Kisah Mistis: PEMALI, BERDIRI DI PINTU, BERAT JODOH
Entah kenapa, walau sudah berusia tiga puluh lima tahun, namun ia tetap saja masih sendiri. Kebanyakan orang-orang tua menyatakan, kebiasaannya berdiri di pintu membuatnya jadi berat jodoh…
Ada yang mengatakan, pelbagai perhitungan, baik untuk jodoh, pernikahan, dan hari baik bahkan pantangan adalah merupakan keseriusan para nenek moyang dalam memperhatikan alam sekitar dan mencatatnya sehingga ada yang menyebutnya sebagai ilmu titen, ilmu yang memperhatikan dan mengamati sesuatu dari waktu ke waktu.
Selaras dengan yang tersebut di atas, dalam nuansa kekinian, sejatinya, apa yang dilakukan oleh para nenek moyang tak lain adalah empirisme: Menurut Thomas Hobbles (1588-1679 M) bahwa pengalaman indrawi sebagai permulaan segala pengenalan. Oleh sebab itu, sesuatu yang dapat disentuh dengan indra adalah merupakan kebenaran, sedang, pengetahuan intelektual (rasio) tidak lain hanyalah merupakan pengabungan data-data indrawi belaka.
Sehingga, jangan heran jika orang-orang tua yang lebih dahulu mengenyam asam garam kehidupan serta pahit getirnya hidup dan kehidupan, kadang memberikan larangan atau perintan kepada para penerusnya lewat pelbagai simbol yang teramat menakutkan yang bagi masyarakat Lampung lebih dikenal dengan sebutan “pamali”, salah satunya adalah dilarang berdiri di pintu, nanti akan susah mendapatkan jodoh.
Apa yang tersurat di atas, agaknya menimpa sahabat penulis yang benama Effendi. Betapa tidak, entah kenapa, sahabat penulis yang satu ini sangat gemar berdiri di pintu. Boleh dikata, tiap ada kesempatan khususnya Ketika libur, Ia bisa berlama-lama, berdiri di pintu untuk melihat lalu lalang kendaraan dan aktivitas yang terjadi di depan rumahnya yang kebetulan berada tak jauh dari jalan raya.
Sesekali ia tersenyum, kadang, Ia mengepal dan memukulkan tangannya ke tangan yang lain karena geram. Beberapa sahabat yang kebetulan juga menjadi tetangganya acap mengingatkan:
“Teman, menurut para tetua, tak baik berdiri di pintu. Nanti berat jodoh.”
“Ah … kenapa mengganggu konsentrasiku,” jawab Fendi, demikian ia akrab disapa.
“Hayo… Kita jalan,” ajak Musa, sang sahabat yang mukim tepat di sebelah rumahnya.
“Silakan, semoga hari kalian menyenangkan,” jawab Fendi sambil tersenyum.
“Bang Fendi, jangan suka berdiri di pintu, tidak baik Iho,” demikian kata Lusi, istri Musa mengingatkan.
“Kita sudah di Jakarta, lupakan itu adat istiadat,” jawab Fendi sekenanya. Jika sudah begitu, maka, Musa dan Lusi hanya bisa masuk ke mobil sambil melambaikan tangannya kepada Fendi.
“Bang, kok Bang Fendi belum menikah?” Tanya Lusi hati-hati.
“Aku juga tidak paham kenapa Fendi selalu gagal dalam memilih,” sahut Musa,
“Kalau dia cinta, perempuannya menolak. Kalau perempuannya mau, ia yang menolak,” tambahnya.
“Kasihan Bang Fendi, jabatan cukup, hidup sudah mapan, usia juga sudah tiga puluh Iima, tapi kok masih senang sendiri,” desah Lusi yang prihatin dengan keadaan sahabat suaminya itu.
“Apakah karena Bang Fendi senang berdiri di pintu hingga berat jodoh?” Tanya Lusi lagi.
Musa agak tersentak. Tak lama kemudian terdengar suaranya lirih: “Bisa jadi … tapi apa mungkin?”
“Dalam hidup, tak ada sesuatu yang tak mungkin Bang,” ujar Lusi mengingatkan.
Musa tersenyum, kemudian terdengar katanya: “Menurut abang, secara akal, pintu adalah pusat kegiatan dari suatu rumah atau bangunan. Dengan begitu, maka, semua kegiatan pasti akan melewati pintu, sehingga, jika seseorang berdiri di pintu apalagi berlama-lama, maka, Ia akan mengganggu aktivitas yang lain.”
“Mungkin karena nenek moyang tak pandai menerangkan, menjelaskan bahwa berdiri di pintu adalah merupakan suatu kegiatan yang sia-sia, maka, diberilah ancaman. Siapa yang acap berdiri di pintu bakal susah mendapatkan jodoh. Sayangnya, kita semua selalu menganggap pantangan, pamali atau apapun namanya hanya sebagai sesuatu yang wajib untuk dituruti. Padahal menurut abang, ada pesan moral yang tersembunyi dari setiap pamali atau larangan,” tambah Musa dengan bersemangat.
“Pesan moral yang tersembunyi?” Desis Lusi.
“Ya… lihat dan perhatikan, ancaman bagi pelanggar pantangan atau pamall hampir semua sangat menakutkan. Ada kematian, berat jodoh, tertimpa bangunan dan lain sebagainya. Maksudnya tak lain, agar kita mau mengkajinya dengan baik, bukan mengerjakan atau mengikuti dengan apa adanya. Bayangkan kenapa harus berdiri di pintu sehingga menggangu orang lain, padahal, akan lebih nikmat dan elegan jika duduk di teras, minum kopi dan menyantap goring pisang sambil melihat pelbagai aktivitas di jalanan,” papar Musa panjang lebar.
Tanpa sadar Lusi langsung bertepuk tangan. Pasangan muda ini benar-benar sedang menikmati manisnya madu cinta. Sebagai sarjana psikologi, Lusi coba mengungkapkan perilaku Effendy lewat ilmunya.
“Menurut Lusi, Bang Fendy terlalu kaku. Kebiasaannya berdiri di pintu membuat ia jarang berinteraksi dengan orang lain, kecuali di kantor. Padahal, di kantor, ia adalah seorang pimpinan… akibatnya, semua orang dianggap sebagai anak buahnya,” ujar Lusi.
Kembali Musa tercekat. Beruntung, mobil yang dikendarainya sudah berhenti.
Sambil menggeleng-gelengkan kepala, keduanya turun dan berjalan menuju ke salah satu saung untuk santap siang. Ya… jika libur, Musa dan kusi selalu berusaha untuk sekadar rekreasi, agar kehidupan tidal terasa monoton.
“Kalau itu tepat. Abang rasa, Fendy mulai berubah sejak ayahnya wafat. Sejak Itu ia harus membiayai kuliahnya sendiri bahkan menjadi tulang punggung bagi keluarganya,” kata Musa sambil menggandeng tangan Lusi istrinya.
“Yah … situasi kadang bisa membuat seseorang jadi berubah,” gumam Lusi. Setelah memesan makanan, sambil menunggu, keduanya tenggelam dalam lamunannya masing-masing. Tak lama kemudian, telepon Lusi berdering, setelah meminta izin, maka, ia pun langsung menjawabnya. Terdengar Lusi sedang menceritakan bahwa dirinya sedang bersantap siang dengan suaminya di salah satu saung yang ada di bilangan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Pada akhir pembicaraan, Lusi berjanji, Sabtu, akan makan siang bersama dengan teman-temannya semasa SMA.
“Abang ingat Yuni?” Tanya Lusi.
Musa mengangguk, tak lama kemudian, kembali terdengar suara Lusi: “Kasihan dia, sudah tiga puluh tiga, namun, belum juga mendapatkan jodoh.”
“Padahal cantik, pandai memasak, dan juga bekerja,” tambah Lusi.
“Kenapa tidak kita jodohkan sama Effendy?” Pancing Musa.
“Oh … ya, kenapa tidak kita coba,” ujar Lusi dengan semangat, “tugas Abang memberitahu Bang Fendy, Lusi yang akan mengatur Yuni,” tambahnya dengan yakin.
Singkat kata, Musa dan Lusi sepakat, keduanya akan menjodohkan sahabatnya agar bisa segera menikah.
Waktu yang dinanti-nantikan tiba, Lusi berhasii meyakinkan Yuni untuk datang ke rumahnya pada hari ulang tahunnya. Sementara, Musa juga meminta Fendy untuk datang pada hari ulang tahun istrinya. Rasanya gayung bersambut.
Begitu dikenalkan, keduanya langsung terilbat dalam pembicaraan yang hangat dar sesekali tertawa lepas. Bahkan ketika Yuni hendak pulang, Fendy meminta izin kepada Musa dan Lusi untuk mengantarkannya. Musa dan Lusi hanya saling pandang sambil tersenyum penuh arti.
Sejak Itu, Fendy mulai jarang terlihat berdiri berlama-lama di depan pintu rumahnya. Musa dan Lusi mafhum, belakangan, sahabatnya, Fendy lebih banyak berada di sisi Yuni, kekasihnya, yang tak lama lagi bakal dinikahinya. Ya … berdiri dl depan pintu, selain menggangu aktivitas, juga membuat seseorang kurang berinterak dengan tingkungannya. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!