Diganggu Penunggu Kali Pancer
Air merupakan sarana paling penting untuk penghidupan. Seumpama di dunia ini tidak ada air tentu ada penghidupan. Baik untuk manusia, hewan dan tumbuhan. Tapi kebanyakan air seperti banjir bandang, tsunami dan bencana alam lainnya, juga akan merugikan. Sebenarnya masih banyak tempat yang kekurangan air, yang cukup dan bahkan ada yang kelebihan. Tempat-tempat di sekitarnya gunung, biasanya banyak sumber, tuk atau umbul yang muncul. Dari air sumber atau umbul tersebut kalau mengalir bisa jadi parit. Sedangkan parit besar namanya kali atau sungai. Sungai berguna sekali untuk tanah di sekitarnya, untuk mengairi sawah atau tanaman.
DI DUSUN DLODO, Desa Panggungkalak, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, ada air sungai yang mengalir deras sekali, dan oleh warga setempat dinamakan Kali Pancer. Air yang jernih ini untuk mengairi sawah. Sedangkan air di dekat sumber digunakan untuk mandi, istilah Jawa padusan. Tempat padusan tersebut namanya Kali Sang Bajul. Karena menurut cerita yang tersebar di sana sebelum digunakan untuk tempat padusan, di dalam gua dekat sumber tersebut ada bajul (buaya)-nya. Selain bajul yang nyata juga ada bajul yang tidak nyata. Bajul yang tidak nyata warnanya putih, oleh sebab itu dinamakan siluman bajul putih. Padusan ini terlihat unik dan bersih, dikelilingi tanaman khas hutan. Di dekat sumber untuk mandi orang dewasa, dan di sebelahnya lagi untuk mandi khusus gadis yang sudah menginjak remaja. Dan sebagai tanda kalau gadis itu sudah menginjak rernaja, terlihat dari payudaranya yang mulai membesar. Di samping itu juga ada tempat untuk berenang. Apa lagi di sekitarnya juga ada taman hingga menambah keindahan. Berhubung airnya jernih, di dasar terlihat jelas sekali. Lebih-lebih siang hari waktu ada sinar matahari. Siapa saja bisa melihat dengan jelas payudara si gadis yang sedang menyelam.
Setiap hari libur, padusan tersebut jadi tempat tujuan khusus siapa saja yang ingin mandi, berenang atau melakukan ritual membesarkan payudara.
Yang berenang di padusan Itu tidak hanya gadis-gadis di sekitar situ saja. Tapi juga ada dari Blitar, Kediri dan Trenggalek. Yang dari luh biasanya diantar teman atau pacarnya. Apalagi menyelang tahun baru, tempat ini ramai dikunjungi. Sebab jadi tujuan siapa saja yang akan melakukan mandi suci sebelum mengarungi penghidupan di tahun baru.
Selain segar, kalau dicium baunya wangi, rasanya agak manis. Maka dari itu, pada jaman dahulu air dari sumber tersebut digunakan khusus untuk minum. Tentu saja dilengkap dengan sesaji, walau hanya untuk pelengkap.
Biasanya kalau hari-hari begitu, banyak orang yang ikut-ikutan mengambil air untuk dibawa pulang. Sebab dipercaya, siapa saja yang minum air tersebut bakal ayem tentrem dan awet muda. Apalagi kalau hari Jum’at Legi di bulan Suro, pengunjung ramai sekali. Sebab hari itu semua warga Dusun Diodo melaksanakan sesaji dengan menyembelih kambing kendit di dekat kali Pancer. Tahun ini menyembelih sapi.
Mengapa di sekitar kali Pancer? Menurut cerita yang tersebar di kali Pancer itu airnya mengalir ke laut. Selain itu, kali (sungai) tersebut juga untuk bertapa. Batas antara desa Panggungkalak dan Desa Rejosari, Kecamatan Kali Dawu, Kabupaten Tulungagung. Karena tapal batasnya kali, tapal batas tersebut juga bisa pindah.
Pindahnya tapal batas tersebut karena pindah sendiri, bukan dipindah orang atau dipindahkan bangsa halus. Padahal seharusnya yang mindahkan itu alam, bukan orang atau bangsa halus. Kalau yang memindahkan tapal batas itu bangsa halus tidak sampai menimbulkan masalah. Sebab, kalau sudah diberi sesaji panggang ayam, lada nasi gurih dan dibakarkan kemenyan langsung kembali ke tempat semula. Tidak seperti kejadian pada hari Jum’at Wage tanggal 19 Agustus 2011 yang lampau, Selain menyebabkan masalah juga mendatangkan musibah.
Kenapa bisa begitu? Sebab, yang memindah tapal batas waktu itu bangsanya ‘gandrong’ yang ingin melebarkan wilayah pengedukan pasir hitam (pasir biji besi). Padahal kalau ada apa-apa yang menanggung ya warga Desa Panggungkalak, khususnya warga kebun yang tinggai di Perkebunan Diodo. Selanjutnya kalau pasir hitam yang diambil, yang susah ya masyarakat kebun.
“Kalau ada ngamuknya alam laut yang jadi korban ya warga kebun,” kata Achmad Gozali, salah seorang warga kebun.
Berhubung wilayahnya dimangsa ‘gandrong’ warga desa Panggungkalak terus demo, membuat truk-truk yang akan mengangkut pasir hitam langsung pulang karena diusir. Sebenarnya sebelurn warga Desa Panggungkalak demo, sudah ada firasat kalau alam akan berontak dengan menarik tiga diesel dibawa ke tengah lautan. Padahal sebelum proyek penambangan pasir dimulai, sudah selamatan dahulu. Tapi ya itu karena garagara memindah tapal batas, yang menunggu Kali Pancer terus mengamuk. Tidak hanya menarik diesel-diesel, tapi juga telah meminta korban jiwa tiga orang. Oleh sebab itu, aktivitas penambangan pasih hitam dihentikan sementara.
Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!