Kisah Mistis: ULAR SILUMAN

0
3

Kisah Mistis: ULAR SILUMAN

Di samping tembok rumah yang tampaknya tak pernah dilewati kaki manusia itu, dekat gorong-gorong yang tertutup semak, muncul kepala seekor ular, orang pertama yang melihatnya, Herman langsung mendekat dan mencengkram kepala ular itu dari belakang, binatang itu tak berkutik ketika tubuhnya yang besar dan panjang ditarik keluar.

 

Warga berduyun-duyun datang ingin melihat ular itu bahkan beberapa stasiun televisi datang meliput. Sebagian orang berusaha mencari ular lainnya, mereka yakin ular itu memiliki pasangan, tapi bagi Herman itu urusan mereka, dia lebih sibuk bagaimana meyakinkan para tetangganya bahwa dialah yang harus menjadi pemilik Sang Ular karena dia orang yang pertama melihat dan juga menangkapnya.

 

Binatang itu cantik dan anggun, sisiknya licin dan halus berwarna coklat kuning hitam, matanya merah kehijauan, mata yang tenang tapi juga licik.

 

Mereka yang melihat ular itu terkagumkagum juga heran, ternyata di kota ramai seekor ular bisa besar dan bertahan hidup, dia pasti memiliki koloni, tidak mungkin dia bertahan dalam sunyi sendiri. Tapi ada yang bilang dia siluman, ada juga yang bilang jelmaan si Manis Jembatan Ancol, ada yang bilang pula jelmaan Kuntilanak penunggu pohon beringin di depan rumah sakit bersalin.

 

Herman yang pertama melihat ular itu dan menangkapnya kini sudah jadi pemiliknya, berhari-hari dia mempertontonkan ular itu dengan bangga. Kardus yang bisa diisi uang diletakkan di samping kandang kawat ular itu, ditaruh di tikungan jalan tempat Herman sering nongkrong.

 

Pemilik rumah yang gorong-gorongnya persis di samping rumah tempat ular itu muncul menawar ular itu lima juta rupiah tunai, katanya dia pernah bermimpi rumahnya dimasuki seekor ular yang menjelma menjadi wanita cantik, tapi Herman tak mau menjualnya. Petugas dari kebun binatang juga datang ingin melihat jenis ular itu.

 

Beberapa orang entah darimana juga sowan, mereka berikat kepala dan berpakaian hitam-hitam, mereka takjub melihat ular nan cantik itu. Herman tak hendak menjual ular itu berapapun yang ditawarkan, tapi istrinya Memey memaksa Herman menjualnya, kandangnya bikin sempit rumah kita saja, katanya. Uang lima juta bisa mengganti atap dapur yang bocor, kulkas dan televisi baru.

 

Herman tetap pergi nongkrong ke tikungan dan biasa sesekali ngojek kalau ada yang butuh. Tiga ratus meter dari sana Memey menunggu seperti biasa di rumah, sepanjang hari kerjanya hanya menonton infotainment di tivi dan membaca tabloid.

 

Dua tahun usia perkawinan Herman dan Memey mereka jalani apa adanya, mereka satu sekolah di SMA, berpacaran mulai kelas dua dan setelah lulus mereka tak mau berpisah, jadilah mereka menikah. Pertengkaran-pertengkaran kecil biasa dalam rumah tangga pasangan belia lumrah terjadi. Hingga suatu hari, sebulan setelah sang Ular bersama mereka.

 

“Aku Sudah bicara dengan Freddy, dia teman baik seorang bos kafe dangdut, mereka setuju ular itu dibawa ke sana, tapi harus ada perempuan penarinya, aku tak setuju orang lain, kuusulkan kau yang menari?”

 

Memey tersentak. “Aku jadi penari ular?” Herman tertawa.

 

“Dulu kau kamu suka nari waktu SMA, apa salahnya berlenggak lenggok dengan ular diiringi musik, bayarannya lumayan permalam. Lagipula menurutku kalau hanya menggendong ular itu kau pastinya kuat dan nggak takut kan?”

 

Memey merenung sejenak.

 

“Cukup dengan menari ala kadarnya aja, nggak ada yang boleh menjamah tubuh kamu, kalau ada yang berani kuhajar mereka!”

 

“Hm… boleh juga sih. Daripada aku nggak ada kerjaan.” Mereka tertawa.

 

“Aku tadi yakin kamu mau.”

 

Mereka berpelukan, bergulingan di ranjang yang diletakkan di lantai. Kandang ular itu berada di dapur, meringkuk sepi, tapi kupingnya mendengar desahan kemesraan Herman dan memey setiap hari.

 

Siapa bilang dia siluman, pikir Herman, dia cuma hewan yang hidup di kegelapan gorong-gorong kota, di sana banyak tikus dan kucing nyasar yang bisa jadi santapannya, maka dia pun besar dan sehat. Orang dari kebun binatang bilang, dia dari jenis Sanca yang langka, berkelamin betina, bukan jelmaan Jin wanita.

 

Malam-malam berikutnya Herman duduk di depan kafe tenda, minum kopi sambil menunggu Memey, agar ia dapat terus terjaga. Di samping kafe tenda sebuah motor keluaran terbaru seharga 21 juta rupiah terparkir, hasil keringat Memey menari.

 

Di rumah Televisi sudah diganti yang. baru, juga kulkas, kini isinya selalu penuh dengan apel, puding, es Krim hingga telur dan keju. Di dapur sudah ada seperangkat alat memasak dan memanggang, lemari dan meja dapur dari produk ternama. Memey kini mudah menyusun dan mencari perkakas memasaknya jika dia ingin mencoba resep masakan dari tabloid langganannya.

 

Beberapa puluh gram emas melingkar di leher dan tangan Memey. Rumah petak mereka kini sudah dicat putih dan berpagar besi, halaman kecil di depan rumah diberi kolam dan tanaman rumput Jepang, juga ada bunga Mawar, Gelombang Cinta dan Agleonema menghiasinya, dan sebuah lampu taman yang terus menyala menyambut mereka ketika pulang dinihari.

 

Herman sudah lama nggak ngojek lagi, penghasilan Memey sudah lebih dari cukup untuk membuat mereka santai berdua di rumah. Sejak Memey menari bersama ular itu beberapa bulan yang lalu rejeki mereka melimpah, ular cantik yang diketemukan Herman itu sungguh membawa keberuntungan.

 

Beberapa tetangga masih ada yang sibuk di waktu-waktu tertentu mencari dan memancing pasangan ular itu dengan berbagai cara agar muncul di gorong-gorong, bahkan orang-orang perpenampilan aneh pun masih berkolaborasi merapal mantra pemujaan dan kasih sayang di malam-malam tertentu untuk memanggil pasangan si betina, tapi hasilnya nihil.

 

Menurut Herman Memey tidak cantik, tapi semua penonton tari ular selalu ingin berkenalan dengannya, melemparkan kertas berisi nomer handphone ke panggung. Mereka terpesona akan kecantikan penari ular bernama Memey sehingga dia tidak saja menari di kafe dangdut yang berserak di seantero pinggiran kota pada awalnya, tapi kini sudah merambah discotik, bahkan hotel. Mungkinkah sang ular sudah menipu pandangan para penonton, Memey berubah jadi wanita yang sangat mempesona sehingga kehadirannya selalu ditunggu?

 

Memey pun dulunya hanya berlenggok diiringi musik bersama ular itu, memakai celana pendek ketat berbahan karet dan atasan tank top murahan, tujuhpuluh lima ribu rupiah.per malam baginya waktu itu sudah cukup besar.

 

Tapi Tama-lama dia mulai memakai pakaian seksi, uang yang didapat akan semakin banyak pula jika gerakan tarinya semakin indah memikat. Semakin lama Memey semakin terkenal.

 

Dulu Herman selalu ada di balik panggung berjaga-jaga jika ular itu membahayakan Memey. Kini ular itu bagaikan anggota keluarga, mereka saling jaga dan melindungi tinggal serumah. Si Cantik tidak pernah berulah, sikapnya manis bahkan jika sedang lapar sekalipun dia sabar menanti santapannya dihidangkan.

 

Herman merasa tak enak menunggu di panggung terus jika istrinya menari, sejujurnya juga dikarenakan rasa cemburu, maka dia lebih banyak menghabiskan waktu di sepanjang jalan, atau ngobrol di kafe tenda hingga dinihari dengan penjaga kedai rokok. Memey akan memberitahu lewat SMS jika pertunjukan usai, lalu mereka pulang dengan motor keluaran baru menelusuri jalan kota yang sunyi kelelahan.

 

Ular itu terkadang dititipkan di tempat Memey menari, diketahui manejer bagian hiburan, dijaga oleh satpam. Jika Herman membawanya ke rumah, dia tidak dimasukkan ke dalam kandang kawat lagi tapi dibiarkan melingkar di dekat pintu kamar mandi, disediakan makanan kelinci berbulu putih, atau bebek muda dan ayam.

 

Herman juga memandikannya dengan air hangat yang diberi bunga-bunga, tubuhnya yang basah licin mengkilat dilap dengan handuk lembut, dibungkus dengan selimut agar tidak kedinginan. Ular itu seperti bayi yang diasuh dengan segenap kasih sayang oleh kedua orang tua yang menyayanginya.

 

Pagi hari, Memey sedang berbelanja ke pasar tak jauh dari rumah, Herman biasanya mengantar dengan motor tapi Memey kali ini ingin jalan kaki saja sekalian berolahraga katanya.

 

Herman bersantai di depan seperangkat home theater, asyik menonton film drama Korea dibintangi artis terkenal di sana. Segelas kopi susu dan roti tawar dilapisi selai kacang, keju dan sebutir telur mata sapi yang diberi saus tomat disediakan Memey sebelum dia berangkat ke pasar beberapa saat yang lalu.

 

Baru saja Herman hendak menyentuh sarapannya ketika dia melihat si Cantik muncul dari dapur, menegakkan kepalanya di ambang pintu antara ruang tengah dan kamar mandi, Herman memperhatikan ular itu dan tersenyum lalu memanggilnya dengan panggilan yang selama ini dia gunakan.

 

“Cantik… ah, kau pasti mencium bau sarapanku,”” Herman mengambil sarapannya dan memberikannya tapi ular itu tak bereaksi, Herman memanggulnya dan meletakkannya di dekat pintu kamar mandi. Piring sarapannya diletakkan dekat kepala si Cantik, siapa tahu dia mau memakannya.

 

Herman kembali asyik menonton filmnya yang tertunda, tapi beberapa saat kemudian si Cantik muncul lagi, berdiri menegakkan kepalanya, memandang Herman dengan kedua bola matanya yang berwarna hijau tua dengan dasar merah menyala, mata yang indah tapi diam-diam menyimpan sinar kelicikan.

 

Mereka saling berpandangan, ada yang aneh dirasakan Herman kali ini, terasa ular itu mengirimkan pengaruh. Jantung Herman mulai terasa berdegub. Detik-detik yang aneh itu hingga ular bergerak ke arah Herman dan kian dekat, Herman tetap bersandar di bantal malas yang lembut berwarna merah muda.

 

Pengaruh si Cantik seperti membawanya ke suasana remang dipenuhi lampu-lampu, cahaya bertebaran berkelap-kelip, silhuet, bisikan-bisikan. Imajinasi liar dan aneh memenuhi pikiran Herman hingga dia merasa Si Cantik sangat dekat, matanya menatap lembut, Herman mulai mendengar bisikan dan getaran yang kuat dari si Cantik. Kepala ular itu pun kian mendekati wajah Herman, perutnya menggeser di ujung kaki hingga ke perut Herman, menciptakan getaran-getaran.

 

Bayangan Memey menari, berkeringat, berkilau ditimpa cahaya lampu. Lelaki yang memandang Memey, mata yang kagum. Dan Herman kemudian merasakan dua tangan yang teramat halus, lembut membelainya, terasa merayu, menggoda. Mereka lalu saling memagut, saling dekap. Saling melilit… menyatu.

 

Hingga tiba-tiba terdengar suara Memey pulang, Herman panik dan menolak tubuh si Cantik, tapi tubuh itu seperti sudah menyatu dengannya.

 

Memey berdiri dengan tubuh mengejang marah dan biji mata seperti hendak meloncat keluar, lalu menarik paksa perempuan yang dilihatnya dari pelukan Herman, tapi Herman mendengar suara perintah untuk membunuh Memey, dia tak bisa mengalahkan perintah itu. Herman meraba parang yang ada di bawah kasur dan membacok tamu yang mendadak datang mengganggu.

 

Herman sungguh kecewa kemesraannya terhenti, tapi lebih kecewa saat dia sadar tak ada tubuh bidadari cantik dalam pelukannya, kecuali Memey terbujur berlumuran darah, menganga luka di tubuhnya oleh parang yang terayun dipenuhi amarah.

 

Herman melihat Ular itu menggelesor ke arah dapur. Memey bermandi darah tak bergerak, lalu suara gaduh di luar, warga yang mendengar suara jeritan Memey beberapa kali ramai berkumpul.

 

Orang pun berduyun-duyun datang ke rumah Herman ingin tahu apa yang terjadi, sama riuhnya ketika ular itu pertama kali ditemukan di gorong-gorong hampir setahun yang lalu, mereka selama ini diam-diam menunggu dengan sabar apa yang akan terjadi kelak setelah Herman dan Memey serumah dengan Siluman yang membawa banyak limpahan rezeki.

 

Orang-orang berpakaian hitam masin mencari pasangan si Cantik yang katanya sudah lama birahi sejak dipelihara Herman, seperti juga ular betina yang dipelihara Herman itu, mantra dirapalkan, sesaji dilarung di kegelapan gorong-rorong, merek ingin menangkap pasangan Sang Siluman. Wallahu a’lam bissawab. ©️KyaiPamungkas.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!