Kisah Mistis: PESUGIHAN TUKAR JANIN
Pernah dengar kandungan tiba-tiba hilang? Atau Anda sendiri pernah mengalaminya. Waspadalah. Bisa jadi itu akibat pesugihan tukar janin!
Pesugihan tukar janin sebenernya bukan hai yang baru. Sejak lama sebagian masyarakat yang menginginkan mendapat harta berlimpah dengan cara cepat, merelakan kandungannya untuk diambil jin perempuan yang menginginkan anak dengan imbalan harta. Kelak anak itu akan dirawat dengan baik oleh jin perempuan tersebut. Namun umumnya yang dirawat hanyalah arwah janin tersebut sebab secara fisik sebenarnya sudah meninggal dunia.
Sebelum melakukan akad pesugihan tukar janin, sang ibu harus mengucap beberapa janji. Salah satunya, setelah kandungannya diambil oleh jin, dia tidak boleh tagi mengingatnya. Jika melanggar janji itu, akan terjadi malapateka yang luar biasa. Bukan hanya harta yang telah diberikan oleh jin akan lenyap kembali, tapi si anak juga akan tersiksa karena berada di antara dunia jin dan dunia manusia.
“Biasanya di situ (pantang mengingat kembali) sangat sulit dilakukan. Namanya ibu, tentu ada ikatan batiniah dengan anaknya sehingga suatu ketika mengingatnya,” ujar Mbah Pur, dukun bayi di daerah Purworejo yang mengaku biasa mengantarkan ibu-ibu untuk melakukan pesugihan tukar janin.
Susah menandai seseorang telah melakukan pesugihan tukar janin. Sebab berbeda dengan pesugihan lainnya, pesugihan tukar janin sama sekali tidak memerlukan ubo rampe atau ritual khusus yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu. Pokoknya, setelah prosesi selesai, tidak ada lagi ikatan antara sang ibu dengan jin perempuan yang menerima kandungannya. Bahkan seperti disebutkan di atas, sang ibu sama sekali dilarang untuk mengingat-ingat kembali.
“Saya sendiri sudah lupa (siapa saja) yang pernah melakukan pesugihan (tukar janin) itu,” kata Mbah Pur.
Meski belum tentu akibat pesugihan tukar janin, kabar tentang hilangnya janin dalam kandungan sudah seringkali kita dengar. Seperti yang terjadi pada diri Ss (40). Kandungan warga Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta yang sudah berusia 9 bulan 9 hari dan tinggal nunggu hari kelahiran, tiba-tiba lenyap begitu saja. Kontan saja peristiwa itu membuat geger warga sekitar sehingga banyak yang berdayangan ke rumah Ss hanya sekedar untuk memastikan.
Menurut suami Ss, sesuai dengan hari perkiraan lahir (HPL) dari dokter, pada 26 Desember 2014 istrinya akan melahirkan. Namun nyatanya, pada hari itu sekitar pukul 04.00 WIB, perut istrinya mendadak kempes tanpa sebab.
“Malamnya istri saya masih mengandung bayi tersebut namun tiba-tiba dini hari (kemarin pagi) langsung hilang,” kata Su.
Dia menceritakan hilangnya janin tanpa sebab ini diketahui saat tertidur. Sebab pada malam hari sebelum kandungan istrinya raib, perut sang istri masih membuncit. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh ini pun mengaku pasrah.
“Pasrahkan kepada yang kuasa ini memang takdir yang harus saya jalani,” ucapnya pasrah.
Su mengaku sejak istrinya diketahui hamil, setiap bulan selalu rutin periksa ke dokter. Bahkan janin diketahui berjenis kelamin laki-laki dengan berat sekitar 3,5 kilogram.
“Terakhir pada minggu lalu kondisi . kandungan masih sehat,” kata dia.
Mengetahui bayinya hilang, Su memeriksakan kondisi istrinya ke klinik yang berada tidak jauh dari rumahnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan isi kandungan sang istri memang hilang.
“Dari hasil USG, bayinya sudah hilang tanpa bekas,” kata Su masgul.
Sementara bidan Anik Nurumah, yang memeriksa kondisi terakhir Su mengatakan tidak ada yang mencurigakan dari kandungar Su. Namun nyatanya hasil pemeriksaan USG kemarin menunjukkan sebaliknya.
“Hasil pemeriksaan USG tidak ada pembesaran,” katanya saat ditemui di kliniknya.
Dijelaskannya, jika mengandung seharusnya ada pembesaran di dalam rahim ibu hamil, tapi hal ini berbeda.
“Tidak ada sama sekali (pembesaran), mirip normal,” ucap dia.
Salah seorang kerabat Su, Gumun Riyanto, mengaku kaget dengan fenomena ini. Sebab, sepengetahuan dirinya, Su seperti layaknya orang hamil.
“Ya kayak orang hamil itu perutnya membesar,” katanya.
Seorang tetangga rumah Giyanto, Tini, mengaku sehari-hari Su sering berjalan dan perutnya membesar layaknya orang hamil 9 bulan.
“Saya heran zaman seperti ini masih ada kandungan hilang. Kalau dulu sering dengar kandungan hilang,” kata Tini.
SERING TERJADI
Namun sebenarnya fenomena janin hilang bukan hal yang pertama kali terjadi di daerah Gunung Kidul. Sebab, dari penuturan beberapa warga sudah beberapa kali terjadi.
Menurut keterangan Sumi, salah seorang warga sekitar, kejadian serupa pernah dialami oleh anaknya, Bekti, setahun yang lalu. Menurut dia, kala itu Bekti, tetangganya, hamil tujuh bulan dengan pemeriksaan rutin: bidan.
“Tetapi tiba-tiba kandungannya hilang,” kata Sumi.
Menurut dia kejadian serupa juga dialami oleh beberapa orang di wilayah Nitikan. “Dulu-dulu sering ada orang hamil lalu hilang tetapi jaraknya lama,” ucapnya.
Warga lainnya, Gumun Riyanto, menambahkan, sudah mendengar kejadian serupa. Namun rata-rata kehamilan yang hilang di bawah tujuh bulan. “Saya baru pertama kali melihat fenomena bayi hilang pada usia sembilan bulan,” katanya.
JANIN PINDAH
Bukan hanya tukar janin, atau janin raib, ada juga peristiwa kandungan yang berpindah rahim. Zumiyati (35), warga Dusun Watugajah, RT 2, RW 8, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus, Kabupaten Semarang, saat itu tengah menantikan kehadiran anak keduanya. Namun, entah apa yang terjadi, janin berusia empat bulan yang ada di perutnya tiba tiba hilang.
Anehnya lagi, adik ipar Zumiyati, Ida Ariyani (30), dalam waktu yang bersamaan tiba-tiba Perutnya membesar seperti orang hamil. Keluarga mereka dan warga dusun menduga janin yang dikandung Zumiyati telah berpindah ke perut Ida.
“Yang kehilangan janin zumiyati, yang menerima janin adik iparnya, Ida Ariyani. Sekarang usia kandungannya menginjak delapan bulan,” kata Bekel (Kepala Dusun) Watugajah, Sanyoto.
Cerita yang berkembang di masyarakat, ungkap Sanyoto, pada suatu malam, Ida yang saat itu tengah datang bulan bermimpi bertemu dengan calon anak kakak iparnya. Dalam mimpi tersebut, si anak menangis terus.
Karena iba, Ida lalu memohon kepada Zumiyati agar anak tersebut diizinkan ikut pulang ke rumahnya. Selang dua hari kemudian, Ida pergi ke rumah mertuanya, Supiyem (64), di kampung yang sama untuk minta dipijat. Di Dusun Watugajah, Supiyem juga dikenal sebagai seorang dukun pijat dan dukun bayi.
Alangkah terkejutnya ibu mertua dan menantu itu lantaran saat dipijat diketahui di dalam perut Ida sudah ada janin berumur empat bulan. “Sementara waktu yang hampir sama, kandungan Zumiyati kosong tidak ada janin, pindah ke perut adiknya Ida. Sekarang sudah delapan bulan lebih,” ujar Sanyoto.
Peristiwa hilangnya janin dan diduga telah berpindah itu saat ini hanya menjadi buah bibir di antara warga Dusun Watugajah. Zumiyati dan suami Ida, Mohammad Daerofi (33), adalah kakak beradik.
“Jika lahir nanti, pasangan Ida dan Deerofi sudah punya anak yang kelima,” ucap Sanyoto.
Peristiwa hilangnya janin, imbuh Sanyoto, adalah cerita kakek neneknya yang sudah lama tak terdengar lagi hingga akhirnya muncul kisah Zumiyati dan Ida.
Bidan Desa Candirejo, Indah Yunita, berkisah tentang janin yang berpindah rahim dari Zumiyati (35) ke rahim Ida-Ariyani (30), warga Dusun Watugajah, Desa Candirejo, Pringapus, Kabupaten Semarang.
Sebagai bidan desa, Indah Yunita mempunyai kewajiban sebulan sekali mengunjungi setiap dusun yang ada di Desa Candirejo untuk memeriksa kesehatan ibuibu yang hamil serta anak-anak balita.
Di antara tujuh dusun di Desa Candirejo, Watugajah termasuk dusun yang terpencil dan sulit dijangkau. Biasanya, Ida datang ke Watugajah didampingi oleh tim kesehatan dari Puskesmas Pringapus dengan menumpang mobil puskesmas keliling.
Saat itu, sewaktu Kunjungan ke Posyanc Dusun Watugajah sekitar bulan Mei 2014, seperti biasanya, ibu-ibu, terutama yang hamil, tidak menyia nyiakan kesempatan untuk memeriksakan kesehatannya, termasuk Zumiyati (35).
Saat itu, menurut Indah, terdapat hal yang tidak lazim pada kandungan Zumiyati, yakni kondisi perutnya tidak sesuai dengan umur kandungannya. Padahal, setiap bulannya, Indah selalu memeriksa kandungan Zumiyati dan secara medis Zumiyati sudah hamil lima bulan.
“Saya juga heran, soalnya Bu Zum sebelum Mei saya periksa memang sudah ada balotemen-nya (sensasi akan adanya benda terapung dalam cairan. Tanda ini biasanya muncul pada minggu 16-20 kehamilan). Nah waktu saya periksa itu, kok sudah tidak ada,” tutur Indah.
Tidak ingin berspekulasi dengan apa – yang ia temukan, indah lantas menyarankan Zumiyati menjalani pemeriksaan USG (Ultrasonografi) Ke dokter kandungan atau rumah sakit demi mengetahui umur kandungan yang sebenarnya. Selang satu bulan berikutnya, bulan Juni, tibalah jadwal kunjungan posyandu di Dusun Watugajah. Zumiyati yang biasanya datang ke posyandu tidak menampakkan batang hidungnya. Namun, saat itu, jumlah ibu hamil yang memeriksakan diri bertambah satu orang, yakni Ida Ariyani (30), yang tak lain istri Mohammad Daerofi (33), adik kandung dari Zumiyati.
Ida yang tidak pernah memeriksakan diri sebelumnya tiba-tiba mengaku sudah hamil enam bulan. Singkat cerita, Ida kemudian menceritakan ihwal kehamilannya yang mendadak itu kepada bidan desa itu.
“Dia cerita kalau dia yang dulu mengantar Bu Zum USG di rumah sakit. Kata dokter, kandungan kakaknya itu tidak ada bayinya.
Terus tahu-tahu berapa hari kemudian katanya Mbak Ida yang hamil,” kata Indah menirukan Ida.
“Ida menceritakan pertama kali mengetahui dirinya hamil setelah dipijat oleh NY Supiyem yang tak lain adalah mertuanya sendiri. Saat itu, kata dia, perutnya juga tiba! tiba sudah membesar seperti orang hamil pada umumnya.
“Kalau menurut menstruasinya, Umur janinnya saat itu antara 7-8 bulan. Hamilnya sudah besar, sebesar perutnya Mbak Zum yang hilang katanya,” ujar Indah.
Fenomena kehamilan Ida, menurut Indah, merupakan hal biasa dalam dunia medis. Meski merupakan akseptor KB, Ida masih dimungkinkan bisa hamil. “Yang saya herankan itu adalah hilangnya janin di perut Mbak Zum (Zumiyati). Sebab, saya sendiri yang memeriksa setiap bulan saat ada kegiatan posyandu di dusun itu. Apakah kemudian pindah ke perut adiknya, itu dalam teori kedokteran tidak ada tanpa tindakan medis seperti operasi,” kata dia.
Apa yang sesungguhnya terjadi? Penulis akan mengupasnya secara tuntas pada edisi mendatang.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!