Kisah Mistis: VILLA MANUSIA HARIMAU

0
10

Kisah Mistis: VILLA MANUSIA HARIMAU

“JANGAN BERISIK! TIDAKKAH KALIAN MENDENGAR ADA SUARA ANEH DI KAMAR ATAS?” BISIK HERNINA, 39 TAHUN, PADA KAMI YANG SEDANG BERMAIN GAPLE DI RUANG TAMU. MENDENGAR APA YANG DIKATAKAN KETUA KELOMPOK REUNI WISATA ITU, KAMI SEMUA TERDIAM. KEMUDIAN SECARA SEREMPAK KAMI BERENAM MEMASANG KETAJAMAN TELINGA UNTUK MENDENGARKAN SUARA ANEH YANG DIMAKSUDKAN OLEH HERNINA…

 

Benar saja, lamat-lamat tapi jelas, ada suara auman hewan buas dari kamar atas. Suara itu mulanya perlahan, tapi lama kelamaan makin menjadi keras. Karakter auman suara harimau itu mengingatkan aku saat berkendaraan di Taman Safari dan tidak punya naluri menyerang manusia. Dan semua pengunjung yang masuk, harus tetap berada di dalam mobil dengan jendela tertutup rapat.

 

Saat kami akan menyewa villa berluas bangunan 1000 meter dan tanah satu hektar itu, Uwak Usman Sadam, 56 tahun, pengelola villa berpesan agar kami tidak menggunakan tiga kamar di lantai atas. Jangankan menggunakan kamar atas itu, untuk naik saja pun ke lantai atas itu, kami tidak diperkenankan. Alasan Uwak Usman Sadam karena semua ruang di kamar atas itu dikhususkan untuk keluarga pemilik, yaitu konglomerat asal Hokkian yang bernama Tan Liem Jin, 80 tahun, sekarang bermukim di Miami City, Amerika Serikat, teman baik presiden Kuba beberapa waktu lalu, yaitu Fidel Castro, Kabarnya Fidel Castro dan Tan, berhubungan sangat baik layaknya bersaudara kandung. Bahkan setiap hari Tan menyeberang dari Miami Amerika Serikat ke Havana, ibukota Kuba dan bertemu Fidel Castro. Memang walau berlainan negara, jarak antara Miami dan Havana begitu dekat. Tan cukup naik kapal yacht pribadinya dan bersendagurau dengan mitranya, pemimpin negara kecil yang diperhitungkan besar oleh Amerika itu…

 

Di lantai atas villa bernama Moonriver Palace itu konon banyak barang-barang pribadi berharga milik Tan dan nyonyanya, Wika Gunawan Hang. Barang-barang supermahal itu konon tidak boleh disentuh oleh siapapun, termasuk oleh keponakan dan para famili Tan di Indonesia. Sebab belakangan ini, kata Uwak Usman Sadam, keluarga Tan banyak yang bolak-balik menempati villa itu di saat libur panjang.

 

“Saya sendiri, walau sudah 10 tahun dikuasakan mengelola villa ini, belum pernah sekalipun naik ke kamar atas ini!” tunjuk Uwak Usman Sadam, Sabtu 26 Desember 2001, saat kami baru memasuki villa dan transaksi menyewa selama lima hari lima malam, untuk berlibur sekalian reuni-an alumni SMA Karya Persada Palembang, yang kebanyakan sudah bekerja dan jadi bos di Jakarta.

 

Kami berhasil mengumpulkan semua teman-teman lulusan SMA Karya Persada sebanyak 40 orang dan mengumpulkan uang cukup besar untuk bersenang-senang di Danau Ranau, sekitar 60 kilometer sebelah tenggara Kota Baturaja, Sumatera Selatan itu. Kami memilih Danau Ranau karena danau ini begitu indah, tidak kalah bagus jika dibanding dengan Danau Toba di Sumatera Utara atau Danau Sigara Anak di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Semua rekan setuju memilih Danau Ranau yang masih perawan karena semuanya belum pernah singgah ke daerah itu sebelum ini.

 

Pintu masuk lantai atas villa Moonrive Palace memang terkunci rapat. Selain itu, gembok besar dan rantai kapal melilit pintu jati berwarna hitam bergaris pinggir putih seperti kulit zebra yang memperlihatkan bahwa pemiliknya, Tan, berselera seni cukup tinggi. Di pintu masuk terlihat patung kuda warna putih, enam ekor berjejer secara apik di beranda ruang atas. Patung-patung kuda itu terbuat dari kayu jau dan sebagian lainnya dari fibre glass. Sejak datang pertama kali di villa itu, aku sudah sangat tertarik melihat barang-barang seni yang ada. Tapi karena banyak larangan dan pantangan, maka aku tidak mampu mendekati benda itu untuk mengamatinya secara seksama.

 

Kerena mempertimbangkan pesan Uwak Usman Sadam itu, maka tidak satupun di antara 40 orang di antara kami yang berani memasuki kamar-kamar di lantai atas itu. Jangankan masuk ke kamar, menaiki anakanak tangga yang menuju tantu atas saja tak ada satupun yang sanggup dan berani. Menang sejak kami datang ke tempat itu, sudah terasa anyep dan wingit, ya sangat berasa sekali bahwa villa itu cukup seram juga menakutkan. Sebenarnya kami mau mengambil villa Kalingga Palace, tapi karena Kalinggga Palace sudah dibooking orang dari Bengkulu, maka mau tidak mau daripada tidak ada tempat menginap kami terpaksa menempati villa angker itu.

 

“Karena villa ini bukan villa biasa, maka kita harus banyak menahan diri dalam bersenang-senang. Maksudnya, bila bercanda, tertawa atau berteriak-teriak, jangan keras-keras. Semua kesenangan tetap bisa kuta lakukan, tapi karena lokasinya tidak memungkinkan, maka kita dengan sibisa-bisanya harus banyak menahan diri, artinya kita lebih banyak mengontrol diri kita agar tidak melanggar tabu di villa ini” pinta Hernina, saat kami berkumpul di ruang tamu, sebelum masing-masing mengemasi barang-barang bawaan ke dalam kamar.

 

Hernina yang punya inisiatif bikin reuni SMA Karya Persada dengan sekalian merayakan Malam Tahun Baru 2002 di Danau Ranau, memang punya bakat sebagai pemimpin. Dari bangku sekolah dulu Hermina yang berdarah Komering Hir ini, memang selalu menonjol di bidang organisasi sekolah. Dia menjadi pemimpin OSIS selama tiga tahun, mulai dari kelas satu hingga ke kelas tiga. Waktu dia kelas satu, dia tidak pernah minder dan takut kepada kakak kelas. Justru karena kepintaran dan bakatnya memimpin maka Hernina justru mampu menundukkan kakak-kakak kelasnya dan memimpin mereka. Kini Hernina menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Palembang, yang pada beberapa tahun lalu, dia ikut mencalonkan diri sebagai Walikota Palembang perlode 2003 – 2008. Dimana pada kesempatan Reuni itu Hernina pernah meminta bantuan doa pada teman-teman agar terpilih sebagai walikota di kota eks. kerajaan Palembang Darussallam itu.

 

Pada tanggal 26 Desember siang kami datang di Moonriver Palace, pada malam harinya, hinggga pukul 00.45 dinihari tanggal 27 Desember 2001 kami menggelar keyboard dan sound system. Sebagian dari kami heboh menyanyi dan berjoget dangdutan di ruang tengah. Sementara sebagian yang lain, bermain gaple, termasul aku ikut gaple-an karena aku tidak bisa menyanyi dan tidak bisa berjoget. Tubuhku yang agak gemuk, akan terlihat kaku sekali bila berjoget. Apalagi joget dangdut yang dituntut kelenturan tubuh tertentu agar kehhatan ritmik dan dinamik. Tubuhku ditarik paksa oleh Hernina disuruh berjoget, akupun berjoget karena kepepet, eh tidak tahunya aku jadi bahan tertawaan teman-teman. Aku jadi malu dan langsung ngibrit ke kelompok gaple.

 

Bermain gaple secara peorangan, bukan pasangan, sangat menarik. Nama permainan ini adalah RT-an. Siapa mencapai tujuh kali mengocok, kalah, maka dia akan menjadi Pak RT. Kalau sudah jadi RT, dia akan ngocok terus sampai terpilih RT baru. Bila dia jadi RT lagi, pangkatnya akan naik menjadi RW lalu camat dan Walikota. Bila Sudah jadi Walikota, sampai pagi terus ke siang dia kana terus mengocok dan ditertawakan banyak orang malam itu aku hampir jadi RT karena sudah lima kali kalah.

 

Pada saat teman-teman tertawa terpingkal-pingkal melihat aku yang terancam jadi RT dan ketakutan, Hernina memerintahkan musik berhenti dan kami yang sedang main gaple juga berhenti tertawa. Semua lalu terdiam dan Hernina mengarahkan ujung telunjuknya ke kamar atas. Kami mendengar suara aneh dari lantai atas. Yaitu suara gerungan harimau yang menyentak jantung kami dan kami semua terdiam dan saling lirik.

 

“Mungkinkah ada harimau di villa semewah ini? Atau benarkah Tuan Tan memelihara harimau dan disimpan di kamar atas, sehingga tidak seorangpun diperkenankan naik ke atas? Tapi kalau dia pelihara harimau, kenapa mesti di dalam villa, bukan di kandang pada halaman villa yang begini luas?” tanya Hernina, sambil melirik teman-teman yang lain.

 

Malam terasa semakin dingin dan sunyi. Suara gelombang danau samar-samar menyentuh telinga kami dan suara burungburung malam pun, berseliweran di atas villa. Pada saat suasana begitu sunyi, suara auman harimau itupun makin mengeras karena tak terbentur oleh suara lain. Apalagi setelah musik telah dimatikan oleh Henry Danuningrat, pemilik keyboard dan sound system yang berdomisili di Bandar Lampung, provinsi Lampung, yang datang dengan mobil pick up bersama teman kami yang lain, Gatot Eddy Hartanto. Gatot Eddy Hartanto ini, dari dulu dikenal sebagai anak dukun. Ayahnya yang seorang pemimpin Pondok Pesantren Al Hidayah Prabumulih, Sumsel, mempelajari Ilmu Hikmah, mengerti akan dunia supramistik dan dunia gaib.

 

Dengan disiplin ilmu gaibnya, Gatot Eddy Hartanto maju ke depan. Dia berjalan dengan keyakinan penuh menuju anak tangga ke bagian atas villa Moonriver, melihat suara apa yang ada yang menyerupai suara macan itu. Gatot kemudian melakukan gerakan seperti bersila, melipat kakinya dan meletakkan ujung tangan kanan ke keningnya.

 

“Alllahu Akbar, Allahhu Akbar. Allah, Allah.. Allah!” desis suara Gatot Eddy dengan tajam. Mendengar suara Gatot Eddy yang tebal dengan resonansi tinggi itu, kami semua terkesima. Kami tercenung melihat ulah sahabat kami yang belakangan ini menjadi praktisi supranatural di Bandar Lampung ini.

 

Suara harimau ternyata makin keras dan makin mengerikan. Semua teman-teman menjadi kecut dan ciut nyalinya begitu terdengar suara pintu kamar atas dilabrak. Oh Tuhan, sungguh satu pemandangan yang sangat mengerikan terlihat turun dari kamar atas villa itu. Seorang bermuka laki-laki berbadan harimau mengerang dengan mata menyala-nyala ke arah kami. Sementara itu Gatot Eddy Hartanto berdiri menghadap dengan cara menantang ke arah manusia bertubuh macan itu.

 

“Siapa kamu? Katakan, siapa kamu?” bentak Gatot Eddy Hartanto dengan gagah berani. Manusia bertubuh harimau itu diam saja, tapi langkahnya pasti menuruni anak tangga bersiap menyerang kami.

 

“Hei, siapa kah kau, mau apa kau terhadap kami? Mau mengajak perang atau mau mengajak bersahabat?” tanya Gatot Eddy, lebih keras dengan suaranya yang ngebas. Manusia bertubuh harimau itu tidak bergeming, bahkan matanya makin menyala ke arah Gatot Eddy dan kepada mata-mata kami semua. Munurut pandanganku, makhluk itu siap bertempur bila dia mau berteman baik-baik, pastilah tidak dengan mata melotot dan tidak bermuka galak seperti itu.

 

“Gatot Eddy, makhluk itu mau menyerang kita. Sebaiknya kita mundur dan pindah malam ini juga ke tempat lain. Dia tidak menerima kita tinggal di sini!” terjak Hernina, sambil memerintahkan Gatot Eddy menyerah dan mundur demi keselamatan dirinya.

 

“Tidak, kita harus melawan dia, kita tidak boleh kalah menghadapi dia. Kalian boleh mundur, boleh keluar dulu dari villa ini, dan biarkan aku yang menghadapi makhluk ini sampai tetes darah penghabisan. Apa salah kita, kenapa dia tiba-tiba maujud malam ini dan marah!” desis Gatot Eddy Hartanto, sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya.

 

Gatot Eddy ternyata mengeluarkan sebungkus jimat sakti mandraguna pegangannya. Dia mengambil jimat itu dan mengarahkan benda itu kepada manusia bertubuh harimau itu. Sementara itu, Henry Danuningrat menghambur menjemput Uwak Usman Sadam penjaga villa dan segera menentengnya ke Moonriver Palace. Uwak Sadam memang berumah di tepi danau, sebuah rumah panggung dari kayu ulin, yang berjarak 300 meter dari Moonriver Palace.

 

Pada saat akan berlangsung perang frontal antara Gatot Eddy dengan makhluk ajaib itu, Uwak Usman Sadam menghambur mencegah!

 

“Stop, jangan bertempur. Tidak perlu betempur, kita harus bersahabat. Mereka-mereka ini adalah tamu kita, mereka yang membayar sewa dan berkenan tinggal di rumah kita ini untuk tujuan baikbaik, mereka bukan musuh kita!” pekik Uwak Usman Sadam, berkeringat dingin.

 

Arah pembicaraan Uwak Usman itu tak lain ditujukan kepada manusia bertubuh harimau itu, yang ternyata belakangan diketahui bahwa dia adalah Manusia Harimau Jejadian, peliharaan Tuan Tan dan menjadikan Tuan Tan sukses di Miami, Amerika Serikat. Bahkan, presiden Kuba Fidel Castro pun, terkagum pada Tuan Tan karena ilmu Tuan Tan yang maha dahsyat, mampu menggunakan Ilmu Gering Macan Sumatera yang sangat mumpuni.

 

Dikisahkan oleh Uwak Sadam, bahwa Tuan Tan sejak kecil melakukan ritual supramistik ilmu Harimau Sumatera. Ilmu gaib yang biasa dilakukan gan digunaKan oleh banyak pengusaha yang ingin sukses di negeri asing. Tidak kurang dari 10 Harimai Jejadian yang didayagunakan Tuan Tan di Amerika Serikat dan Amerika Selatan, untuk menopang bisnis kapalnya.

 

“Sekarang ini di Amerika sudah ada sembilan Manusia Harimau Jejadian mendampingi Tuan Tan, Sedang yang satunya, ditinggal di villa ini dan baru saja keluar dari persembunyiannya di lantai atas. Sebenarnya selama ini tidak pernah dia keluar dan menampakkan dirinya kepada penghuni villa. Hanya kali inilah dia mengamuk, dia bersiap menyerang dan mencelakakan tamu villa ini,” ujar Uwak Sadam, panjang lebar.

 

Uwak Usman Sadam terpaksa menceritakan kisah musykil ini kepada kami semua, karena makhluk itu sudah muncul dan sudah terlihat oleh kami semua. Dikatakan dengan jujur dan terbuka pula oleh Uwak Sadam, bahwa makhluk itu muncul karena di antara 40 orang di antara kami, ada satu orang pemegang ilmu Kijang Kelana, yang akhirnya diketahui orang yang dimaksud adalah Gatot Eddy Hartanto.

 

“Ilmu Kijang Kelana adalah musuh yang harus dihabisi oleh Manusia Harimau Jejadian. Maka itu dia maujud dan menampakkan diri untuk menyerang. Tapi Alhamdulillah, semuanya selamat dari bahaya itu dan makhluk itu sudah bersahabat. Tetaplah tinggal di sini sampai malam tahun baru dilewati dan saya akan menaga kalian dengan baik!” ujar Uwak Sadam.

 

Gatot Eddy Hartanto mengakui bahwa ilmu Kijang Kelana yang dimilikinya, adalah ilmu mistik yang bertolakbelakang dengan Ilmu Manusia Harimau. Maka itu, dua ilmu itu yang bertentangan itu jadi saling menyerang. Puji Tuhan, untunglah, karena Uwak Sadam punya ilmu lebih mumpuni, maka kami selamat sukses tinggal di villa hingga tanggal 2 Januari 2002.

 

Selama kami berpesta, Manusia Harimau itu tidak lagi maujud dan tidak lagi berusaha menyerang kami juga Gatot Eddy, teman kesayangan kami. Kijang Kelana dan Manusia Harimau pun, hingga masa hari-hari akhir kami di villa itu, jadi sangat bersahabat dan bahkan saling bertukar pengalaman dengan Gatot Eddy.

 

Setelah sampai di rumah, batinku tergunjang dan tercenung jauh ke arah konglomerat kapal laut, Tuan Tan di Amerika Serikat, yang terkenal ke antero jagat itu. Diam-diam, di luar nalar banyak orang, ternyata Tuan Tan Liem Jin yang berumur 80 tahun itu mendapatkan kesuksesan dan kekayaan berlimpah setelah menggunakan ilmu mistik Manusis Harimau Sumatera Selatan yang sakti mandraguna. Duh Gusti! Wallahu a’lam bissawab (Kisah ini dilami oleh Netty H. untuk penulis). Wallahu a’lam bisaawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!