pikirnya, setelah menanan dalam waktu dekat, LN pasti akan kebangkrutan dan gulung tikar.

Rupanya, dugaan PRT meleset setelah ditunggu hingga satu bulan usaha LN masih tetap seperti biasanya banyak pembeli. Bahkan, kian pesat.

Karena usaha keduanya gagal, kemudian meminta lagi bantuan. Bahkan, permintaan PRT lebih ngeri lagi. Ya, kalau perlu dicarikan dukun santet mati. KSM tak berani menolak permintaan yang berlebihan itu, ia berjanji akan mencarikan dukun santet.

Demi sahabat, ketika KSM menghubungi keluarga di Jawa. Intinya, KSM meminta ke keluarganya untuk dicarikan dukur mematikan usaha seseorang.

Seminggu kemudian, salah seorang menghubungi KSM dan mengata yang dimaksud telah didapatkan. Syaratnya, harus menjalani lelaku. Setelah diberitahu syaratnya harus mencuri batu nisan ditanam di halaman rumah orang malam harinya, ketika istri PRT dan KSM langsung memberitahukan. Walau sebenarnya, permintaan PRT kepada KSM untuk yang ketiga kalinya dirasa cukup berat bagi dirinya, bukan puasanya, melainkan harus mencuri batu nisan. Lebih-lebih ketika mencuri batu nisan tidak boleh dicabut dengan menggunakan tangan. Tapi harus dicabut dengan kaki. Baru setelah batu nisan tercabut dengan kaki, boleh diambil dengan tangannya. Walau dirasa berat, tapi, tetap saja permintaan sahabatnya itu dilaksanakannya.

Setelah menjalani puasa selama satu hari, malamnya, dengan diantar oleh PRT, KSM menuju ke sebuah pemakaman umum Dusun Argosari yang merupakan pemakaman umum eks tahanan politik dan keluarganya yang masih masuk dalam wilayah kelurahan Amborawana.

Pemakaman umum ini sengaja dipilih karena letaknya jauh dari pemukiman warga.

Sekitar pukul 01.00 WITA, KSM dan PRT mengendari sepeda motor menuju ke pemakaman umum. Begitu tiba di pemakaman yang dimaksud, KSM langsung memilih makam yang tampak masih baru. Pasalnya, di batu nisan tersebut, tak tercantum nama orang yang meninggal.

Setelah terlebih dahulu membaca mantra seperti yang disarankan oleh sang dukun, dengan tubuh sedikit gemetar, kakinya langsung ditempelkan pada batu nisan. Karena pemakaman itu tanahnya berpasir, hanya sekali hentakan, batu nisan yang ditanam tidak terlalu dalam itu langsung roboh. Dengan sedikit tergesa-gesa, KSM segera membungkus batu itu dengan karung yang telah dibawanya.

Seterusnya, kedua orang ini langsung tancap gas menuju rumah. Dan agar tidak ada yang curiga, sekitar 100 meter sebelum tiba di rumah, PRT sengaja mematikan sepeda motornya. Kemudian kendaraan roda dua ini dituntun perlahan.

Malam itu juga, sekitar pukul 03.00, PRT dengan ditemani oleh KSM, mengendap-endap di bawah kolong rumah LN. Setelah aman, keduanya langsung menanam batu nisan curiannya. Esok harinya, seperti tak pernah terjadi apa-apa, KSM kembali menarik ojeg.

Rupanya, saran yang didapat KSM dari dukun asal Jawa dengan perantara keluarganya ini cukup manjur. Ini terbukti, hanya berselang tak lebih satu minggu, usaha LN, baik itu toko maupun warungnya, langsung sepi.

Para pembeli hampir semuanya beralih ke warung PRT. Atas hasil ini, PRT kian memanjakan KSM. Tak hanya makan yang diberikan PRT, tak jarang, KSM juga diberi rokok.

“Pokoknya, setelah usaha LN mulai mengalami kemunduran, saya benar-benar dimanjakan oleh PRT. Mulai makan, rokok semuanya gratis. Bahkan ketika motor saya rusak dan ngojeg pakai motor dia, PRT tidak mau menerima uangnya. Padahal tidak demikian biasanya. Karena biasanya, kalau saya pakai motornya, uangnya dibagi dua,” kenang KSM saat kami temui dalam keadaan sakit, beberapa waktu lalu.

Hingga pada suatu ketika, KSM harus pulang kampung ke Jawa. Sejak saat itu, hubungan keduanya secara langsung terputus. Namun, sesekali waktu, KSM menyempatkan diri untuk berkirim surat kepada PRT. Tapi, setelah satu tahun di Jawa. KSM tak pernah lagi berkirim surat kepada sahabatnya itu. Dengan begitu, sejak KSM tak berkirim surat, hubungan keduanya putus total.

Sejak dirinya tak pernah lagi berkirim surat kepada PRT, hal-hal aneh mulai terjadi pada diri KSM. Pada suatu hari, telapak kakinya ada sebuah bintik kemerah-merahan. Karena merasa gatal, kemudian bintik merah itu digaruk hingga pecah.

Saat itu, dirinya tidak memperhatikan luka kecil bekas garukannya. Apalagi, rasanya tidak sakit. Namun semakin lama, luka kecil itu makin membesar. Tapi walau begitu, tetap saja KSM tak merasakan sakit sedikit pun.

Karena merasa penasaran dengan penyakit anehnya, kemudian KSM mendatangi seorang dokter. Karena diagnosa dokter hanya luka infeksi biasa, maka, dokter pun memberikan resep antibiotik.

Tapi, setelah obat yang dibeli dari apotik habis, ternyata, lukanya tak juga kunjung sembuh. Begitu juga saat dirinya kembali diberi resep oleh dokter dengan antibiotik dosis tinggi. hasilnya tetap sama. Tetap saja tak menunjukkan adanya tanda-tanda kesembuhan.

Menurut KSM, sudah tak terhitung dirinya pergi ke dokter. Tapi, hasilnya tetap nihil. Karen itu, saat berkunjung ke rumah saudaranya di Madiun beberapa waktu yang lalu, atas saran dari keluarganya, kemudian KSM diantar ke laboraturium klinik.

Saat sebelum diperiksa oleh petugas medis, saat itu para petugas medis mengira jika KSM terkena penyakit diabetes atau yang lebih dikenal dengan sebutan kencing manis. Namun setelah hasil tes ditunjukkan kepada dokter, ternyata kadar gulanya normal.

Dengan begitu, penyakit yang diderita oleh KSM bukan kencing manis. Selain itu, hasil test juga tidak menunjukkan adanya tanda-tanda infeksi. Hal inilah yang membuat KSM menjadi bingung.

Baru setelah merenung akan penyakitnya yang sudah berlangsung lama dan tdak kunjung sembuh itu, KSM teringat akan perbuatannya ketika masih di Kalimantan. Dirinya langsung berpikir, penyakit anehnya itu pasti ada sangkut pautnya dengan perbuatan yang telah dia lakukan demi sahabatnya.

Karena itu, KSM langsung mencari seorang dukun untuk mencari jalan keluarnya. Hingga pada akhirnya, atas saran dari keluarganya, KSM mendatangi seorang dukun di wilayah Tulungagung, Jawa Timur. Dan dugaannya ternyata benar.

Dari keterangan dukun yang didatanginya, KSM mendapatkan penjelasan jika penyakit yang dideritanya itu memang berawal dari perbuatannya sendiri ketika masih tinggal di Kalimantan. Beruntung, sang dukun yang didatangi sanggup mengobati penyakit aneh yang dideritanya.

Kini, berangsur-angsur luka aneh pada kakinya mulai membaik. Namun, walau begitu tetap saja ada rasa khawatir pada diri KSM jika sewaktu-waktu luka itu kembali kambuh. Apalagi seperti yang kami saksikan sendiri, luka pada telapak kaki KSM belum sembuh seratus persen.

“Kalau pun saya punya uang, saya akan ke Kalimantan dan minta maaf kepada arwah pemilik batu nisan yang telah saya curi sekaligus mengganti batu nisannya secara diam-diam. Ya… mudah-mudahan saja luka di kaki saya sembuh total selamanya,” tandas KSM dengan penuh penyesalan.