TEROR KUNTILANAK
Di sebuah malam Jumat Kliwon empat bulan yang lalu, ketika Darman KKN, ia mengalami suatu peristiwa mengerikan yang membuatnya pingsan sampai berhari-hari. Sampai sekarang, peristiwa itu masih sangat membekas di ingatan Darman.
Darman sebelumnya adalah orang yang tidak percaya sama sekali tentang cerita horor. Ia menganggap kisah seperti itu hanya isapan jempol semata. Yah, tapi anggapan itu kemudian berubah drastis setelah ia sendiri mengalami sebuah kejadian sangat mengerikan dan menakutkan itu.
Semua orang tahu bahwa Darman adalah pemuda berandalan. Sewaktu KKN pun, ia masih suka meninggalkan posko untuk keluyuran. Kalau malam suka keluyuran ke mana-mana. Termasuk keluyuran nonton dangdutan malam-malam. Itu hobinya.
Tak hanya di sekitar kampung tempat ia KKN, bahkan juga ke kampung-kampung tetangga yang cukup jauh ia pergi nonton juga. Namun, setelah peristiwa itu, setiap malam ia sering berada di rumah dan rajin membaca kitab suci Alquran.
Pada malam itu, Darman pergi bersama dengan beberapa pemuda kampung tempat ia KKN untuk menonton hiburan dangdutan di kampung lain. Tapi, di malam itu ia naas, ia terpencar dari teman-temannya. Tampaknya, teman-temannya sudah pulang duluan. Dan tinggallah Darman pulang berjalan kaki. Padahal, jarak kampung Darman dengan kampung tempat hiburan dangdutan itu sekitar dua kilometer dan harus melewati perkebunan sawit.
Sebenarnya itu salah Darman sendiri yang menyalahi kesepakatan berkumpul jam setengah sebelas malam di tempat yang telah ditentukan. Tapi, karena keasyikan menonton biduan yang aduhai body-nya sehingga membuat Darman lupa.
Naasnya lagi, malam itu Darman tidak membawa kendaraan sendiri. Saat berangkat Darman membonceng sepeda motor temannya. Dengan perasaan jengkel, Darman memutuskan pulang sendirian dengan berjalan kaki. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk berjalan kaki sampai di kampungnya.
Bagi Darman, perasaan takut tak jadi masalah. Dari kecil Darman tak pernah kenal dengan yang namanya takut. Dengan hantu pun Darman sama sekali tidak takut. namun, perjalanan di malam itu adalah perjalanan yang pada akhirnya memupuskan keberanian Darman.
Suasana sepi perjalanan dan suara jangkrik mengiringi langkah Darman menyusuri jalanan yang gelap. Sesekali suara burung hantu terdengar di kejauhan. Pohon-pohon sawit yang lebat berjajar membisu di Kiri dan kanan jalan.
Bulan purnama cukup menolong Darman sehingga keadaan jalan tidak begitu gelap. Untuk mengusir kesunyian, Darman bersiul-siul menyanyikan lagu kegemaranku. Anehnya, begitu sampai di tengah-tengah kebun sawit, entah mengapa tiba-tiba saja Darman merasa merinding.
Darman melihat jam di tangannya menunjukkan pukul sebelas malam lebih. Hampir setengah dua belas malam. Kata orang mistik, jam seginilah saat-saat yang menyeramkan.
Darman terus berjalan, namun tiba-tiba jatuh tepat di hadapannya pelepah kelapa sawit. Suaranya mengejutkanku hingga jantungku hampir copot. Karena menghalangi jalan, Darman menyingkirkan pelepah sawit itu ke samping.
Belum selesai mengangkat pelepah sawit itu untuk disingkirkan, tiba-tiba terdengar suara tawa wanita cekikikan.
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii…”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii…”
“Hii… Hiii… Hiii… Hiii…”
“Hii… Hili… Hii… Hiti…”
Suara itu nyaring sekali!
“Jangan-jangan, kuntilanak!” kata Darman pada dirinya sendiri sambil memperhatikan sekelilingnya. Tetapi, ia tidak berhasil menemukan apa-apa.
Ketika Darman hendak mengambil pelepah sawit itu lagi, tiba-tiba suara tawa cekikikan itu terdengar lagi.
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii…”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii…”
Darman memperhatikan sekelilingnya lagi. Tetapi Darman tetap tidak melihat apa pun. Hanya pepohonan sawit yang berdiri dalam diam dan berkilatan tertimpa cahaya bulan.
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii….!!!”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii….!!!”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii….!!!”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiii….!!!”
Lagi-lagi suara tawa cekikikan itu terdengar. Kali ini malah lebih keras dan berulang-ulang.
“Benar ini pasti Kuntilanak!” kata Darman dalam hati.
Karena suara tawa itu terus saja terdengar, kemudian timbullah rasa jengkel dalam diri Darman. Dengan penuh kemarahan, Darman berteriak menantang.
“Jangan ganggu aku! Kalau berani, jangan sembunyi-sembunyi! Tunjukkan wujudmu! Kau pikir aku takut! Keluar kau!” Kata Darman sambil berteriak-teriak.
Begitu Darman selesai berteriak, suara tawa itu pun lenyap. Darman dari kecil memang dikenal pemberani menghadapi keadaan seperti ini. Tidak ada sedikit pun rasa takut di benaknya. Malah timbul rasa penasaran. Seperti apa sih wujud kuntilanak itu?
Darman menunggu beberapa saat, tapi suara tawa itu tidak terdengar lagi. Dengan perasaan jengkel Darman melangkahkan kakinya. Tapi belum sempat kakinya melangkah, tiba-tiba bahunya ada yang menepuk dari belakang sambil memanggil.
“Mas,” Sapa suara perempuan yang mengagetkan Darman.
Darman berjingkat sambil memutar badan menghadap ke arah suara. Seorang perempuan dengan menundukkan kepalanya berdiri tepat di
depan Darman. Entah darimana datangnya perempuan itu?
Darman mundur beberapa langkah ke belakang, sambil terus memperhatikan perempuan itu. Darman melihat baju putih panjangnya menutupi kaki dan tangannya. Seperti baju daster yang putih polos.
Tiba-tiba, Darman mencium aroma bunga kanthil. Belum sempat Darman bertanya pada perempuan itu, perlahan-lahan perempuan itu menengadahkan wajahnya. Cahaya bulan menyinari wajahnya. Darman dapat dengan jelas melihat wajah pucat perempuan itu. pucat sekali. Kedua matanya hilang. Hanya ada lubang di kedua mata itu. Dan dari kedua lubang mata itu memancar sinar merah.
Rambutnya berantakan. Awut-awutan. Dengan cepat, rasa takut menyergap Darman. Baru kali ini Darman merasakan ketakutan. Jantungnya berdebar kencang ketika perempuan itu tertawa cekikikan sambil memperlihatkan taringnya. Lalu kedua tangannya diacungkan pada Darman seolah ingin mencekik Darman!
Darman dibuat terkejut. Ternyata jari-jari tangannya tinggal tulang semata!
Darman mencoba berteriak. Tapi ia hanya tergagap-gagap!
“Kun… Kun… Kun… Kun…!!!”
Suara tantangannya yang lantang tadi hilang! Tanpa pikir panjang lagi, Darman segera lari! Tetapi, Kuntilanak itupun ikut berlari mengejar Darman! Tubuhnya melayang-layang terbang! Dengan suara cekikikannya yang nyaring dan menyayat itu. Mengerikan!
Sisa-sisa tenaga digunakan Darman untuk mempercepat larinya. Tapi, Kuntilanak itu terus saja mengejar Darman! Melayang-layang sambil tertawatawa!
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiti….!!”
“Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiti….!!” “Hi… Hhii… Hhiii… Hhiiti….!!”
Rasa takut yang Darman rasakan semakin menjadi-jadi. Baru kali ini Darman disergap rasa takut yang teramat sangat. Ia berteriak-teriak.
“Aarrgghhhhh!!!”
“Aarrgghhhhh!!!”
Namun, teriakan-teriakan Darman sia-sia belaka!
Darman berlari. Terus berlari. Namun langkah kakinya juga sia-sia!
Kuntilanak itu mencengkeram pundaknya. Kemudian mengangkat tubuh Darman dan kemudian membantingnya.
Sejak itu, Darman tidak tahu lagi apa yang terjadi. Kata orang-orang, sudah seminggu Darman tak sadarkan diri. Darman hidup dalam igauan yang menyayat. Orang-orang pintar didatangkan untuk menyembuhkan Darman. Syukurlah, kesadarannya kembali pulih. Dan sepulang KKN, Darman bukan lagi pemuda berandalan, tetapi pemuda yang saleh.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!