Kisah Mistis: HANTU WANITA DI KILANG PERTAMINA BALONGAN
KABARNYA, PARA TENAGA SECURITY TIDAK LAGI MENGANGGAP SESUATU YANG ANEH JIKA MALAM-MALAM MENYAKSIKAN SOSOK PEREMPUAN BERKELIARAN DI SEKITAR KILANG UNIT RCC…
MESIN pengolahan minyak milik PT. Pertamina Unit Pengolahan VI (UP VI) Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, itu di waktu-waktu tertentu kerap mengalami gangguan. Terutama pada Unit Residue Crude Catalic (RCC).
Dengan terganggunya Unit RCC yang notabene jantung seluruh unit mesin di kilang terbesar di Jawa Barat ini, sudah tentu berakibat fatal hingga terjadi turun mesin.
Sebagai contoh, pada bulan April 2006, selama 18 hari, proses kilang dan pengolahan bahan bakar minyak (BBM) di Pertamina Balongan, tidak beroperasi. Selama lebih dari setengah bulan itu, tim ahli pengilangan dikerahkan guna memperbaiki kerusakan pada mesin Unit RCC tersebut. Memang, kerusakan tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pasalnya, dengan tidak beroperasinya kilang minyak Pertamina Balongan, bukan saja berdampak terhadap kebutuhan BBM di wilayah Kabupaten Indramayu, melainkan berdampak pula terhadap pengadaan BBM di Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Menurut Kepala Bagian Hukum dan Hubungan Kemasyarakatan (Hupmas) PT. Pertamina UP VI Balongan, Tuhirlan Indrajaya, shut down mesin pengolahan di tempat itu semata-mata dalam upaya perbaikan, sekaligus meningkatkan kapasitas pengolahan hingga mencapai tingkat optimal 125.000 barel.
Sebagai mesin yang dituntut beroperasi 24 jam sejak tahun 1994 silam, sudah tentu ada masa ausnya. Pada saat kondisinya mulai aus, secara otomatis harus secepatnya diperbaiki dan dinormalkan kembali. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, akan berakibat lebih fatal lagi.
Tapi, rusaknya mesin kilang di Pertamina UP IV Balongan bukan cuma masalah ausnya kondisi mesin, atau karena gejala alamiah semata. Melainkan ada faktor lain yang berhubungan dengan masalah gaib.
Logisnya, mesin yang dioperasikan 24 jam selama belasan tahun, pada titik nadirnya bakal mengurangi daya tahan dan kemampuan kerja hingga mesti diperbaiki dan dinormalkan kembali. Namun terlepas dari pemikiran yang menitikberatkan logika tersebut, ternyata ada faktor lain yang tidak kasat mata. Faktor “X” ini nyatanya tidak bisa dimungkiri keberadaan maupun andilnya dalam proses rusaknya mesin pengolahan minyak tersebut.
Makhluk halus memang selalu bersanding dengan aktivitas manusia, sedangkan alam keduanya hanya dibatasi hizab sangat tipis, yang menurut sejumlah pakar supranaturalis antar keduanya hanya berjarak sekitar 25 senti saja.
Kalaupun tidak dapat dibuktikan secara logika, namun gejala alam senantiasa tidak luput dari andil makhluk gaib di dalamnya. Bukan hanya mesin pengilangan dan pengolahan minyak, bahkan gempa bumi di Yogyakarta maupun aktivitas Gunung Merapi, itu pun tidak terlepas dari ikut campurnya bangsa lelembut. Setidaknya demikan sinyalemen para pakar supranaturalis menanggapi sejumlah gejala alam di tanah air.
“Andilnya makhluk halus terhadap berbagai peristiwa sengakala tidak bisa dilogikakan. Melainkan harus diterima secara keimanan bahwa Tuhan menciptakan makhluk gaib sebagai bukti keberadaanNya,” tegas Ki Ageng Saketi, 55 tahun, seorang supranatural terkemuka di Indramayu.
Dikatakan paranormal dengan nama asli Sukardi ini, apapun yang terjadi di alam manusia, senantiasa berkaitan dengan andilnya makhluk gaib.
Pasalnya, makhluk gaib tinggal bersama-sama dengan manusia namun berbeda alam. Perbedaannya hanya terpaut sekitar 25 senti di atas permukaan bumi manusia.
“Karena posisi permukaan alam gaib lebih tinggi sekitar 25 senti, tak aneh jika penampakan hantu di alam manusia terlihat mengambang. Padahal hantu tersebut Sesungguhnya menginjak permukaan tanah di alamnya,” jelas Ki Ageng Saketi lagi.
Berkaitan dengan peristiwa yang dialami mesin pengolahan minyak mentah di kilang Pertamina Balongan, berdasarkan pantauan batin dia, hal ini tidak terlepas dari ulah makhluk halus yang bersemayam di tempat itu.
Sama halnya manusia, makhluk halus sebangsa jin pun ada yang lugu tapi ada juga yang usil. Ada yang bodoh, juga ada yang pintar. Bahkan, ada yang awam juga ada yang berilmu tinggi.
Makhluk halus yang mampu mengusili mesin kilang berteknologi canggih menurut ukuran logika manusia, dilakukan sosok jin berilmu tinggi, namun punya sifat suka usil. Jin itu pulalah yang turut andil memicu munculnya berbagai macam bencana alam di muka bumi manusia ini.
Seirama dengan sinyalemen Ki Ageng Saketi, seorang pakar supranaturalis asal Kecamatan Arahan Indramayu dengan nama asli Ki Tarwi, 60 tahun, juga punya sudut pandang yang sama meskipun tidak sebangun.
Dalam menyoroti mesin kilang Pertamina Balongan yang acapkali rusak, Ki Tarwi yang sempat kawin-cerai sebanyak sembilan kali ini sangat yakin akibat ulah makhluk halus yang bersemayam di dalam komplek kilang.
Pria mungil berbadan kerempeng ini punya keyakinan sangat kuat, didasari pengetahuannya yang luas seputar latar belakang lokasi tempat dibangunnya kilang dan pengolahan minyak itu.
Lokasi seluas puluhan hektar itu berada di Desa Majekerta dan Balongan, Kecamatan Balongan yang berbatasan langsung dengan Pantai Utara Laut Jawa. Secara umum, lingkungan pantai dimana berstatus areal transisi antara alam daratan dan lautan, merupakan tempat yang paling disukai makhluk halus bertemperamen kasar serta suka usil.
Ditambah pula dengan sejumlah tempat pemakaman umum yang terpaksa digusur saat pembangunan dimulai tahun 1992 hingga 1994 silam.
Tak hanya itu, di dalam kompleks terdapat pohon jati yang hingga kini dibiarkan di tempatnya. Maklum saja, tidak ada satu manusia pun yang mampu menebang pohon jati berdiameter 50 senti ini.
“Itu bisa jadi gambaran betapa angker dan wingitnya lokasi yang kini dibangun kilang minyak terbesar di Jawa Barat tersebut,” katanya menegaskan.
Masih ada catatan lain. Selama proses pembangunan, mulai dari reklamasi pengurukan pasir yang diambil dari punggung Pulau Rakit, hingga pemasangan pipa dan mesin-mesin berat. Menurut informasi yang didengar Ki Tarwi, selama proses pembangunan yang menghabiskan waktu tiga tahun itu, sudah puluhan kuli kasar yang meninggal akibat kecelakaan dalam menjalankan pekerjaan.
Seluruh kuli yang meninggal di lokasi itu berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timuir, sedangkan warga Kabupaten Indramayu sendiri seluruhnya selamat. Kecuali beberapa di antaranya yang cacat kecil akibat kelalaiannya sendiri…
TERLEPAS benar tidaknya sinyalemen kalangan supranatural, baru-baru ini Misteri menghimpun kesaksian sejumlah pekerja maupun petugas menara pantau. Hal ini berkaitan dengan cerita munculnya penampakan perempuan cantik di kawasan kilang minyak Pertamina UP VI Balongan.
Kesulitan memang dihadapi Misteri. Sebagian saksi mata, karena terikat kedinasan serta aturan yang ada di lingkungan BUMN pavorit itu, meminta dirahasiakan identitasnya.
Namun bagi para pekerja yang berada di bawah naungan kontraktor jasa konstruksi rekanan Pertamina, mereka tidak mempermasalahkan pencantuman identitas berkaitan dengan kesaksian mereka.
Contoh soal, petugas menara yang akrab disapa Mas Pung, 40 tahun, megaku pernah melihat penampakan sosok perempuan misterius itu.
Kisahnya, suatu waktu saat cuaca malam sangat buruk, karena hujan deras turun sejak Maghrib. Kendati demikian Mas Pung tetap nongkrong di atas menara pantau sisi selatan kilang. Dari ketinggian menara sekitar 10 meter ini, dia leluasa mengamati jalur alternatif penghubung Indramayu-Cirebon via Karangampel yang lengang itu.
Menjelang tengah malam, belum ada gelagat hujan bakal reda. Sambil merapatkan kain sarung, Mas Pung mengarahkan pandangan ke sisi timur. Persisnya ke arah kapsul Unit RCC. Tiba-tiba kening Mas Pung berkerut. Di bawah cahaya lampu kilang berkekuatan ribuan watt, dia melihat sosok perempuan melenggang meninggalkan kolong kapsul RCC yang sedang beroperasi.
“Tengah malam seperti ini mustahil ada perempuan di lingkungan kilang, apalagi dalan cuaca seburuk ini,” pikir Mas Pung. Celakanya, perempuan berambut panjang dengan gaun pengantin warna putih itu menghentikan langkah dalam posisi menghadap ke arah menara tempat Mas Pung nangkring.
Hal ini membuat Mas Pung kaget luar biasa. Apalagi ketika sekejap kemudian dia melihat tubuh perempuan itu terbungkus semacam asap putih, lalu membumbung ke arah puncak kapsul RCC, dan seketika raib.
“Ternyata bukan hanya saya seorang, sejumlah teman juga pernah menyaksikan kemunculan perempuan itu di sekitar Unit RCC, kisah Mas Pung.
Kabarnya, para tenaga security tidak lagi menganggap sesuatu yang aneh jika malam-malam menyaksikan sosok perempuan berkeliaran di sekitar kilang Unit RCC. Namun tidak demikan bagi para pekerja yang pertama kali menyaksikan penampakan perempuan cantik bergaun pengantin itu.
Ir. Dadhi Suwardi, 43 tahun, supervisor PT. Jasa Kita Bersama (JKB), mengaku pernah dibuat blingsatan gara-gara ulah hantu perempuan itu. Saat itu, PT. JKB yang tercatat rekanan PT. Pertamina UP VI Balongan sedang mengerjakan borongan landasan tangki di lingkungan kilang.
“Saya masih ingat, saat itu malam Jum’at Kliwon. Ketika kami sedang melaksanakan tugas lembur mengawasi sejumlah pekerja, tiba-tiba sosok perempuan itu muncul, tutur Dadhi.
Anehnya, lanjut Dadhi, meskipun ketinggian puncak kapsul RCC itu sekitar 30-an meter, dia dan beberapa anak buahnya yang lembur malam itu menyaksikan dengan sangat jelas sosok perempuan tersebut.
Wanita misterius berambut panjang itu tepat berdiri memunggungi wajah rembulan, Gaun pengantin yang dikenakannya berwarna putih, melambai-lambai tertiup angin pantai. Dia menatap lurus ke arah laut.
Anehnya, selain Dadhi, sejumlah crew juga ikut pula menyaksikan penampakan perempuan bergaun pengantin di atas kapsul RCC tersebut. Anehnya lagi, meskipun sadar ditatap beberapa pasang mata manusia, makhluk halus itu seolah cuek.
Yang membuat merinding, saat menatap perempuan misterius itu, cuping hidung mereka mencium aroma seperti bakaran kemenyan. Di saat yang bersamaan berhembus angin yang membawa udara sangat dingin, hingga tidak pelak bulu kuduk pun berdiri.
“Hampir seperempat jam perempuan misterius itu nongkrong di atas kapsul RCC sembari ongkang-ongkang kaki,” kenang Dadhi.
Keberadaan perempuan pada malam purnama ini sempat memunculkan beragam dugaan. Sejumlah crew menduga, perempuan warga setempat yang sengaja ingin menyaksikan pemandangan laut Jawa pada malam purnama.
Sebagian crew lain malah punya pemikiran negatif. Mereka menduga seorang perempuan yang sedang putus asa berniat mengakhiri hidup di tempat itu.
Didorong rasa penasaran serta ingin membuktikan dugaan mana yang paling tepat, maka Maman, salah seorang crew nekad menaiki tangga besi yang melingkari bodi kapsul RRC. Pria pemberani ini segera menuju ke puncak kapsul itu. Tujuannya menyarankan agar perempuan itu turun dari tempat berbahaya tersebut.
Untuk tujuan mulia ini, Maman harus berjuang keras melawan terpaan angin pantai yang keras. Sesampainya di puncak kapsul berdiameter sekitar tujuh meter itu, Maman kebingungan. Soalnya, dia panggil beberapa kali, perempuan itu tetap saja diam dengan sepasang kaki masih ongkangongkang di bibir kapsul. Bahkan sayup-sayup Maman mendengar isak tangis tertahan dari perempuan itu.
Saking ibanya, Maman berupaya menghampiri dan duduk di sampingnya. Tatkala telapak tangan Maman hendak menyentuh bahunya, perempuan itu melayang jatuh mirip orang terpeleset. Anehnya, jangankan jeritan, bahkan tak terdengar pekikan kecil sekalipun.
Setelah menenangkan debar jantungnya, Maman bergegas menuruni kembali tangga besi, menuju lantai dasar. Sesampainya di bawah, teman-temannya sudah kumpul dan sedang serius mencari-cari perempuan yang mereka lihat jatuh di antara sela-sela pipa besi. Lama sekali mereka mencari, hingga melintas seorang petugas security menghampiri mereka.
Petugas berseragam itupun menanyakan keberadaan Ir. Dadhi Suwardi dan anak buahnya di sekitar RCC yang notabene kawasan tertutup untuk umum, di tengah malam pula. Setelah mendengar keterangan dari Ir. Dadhi Suwardi, petugas itu malah langsung tertawa.
“Dia itu hantu, bukan manusia. Kami sudah sering melihat perempuan misterius itu berkeliaran di lokasi ini, tapi tak lama kemudian menghilang. Kalau manusia biasa mustahil. Jangankan bisa naik ke puncak kapsul RCC, untuk memasuki kawasan kilang saja harus menunjukkan kartu identitas,” jelas security.
Mendengar penjelasan itu, Ir. Dadhi Suwardi dan anak buahnya merasa lega, biarpun sempat kaget. “Untungnya hantu perempuan itu tidak mencelakai kami, kenangnya.
Peristiwa yang sedikit lucu juga dialami pedagang sekuteng yang kebetulan istirahat di depan pintu pagar yang berhadapan dengan Unit RCC. Malam itu, Sangad, 55 tahun, sang penjaja sekuteng, bermaksud berdagang pada pentas organ tunggal di Desa Majakerta.
Karena jalan kaki memikul dagangan sejauh ratusan meter, pria kelahiran Kabupaten Majelengka, ini beristirahat di depan pintu pagar besi, tepat di sekitar mesin Unit RCC. Tapi tidak beberapa lama, dari balik pintu besi seorang perempuan minta dibuatkan sekuteng.
Biarpun tidak paham segala macam aturan yang berlaku, keberadaan perempuan pada malam hari di dalam kawasan kilang, sedikit memicu rasa heran di benak Sangad. Tapi dia Jupakan keheranannya itu manakala perempuan itu menyodorkan selembar uang kertas Rp. 5.000-an.
Tanpa berupaya memperhatikan wajahnya lebih teliti, Sangad langsung meracik sekuteng pada mangkok. Setelah selesai dia berikan mangkuk itu kepada si pemesan.
Sangat kembali duduk di dekat perabotan dagangannya, sambil menunggu perempuan tadi selesai menyantap sekutengnya.
Diperkirakan sudah selesai menyantap, Sangad bangkit dari duduknya lalu melongok ke dalam pintu pagar. Dia celingukkan ke berbagai penjuru, tapi perempuan tadi tidak nampak lagi.
“Saya masih berusaha bersabar, siapa tahu perempuan itu menyantap sekuteng di belakang mesin kilang. Namun hampir satu jam, dia belum juga muncul,” kisahnya.
Malah, yang muncul kemudian bukannya si perempuan, melainkan petugas security. Petugas itupun menghampirinya dan menanyakan keberadaannya di tempat itu.
Ketika dijelaskan, petugas itupun memintanya pergi dari tempat itu. Sebelumnya si petugas menjelaskan kalau di tempat itu tak ada seorang perempuan pun. Jadi, kemungkinan yang muncul itu hantu, bukan manusia.
Karena penasaran, Sangad membuka laci penyimpan uang pada bakul sekutengnya. Apa yang dia temukan benar-benar membuatnya kaget. Di dalam laci tidak ada lembaran uang kertas Rp. 5.000-an, melainkan sehelai daun pohon yang sudah kering Da
Ah, aneh memang. Tapi begitulah fenomena gaib yang sempat penulis rekam di salah satu sudut kilang minyak Balongan. Entah benar entah tidak. Namanya saja misteri..! Wallahu a’lam bissawab. ©️.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!