Ijazah: MANTRA PEMABUK CINTA

0
21

Ijazah: MANTRA PEMABUK CINTA

Tekadnya sudah bulat, ia tak mau gadis yang | selama ini telah membuatnya mabuk kepayang itu berpindah ke lain hati…

 

Fajar, sebut saja begitu, adalah sosok lelaki yang pantang menyerah. Ia dikenal sebagai sosok yang ulet, rajin bekerja dar mudah bergaul dengan siapa pun. Boleh dikata, walau tergolong sebagai pegawai baru, namun, dalam sebulan praktis ia akrab dengan seisi kantor.

 

Sebagai salah seorang staf IT di perusahaan yang bergerak dalam bidang keagenan pelayaran, maka, tugas Fajar pun tergolong lumayan berat. Awalnya, semua orang mengira bahwa sosok pemuda hitam yang berasal dari Aceh ini tergolong orang yang mau enak sendiri. Betapa tidak, ketika rapat pertama berlangsung, dengan entengnya ia berkata, “Maaf bapak direksi, menurut saya, sudah waktunya kita mengganti komputer dengan spesifikasi yang terbaru dan menyewa jaringan internet yang benar-benar baik.”

 

Semuanya tersentak. Betapa tidak, menurut mereka, selama ini, semuanya telah berjalan dengan baik. Tanpa membuang waktu, Fajar pun langsung menerangkan maksud dan tujuannya. Bahkan, ia dengan beraninya berkata, “saya yakin, bila apa yang saya katakan terwujud, maka, pengerjaan Bill of Lading menjadi lebih cepat. Jika sekarang costumer menunggu antara dua puluh hingga tiga puluh menit, selanjutnya, praktis hanya menunggu sekitar lima menit saja. Dengan begitu, pendapatan dari divisi jasa dapat meningkat. Terima kasih.”

 

Sejatinya, apa yang dikatakan oleh Fajar cukup pantas. Tetapi, selama ini, belum ada seorang pun karyawan yang berani mengutarakan hal itu. Tampaknya, semuanya sudah merasa nyaman dengan peralatan yang ada.

 

Diam-diam, apa yang dikatakan Fajar dibenarkan oleh Nuri, salah seorang putri Pak Irvan, direktur utama perusahaan tersebut. Ia sadar, selama ini, ayahnya, yang memiliki banyak perusahaan terkadang alpa dalam memperhatikan berbagai perkembangan yang terjadi di lingkungannya.

 

Ketika rapat usai, sambil berjalan beriringan dengan ayahnya, Nuri pun berbisik, “Rasanya, apa yang dikatakan Fajar ada benarnya.”

 

Pak Irvan menoleh dengan muka masam. Wajar, selama ini, ia selalu menekankan kepada setiap karyawannya untuk menggunakan yang ada dengan semaksimal mungkin.

 

“Maksudmu?” Desis Pak Irvan.

 

“Benar papi, semakin cepat jadi semakin baik. Dengan begitu, maka, perusahaan ini bisa berkembang dengan lebih cepat lagi,” jawab Nuri.

 

Setibanya di ruangan, wajah Pak Irvan masih tetap muram. Ia berpikir keras agar tidak mengeluarkan biaya yang besar untuk peralatan yang tadi diminta oleh Fajar. Nuri yang tahu segala sifat ayahnya kembali meyakinkan: “Menurut Nuri, turuti sudah itu, tantang Fajar untuk meningkatkan jumlah costumer perusahaan kita.”

 

“Nah… kalau begitu papi setuju,” kata Pak Irvan dengan suara berat.

 

“Segera minta Fajar untuk mengajukan anggarannya,” imbuhnya, “Papi mau ke Surabaya untuk melihat kapal yang semalam sandar untuk bongkar muat,” tambahnya sambil berjalan ke luar ruangan.

 

Nuri hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya. Ia sadar, sejak wafatnya sang mami dua tahun yang lalu, sang papi lebih banyak menenggelamkan dirinya pada beberapa perusahaan pelayaranyang selama ini dirintisnya. Tak lama kemudian, lewat intercom, Nuri memerintahkan Laila agar Fajar segera membuat ancangan biaya yang dibutuhkan untuk keperluan Divisi IT.

 

“Jar … bos minta kamu segera membuat ajuan anggaran keperluan Divisi IT,” kata Laila.

 

“Siap … mantap,” demikian kata Fajar dari balik mejanya.

 

Tak sampai dua puluh menit, ia telah menyerahkan berkas pengajuan kepada Laila. Dan tak banyak tanya, Laila pun segera membawa berkas tersebut ke ruangan Nuri.

 

“Ibu … saya boleh masuk?” Tanya Laila sambil mengetuk pintu ruangan Nuri.

 

“Silakan,” jawab suara dari dalam.

 

Laila segera membuka pintu dan masuk

 

“Duduk di sofa saja,” ajak Nuri sambil beranjak.

 

Kini, keduanya telah terlibat dalam percakapan yang hangat.

 

“Kira-kira, mungkin tidak jika Fajar juga dilibatkan dalam Divisi Marketing online?” Tanya Nuri hati-hati.

 

“Mungkin saja, kelihatannya, ia masih punya banyak stok tenaga yang dikeluarkan,” jawab Laila cepat.

 

Nuri menatap dengan penuh arti. Ia telah mendengar selentingan, betapa Laila begitu kagum terhadap Fajar, dan begitu pula sebaliknya. “Oke … nanti kita bicarakan, begitu juga honor tambahannya,” kata Nuri sambil melihatlihat angka yang bakal dikeluarkannya.

 

“Kalau begitu, besok bisa segera dilaksanakan,” kata Nuri sambil memberikan disposisi sekaligus menandatangani surat tersebut untuk dibawa ke bagaian keuangan.

 

“Terima kasih Bu Nuri, saya mohon diri, kata Laila.

 

“Silakan,” jawab Nuri.

 

Singkat kata, apa yang diminta oleh Fajar pun segera terwujud. Kini, ia juga mulai memasarkan jasa perusahaan lewat internet. Dan benar, karena hasilnya bisa sditerima dengan cepat dan akurat, maka, jumlah costumer dari waktu ke waktu terus meningkat. Inilah yang membuat Nuri dan ayahnya bangga terhadap Fajar. Bahkan, dalam waktu dekat, Fajar bakal dipromosikan menjadi salah pimpinan cabang di Semarang.

 

Ketika hal itu diucapkan oleh Pak Irvan dalam rapat, sontak semuanya menyambut gembira. Usai itu, Fajar pun mendekati Laila sambil berkata: “Kalau tidak keberatan, saya akan mengajak Laila makan malam.”

 

Laila tergugu. Ia tak menyangka, lelaki yang selama ini diam-diam ia kagumi, mengajaknya untuk makan malam bersama…

 

Singkat kata, malam itu, Fajar pun mengutarakan isi hatinya di sebuah rumah makan yang cukup terkenal di bilangan Ancol. Laila tak mampu untuk menjawab. Ketika mengantar pulang, keduanya lebih banyak membisu. Di tengah perjalanan usai mengantarkan Laila, mendadak HPnya berdering.

 

Di layar tertulis: “Kata itu sudah kutunggu demikian lama.”

 

Fajar pun membalas, “Terima kasih … mmuaaaaah.”

 

Waktu terus berlalu, ketika sang calon pengganti sudah didapat, Fajar pun harus segera menempati jabatan barunya, kepala cabang di Semarang. Ketika akan berangkat, Laila hanya berkata lirih: “Jaga dirimu baik-baik.”

 

Fajar pun mengangguk.

 

Perasaan kehilangan langsung terasa ketika malam tiba. Ketika itu, ia ingat pesan salah seorang sahabatnya di Meulaboh, NAD, ketika hendak merantau ke Jakarta: “Gunakan ilmu ini untuk pengikat orang yang benar-benar telah kamu pilih. Jangan gunakan secara sembarangan!”

 

Perlahan Fajar pun membuka buku catatan hariannya. Di dalam situ tertulis:

 

MANTRA PEMABUK CINTA

Neraji alam terhempas di batang nyiur,

Sampaikan doaku malam hari ini kepada ruh (sebut nama yang dituju),

Janganlah ia (sebut nama yang dituju) diberi tetap tidur,

Apabila bangun disuruh berdiri,

Apabila ia berdiri diSuruh bergerak,

Tiada bertangga mabuk gila,

Mabuk bercinta,

Datanglah ruh (sebut nama yang dituju),

Berkat doa ini, mimpi Allah mimpi Baginda Rasulullah,

Laa Ilaaha illallah Muhammadar Rasulullah.

 

Puasa dimulai dari Selasa, Rabu Kamis, pada saat berbuka hindari makanan yang mengandung garam. Pada Kamis malam, pukul 00.00 baca tiga kali sambil tahan napas dengan menghadap ke arah tempat tinggal wanita yang dituju. Atau ke empat arah mata angin.

 

Dan benar, setelah mengamalkan, Fajar dapat merasakan, betapa cinta Laila kian hari kian bertambah. Bahkan, hampir setiap hari, ia selalu menanyakan kapan Fajar mau meminang dan menikahinya. Akhirnya, pada bulan ketujuh, Fajar pun menikahi Laila. Kimi, keduanya hidup dengan tenang damai di perumahan yang tergolong mewah di kota Semarang. Bahkan, Laila sedang menanti kelahiran buah cintanya yang pertama. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!