Ijazah Ilmu: MANTRA PEMANIS WAJAH

0
5

Ijazah Ilmu: MANTRA PEMANIS WAJAH

Walau sudah paruh baya, tetapi, wajah Nina masih kelihatan segar, bercahaya dan tetap menarik untuk dipandang…

Siapa yang tak kenal dengan Nina, wanita yang usianya sudah memasuki kepala empat itu tergolong sosok yang sukses dalam mengendalikan perusahaannya. Di bawah kendalinya yang tegas dan perhitungan yang teliti, akhirnya, perusahaannya berhasil keluar dari himpitan krisis dan belakangan bahkan menjadi salah satu perusahaan kelas menengah yang tergolong suksas.

Beberapa sahabatnya pun berkomentar, Nina memang sosok yang ideal sebagai pemimpin sekaligus ibu dari kedua anaknya yang mulai beranjak dewasa.

“Sejak di kampus, dia memang orang yang tak mau membuang-buang waktu,” demikian kata Ferry, salah seorang sahabat dekatnya. “Yang benar, dia mampu membagi waktu dan perannya dengan secara tepat” ujar Risga menimpali.

Ferry pun hanya mengangguk tanda setuju. Kini keduanya hanya terdiam sambil menunggu kedatangan Nina di salah satu cafe yang terdapat di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, tempat mereka biasa melepaskan kepenatan sejak masih duduk dibangku kuliah.

Tak sampai lima belas menit, akhirnya yang ditunggu pun datang. Dengan wajah sumringah, Nina langsung menyalami kedua sahabatnya itu sambil tak lupa mendaratkan ciuman di pipi mereka masing-masing. “Maaf… gua agak terlambat, jalanan macet banget,” demikian katanya sambil duduk.

“Kalo gak macet bukan Jakarta bu,” potong Ferry sekenanya.

“Nin… Iu makin muda aja, operasi plastik di mana?” Tanya Risga sambil tak lepas-lepas menatap wajah Nina yang duduk tepat di depannya.

“Trims berat, rasanya gua gak pernah deh operasi-operasi gituan,” jawab Nina menghindar.

“Perempuan, dimana-mana, kalo ketemu pasti ngomongin perawatan tubuh, yang lain dong…,” timpal Ferry yang mulai jengkel karena tak sekali pun diajak berbicara dengan keduanya.

“Ha… ha… ha…,” keduanya pun tertawa lepas bersamaan, “makanya, jangan kumpul sama perempuan,” imbuh mereka lagi.

Ferry pun berdiri seolah hendak meninggalkan kedua sahabatnya itu. “Hoi… jangan marah bos, tunggu gitiran ya,” kata Nina sambil memegang pergelangan jangan Ferry agar tidak meninggalkan mereka.

“Maunya tuh… salahnya, dulu waktu kuliah gak mau nembak sih. Diambil Yudi deh…,” celetuk Risga yang memang paling Sering menggoda keduanya.

“Nah… mulai deh,” sahut Nina mengingatkan agar Risga tidak mengulang hal-hal yang telah lalu. Risga pun diam dan hanya tersenyum….

Sambil menyantap pesanan masing-masing, Nina pun menceritakan kisah suksesnya kepada dua sahabat yang dianggapnya telah menjadi bagian dari hidup dan kehidupannya.

Lima tahun belakangan, siapa pun pengusaha pasti akan merasakan kesulitan dalam berbagai hal. Boleh dikata, banyak perusahaan yang terpaksa untuk sementara menghentikan kegiatan atau mengurangi jumlah pegawainya. Menanggapi hal itu, Nina hanya meminta kepada seluruh karyawannya untuk bersabar, berdoa dan semakin mendekatkan diri kepada Allah SwT dengan caranya masing-masing.

“Gua yang semula cuma bisa marah sama karyawan kalau gak dapat order, waktu itu baru bener-bener bisa ngerasain susahnya,” ujar Nina.

Setelah beberapa kali gagal dan Nina hampir frustasi, kakek dari suaminya pun bertandang Ke Jakarta. ketika mengetahi kesulitan Nina, sang kakek pun hanya tersenyum. Sehabis makan malam, sang kakek pun berkata, “Nina, pertama-tama perhatikan dulu model brosur serta tampilan presentasi. Kalau sudah baik, barulah tampilan dirimu.” Nina hanya tersenyum, rasanya, apa yang dikatakan oleh sang kakek sudah dijalankannya dengan baik.

“Kakek… rasanya Nina harus dibekali dengan mantra pekasih dech,” demikian kata Yudi, sang suami yang biasanya hanya diam saja. “Maksudnya?” Potong Nina cepat. “Sebagai orang yang dituakan di kampung, biasanya, kakek punya ilmu yang bikin orang jadi simpati dan tertarik sama yang mengamalkannya,” kata Yudi. “Wah… pasti berat cara menjalankan dan pantangannya,” sahut Nina cepat. “Kalau ilmu kakek, biasanya, tebusannya hanya dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah dan pantangannya adalah segala yang dilarang oleh agama dan hukum negara,” sahut Yudi mantap.

Nina pun terdiam, sementara, sang kakek mengangguk-anggukkan kepala seolah membenarkan segala paparan Yudi. Sembari menarik napas dalam-dalam, akhirnya, Nina pun berkata dengan mantap, “Selama tidak menyalahi hukum agama, saya siap mengamalkan ilmu tersebut. Saya hanya berharap, perusahaan bisa bangkit dari keterpurukan, dan tak terjadi pemberhentian pegawai, saya gak tega, mereka punya keluarga, kepada siapa mereka bergantung kalau tulang punggung keluarganya tidak bekerja.”

Sang kakek meminta secarik kertas dan alat tulis, lalu menuliskan:

Bismillahirahmanirahim. Bedak olak olek.
Mari pakai ujung gunting.
Kupakai bedak di luar kulit.
Mesra dalam daging.
Dengan berkat doa.
Lailaha iliallah, Muhammadarrasulullah.

“Caranya adalah, pegang bedak dengan tangan kanan, baca doa di atas sebanyak tiga kali sambil tahan napas, kemudian tiupkan pada bedak tersebut, setelah itu gunakan bedak seperti biasa,” ujar sang kakek menerangkan.

Sejak itu, Nina pun mulai mengamalkan ilmu yang diturunkan oleh sang kakek.bTernyata tak semudah membalikkan telapak tangan, beberapa kali Nina pun gagal mendapatkan order dari perusahaan tempat ia menjadi rekanan. Perasaan tidak yakin pun mulai merasuki hatinya. Ketika hal itu disampaikan kepada Yudi, suaminya pun menjawab: “Jalankan semua itu sebagaimana kewajiban, jangan pikirkan dan tanyakan hasilnya, Insya Allah, jalan akan cepat terbuka.”

Nina mencoba untuk melakukan semua itu sebagaimana yang disarankan oleh suaminya. Hasilnya luar biasa, salah satu perusahaan multi nasional yang sedang berkembang menunjuk perusahaannya untuk melakukan promosi di tiga puluh tiga provinsi. Nina pun sangat terkejut. Tanpa malu dan segan, ia langsung melakukan sujud syukur di depan para klien yang baru dikenalnya itu. Tak cukup sampai di situ, selain memberikan bonus kepada seluruh karyawannya, Nina juga memberikan santunan kepada yatim piatu dan orang-orang jompo.

“Jadi mantra itu yang bikin lu berhasil?” Tanya Risga penasaran. “Bukan, semuanya karena Allah. Mantra itu hanya sebagai sarana saja,” jawab Nina cepat.

“Kata orang, biasanya kalo pake yang begitu-begituan cepat terkabul. Kok lu pake proses sama gagal segala sih?” Tanya Fe.

“Allah Maha Tahu, Ia pasti akan memberikan segala sesuatu kepada kita disaat yang tepat. Maksudnya setelah melewati ujian kesabaran tentunya, soalnya, manusia kan ingat sama Tuhan kalo lagi kepepet doang, kalo lagi senang, boro-boro,” jawab Nina mengingatkan sambil menutup pembicaraan.

Kini, perusahaan yang dipimpin Nina berkembang dengan pesat. Menurut kliennya, kharisma yang dipancarkan oleh wajah Nina telah membuat mereka yakin untuk memberikan kepercayaan kepada sosok yang satu ini. Wallahu a’lam bissawab. ©️.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!