Kisah Mistis: RADIASI GAIB ANCAM NUSANTARA

0
1

Kisah Mistis: RADIASI GAIB ANCAM NUSANTARA

Jum’at tengah malam, 24 Maret 2006 sebuah peristiwa gaib terjadi. Nyai Tirta Ayu, salah seorang anak kesayangan dari Ratu. Pantai Selatan yang telah memeluk agama Islam datang. Dia mengabarkan bahwasanya Bangsa Indonesia sedang terlingkup oleh aura merah (ahmar). Pengaruh aura inilah yang telah membawa dampak buruk bagi kesehatan serta keselamatan jiwa manusia. Pengaruh aura merah ini juga yang telah menyibak katup-katup gaib, sehingga alam secara fisik menjadi bergolak. Akibat yang muncul adalah gempa bumi, pola curah hujan yang kacau, juga badai yang membawa limbah nuklir sangat membahayakan.

 

Pancaran radiasi gaib tersebut terjadi akibat adanya eksodus besar-besaran para pemimpin bangsa gaib bumi Nusantara yang akan mengadakan perhelatan akbar di puncak Gunung Ciremai, tepatnya di suatu tempat bernama Gunung Tugel. Hajatan bangsa gaib itu sendiri tepatnya akan digelar pada tanggal 27 Maulud atau berbarengan dengan tanggal 26 April 2006 mendatang. Akibat lalu-lalangnya jutaan lelembut akan membawa pancaran sinar x negatif, terutama pada titik-titik yang kerap dilalui oleh manusia. Dan radiasi gaib tersebut akan merasuki jaringan otak manusia yang lemah, tanpa bisa dilawan.

 

Kalau hal tersebut sungguh-sungguh akan terjadi, lantas apa usaha kita agar bisa bebas dari pancaran radiasi para makhluk halus? Benarkah ini juga sebagai jawaban atas kebenaran ramalan Zaman Edan? Ikuti kupasannya lewat sajian kita kali ini…

 

Bumi Nusantara terancam ontran-ontran berkepanjangan. Ini akibat pancaran radiasi gaib berupa aura ahmat. Merebaknya aura ahmar ini terjadi sebagai akibat dari gesekan panca warna yang diakibatkan oleh hawa panas ratusan juta jiwa lelembut ada di berbagai belahan bumi Nusantara.

 

Kurang lebih setahun belakangan ini, Indonesia memang tak henti didera bencana. Mulai gempa bumi, gunung meletus, banjir, hingga tsunami yang menelan korban ratusan ribu nyawa. Dan, bencana ini seakan belum enggan berlalu meninggalkan kita. Berita tentang bencana banjir dan tanah longsor hampir setiap hari terdengar oleh telinga kita. Belum lagi cerita mengenaskan tentang berjangkitnya wabah penyakit seperti Flu Burung, yang seakan terus menebarkan ancamannya.

 

Seakan ingin melengkapi semua deraan tadi, belakangan ini juga muncul wabah “penyakit” yang relatif aneh. Apalagi kalau bukan kesurupan massal. Gejala nyeleneh yang jauh dari jangkauan akal sehat ini memang cukup membuat kita merasa was-was dan bertanya-tanya: Mengapa kesurupan massal bisa menjangkit di berbagai tempat, dan terutama melanda sebagian besar kaum wanita muda? Apa yang telah menjadi penyebabnya, dan apa sesungguhnya yang telah terjadi?

 

Website kesayangan ini memang tak bosan-bosannya menganalisis hal-hal berbau serba gaib tersebut, serya coba mencarikan jawabannya. Syukurlah, sebuah jawaban akhirnya dapat juga kami peroleh pada tengah malam Jum’at, 24 Maret 2006, silam. Malam itu, Nyai Tirta Ayu, salah seorang anak kesayangan dari Ratu Pantai Selatan datang dan mengabarkan bahwasanya Bangsa Indonesia sedang terlingkup akan aura merah (ahmar). Pengaruh aura inilah yang telah membawa dampak buruk bagi kesehatan serta keselamatan jiwa manusia. Pengaruh aura merah inilah yang telah menyibak katup-katup gaib, sehingga alam secara fisik menjadi bergolak. Akibat yang muncul adalah gempa bumi, pola curah hujan yang kacau, juga badai yang membawa limbah nuklir sangat membahayakan.

 

Merebaknya aura ahmar tersebut terjadi sebagai akibat dari gesekan panca warna yang diakibatkan oleh hawa panas ratusan juta jiwa lelembut dari berbagai belahan bumi Nusantara yang bergerak menuju puncak Gunung Ciremai, Kuningan, Jawa Barat. Menurut informasi Nyai Tirta Ayu, gelombang besar pergerakan makhluk halus tersebut akan semakin tampak dan mengganas di bulan Maulud menurut hitungan kalender Islam. Semuanya akan terjadi secara cepat dan sangat sulit terkendali.

 

Seluruh persada Nusantara akan terbadai oleh radiasi gaib tersebut. Akibatnya, kita akan mengalami ancaman serius berupa serangan penyakit, wabah kesurupan massal, dan yang paling penting adalah ancaman bencana alam bisa meningkat.

 

Dikatakan, kalaupun ada beberapa daerah yang bisa luput dari ancaman radiasi berupa hawa aura merah tersebut, maka semua itu dikarenakan adanya suatu pertahanan dari sosok RIJALULLAH maupun KHUTBUR RIJALUL GHOIB. Mereka ini memang sengaja ditugaskan oleh Sana Maha Pencipta sebagai penyeamat akan daerahnya masing-masing. Sebagai tambahan, doa-doa tulus ikhlas para tokoh agama yang masih menjunjung tinggi keulamaannya, dan para Tabiin yang masih memegang kemurnian agama juga akan mampu menetralisir pengaruh dari radiasi aura ahmar tersebut.

 

Bagi mereka yang memiliki kekuatan indera batin yang peka akan dapat menandai bahwa gelombang panas akibat radiasi gaib tersebut akan mereda seiring usainya pertemuan para pemimpin bangsa gaib, yang menurut informasi diperkirakan baru dimulai pada tanggal 27 Maulud atau pada tanggal 26 April 2006 mendatang. Pertemuan kali ini akan diadakan di puncak Gunung Ciremai, tepatnya di suatu tempat bernama Gunung Tugel.

 

Menjelang pertemuan tersebut kita semuanya harus ekstra waspada. Eksodus para pemimpin dunia gaib akan membawa bahaya berupa efek aura merah menyala. Akibat lalu-lalangnya jutaan lelembut akan membawa pancaran sinar x negatif, terutama pada titik-titik yang kerap dilalui oleh manusia. Dan radiasi tersebut akan merasuki jaringan otak manusia yang lemah, tanpa bisa dilawan.

 

Cukup diyakini, dampak dari sinar x tersebut akan membawa perubahan pola pikir kita ke arah yang agresif sesaat, namun pada akhirnya daya pikir kita akan terkuras habis, karena adanya penekanan pola yang tidak seimbang yang akan berujung ke suatu kekosongan. Akibatnya, suatu penyakit berupa kesurupan akan mudah berjangkit, mewabah, serta menular secara cepat.

 

Dari kecepatan radiasi aura merah tersebut akan berdampak pada agresifitas pola pikir dan tindakan, terutama dalam lingkungan orang banyak ataupun dalam ruangan tertutup. Efeknya secara nyata bisa dilihat dari perubahan tingkah laku yang cenderung menyimpang, tindak kejahatan kian merajalela, dan orang bisa berbuat nekad. Dari sisi kesehatan bisa ditandai dengan kian merebaknya gejala penyakit yang menyerang pernafasan.

 

Demikian gambaran yang penulis peroleh dari informasi gaib Nyai Tirta Ayu. Dia juga menyebutkan bahwa akibat ketidakseimbangan ini akan membawa dampak negatif lain. Seiring perubahan cuaca yang tidak menentu, maka waspadailah putera-puteri Anda yang macih berada dalam usia 12 tahun ke bawah. Kelompok ini sangat rawan terhadap serangan penyakit kulit. Jenis penyakit kulit yang akan merebak serta menjalar dapat ditandai dengan modus berupa benjolan bintik merah, yang menjalar di seluruh anggota badan.

 

Sebagai kesiapan dini, Nyai Tirta Ayu memberikan obat penawar pada kita semua agar terhindar dari marabahaya yang sedang dan akan terus mengancam di bumi pertiwi ini. Bagi mereka yang beragama Islam, solusinya yaitu dengan sebuah keyakinan serta pengalaman amaliyah dari doa Shalawat Ibrahimiyah. Doa tersebut terdapat di tahhiyatul akhir dalam sholat. Hendaknya dapat dibaca 3 kali dalam sehari.

 

Sementara itu, secara umum, sebagai suatu amanat yang harus disampaikannya, Nyai Tirta Ayu sangat menyinggung akan keberadaan manusia yang harus dihayati oleh mereka sendiri. Dengan bahasa simbolis kejawennya, sang Nyai Tirta Ayu akhirnya memaparkan maksud serta tujuannya, diantaranya sebagai berikut:

 

Dumedak atiyo ing ono wabah sa’duwur lemo, Kreno wabah menungso kang duweni. Ora duwe ati, ora duwe pikir, ora duwe Sikil, ora duwe isin. Hai priyayi nakal, mariyo golek seneng soko tempat olo. Olokang dueni wabah, wabah kang dueni olo. Melaso maring liyo kang dumedak kegawo olo-olo.

 

Kurang lebih artinya sebagai berikut:

 

Berhati-hatilah akan adanya suatu penyakit yang berada di atas bumi ini, karena penyakit tersebut bermula dari manusia yang tidak mempunyai perasaan, tidak mempunyai akal sehat, tidak mempunyai langkah hidup, dan tidak mempunyai rasa malu. Wahai manusia nakal, berhentilah mencari kesenangan dalam tempat kemesuman, karena tempat itu dimulainya penyakit. Penyakit yang membawa malapetaka, kasihanilah pada manusia lain, yang mereka terbawa dari penyakitmu.

 

Juga simbolis lain dari perkataan Nyai Tirta Ayu sebagai berikut:

 

Memangku sa’duwur-duwur, ngertiyo ing aji saka, aji sejati ing rajeg bumi. Ati-ati ing fitnah buana, geludug-glumeder ing negoro lIiyo, mlebu keraton sa’waniyo. Ora wedi bebas perkoro, ilang rajeg akeh bohoyo, luruwo cangkok wijaya kusumo, pengurip keraton sa’lawas urip. Tentrem ayem golek no, rajeg bumi aji saka, wong sa’niki ora podo kuat, ora pikir ora gole’i. Aji sangka cangkok wijaya kusumo, rajeg bumi sa’lawas urip.

 

Kurang lebih artinya sebagai berikut:

 

Kepada para pejabat tertinggi, pahamilah akan ilmu aji saka, sebagai suatu pertahanan bumi, dan berhati-hati akan adanya adu domba, dari beberapa negara yang ada di dunia, jangan terbawa arus akan politik negara lain. Sebab mereka sudah berani, keluar masuk negara Indonesia tanpa merasa takut akan hukum kita. Jangan sampai hilang ilmu aji saka. Carilah Imu yang bernama wijaya kusuma, ilmu yang bisa menghidupkan istana selamanya, ilmu yang bisa meredam segala cobaan.

 

mu yang bersifat damai juga menenteramkan, ilmu yang bisa membawa kemanfaatan atau akan keselamatan bangsa. Karena sesungguhnya tidak ada ilmu pertahanan yang kuat, kecuali harus mencari ilmu aji saka wijaya kusuma, sebagai suatu ilmu pertahanan selamanya.

 

Disinggung pula akan keberadaan manusia di zaman akhir. Dalam suatu pemaparan kejawen dari kidung Nyai Tirta Ayu dengan sebagai berikut:

 

Wong tuo mikirono, cah cilik aja rono, ojo bolong uculono, mliayu wani ning wong tuo. Peteng langit katon. Gebyar, padang langit katon peteng. Iku jati akhir zaman, mungkur buri madep rahi, ati ngerut ora kaprem, kapreme mung biso wani, iku tondo akhir zaman mungkur bari madep rahi

 

Kurang lebih artinya sebagai berikut:

 

Bagi manusia yang berusia tua, perbanyaklah untuk bertafakur, dan ajarkanlah anakmu semua, jangan sampai dibiarkan bebas, yang nantinya mereka berani melawan orang tuanya sendiri, kemaksiatan dibikin benar, kebaikan dianggap salah, itu bertanda akhir zaman, mengaku salah ingin benar, hati salah tak mau berkata, disalahkan tidak mau terima, itu semua bertanda akhir zaman, mengaku salah inginnya benar.

 

Informasi sekaligus pesan-pesan yang disampal oleh Nyai Tirta Ayu itu sungguh sangat penting diperhatikan, terutama oleh kita yang mengerti dan peka terhadap sasmita-sasmita gaib. Kendati informasi ini bisa saja menimbulkan kesan sebagai sesuatu yang sensasional, namun hal itu tersebut sangat jauh dari tujuan kami. Apalagi, Sdr. Idris Nawawi dari Misteri, menerima informasi ini ketika dia dalam keadaan khusyuk di tengah peribadatan malamnya. Dia meyakini dengan sepenuhnya bahwa informasi ini sebagai sesuatu yang bisa jadi sangat valid. Dalam arti kata, sinyalemen yang disampaikan oleh Rijalul Ghaib yang menyebut dirinya sebagai Nyai Tirta Ayu, putri kesayangan Ratu Pantai Selatan yang telah memeluk agama Islam, memang sungguh-sungguh’ tengah mengancam kita.

 

Seakan memperkuat sinyalemen gaib tersebut, hingga laporan ini ditulis wabah kesurupan massal masih terus berjangkit di berbagai daerah. Bencana berupa banjir dan tanah longsor, juga masih terus kita dengar. Sementara, korban-korban Flu Burung mungkin akan terus berjatuhan.

 

Akhirnya, semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan jalan keluar terbaik bagi kita. Karena itu, mari kita tingkatkan takwa kita kepadaNya.

 

POPULASI JIN MENCAPAI PUNCAKNYA

Di samping mempunyai kemampuan yang bisa merubah wujud dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya, jin juga memiliki umur yang sangat panjang jika dibandingkan manusia. Secara nalar, jika dikalkulasikan dalam perhitungan matematika, masa remaja mereka saja sampai dengan masa perkawinan dimulai yaitu antara 130 – 250 tahuh menurut umur manusia. Sesudah itu mereka sudah masuk usia dewasa menurut hitungan umur manusia, yakni sekitar 300 – 500 tahun, Kehamilan yang terjadi di bangsa jin juga merupakan kenyataan yang sangat mencengangkan. Manusia dengan tingkat kehamilan 9 bulan 9 hari hanya memiliki kecenderungan melahirkan 1-3 janin. Sementara jin yang masa kehamilan selama 15 bulan bisa melahirkan 7-15 janin. Dengan tingkat harapan hidup yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan manusia, ditambah lagi dengan potensi populasi yang sedemikian, sekali melahirkan bisa mencapai 7-15 bayi jin, maka bisa dibayangkan betapa banyaknya jumlah jin saat ini. Seperti manusia yang terbagi dalam kelompok suku bangsa, agama dan keyakinan serta negara, maka demikian juga halnya dengan bangsa jin. Mereka terbagi ke dalam berbagai golongan. Ada jin tingkat tinggi, menengah, dan tingkat rendahan seperti genderuwo, banaspati, dan lain sebagainya.

 

Mengingat populasinya yang sedemikian hebat, diperkirakan jumlah jin jauh melebihi jumlah populasi manusia, bahkan bisa berpuluh kali lipat. Dengan kondisi. semacam itu, maka terjadilah pergesekan di antara bangsa jin. Sebagai akibat dari pergesekan tersebut maka muncullah radiasi gaib yang bisa mempengaruhi kehidupan manusia. Bentuknya, bisa berupa penyakit, bencana alam, bahkan pada mentalitas manusia sendiri. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!