Kisah Mistis: PESUGIHAN GUNUNG KENDENG

0
13

Kisah Mistis: PESUGIHAN GUNUNG KENDENG

Selama ini Taufik tidak menduga kalau gua yang baru ditemukannya di Gunung Kendeng merupakan sebuah tempat yang wingit. Penemuan gua tersebut oleh Taufik pada waktu ia menembak burung yang banyak terdapat di hutan jati di kawasan Gunung Kendeng. Dua bulan yang lalu masih diingatnya saat Ia mengendap-endap di balik dedaunan jati yang rimbun…

 

Dilihatnya seekor burung kenari yang hinggap di ranting pohon. Taufik segera merunduk dan mempersiapkan senjatanya. Daaaar. Suara letusan menggema membelah keheningan hutan. Burung yang malang itu kelihatan jatuh. Dengan segera Taufik berlari ke arah tempat jatuhnya burung. Disibaknya daun serta semak yang menutupi jalan setapak. Braaaaak. Tanpa diduga, Taufik tibatiba terperosok ke dalam sebuah lubang. Beruntung Taufik dapat meraih batu yang menonjol di atas lubang itu hingga ia tidak jatuh terperosok. Dengan perlahan ia naik ke atas, setelah sampai di atas dilihatnya ke bawah mulut lubang yang menganga tersebut.

 

Selama ini lubang tersebut tertutup oleh semak belukar yang ada. Taufik melupakan niatnya untuk mencari burung yang ditembaknya tadi. Ia. merasa tertarik dengan lubang yang membuatnya jatuh terperosok. Diambilnya koreknya dan dinyalakannya untuk meneliti keadaan lubang tersebut. Dengan samar ia melihat lubang tempatnya jatuh memang merupakan tempat yang dalam sekali.

 

Taufik menghela nafas melihat dirinya dapat selamat dari lubang tersebut. Kemudian dengan hati-hati dibuatnya tanda berupa batu besar seukuran kepala orang sebanyak tiga buah. Ia bermaksud menutupi lubang yang berbahaya itu agar orang lain tidak terperosok seperti dirinya. Di samping itu sebagai tanda, karena suatu saat ia berniat kembali ke lubang tersebut dan ingin tahu lebih dalam apa yang ada di dalam lubang itu.

 

Namun sepulangnya dari Gunung Kendeng itu hampir tiap malam Taufik selalu bermimpi aneh. Ia seakan-akan bertemu dengan putri cantik. Namun sayang walaupun cantik, putri tersebut ternyata mempunyai padan yang kecil bahkan cenderung ‘ebol. Walaupun begitu di mata Taufik kecahtikan putri tersebut seakan menghingptisnya. Pandangan matanya yang tajam seakan membuat tubuh Taufik lemah lungiai.

 

Karena itu Taufik memutuskan untuk kembali lagi mengunjungi lubang yang ditemukannya dua bulan yang lalu.

 

ia bernarap dengan mimpi aneh yang dialaminya selama dua bulan ini maka di lubang tersebut ia menemukan harta karun atau sejenisnya. Selama ini Taufik banyak mendengar berbagai cerita dari orang-orang desa kalau di sekitar Gunung Kendeng sering ditemukan berbagai benda kuno dan benda berharga lainnya.

 

Dengan perlahan Taufik berjalan menuju lubang gua bekas kakinya terperosok dulu. Tampak tiga buah batu yang dipergunakannya sebagai tanda untuk menutupi lubang, lalu digesernya.

 

Dengan tali yang telah dipersiapkannya, Taufik pun mulai menuruni lubang gua tersebut. Dengan hati-hati ia menuruni lubang gua. Sampai di bawah dilihatnya tulang belulang berbagai hewan hutan yang terperosok. Taufik melihat ruangan di bawah ternyata luas sekali. Tampak sebuah pintu yang terbuat dari batu yang menutup sebuah ruangan. Tampak di batu tulisan Jawa, ha na ca ra ka. Bagi Taufik huruf-huruf tersebut bukanlah sesuatu yang asing, ia sudah terbiasa membacanya.

 

Setelah dibacanya, pintu batu yang ada di depannya terbuka dengan sendirinya. Alangkah terkejutnya waktu ia melihat yang ada di ruangan tersebut. Dalam ruangan gua yang temaram itu tampak sosok putri yang menghiasi mimpi Taufik selama dua bulan kini ada di hadapannya. Ia duduk di kursi kebesaran. Di sebelah kanan kirinya kelihatan beberapa dayang juga prajurit – yang membawa senjata lengkap yang semua berukuran mini.

 

“Selamat datang di kerajaan Sumur Gumuling,” ucap sang putri.

 

Putri tersebut memberi isyarat kepada Taufik yang tampak keheranan agar maju ke depan.

 

“buduklah, kau telah datang memenuhi panggilanku. Kini kau harus melayaniku agar keinginanmu terpenuhi,” ucap sang putri sambil mengarahkan jari telunjuknya pada setumpuk perhiasan yang ada di dalam sebuah peti.yang ada di depannya. Mata Taufik tampak berbinar manakala melihat emas berlian yang terhampar di depannya.

 

“Syaratnya cukup mudah. Kamu hanya melavaniku tiap Jum’at Kliwon,” kata putri itu sambil menggandeng Taufik yang masih terbengong-bengong.

 

Setengah sadar Taufik menuruti kemauan sang putri. Selanjutnya kedua insan yang berlainan jenis itupun akhirnya bergelut dalam permainan asmara yang panas.

 

Sang putri yang mini tersebut seolah tidak pernah mengenal puas. Taufik yang merasa kepayahan entah kenapa tiap kali menatap mata sang putri, semangatnya menjadi bangkit kembali. Demikian mereka melakukan berulang kali sampai sang putri tersenyum puas diikuti tubuh Taufik yang terkulai lemas.

 

“Selanjutnya aku meminta kamu tiap Jum’at Kliwon melayaniku. Sebagai imbalan, kamu akan memperoleh kekayaan dariku. Untuk memperoleh tenaga tiap kali berhubungan denganku kamu harus melakukan dengan perempuan lain sebanyak yang kamu mau. Aku akan membekalimu ilmu gendam yang sanggup memikat lawan jenis yang kamu inginkan.”

 

Taufik mengiyakan saja ucapan sang putri. Kemudian dengan berbekal harta pemberian sang putri Taufik pun pindah ke kota besar. Dengan harta kekayaan yang dimilikinya Taufik pun membeli rumah dan mobil mewah. Kerjanya tiap hari hanya gonta-ganti pasangan. Dengan bekal ilmu gendam pemberian sang putri maka Taufik pun mampu menggaet wanita manapun. Entah itu artis, foto model ataupun penyanyi dangdut sudah banyak yang ditidurinya.

 

Namun karena pergaulan bebas dari Taufik yang dilakukan hampir tiap malam, beberapa tahun kemudian Taufik pun mengidap penyakit Aids. Ketika waktu perjanjian dengan putri Sumur Gumuling tiba, melihat tubuh Taufik yang loyo sang putri merasa marah. Ditatapnya Taufik dengan mata yang berbinar untuk membangkitkan nafsu seks pemuda tersebut. Namun tak mempan, Taufik tetap lemas.

 

“Kurang ajar. Dasar lelaki tak berguna,” putri Sumur Gumuling tiba-tiba mengeluarkan cambuk yang penuh duri. Cambuk itu dengan keras diayunkannya pada tubuh Taufik. Taufik hanya mampu mengaduh kesakitan.

 

Kemarahan sang putri semakin menjadi dan memerintahkan prajuritnya untuk menggantung Taufik di dahan jati yang ada di Gunung Kendeng. Tiap hari diperintahkan prajuritnya untuk mencambuk serta melumuri tubuh Taufik dengan air jeruk. Taufik pun menjerit-jerit kesakitan. Konon jeritan itu sampai sekarang tetap terdengar. Taufik menanggung derita siksaan yang tiada henti. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!