Kisah Mistis: PESAN DARI KORBAN PEMBUNUHAN
Seiring dengan tenggelamnya mentari di ufuk barat, dimulai dengan sapuan angin yang membuat rumpun bambu itu saling bergesekan, maka, tangisan malang korban pembunuhan itupun terdengar menyayat…
yang selama ini menjadi Ketua Masjid di kompleks perumahan kami berkata: “Karen: kita yang pertama melihat, jadi, kitalah yang bertranggungjawab untuk memakamkan jenazah itu sebagaimana mestinya.”
“Bila pihak kepolisian setuju, kenapa tidak,” balas yang lain. .
Akhirnya, esoknya, seisi kompleks mengantarkan jenazah tak dikenal itu ke peristirahatannya yang terakhir. Ya… jenazah tak dikenal itu dimakamkan di Pemakaman Umum yang ada di depan kompleks. Bahkan, selama tujuh hari, usai mendirikan salat Isya, di masjid, diadakan pembacaan Yassin untuk si mati.
Yang membuat Mahmud heran adalah, kenapa tiap hari jamaah yang salat selalu berkurang? Ketika hal tersebut ditanyakan, kepada tetangga yang kebetulan mukim di sebelah rumahnya, sambil angkat bahu, semuanya hanya beralasan sibuk.
Menjelang hari keempat, ketika sedang berjalan ke arah masjid, Mahmud merasakan ada sesuatu yang berbeda. Seiring dengan langit yang mulai memerah dan tiupan angin agak keras menerpa rumpun bambu yang tumbuh subur di sudut pemakaman umum, ja mendengar suara yang teramat menyayat: “Ampun … jangan pukul … ampunnnnn.”
Bulu kuduk Mahmud pun meremang. Tetapi, sebagai sosok yang dibesarkan di pondok pesantren yang terkenal di bilangan Jawa Timur, Mahmud pun terus berjalan sambil berkata: “Jangan ganggu saya atau yang lain… kalau ada yang ingin dipesankan sampaikan dengan baik lewat mimpi.”
“Ah… jangan-jangan, jamaah takut ke masjid karena kejadian ini,” desisnya.
Seperti biasa, usai Maghrib, Mahmud tidak langsung pulang. Bersama dengan beberapa tetangga yang lain, mereka menunggu waktu Isya. Selama menunggu waktu, semuanya hanya asyik menyebut dan mengagungkan asma-Nya.
Usai Isya, seperti biasa, mereka bertujuh membaca Surah Yaasin untuk si mati.
Tak ada kejadian yang apapun. Semua kembali pulang ke rumahnya masing-masing tanpa gangguan sama sekali.
Di rumah, Mahmud menceritakan apa yang dialaminya kepada Nisa, istrinya. Sang istri hanya tersenyum dan berkata: “Mungkin. itu setan yang ingin mengganggu Abi, atau, si mayat tak dikenal ingin mengatakan sesuatu.”
“Abi sepakat pada yang kedua. Sebab menurut polisi, mayat itu korban pembunuhan,” jawab Mahmud.
“Kalau sepakat sama yang kedua, menurut Umi, dari pada sampai tujuh hari, genapkan saja pengajiannya sampai empat puluh satu hari. Mudah-mudahan, si mayat tak dikenal itu diampuni segala dosanya, keluarga yang ditinggalkannya ikhlas, dan ia mendapatkan surga yang dijanjikan Allah,” kata Nisa lagi.
Mahmud terperangah. Ia tak menyangka, sang istri telah mengingatkan jika berbuat sesuatu yang baik jangan tanggung-tanggung. Belum lagi sempat berkata-kata, kembali sang istri melanjutkan: “Kalau yang lain bersedia, nanti Umi sekadar makanan ringan, teh dan kopi. Lepas Maghrib, biar diambil sama Anwar.”
“Umi gak repot?” Tanya Mahmud.
“Gak… itung-itung cari amal,” jawab Nisa sambil tersenyum.
Mahmud pun segera mengirimkan SMS kepada beberapa orang temannya yang mukim di luar kompleks, serta tetangga yang bersedia untuk melakukan pengajian bersama. Anwar langsung saja menyahut lewat SMS, “Ustadz, mudah-mudahan, ini merupakan awal yang baik. Masjid kita punya jamaah pengajian. Amin.”
Mahmud yang membaca langsung tersenyum. Ketika istrinya menanyakan kenapa ia tersenyum, Mahmud pun berkata, “Menurut Anwar, mudah-mudahan, hikmah dari kejadian ini adalah kita punya jamaah pengajian.”
“Amin…” kata Nisa sambil menengadahkan tangan dan menyapukan ke wajahnya.
Tiap senja, saat berangkat ke masjid, Mahmud selalu saja mengalami kejadian yang serupa. Ketika hal itu disampaikan kepada teman-temannya yang pernah mukim di pondok pesantren, jawabannya sama: “Rasanya, ada yang ingin disampaikan.”
“Sebab kalau ia ingin mengganggu, pasti semua yang lewat akan merasakannya,” kata Abdullah, teman Mahmud yang memang paling pandai.
“Jadi, apa yang harus kita lakukan?” Tanya Mahmud.
“Kita khatamkan sampai empat puluh satu malam, mudah-mudahan, semuanya akan berakhir dengan baik. Amin,” demikian kata Abdullah dan diamini oleh semua yang hadir.
Waktu terus berlalu. Gangguan pun makin menjadi-jadi. Anwar bahkan sempat pontang panting dan hampir saja terjatuh ketika di depan gerbang masjid berdiri seorang pemuda berkulit putih dengan badan penuh luka. “Subhanallah…” hanya itu yang keluar dari mulutnya sehingga membuat semua jamaah terperangah dan menghambur ke arahnya.
Setelah meneguk air, Anwar menunjuk ke pintu gerbang masjid. “Ada apa …?” Tanya Ustadz Abdullah.
Anwar pun menceritakan pengalamannya Ustadz Abdullah pun tersenyum. “Minum dan sisanya untuk membasuh muka. Mudah-mudahan, atas izin Allah, engkau tidak akan diganggu lagi,” katanya sambil mengangsurkan segelas air yang sebelumnya sudah diberi doa.
Anwar pun meminumnya. Sejak itu, ia memang tak pernah diganggu. Hingga akhirnya, pengajian pun usai. Paginya, Mahmud, Ustadz Abdullah dan Anwar serta beberapa orang lain berziarah ke makam yang masih merah itu.
Usai membaca Surah Yaasin dan doa kubur dan menaburkan bunga, Mahmud pun berkata, “Wahai saudaraku, hanya inilah yang dapat aku dan masyarakat kampung ini bisa lakukan. Tenanglah engkau dalam menghadap Rob-mu. Semoga, dosa-dosamu diampuni, keluarga yang engkau tinggalkan ikhlas dan engkau mendapat surga sebagaimana yang dijanjikan-Nya. Amin.”
“Amin.” sambut yang lain.
Malamnya, entah kenapa, sekali ini Mahmud merasakan kantuk yang teramat sangat. Sekembalinya dari masjid usai mendirikan salat Isya, tanpa makan, ia langsung tertidur dengan nyenyaknya.
Nisa yang melihat suaminya tertidur tak berani mengganggunya. Menurutnya, suaminya tertidur akibat kelelahan.
Dalam tidur, Mahmud bermimpi didatangi seorang pemuda. Ia sempat tersentak, betapa tidak, wajah pemuda yang mendatangi sama dengan jenazah tak dikenal yang diketemukan warga beberapa waktu yang lalu. Pemuda itu hanya berkata: “Assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumsalam,” jawab Mahmud.
“Ustadz, terima kasih, engkau dan seluruh masyarakat kampung ini telah menyempurnakan jasadku. Terima kasih atas doa tulus kalian. Ustadz tak perlu tahu siapa aku, asal-usulku dan apa penyebab kematianku. Aku takut… jika ustadz tahu dan memberitahu keluargaku, nantinya akan menjadi balas membalas yang tak berkesudahan,” tambah pemuda itu lagi, “Wassalamualaikum ustadz, sekali lagi terima kasih,” lanjutnya sambil melambaikan tangan dan menjauh kemudian menghilang.
Mahmud tersentak dan terbangun.
“Subahanallah, ternyata aku bermimpi,” katanya sambil duduk di atas pembaringan.
Nisa, istrinya yang baru saja berbaring di sebelahnya langsung bertanya: “Kenapa Bi, mimpi?”
Mahmud langsung mengambil air yang terletak di meja dekat pembaringan. Setelah meminum beberapa teguk, ia pun menceritakan mimpinya. Nisa hanya tersenyum, hatinya langsung saja berdoa: “Ya … Rob, ampunilah dosanya, lapangkanlah kuburnya dan hindarilah ia dari siksa Kubur dan siksa neraka. Amin.”
Sampai sekarang, selain kepada seluruh keluarga dan sahabatnya, tiap berdoa, Mahmud selalu menyertakan pemuda tak dikenal itu dengan sebutan fulan bin fulan. Dan tak lupa, tiap bulan, atau tiap ada kesempatan, sampai sekarang ia pun selalu menziarahi makam pemuda tak dikenal itu.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!