Kisah Mistis: KONSEP JIN DALAM AJARAN ISLAM
SAAT INI, khususnya generasi muda, semakin banyak yang jauh dari ajaran agama. Banyak di antara mereka yang tidak memahami ajaran agama dengan baik. Entah itu tata cara ibadah, aqidah pemahaman fiqih, dan sebagainya.
Nah, salah satu pemahaman yang sering keliru adalah konsep mengenai jin. Ini terjadi karena semakin kurang diperhatikannya pendidikan agama untuk generasi muda sekarang. Ya, bila kita perhatikan fenomena yang terjadi khususnya pada anak-anak muda sekarang, kebanyakan bila sudah berurusan dengan hal-hal yang berhubungan dengan jin, mereka memberikan respon yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang mereka miliki.
Sebagai contoh, ada yang bila sudah mendengar kata-kata jin, yang terbayang adalah hantu, jimat, setan, pocong, kuntilanak dan hal-hal musykil lainnya. Bahkan ada yang mengatakan mempercayai keberadaan mereka adalah salah satu bentuk kemusyrikan. Intinya mereka tidak memercayai hal-hal yang berhubungan dengan jin, bahkan mencoba menghindarinya tanpa ingin tahu fakta yang ada di balik itu semua.
Kaum muda dengan intelektualitasnya banyak yang lebih mengedepankan logika berpikir. Sementara di lain pihak ada yang juga yang memercayai hal-hal gaib secara penuh tanpa dasar agama yang jelas sehingg menimbulkan kekeliruan pemahaman. Kekeliruan karena kurangnya pengetahuan mengenai jin, misalnya adalah sangat percaya adanya hantu, percaya kalau orang yang sudah meninggal rohnya bisa gentayangan dan sebagainya.
Padahal, dengan mengetahui konsep jin, hal-hal tersebut bisa dijelaskan. Yang amat disayangkan, hanya sedikit yang memahami konsep jin dan hal-hal gaib secara benar. Hal ini tentu berpotensi membuat generasi muda kita semakin jauh dari aqidah agama. Benar-benar memerihatinkan.
Dengan mengerti konsep jin yang tertulis di Al-Qur’an dan Hadits, kita sebenarnya bisa menjelaskan fenomena gaib di sekitar. Kita juga akan lebih yakin dengan pemahaman, karena sumbernya sendiri dari Al-Qur’an dan Hadits. Sehingga, jelas tak perlu takut akan terjerumus kedalam lembah kemusyrikan. Yang terjadi, justru adalah semakin mempertebal keimanan kepada Allah SWT.
Jin sendiri merupakan salah satu makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT. Dari Al-Qur’an bisa diketahui bahwa makhluk ciptaan Allah yang dikaruniai akal ada 3, yaitu manusia, jin, dan malaikat. Keberadaan jin merupakan sesuatu hal yang harus diyakini oleh umat Islam.
Keberadaannya tidak boleh diingkari, karena jin disebutkan di dalam Al-Qur’an dan terdapat banyak hadits shahih yang menceritakan keberadaannya.
Jadi jelaslah, dengan tidak memercayai jin, berarti orang tersebut telah mendustakan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.
Menurut bahasa Arab, jin memiliki arti: Sesuatu yang tersembunyi dan halus. Karena itu, secara kasat mata, jin tidak bisa diilhat manusia, seperti yang difirmankan Allah SWT, “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kalian (hai manusia) dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (Qs. Al-A’raf: 27).
Sementara, tentang asal mulanya, dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa jin diciptakan dari api seperti yang difirmankan-Nya, “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Qs. Al-Hijr: 27). Serta, “Dan Dia menciptakan jin dari nyala api. (Qs. Ar-Rahman: 115).
Dalam sebuah hadits Rasulullah pun telah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kalian.” (HR. Muslim).
Sama halnya seperti manusia, jin juga memunyai kehidupan sosial, dan terdiri dari berbagai golongan. Dari beberapa sumber juga sering diceritakan bahwa jin membentuk koloni-koloni berupa kerajaan di alamnya. Di artikel website kita ini pun kisah orang-orang yang pernah masuk ke alam dan kerajaan jin juga serina diulas.
Sementara itu, tentang keimanan jin kepada Allah SWT, mereka pun ada yang beriman dan ada yang tidak. Seperti firman Allah SWT dalam surah Al-Jin: “Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak, demikian halnya kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (Qs. Al-Jin: 11).
Bangsa jin biasa tinggal di tempat-tempat sepi seperti reruntuhan bangunan atau rumah kosong juga di kuburan. Selain itu jin juga menyukai tempat-tempat kotor seperti tempat campah dan WC. Karena itulah, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Sesungguhnya pohon-pohon kurma (yang orang-orang biasa buang air di dekatnya) ini didiami (oleh setan). Maka, jika salah seorang dari kalian masuk WC, hendaklah membaca: “Ya Allah, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan perempuan.”
Dari penjelasan-penjelasan tadi, jelaslah bahwa jin itu memang ada dan merupakan makhluk ciptaan Allah SWT yang eksistensinya disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Jin sendiri ada yang beriman dan ada yang kafir.
Nah, lalu bagaimana konsep tersebut dapat menjelaskan beberapa hal gaib yang sering ditemui dalam kehidupan Kita sehari-hari. Jawabannya adalah sebagai berikut…
HANTU
Bila melihat konsep dari Al-Qur’an dan Hadits tadi, jelas tidak ada makhluk yang namanya hantu. Ya, hantu hanyalah sebuah istilah saja. Tetapi dalam kehidupan masyaraka khususnya di Indonesia, dikenal jenis-jenis hantu, seperti: kuntilanak, genderuwo, pocong siluman, dedemit, dan sebagainya.
Nah, kalau tidak ada mahluk yang bernama hantu, jadi siapa mereka? Sosok-sosok hantu tersebut tak lain adalah perwujudan dari jin kafir yang mencoba mengganggu dan menggoyahkan iman manusia. Mereka semua adalah setan dengan wujud jin.
Dalam Islam, hantu dikenal dengan istilah ghaul. Mengenai ghaul ini, Rasulullah SAW pun bersabda, Jika ghailan (hantu jin) muncul, segeralah beradzan atau berdzikir untuk mendapatkan perlindungan Allah dan menjadikan mereka lari pontang-panting”
FENOMENA ROH
Di dalam Al-Qu’ran dijelaskan bila seseorang ati, maka rohnya akan memasuki alam Barzakh. Dijelaskan dalam Al-Qur’an, “Dan di hadapan mereka ada Barzakh sampai hari mereka dibangkitkan.” (Qs. Al Mukminun: 100).
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa orang yang sudah meninggal rohnya langsung masuk ke alam Barzakh dan tentu saja tidak mungkin roh bangkit, apalagi gentayangan sebelum hari kiamat.
Adapun bila seseorang mengaku bertemu atau didatangi roh orang yang sudah meninggal, dapat dipastikan itu adalah jin atau qorin yang menyerupai wujud almarhum di masa hidupnya. Dan jelaslah, mereka bermaksud untuk melancarkan tipu daya pada manusia.
Hanya saja, kadang terjadi kita bermimpi bertemu dengan roh orang yang sudah meninggal. Roh orang yang meninggal tersebut dapat menyampaikan wasiat, memberi berita atau hanya sekadar mengobrol dan bertemu saja. Hal ini merupakan hal yang lumrah, karena memang roh orang-orang yang masih hidup, dapat bertemu dengan roh orang-orang yang sudah meninggal di saat tidur. Tentu sesuai kehendak Allah SWT.
Kemudian setelah saling bertemu, roh orang yang masih hidup kembali ke jasadnya, sementara roh orang yang sudah meninggal tertahan. Hal ini sesuai dengan ayat, “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahan jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir.” (Qs. Az-Zumar 142).
Jadi pada intinya, orang yang sudah meninggal rohnya tidak bisa gentayangan seperti cerita banyak orang, karena hal ini tentu bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits. Roh orang yang sudah meninggal hanya bisa ditemui di saat mimpi. Yang gentayangan itu adalah jin atau qorin yang menyerupai wujud si mayat yang bersangkutan semasa hidupnya.
QORIN
Tadi sempat disinggung tentang qorin yang bisa menyerupai wujud orang yang sudah meninggal, sehingga kerap dianggap sebagai perwujudan roh yang mati. Sebenarnya apa yang disebut qorin?
Menurut bahasa, qorin artinya menemani/ menyertai. Qorin merupakan salah satu golongan jin. Dalam sebuah hadits, Aisyah berkata, “Rasulullah SAW keluar dari rumah pada malam hari, aku cemburu karenanya. Tak lama ia kembali dan menyaksikan tingkahku, lalu ia berkata, Apakah kamu telah didatangi syetanmu? Apakah syetan bersamaku? Jawabku. Ya, bahkan setiap manusia: Kata Nabi SAW. Termasuk engkau juga? Tanyaku lagi. Betul, tetapi Allah menolongku hingga aku selamat dari godaannya. Jawab Rasul.” (Hr. Ahmad).
Jadi, jelaslah bahwa setiap manusia mempunyai pendamping dari bangsa jin berupa gorin, bahkan Nabi Muhammad SAW juga. Hanya saja gorinnya sudah ditundukkan sehingga hanya menyeru pada kebaikan.
Selain qorin, ada juga malaikat yang selalu menemani manusia dan Selalu menyeru kebaikan.
Nah, qorin jugalah (qorin jin) yang sering mengintervensi kebangkitan roh orang mati. Selama hidup si mayat yang bersangkutan, dia senantiasa mengikutinya sehingga tak aneh, bila dia bisa menyerupai wujud, perilaku, suara, bahkan tulisan tangan dari si mayat.
JIN, IBLIS DAN SETAN
Sering terjadi kebingungan seputar perbedaan antara jin, iblis, dan setan. Nah, bila melihat dari konsep jin, maka sebenarnya iblis adalah salah satu golongan dari jin seperti disebutkan dalam ayat berikut:
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutlah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang dzalim.” (Qs. Al-Kahfi : 50).
Iblis merupakan golongan jin durhaka yang menentang sujud pada Nabi Adam as. Keengganan ini terjadi karena iblis menganggap dia lebih baik dari Nabi Adam. Alasannya, iblis dibuat dari api, sementara manusia dibuat dari tanah. Karena itulah iblis dilaknat oleh Allah SWT.
Selain itu, iblis juga diberi penangguhan hingga hari kiamat dan diberi kesempatan untuk menjerumuskan anak cucu Adam ke dalam kesesatan. Sementara itu, setan tidak selalu identik dengan iblis. Kenapa?
Karena setan itu bisa berbentuk manusia atau jin. Hal ini seperti dijelaskan pada surah An-Nas, “Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia?”.
Nah, bila setan itu ada yang berbentuk manusia dan jin, maka setan itu apa? Penjelasannya seperti ini: Ada sebuah hadits yang berbunyi:
“Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia melalui aliran darah. Maka persempitlah tempat jalannya dengan lapar.” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah).
Dari hadits tersebut, jelaslah bahwa setan itu sebenarnya adalah dorongan negatif yang bisa membuat kita condong pada keburukan di setiap waktu. Karena, bila setan dalam hadits itu adalah golonga jin, maka artinya setiap hari kita kesurupan jin.
Karena itulah, siapa pun bisa menjadi setan baik itu dari golongan jin atau manusia, tergantung kecenderungan dia dalam menghadapi hawa nafsu, apakah dia bisa melawannya atau justru malah mengikutinya.
Semoga tulisan singkat ini bermanfaat! Wallahu a’lam bissawab.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!