Kisah Mistis: KAYA LEWAT SEKS DENGAN NYI BLORONG
Benarkah jenis Pesugihan Kuntilanak ini ada dalam kenyataan sebenarnya? Kisah nyata berikut ini menjadi salah satu jawabannya…
Dalam mitos masyarakat Jawa, memelihara salah satu ilmu pesugihan bisa menyebabkan orang itu kaya mendadak, tentunya dengan perkembangi perekonomian si pelaku ritual pesugihan yang sangatlah tidak wajar.
Banyak macam ilmu pesugihan yang ada di dunia gaib. Salah satunya adalah ritual Pesugihan Nyi Blorong. Ritual yang satu ini memang dipercaya sangat manjur untuk menyelesaikan permasalahan manusia yan sedang terbelit hutang atau mengalami keterpurukan ekonomi. Wujud pesugihan in berbentuk ular naga bersisik emas.
Lebih dahsyatnya lagi, konon bila pemilil pesugihan melakukan ‘senggama’ (hubungan badan layaknya suami istri, red) dengan Ula Blorong, maka sisik-sisiknya yang berwarna kuning keemasan serta ada yang berbentuk permata dengan ukuran kecil-kecil dalam jumlah yang banyak, akan rontok di tempat raksasa bernama blorong itu hidup disegara Kidul atau pantai selatan, dimana di sana juga ada Ibu Kanjeng Ratu Kidul dan Nyi Ratu Kidul.
Bagi orang yang mempercayainya kekayaan yang didapat dari pesugihan Blorong ini bisa diulur sampai seumur hidupnya. Namun, sebagai tebusannya apabila kelak pemiliknya sudah meninggal dunia, maka ruhnya harus ikut padanya menjadi abdi dalem Kerajaan Ghaib Nyi Blorong. Namun untuk mendapatkan pesugihan jenis ini tidaklah mudah. Mengapa? Sebab, membutuhkan persyaratan dan pengorbanan luar biasa bagi para pelaku pesugihan ini.
Sekarang timbul pertanyaan dalam benak orang yang sudah berputus asa dalam mengejar materi duniawi, bahkan tidak sedikit dari mereka yang sekarang ini dikejar-kejar pihak perbankan karena sudah tak sanggup melunasinya.
Di manakah tepatnya, tempat untuk lelaku ritual Pesugihan Nyi Blorong itu? Memang patut diakui bahwa tempat lelaku Pesugian Nyi Blorong berada di kawasan lingkar Pulau Jawa. Tetapi, di daerah mana letak persisnya Pesugihan Blorong itu bisa didapat?
Sejauh ini tidak ada data resmi. Ataukah di kawasan Jabar atau di daerah lain. Di Jatim, disinyalir yang menjadi basis pesugihan Blorong itu berada di Kabupaten Banyuwangi, Pacitan, Tulungagung, dan Kabupaten Gresik, sedangkan di Jateng berada di kawasan Parangtritis.
Tapi, dari hasil pendampingan penulis kepada Ki Ageng Jaka Samudra, seorang paranormal terkenal dari Nusa Tenggara Barat (NTB) yang mencoba mengikuti wisik yang didapat untuk segera datang ketempat dimana Nyi Blorong selama ini bersemayam. Menjadi sebuah kekaguman luar biasa.
Pasalnya, dari pengakuan Kasim Suwito, juru kunci Makam Mbah Natapradja, ketika Ki Jaka Samudra mendeteksi lokasi makam di daerah Adipala ini, menyatakan bahwa selama ini belum pernah ada wartawan yang datang untuk meliput makam Mbah Nyai Blorong di desanya.
Kasim membenarkan, kalau di dalam bangunan makam Mbah Natapraja ini memang ada makam Nyi Blorong, yang letaknya di sebelah kiri dari makam Mbah Natapradja. Di sini, untuk menyapa Ratu Siluman Ular tersebut dengan sebutan Eyang Nyai Blorong. Jadi disini ada dua aliran ilmu ritual. Kalau pengin ngalap Barokah dan keselamatan dunia akhirat, datang saja ke makam Mbah Natapradja.
“Tapi kalau ada tamu yang menginginkan ritual pesugihan secara instan tapi penuh resiko, maka datang saja ke makam Mbah Nyai Blorong,” jelas Kasim Suwito.
Diceritakan Ki Ageng Jaka Samudra, bahwa dirinya mendapat petunjuk ghoib agar segera ke tanah jawa untuk segera datang kemakam Nyi Blorong yang berada Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
“Awalnya cukup sulit menemukan dimar pastinya keberadaan dari makam Nyi Blorot ini, karena saya kurang paham dengan wilayah Banyumas dan Cilacap. Untung saja, bisa kenal dengan wartawan dunia mistis seperti anda yang memahami wilays supranatural,” ujar Ki Ageng Jaka Samudia memberi alasan.
Memang bangunan besar berbentuk rumah bercat hijau yang terletak di tengah-tengah pemakaman umum di desa Adipala, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap itu, dipercaya sebagai makam dua sosok manusia berbeda aliran.
Kasim menandaskan, kalau dirinya tidak mengetahui secara pasti sejarahnya, mengapa ada dua makam dengan dua aliran berbeda yang berdampingan, yakni aliran putih yang dianut Mbah Natapradja, dan aliran hitam yang selama ini di kuasai Mbah Nyai Blorong.
“Dari kakek buyut saya yang selama ini menjadi juru kunci, tidak diceritakan asalusul dari kedua tokoh yang bersemayam di makam itu. Memang pada dasarnya tidak diperkenankan untuk dipublikasikan, tapi karena ada tamu Pak Jaka Samudra yang sudah berkomunikasi secara kebatinan dengan Eyang Nyai Blorong, dan direstui. Maka sebaiknya tanya lebih detail dengan beliau (Ki Ageng Jaka Samudra),” kata suami Ny Satem, wanita kelahiran desa setempat tahun 1971.
Menurut Kasim, bangunan cungkup permanen yang kokoh itu merupakan nadhar (janji atau khaul, red) dari Agus Heri Subagyo, pada Agustus 1996, yang telah sukses menjadi pemborong bangunan bertingkat di Ibukota Jakarta, setelah ritual di makam Nyai Blorong.
“Tidak hanya itu, tembok keliling makam serta jalan aspal ini juga merupakan sumbangan dari tamunya Eyang Nyai Blorong. Banyak yang berhasil setelah ritual di tempat ini, tapi tidak sedikit yang merasa gagal karena berbagai faktor penyebab yang tidak kuat diemban para pelaku ritual Pesugihan Nyi Blorong ini,” akunya.
Kegagalan dari para pelaku ritual ini, ujarnya lebih lanjut, karena tidak siap mental dan merasakan ketakutan yang berlebihan ketika sedang menjalani ritual di tempat itu. Biasanya kalau sudah waktunya Mbah Nyai Blorong menampakkan diri, akan ada tandatanda yang bisa membuat jatuh mental si pelaku hingga merasakan ketakutan yang berlebihan.
Lebih lanjut, penampakkan awal biasanya angin besar yang dilanjutkan datangnya sinar merah yang lama kelamaan akan berubah menjadi sosok ular besar dan bersisik tanpa menunjukkan wajah kecantikkan, tapi justru menyeramkan. Akan tetapi lama kelamaan wajah dari ular besar itu akan berubah wujud menjadi sosok wanita cantik dengan mahkota dikepala layaknya seorang ratu, dengan berbalut kain kebaya bermotif batik berwarna hijau tanpa adanya ujung kaki.
Selanjutnya, dari penampakkan itu akan terjadi suatu ‘perjanjian’ antara si pelaku ritual! dengan Nyi Blorong.
“Perjanjian yang mengikat itu tidak sama antar sesama pelaku ritual pesugihan. Itu semua menjadi rahasia mereka berdua,yang kalau diingkari maka dirinyalah yang akan mati yang selanjutnya dialam ghoib kerajaan Nyi Blorong akan di jadikan budak pemuas nafsu Ratu Pesugihan itu. Jadi tinggal dipikirkan saja akibat yang akan di timbulkan, jangan sampai ada penyesalan setelah semua itu terjadi,” kata Kasim.
Wajib Puasa Ngebleng
Nyi Blorong memang diakui memiliki nafsu seksual yang luar biasa. Untuk memuaskan hasrat seksualnya, tumbal-tumbal itulah yang akan dijadikan semacam budak pemuas nafsu. Dengan terpenuhi hasrat biologisnya, maka kecantikan Nyi Blorong akan senantiasa terpelihara dan tetap abadi.
Tidak hanya itu, biasanya si pencari pesugihan juga harus melayani Nyi Blorong pada saat-saat tertentu sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan sisik emas di tubuhnya.
Ditandaskan Ki Ageng Jaka Samudra, bersebadan dengan Nyi Blorong tidak jauh berbeda dengan seperti menyerahkan hidup seutuhnya kepada Nyi Blorong, sebab sosok ular nan cantik itu akan menyedot energi kejiwaan si pelaku ritual untuk menggantikan sisiknya yang terlepas dan berubah menjadi lantakan emas dan permata.
Tumbal jiwa ini pula yang ikut memberi andil dalam peremajaan kulit ular Nyi Blorong. Sehingga, semakin banyak tumbal yang dipersembahkan maka akan semakin banyak keping-keping emas yang akan diterima dari Nyi Blorong. Oleh karena itu, tumbal nyawa ini tidak hanya berfungsi sebagai penambahan prajuritnya, tetapi juga sebagai penunjang kecantikan dan kesaktian Nyi Blorong.
“Kalau ilmu yang saya miliki ini sejatinya beraliran putih. Tapi saya juga bisa melantarkan untuk bertemu dengan Nyi Blorong bagi orang yang membutuhkan kekayaan secara instan. Dengan persyaratan, semua ubo rampe yang sangat banyak itu harus dipenuhi secara komplit dan tidak boleh kurang sedikitpun. Selain itu, sebelum lelaku ritual di dalam makam ini, disarankan bagi pelaku untuk segera melaksanakan puasa,” rinci pria yang lebih akrab disapa Ki Jaka.
Menurut Ki Ageng Jaka Samudra, puasa yang wajib dilakukan adalah Puasa Ngebleng tidak makan tidak minum dan juga tidak tidur selama tiga hari. Puasa dilakukan dikomplek makam ini. Bisa tinggal di teras makam sambil terus mengutarakan niatnya, tapi maaf tidak diperkenankan berdoa dengan cara agama. Karena dalam ritual pesugihan ini tidak mengenal agama.
“Utarakan niat apa adanya. Dengan bahasa indonesia ya tidak mengapa, tapi alangkah bagusnya kalau mempergunakan bahasa jawa,” ucap pria yang tinggal di Desa Bengkaung, Kecamatan Batu Layar Gunungsari, Lombok Barat, NTB.
Sembari pelaku melaksanakan puasa ngebleng, maka Ki Ageng dengan di bantu sang juru kunci makam akan mempersiapkan ube rampe setelah sebelumnya menerima uang dari orang yang akan lelaku ritual, untuk belanja ubo rampe secara komplit.
Ube rampe itu sendiri terdiri dari seperangkat alat kecantikan (bedak, kaca cermin, lipstick dan pensil alis), 7 buah kembang kantil, kembang telon, kembang setaman, minyak duyung, kemenyan arab, minyak poni basawa, degan klapa kopyor, dawet, sate ati dan sate daging kambing, buah yang lengkap dan komplit, jajanan pasar, dua sisir pisang raja, kinang, sekar abon.
Setelah semua ube rampe lengkap tersedia, ketika puasa ngebleng berakhir langsung di teruskan menuju pusara makam Nyi Blorong yang di kerudungi klambu warna merah, untuk segera melakukan ritual cawis sesaji sekaligus ritual pembuka yang di pimpin secara langsung oleh Ki Ageng Jaka Samudra.
“Kalau ritual yang saya lakukan agar si pelaku ritual bisa secepatnya bertemu dengan Nyi Blorong, maka saya bekali dengan batu Mustika Delima. Begitu juga dengan diri saya sendiri, akan mendampingi “tamu” itu ritual. Ini berbeda dengan yang dilakukan juru kunci. Kalau dia juru kunci akan membiarkan ‘si tamu’ berjuang seorang diri untuk bisa bertemu dengan Nyi Blorong setelah dilakukan ritual pisowanan oleh sang juru kunci itu. Sehingga membutuhkan waktu bisa sampai satu minggu atau lebih,” ungkap paranormal muda kelahiran Semarang 1967.
Ki Ageng Jaka Samudra pun menandaskan, kalau dirinya siap mendampingi kapanpun juga. Selanjutnya, setelah terjadi suatu kesepakatan sebuah perjanjian mengikat antara Nyi Blorong dengan calon pemuas birahinya itu, maka tinggal si pelaku pesugihan menyediakan kamar khusus yang hanya dirinya bersama Nyi Blorong yang boleh memasukinya.
Selain itu, dikamar khusus tersebut pada setiap malam Jumat Kliwon, si pelaku pesugihan harus menyajikan sesaji yang lengkap sama seperti yang disajikan di makam Nyi Blorong, dan tidak boleh berkurang atau tertinggal sedikitpun. Pasalnya, kalau sampai ada yang kelupaan maka Nyi Blorong akan marah dan si pelaku pesugihan Nyi Blorong akan secepatnya dijadikan budak di istananya, alias mati.
Ada sebagian paranormal yang menyatakan bahwa umur kekayaan yang dihasilkan dari ritual pesugihan Nyi Blorong ini berusia maksimal tujuh tahun. Namun jika yang bersangkutan (si pelaku ritual) ingin memperpanjangnya maka bisa diulur hingga satu periode lamanya, tapi dengan tebusan berupa kematian yang bisa dialihkan kepada orang lain yang masih ada keterkaitan darah dengan si pelaku ritual.
“Seharusnya kan korban atau tumbal adalah si pelaku pada masa periodenya sudah habis, tapi karena diperpanjang maka bisa digantikan dengan keluarga yang lain. Ini juga merupakan salah satu perjanjiannya. Adapula perjanjian yang disepakati selama seumur hidupnya, dengan resiko harus menyediakan tumbal sesuai waktu yang disepakati,” papar pria kelahiran 15 September 1967.
Pada dasarnya, ritual di makam Nyi Blorong ini, menurut Ki Ageng Jaka Samudra, merupakan ritual pembuka, yang selebihnya akan berlangsung setiap malam-malam tertentu dengan terjadinya hubungan bersanggama antara si pelaku dengan Nyi Blorong. Jadi kalau dalam ritual pembukaan itu sudah di beri penampakkan dan terjadi kesepakatan perjanjian maka ritual tersebut dianggap sudah selesai, dan si pelaku diperbolehkan untuk segera pulang ke rumah.
“Dengan satu syarat tidak boleh mampir-mampir baik itu ke rumah saudara maupun teman. Ini merupakan larangan yang harus dipatuhi,” kata pria yang membiarkan rambutnya memanjang.
Memang mengambil jalan pintas mencari kekayaan duniawi seperti ritual pesugihan jenis ini tidaklah mudah, berbeda dengan jenis pesugihan memelihara tuyul. Tapi, Blorong memang lain. Meskipun meminta tebusan nyawa manusia dari orang-orang yang ada di sekitar pelaku, tapi cukup banyak orang yang lebih memilih pesugihan Nyi Blorong ini, karena dijamin keberhasilannya pasti sukses secara materi duniawi.
“Karena di sekitar masyarakat, pelaku yang menekuni pesugihan ini tidak akan di curigai orang lain, berbeda dengan memelihara tuyul, babi ngepet atau lainnya, yang selaiu membutuhkan perubahan wujud dari si pelaku. Kalau pesugihan Nyi Blorong cukup bersanggama di tempat tidur kemudian harta berlimpah ruah. Itulah yang menjadi alternatif orang-orang berpikiran sesat,” ucap Kasim Suwito menimpali.
Banyak pengalaman yang diceritakan kepada Kasim dari para pelaku pesugihan yang menganggap telah berhasil meraih kekayaan duniawi. Di antara mereka ada yang diperintahkan oleh Nyi Blorong untuk berjualan es campur secara dipikul selama satu tahun. Selama itulah perubahan drastis dalam hal tatanan ekonomi kearah lebih baik, meski hanya mengandalkan nafkah dari jualan es seperti itu.
Tapi tidak sedikit orang yang mengalami kegagalan setelah merasakan kejayaan dengan ritual Pesugihan Nyi Blorong. Kejadian ini, cerita Kasim Suwito, dialami salah satu warga yang tinggal di wilayah Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Pelaku ritual ini rupanya sudah seiya sekata antara suami dan istri untuk lelaku ritual pesugihan Nyi Blorong.
Di tahun 2003, pasangan suami istri ini datang ke makam Nyi Blorong dengan terlebih dulu bertemu Kasim Suwito sambil mengutarakan maksud dan tujuan kedatangannya tersebut.
Diceritakannya, bahwa orang ini sudah lama sekali tidak sowanan ke makam Mbah Nyai Blorong selepas tahun 1982 untuk meminta pesugihan. Di tahun 2003, sapi miliknya yang berjumlah 100 ekor telah mati dalam musibah kecelakaan beruntun dari truk yang membawa sapi. Kejadian naas itu beruntun selama satu bulan lamanya.
“Musibah truk yang membawa sapi milik orang Kebumen itu, ada yang tabrakan hingga truknya terjungkal dan sapi-sapi di dalamnya mati, ada juga truk yang membawa sapi itu masuk jurang. Tapi anehnya, supir dan kernet truk itu tidak ada yang mati atau luka parah. Akhirnya orang itu datang kembali ke makam untuk meminta petunjuk dari Eyang Nyai Blorong,” cerita pria yang dikaruniai dua anak itu.
Rupanya terlambat orang itu meminta maaf, lanjut dia, karena orang itu pernah lupa melakukan cawis sesaji untuk tumbal. Akhirnya, dalam perjalanan pulang dari makam. Pasangan suami istri itupun meninggal dunia dalam kecelakaan.
“Masih banyak fakta-fakta yang terjadi, baik itu yang berhasil ataupun yang mengalami kegagalan. Intinya kalau mau menempuh ritual pesugihan ini harus selalu menepati janji yang telah disepakati Saat awal ritual Pesugihan Nyi Blorong itu berlangsung,” tandas kasim Suwito. Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!