Kisah Mistis: KESAKSIAN BERTEMU MALAIKAT MAUT
MENDENGAR cerita orang yang bertemu malaikat kubur, tentu akan meninggalkan tanda tanya bagi kita semua. Apa iya ada orang yang pernah bertemu dengan malaikat penguasa alam kubur? Sebab seperti yang diyakini kalangan agama apapun, tak ada orang yang mati hidup lagi dalam keadaan sempurna. Jika pun ada, mereka adalah orang yang mati suri, pingsan berkepanjangan hingga berhari-hari, atau koma. Dalam kondisi sedemikian roh orang tersebut melayang-layang antara hidup dan mati di antara dunia nyata dan alam gaib. Setelah sadar dari tidur panjangnya, orang tersebut ada yang mengaku sempat melihat roh-roh orang terdahulu, nenek moyangnya, roh-roh tak dikenal dan bahkan bertemu malaikat.
Kemudian ada pula orang yang mengaku pernah bertemu dengan para malaikat tanpa sengaja di sebuah pemakaman. Pada peristiwa lain ada pula yang mengaku bertemu malaikat kubur lantaran rohnya tidak diterima di bumi dan gentayangan. Kesemunya itu tentu saja tidak bisa kita percaya begitu saja.
Namun yang menarik, penulis mendapatkan tiga kesaksian yang nyaris sama dari tiga orang berbeda, tentang pertemuan mereka dengan malaikat kubur. Setidaknya, demikianlah menurut keyakinan para pelaku peristiwa.
Memang, tak bisa diyakini seratus persen yang menemui para pelaku peristiwa itu benar-benar sosok malaikat kubur, atau lebih spesifik lagi Malaikat Munkar dan Nakir. Kendati demikian, pengalaman mendebarkan ini telah merubah kehidupan para pelakunya menjadi orang-orang yang sangat takwa. Tak bisa dipungkiri, pengalaman tersebut telah menjadi jalan hidayah mereka.
Untuk menyemarakkan bahasan yang sengaja kami beberkan dalam rubrik Sajian Khusus kali ini. Akhirnya, kami ucapkan selamat mengikuti!
PENGALAMAN SPIRITUAL YANG RELATIF DAHSYAT UMUMNYA AKAN MERUBAH JALAN HIDUP SESEORANG KE ARAH YANG LEBIH BAIK, BAHKAN, BEGITU HEBATNYA KESAN YANG DIPEROLEH DARI PENGALAMAN SPIRITUAL ITU HINGGA MERUBAH SEORANG YANG MENGALAMINYA MENJADI HAMBA YANG SANGAT TAKWA DAN BEGITU TAKUT PADA JANJI-JANJI ALLAH AKAN AZABNYA YANG PERIH, BAIK DI DUNIA MAUPUN Di AKHIRAT KELAK…
DEMIKIAN pula halnya dengan para pelaku kisah yang akan penulis sajikan dalam “Sajian Khusus” kita kali ini. Mereka sebelumnya adalah orang-orang yang sangat tipis kadar keimanannya. Namun setelah kejadian tersebut, mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang senantiasa menyebut Asma’ Allah dalam setiap helaan nafasnya.
“Dulu saya tak pernah percaya dengan yang namanya siksa kubur, Tapi setelah kejadian Itu saya tak hanya percaya, tapi sekaligus merasa hal tersebut sangat dekat dengan kehidupan saya, Karena Itu saya sangat takut untuk berbuat dosa” tutur Asep Suhada, pemain akrobat yang kini telah merubah jalan hidupnya menjadi seorang santri di sebuah pondok pesantren (ponpes) salafiah di daerah Rangkasbitung, Banten.
Dulunya, pria berambut gondrong ini dikenal sebagai seorang pemain akrobat andal yang dikenal dengan Julukan Si Gondrong. Dia kerap mentas dari kampung yang satu ke kampung yang lainnya, atau dari kota yang satu ke kota berikutnya, sambil menjajakkan berbagai macam obat tradisional. Karena atraksi-atraksinya yang cukup berbahaya, umumnya pertunjukkan yang dilakukan oleh Asep selalu menyedot banyak pengunjung. Karena itu dagangannya pun selalu laris manis.
“Salah satu pertunjukkan yang paling berbahaya adalah apa yang disebut Atraksi Potong Leher,” kenangnya.
Dalam Atraksi Potong Leher ini biasanya Asep bertindak sebagai pemain yang dipotong lehernya. Setelah dipotong, tubuhnya lalu dimasukkan ke dalam lobang yang sebelumnya telah digali, lalu ditutup dengan kain hitam.
“Kebetulan pimpinan grup akrobat itu adalah Paman saya sendiri. Biasanya, setelah Paman memotong leher dan memasukkan tubuh saya ke dalam lobang, maka dia mulai berkoar-koar menjajakan obatnya. Sambil menjual obat, dia berjanji akan membangkitkan anak buahnya yang telah dia sembelih dari dalam kuburnya. Ini memang trik agar pengunjung terus kumpul dan bertambah banyak, sehingga banyak pula yang membeli obatnya, kisah Asep lagi.
Biasanya, atraksi Ini selalu berjalan lancar, tak mengalami gangguan. Bahkan menurut Asep yang disembelih oleh sang Paman sesungguhnya bukan dirinya, melainkan seekor kambing. Hal ini bisa dilakukan dengan ilmu magis tertentu yang dikatakan Asep sulit untuk diceritakan dengan kata-kata karena ritualnya yang sangat rumit. Yang pasti, kendati yang disembelih itu seekor kambing, namun yang dimasukkan ke dalam liang lahat adalah tubuh Asep yang sesungguhnya, sehingga biasanya di dalam lobang itu Asep bisa mendengar suara Pamannya yang berkoar-koar menjajakkan obat, yang kadang diselingi dengan suara soraksorai penonton.
“Trik Itu memang selalu berjalan mulus dan tak pernah gagal, sampai suatu ketika kejadian menegangkan itu berlangsung,” kenang Asep dengan sorot mata menerawang jauh.
Kalau tak salah Ingat, ketika itu Asep dan pamannya, yang juga selalu disertai oleh ketiga asistennya tengah mengadakan pertunjukkan di daerah Leuwiliang, Bogor, Jawa Barat, Asep masih Ingat, setelah sang paman menggorok lehernya, yang sesungguhnya adalah leher kambing, maka darah segar yang sebetulnya sudah disiapkan dalam wadah khusus langsung menyembur deras. Para pentonton, khususnya yang perempuan banyak yang menjerit ketakutan sambil menutupi wajahnya. Dengan sangat baik Asep menjalankan perannya. Dengan leher yang sudah digorok tubuhnya dimasukkan ke dalam Iiang lahat sedalam satu meter yang telah dipersiapkan, kemudian ditutup dengan selembar kain hitam pekat.
“Kali ini, ketika ketiga asisten Paman memasukkan tubuh saya ke dalam liang lahat, saya sudah mulai merasakan hal yang tidak seperti biasanya. Ya, mendadak nafas saya serasa sesak sekali, sebab seperti ada sesuatu yang menindih dada saya. Bahkan, ketika kain hitam mulai dibentangkan, saya lupa menarik selang yang telah dipersiapkan buat saya menghisap oksigen. Tubuh saya langsung terkapar di dalam lobang. Keadaan benar-benar gelap gulita. Dan entah berapa lama waktunya, kemudian saya mengalami peristiwa yang tak pernah bisa saya lupakan seumur hidup itu?”
Pria berambut gondrong itu kemudian kembali melanjutkan penuturannya, tiba-tiba dia mendengar suara yang menggelegar sangat keras, Pada mulanya mirip guntur di kejauhan, namun semakin lama terasa semakin mendekat. Bahkan, ketika semakin dekat suara itu terdengar sangat keras membahana dan nyaris memecahkan gendang telinganya.
“Waktu itu saya sudah kelabakan. Saya Ingin menjerit dan segera melompat keluar dari dalam lobang. Anehnya, tubuh saya seperti melekat di bumi. Sedikitpun tidak bisa saya gerakkan” cerita Asep dengan mimik menegang.
Kejadian selanjutnya benar-benar sebuah misteri yang sulit diurai dengan barisan katakata, Saat berusaha bangkit, pelan tapi pasti Asep menyaksikan perubahan suasana di dalam liang lahat tempat dirinya terkapar. Keadaan yang semula gelap gulita akhirnya berubah merah membara seperti ada kobaran api yang menyala-nyala, Lalu, dari dalam siluet bayangan nyala api itu Asep dengan jelas melihat kemunculan sesosok makhluk yang teramat tinggi, bahkan mungkin melebihi tinggi pohon kelapa.
“Waktu itu saya tak sempat lagi berpikir, bagaimana makhluk setinggi itu bisa muncul di hadapan saya yang berada di dalam lobang yang hanya sedalam satu meter. Pokoknya, kejadiannya memang ajaib. Saya merasakan bukan lagi berada di dalam liang lahat, melainkan di suatu tempat asing dengan keadaan merah membara, dan dipenuhi dengan siluet-siluet nyala api yang sangat menakutkan.”
Setelah menyebut istighfar, dengan mata terpejam Asep menyebutkan bahwa makhluk tinggi besar itu akan menghajar tubuhnya dengan cambuk berupa rantai besi yang menyala-nyala. “Entah bagaimana, ketika itu tiba-tiba saya bisa menjerit sambil mengumandangkan Allahu Akbar! Lalu, saya mendengar suara menggelegar untuk terakhir kalinya. Bunyinya dapat saya lukiskan bisa sepuluh kali lebih keras jika dibandingkan dengan petir” kenang Asep sambil berkali-kali mengucap Subhanallah.
Setelah sensasi itu Asep mengaku tak ingat apa-apa lagi, sampai kemudian dia mendapatkan dirinya terbaring di sebuah ruang rawat rumah sakit di Bogor. Di sana dia melihat Paman, Ayah, juga Ibunya yang dengan setia menungguinya.
“Menurut mereka, saya sudah tak sadarkan diri selama 2 hari 2 malam. Sementara, dokter menganalisa bahwa saya koma akibat kekurangan suplai oksigen selama berada di dalam lobang,” tutur Asep.
Meski sulit dijelaskan dengan dalil-dalil yang mendukung, Asep tetap meyakini bahwa makhluk tinggi besar yang telah mendatanginya adalah sosok Malaikat Kubur atau Malaikat Zabariyah. Dia tak mempersoalkan apakah pendapatnya benar atau salah. Yang pasti, sejak mengalanu kejadian Ini dirinya merasa yakin bahwa apa yang telah menimpanya merupakan hidayah yang diberikan oleh Allah SWT.
“Meskipun saya sempat trauma, namun kejadian ini tetap saya syukuri, sebab karena peristiwa itu jalan hidup saya sekarang sudah berubah, aku Asep yang mengaku dulunya senang mabuk-mabukkan dan main perempuan.
BERAWAL DARI KEISENGAN
Pengalaman berikut ini nyaris sama dengan apa yang dialami oleh sumber Misteri pada kisah di atas. Yang membedakannya terletak pada latar belakang penyebab sensasi yang mendebarkan ini. Jika Asep Suhada mengalaminya pada saat melakukan pekerjaannya sebagai seorang pemain akrobat, maka saksi hidup kali ini mengalaminya justeru hanya dengan sebab keisengan semata. | Adalah Nurjaya, bapak 3 anak yang kini bekerja sebagai bilal sekaligus perawat seru masjid jami yang ada di desa tempat tinggalnya. Dia menyebut dirinya dulu sebagai seorang pemuda desa yang hampir tak pernah menginjakkan kaki di masjid, apalagi sholat 5 waktu. Pekerjaannya sehari-hari hanyalah berhura-hura. Namun, peristiwa yang mendebarkan itu telan meruban jalan hidupnya.
“Saya menganggap peristiwa itu sebagai hidayah dari Allah, sebab tanpa mengalaminya mungkin saya masih seperti yang dulu. Bergajul dan tak pernah ingat ibadah!” Cetus Nurjaya sambil menerawang jauh.
Kejadiannya memang sudah lama berlalu. Mungkin hampir 20 tahun silam. Waktu itu dia masih tinggal di sebuah daerah di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. “Suatu hari, ada tetangga saya meninggal dunia. Tidak seperti biasanya, kali ini saya begitu ingin melihat penggalian liang lahat, padahal biasanya saya tidak pernah mau ikut berpartisipasi dalam kegiatan seperti itu” Nurjaya memulai kisahnya.
Meski hanya jadi “mandor”, Nurjaya menyaksikan proses penggalian kuburan itu dari awal sampai selesai bersama para pemuda lainnya. Kebetulan, ketika itu di desa tempatnya tinggal! baru saja selesai panen padj, sehingga di sekitar tanah wakaf banyak tumpukan jerami.
“Ceritanya, walau kuburan telah selesai digali, tetapi jenazah tak juga datang. Waktu itu, ada teman saya yang kalau tidak salah namanya Imron iseng-iseng minta dikubur hidup-hidup. Tapi, bukan diuruk dengan tanah, melainkan hanya dengan jerami,” kenang Nurjaya.
Canda Imron mendapat respon dari temanteman yang lainnya. Setelah itu, Imron segera turun ke liang lahat, lalu berbaring seperti layaknya mayat. Teman-teman yang ada di atas pun segera menguruknya dengan jerami, Namun, baru saja diuruk setengahnya, dari dalam liang lahat tiba-tiba Imron menjerit-jerit ketakutan. Sejurus kemudian dia menerjang tumpukan jerami yang menindih tubuhnya, kemudian melompat naik ke permukaan.
“Begitu keluar dari kuburan, tubuh Imron menggigil seperti terkena serangan demam. Tak hanya itu, dia juga menangis sambil menutupi wajahnya, cerita Nurjaya.
Apa yang terjadi dengan Imron? Kepada teman-temannya dia mengaku bahwa saat tubuhnya terbaring di dalam kuburan, lalu tumpukan jerami menguruknya, dan ketika tak ada lagi sinar yang dapat tembus ke dalam liang lahat, maka keadaan menjadi gelap gulita. Namun, kegelapan itu hanya berlangsung sesaat saja. Sekejap kemudian Imron melihat suasana berubah merah menyala dan terasa sangat panas. Lalu, dia mendengar suara dentuman yang teramat keras. Dentuman inilah yang membuat Imron menjerit-jerit ketakutan, lalu dengan spontan melompat naik ke permukaan.
“Sejujurnya, waktu itu saya tidak percaya dengan cerita Imron. Dia memang salah satu. teman saya yang sangat penakut. Saya berpikir, mungkin hal itu hanya bayangan ketakutannya sendiri. Makanya, saya akhirnya berniat untuk membuktikannya,” Nurjaya kembali berkisah.
Meski teman-temannya ikut tegang mendengar kesaksian Imron, sekaligus melihat ekspresi ketakutannya, namun Nurjaya yang memang dikenal sebagai pemuda pemberani tetap nekad ingin membuktikan kebenaran cerita Imron. Tanpa melihat kekhawatiran teman-temannya, dia langsung melompat turun ke dalam liang lahat. Dengan tenang, dia kemudian berbaring seperti layaknya jenazah yang siap dikuburkan. Malahan, Nurjaya masih ingat waktu itu apa yang dilakukannya di dalam liang lahat kelewat nekad. Bayangkan, dia benar-benar mengambil posisi seperti jenazah sesungguhnya. Tangannya sidakep di depan dada, tubuhnya sedikit miring dengan wajah mencium bumi.
“Saya masih ingat, begitu telah siap saya berteriak kepada kawan-kawan di atas, Ayo, kasih jerami yang banyak biar aku seperti dikubur beneran! Sebentar kemudian tubuh saya pun langsung tertimbun jerami.”
Apa yang terjadi? Dengan raut wajah menegang Nurjaya kembali menuturkan, setelah diperkirakan liang iahat itu tertutup penuh jerami, yang pertama kali dialaminya adalah pendengarannya mendadak seperti tuli. Dia sama sekali tak mendengar suara apapun. Yang aneh, saat membuka mata, Nurjaya tidak melihat keadaan yang gelap, melainkan seperti yang dikatakan Imron. Merah menyala!
Yang tak kalah aneh, jika semula tubuhnya menempel dinding liang lahat, bahkan wajahnya mencium bumi, namun ketika itu keadaan sepertinya telah berubah. Liang lahat itu seperti telah melebar.
“Ketika saya mulai dilanda ketakutan, mendadak saya mendengar suara dentuman yang sangat keras. Berkali-kali dan sangat memekakkan telinga. Lalu, saya melihat dinding bumi yang membara itu terbelah dengan sendirinya. Dari dalamnya keluar dua sosok makhluk yang sangat mengerikan, yang wujudnya sangat sulit saya gambarkan dengan kata-kata.”
Nurjaya menarik nafas panjang sambil berucap ”Subhanallah” sekitar 3 kali. Dengan sisa-sisa ingatan yang dimilikinya, ditambah dengan kemampuan menjabarkan sosok makhluk itu dengan kata-kata yang dimilikinya, dia menyebut makhluk itu sangat tinggi besar. Kepalanya runcing mirip kukusan penanak nasi. Matanya sebesar rebana, merah menyala. Yang satu membawa gada dengan nyala api pada tangan yang teramat besar, sedangkan yang satunya membawa cambuk berbentuk rantai bergerigi yang juga merah menyala. Apakah mereka malaikat Munkar dan Nakir, yang memang bertugas untuk melakukan tanya-jawab kubur, sekaligus mengazab hamba-hamba yang bergelimang dosa semasa hidupnya?
“Saya memang meyakininya demikian” cetus Nurjaya yang mengaku takkan mungkin bisa melupakan kejadian tersebut.
Dia mengaku, kesadaranny hampir hilang sama sekali. Mungkin, dia akan mengalami kematian yang sesungguhnya andai saja di atas permukaan liang lahat sana para pengiring jenazah tidak segera datang untuk melakukan pemakaman yang sesungguhnya.
“Waktu itu rupanya Pak Kyai yang akan memimpin upacara pemakaman sempat marah marah karena liang lahat kami buat mainan. Karena itu dia segera meminta agar jerami yang memenuhi liang kubur segera diangkat.”
Hal tersebut, kenang Nurjaya, justeru tindakan yang menguntungkan bagi dirinya. Begitu gunungan jerami diangkat setumpuk demi setumpuk, maka pemandangan yang menyeramkan itu langsung lenyap. Namun, nasib Nurjaya tidak lebih baik. Sebab, ketika tumpukan jerami telah diangkat seluruhnya dan orang-orang meminta dirinya agar segera naik ke permukaan, maka, Nurjaya tak sedikitpun bisa menggerakkan persendiannya.
“Saya mendadak lumpuh. Yang bisa saya lakukan ketika itu hanya menangis antara takut dan sedih. Yang pasti, saya memang merasakan ketakutan yang teramat sangat,” kenang Nurjaya sambil menarik nafas berat.
Tak urung, akibat keisengannya ini Nurjaya harus terbaring sakit selama hampir setengah tahun. Kelumpuhan dan trauma panjang yang dideritanya hampir-hampir sulit untuk disembuhkan. Namun, Tuhan Maha Penyayang. Suatu ketika, saat salah seorang kerabatnya mengadakan pesta hajat khitanan, ada seorang Kyai muda asal Condet, Jakarta Timur, yang datang untuk kondangan. Kyai Pamungkas Namanya, Kyai muda ini sempat melihat keadaan Nurjaya, dan kemudian berusaha menyembuhkannya.
“Alhamdulillah, saya bisa sehat seperti sekarang ini dan bisa menjalankan ibadat kepada Alllah SWT,” desah Nurjaya sambil menarik nafas lega.
Kendati pengalaman yang menegangkan itu kerap menghantui dirinya, namun dia bersyukur karena dirinya telah berhasil menemukan tujuan hidup yang sebenarnya. Yakni, manusia diciptakan hanya untuk takwa, sebab hakikat dari kehidupan yang sebenarnya adalah hanya untuk berbakti kepada Sang Maha Pencipta.
GARA-GARA RITUAL ILMU GA!B
Kisah yang dialami oleh Muhammad Ayubi, 36 tahun, ini merupakan koleksi terakhir dari rangkaian kisah pertemuan dengan malaikat kubur yang sempat dirangkum penulis. Meski cekamannya tidak sekuat dengan kisah yang dialami oleh Nurjaya, kiranya kisah inipun dapat menambah wawasan tafsir kita tentang fenomena di alam kubur.
Muhammad Ayubi adalah sosok yang kini menjalani profesi sebagai seorang Ustadz, persisnya guru mengaji anak-anak di sebuah komplek perumahan elit, yang dengan alasan tertentu terpaksa penulis rahasiakan di mana letaknya. Sebelum memilih menjalani hidup sebagai seorang santri di sebuah ponpes salafiah, dan kemudian menekuni profesi sebagai seorang guru mengaji, Ayubi adalah seorang yang sangat keranjingan ilmu-ilmu gaib.
“Pokoknya, saya benar-benar gila dengan yang namanya ilmu gaib. Sampai kemudian peristiwa itu membuat saya insyaf, cetus Ayubi mengawali kisahnya.
Ayubi menuturkan, sekitar 12 tahun silam dirinya adalah seorang pemuda yang telah banyak menguasai ilmu gaib. Mulai dari ilmu pengasihan atau pelet, kadigdayaan, hingga ilmu untuk mengundang makhluk halus. Tapi sayangnya, ilmu-ilmu yang dikuasainya rata-rata beraliran abu-abu atau bahkan hitam sebab mantera-manteranya sebagian besar berbahasa Jawa Kuno, atau bahasa karuhun lainnya.
“Ketika itu saya tidak mempedulikannya. Yang terpenting bagi saya adalah ilmu-ilmu yang saya rituali benar-benar ada reaksinya,” kenang Ayubi.
Sampai suatu ketika, dia dan temannya yang sama-sama gila ilmu gaib, sebut saja bernama Gun, menemukan sebuah buku kuno, persisnya semacam primbon yang menggunakan bahasa Jawa Kuno juga. “Dalam primbon ini kami menemukan sebuah ajaran rahasia, yakni sebuah ritual agar kita mampu melakukan penyedotan pusaka dari alam gaib. Wah, saya senang sekali, sebab ilmu ini memang sudah lama saya cari.”
Ayubi kembali menuturkan, persyaratan ilmu itu sangat berat yakni harus bertapa di air, api, udara, dan bumi (tapa pendem). Masing-masing harus dilakukan pas tengah malam sampai menjelang subuh. “Tapi dasarnya saya gila, persyaratan yang seberat itu tetap nekad saya tempuh!“ Tegasnya.
Karena ritual tidak mungkin dilakukan secara bersamaan, maka Ayubi dan Gun membuat kesepakatan. Ayubi terlebih dahulu yang akan melakukan rentetan ritual tersebut, dan Gun bertindak sebagai pengawas sebab ditakutkan akan terjadi sesuatu. Setelah Ayubi sukses, rencananya Gun akan segera menyusul dan ganti Ayubi yang bertindak mengawasi.
“Terus terang, ritual bertapa di dalam air, api dan udara bisa saya lewati, meski banyak sekali godaannya, cerita Ayubi. Dia menyebut ritual bertapa di dalam air adalah semacam tapa kungkum di tempuran sungai. Sementara ritual bertapa di api sesungguhnya hanya diharuskan tubuh dikelilingi ppi di empat penjuru angin. Sedangkan bertapa di udara adalah bertapa di atas pohon. Dan di dalam ritual tersebut mantera khusus berbahasa Jawa Kuno harus dibaca sesuai dengan bilangan yang ditunjukkan dalam primbon dimaksud.
Setelah prosesi ketiga tapa itu sukses, tinggal melakukan tapa terakhir yakni di dalam tanah. Caranya juga sebenarnya tidak terlalu rumit, cukup menggali lubang setinggi badan. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!