Petualangan Astral: PLANET VENUS
Venus… Merupakan planet kedua dari matahari sekaligus planet terpanas di sistem tata surya kita. Tak ada air di permukaan, karena suhunya bisa mencapai 4/0 derajat celcius.
Planet Venus termasuk planet yang bisa dilihat cukup jelas dari Bumi menjelang pagi hari. Jarak terdekatnya dengan Bumi sekitar 38 juta kilometer. Cahayanya yang merupakan pantulan sinar matahari butuh 2,28 menit untuk bisa sampai ke Bumi.
Karena ia bisa terlihat menjelang fajar datang, Venus dijuluki dengan sebutan “bintang fajar”. Ia pun bisa terlihat saat senja di arah barat, maka ia pun disebut juga dengan julukan “bintang senja” Permukaan Venus kering, tandus dan keras. Terdapat banyak sekali gunung berapi di atasnya. Menariknya di atas 60 kilometer dari permukaan, suhu dan tekanan atmosfernya mirip dengan Bumi.
Menjelang akhir bulan Agustus, Sramvita menyampaikan padaku sebuah pesan undangan dari seorang anggota delegasi planet Venus. Entah ini ada kaitannya atau tidak, sekitar beberapa hari sebelumnya, aku melihat bintang yang begitu terang dan terlihat lebih besar di banding bintang lainnya yang ada di langit.
Aku sempat menyangka bahwa bintang terang yang kulihat itu sebuah probe pada hari pertama pengamatan. Itu karena warnanya begitu jingga, berbeda dengan bintang lainnya yang terlihat putih dari kejauhan. Di hari kedua, aku ingin memastikan sebenarnya bintang apa yang kulihat tersebut.
Melalui telepati, Sramvita menjelaskan kalau yang kulihat itu adalah planet Venus. Berulang kali dia memberitahuku. Untuk lebih memastikan dan memvalidasi perkataan Sramvita, aku memasang kembali aplikasi “Sky Map” di ponsel androidku yang dulu sempat kuhapus. Ternyata benar, bintang yang terlihat besar, terang dan berwarna oranye itu adalah Venus. Ini kali pertama bagiku melihat Venus dengan begitu jelas berwarna jingga di langit menjelang fajar datang. Karena sebelum-sebelumnya, Venus terlihat seperti bintang-bintang lainnya yang tampak berwarna putih.
“Kira-kira apa yang ingin mereka sampaikan pada kita ya?” tanyaku pada Sramvita.
“Mereka sudah cukup lama mengamati perjalanan kita menjelajahi semesta. Terutama sejak perjalanan kita mengunjungi planet Mars.” Sramvita memberikan penjelasan.
Sejujurnya, Venus menjadi salah satu tujuan penjelajahanku selanjutnya. Tapi bukan dalam waktu dekat ini. Setelah mendapat undangan langsung dari Venus, kurasa kunjungan ke sana harus kugeser menjadi prioritasku untuk saat ini dan menunda daftar tempat lain yang ingin kukunjungi. Maka aku pun memilih Sramvita dan Mynthalla untuk membersamaiku ke planet Venus.
Venus merupakan planet kedua yang terdekat dengan matahari di sistem tata surya yang kita diami. Jarak rata-rata planet ini dengan bumi adalah 41 juta kilometer. Ukurannya sedikit lebih kecil dari Bumi.
Banyak keunikan yang dimiliki Venus. Salah satunya adalah suhu permukaannya yang begitu panas! Suhunya bisa mencapai 460-470 derajat celcius. Suhu yang bisa membuat tubuh kita terpanggang dalam waktu yang singkat. Selain itu, satu hari di Venus setara dengan 243 hari di Bumi. Venus memiliki waktu yang sangat lama dalam seharinya. Cocok bagi orang yang merasa selalu kurang memiliki 24 jam sehari semalam!
Waktu revolusinya bahkan lebih cepat dari rotasinya. Venus membutuhkan 225 hari untuk berhasil mengelilingi matahari satu putaran penuh. Jadi hanya selisih 18 hari antara rotasi dan revolusinya. Benar-benar unik, bukan?
Hal yang tak kalah uniknya adalah Venus merupakan satu-satunya planet di tata surya kita yang arah rotasinya berbeda sendiri dengan planet lain. Jika planet lain arah rotasinya dari barat ke timur, Venus berputar dari timur ke barat. Tekanan atmosfernya sangat tinggi di permukaan, seperti berada di dalam air kedalaman 900 meter di Bumi.
Krieva memberikanku pakaian khusus yang katanya berbasis teknologi orang-orang Venus dengan sedikit penyesuaian bagi manusia Bumi yang sedang melakukan perjalanan astral. Aku, Sramvita dan Mynthalla pun berangkat ke Venus melalui portal ruang waktu yang berada di Inner core Kendan.
Kami langsung melewati atmosfer planet Venus yang penuh sekali dengan asap. Bisa kulihat dari atas, Venus benar-benar seperti planet yang terpanggang. Tanah permukaannya mengeluarkan asap. Sejauh mata memandang, memang hanya tanah bebatuan saja yang terlihat.
Kami tiba di suatu tempat yang mirip seperti gunung dan terdapat sebuah mulut gua di salah satu sisinya. Di situ sudah tersedia sebuah kendaraan berbentuk kapsul lonjong berwarna putih. Kami semua menaikinya dan kendaraan itu mulai bergerak secara otomatis.
Tak kusangka setelah maju beberapa meter, kami menukik tajam turun ke bawah secara vertikal dengan kecepatan yang lumayan kencang untuk sebuah kendaraan angkutan. Anehnya tubuh kami bisa tetap stabil tanpa terjungkal ke depan. Aku mencoba memperkirakan seberapa dalam kami bergerak ke dalam bawah tanah. Dari abstrak yang kuterima, kurang lebih kami masuk 10 kilometer dari permukaan tanah.
Tampak pemandangan kota yang padat dengan bangunan-bangunan beragam. Disertai kendaraankendaraan sejenis kapsul yang kami naiki tadi yang bisa berseliweran terbang di udara. Aku mendongakkan kepalaku ke atas. Ada benda raksasa seperti panel-panel surya yang ada di Bumi. Setelah diamati lebih lanjut, benda-benda tersebut memiliki fungsi untuk menahan tanah agar tidak amblas menimpa perkotaan yang ada di bawahnya. Selain itu ia pun berfungsi sebagai lampu-lampu raksasa yang menerangi seluruh kota.
Aku mencoba memeriksa suhu sekitar yang hampir mencapai 70 derajat celcius. Namun ternyata suhu tersebut merupakan suhu normal yang bisa diterima dan diadaptasikan oleh tubuh manusiamanusia di Venus. Mereka memiliki teknologi untuk menurunkan suhu di bawah tanah menjadi suhu yang cocok bagi mereka. Dengan begitu, kehidupan masih dapat terus berlangsung.
“Apakah di sini ada air?” Aku melemparkan pertanyaan pada Sramvita.
“Ya. Akan tetapi air berada di lapisan yang lebih dalam lagi. Planet ini mirip seperti buah kelapa. Kering di bagian luar, namun berair di bagian dalamnya,” papar Sramvita sambil memberikan analogi yang mudah sekali kupahami.
Konon dulu saat awal mula Venus terbentuk, air terdapat juga di permukaan. Namun semakin lama semakin habis karena menguap. Sehingga sulit sekali menemukan air dalam bentuk cair di permukaannya.
Ternyata air berada di bagian dalam perut planet Venus. Dengan begitu bangsa manusia yang tinggal di Venus bisa menikmati air yang juga merupakan salah satu penunjang kehidupan mereka.
Bicara tentang air, aku mencoba untuk bertanya pada alam sekitar apakah air yang ada di sini sama seperti air yang kita miliki di Bumi. Alam menjawab dengan memberikan abstrak H30. Aku tak tahu apa maksudnya itu. Apakah itu juga termasuk air atau bukan. Mungkin aku harus mencari tahu lebih lanjut tentang itu.
Kami mencoba menghubungi seseorang yang sudah mengundang kami untuk datang ke Venus. Akhirnya kami pun bertemu dengan sosok pria berambut putih dengan panjang rambut melebihi bahunya. Kulitnya agak berwarna kecokelatan. Menggunakan pakaian dasar yang membentuk lekuk tubuhnya kemudian dilapisi rompi panjang hingga hampir menyentuh tanah.
Kaddro. Itulah namanya. Dialah yang telah memberikan kami kesempatan untuk bisa berkunjung ke planet Venus. Ia merupakan seorang anggota delegasi planet Venus. Ia mempersilakan kami untuk memasuki sebuah ruangan dengan kursi yang terbuat dari gelas atau kaca transparan.
“Kalian tahu, kamilah salah satu pihak yang pernah mengajarkan manusia Bumi membuat peralatan yang berasal dari kaca. Mungkin kamu akan bertanya, mengapa kursi kami harus terbuat dari kaca. Itu karena akan lebih mudah — untuk membersihkannya.” Kaddro menjelaskan tanpa kuminta.
“Selama ini kami di sini ikut mengawasi apa yang terjadi di planet kalian. Namun jujur saja ya, aku cukup kesal dengan cara berpikir sebagian manusia Bumi yang menganggap di Venus ini tidak memungkinkan adanya kehidupan. Jika mengambil perspektif dari analogi tubuh kalian, tentu saja kalian tak akan bisa hidup dan bertahan di planet kami. Kenapa sih mereka tak berpikir menggunakan perspektif di luar diri mereka? Cara berpikir yang selama ini kalian gunakan selama ini, membuat kalian sulit sekali untuk berkembang.”
Wah, wah. Rasanya kedatanganku ke sini menemui Kaddro hanya untuk diceramahi. Mudah sekali ia melontarkan penghakimannya pada kita manusia Bumi. Meski memang demikianlah faktanya. Cara berpikir kita seringkali dari satu sudut pandang saja dan mengabaikan sudut-sudut pandang yang lainnya.
Contohnya saja kalau kita mau melihat hewan tardigrada yang menurutku luar biasa. Hewan mikroskopis berkaki delapan ini bisa bertahan di luar angkasa, bahkan mampu tetap hidup meski terjadi perang nuklir ataupun berbagai bencana alam yang ekstrem. Artinya kan hewan tersebut bisa tetap hidup di kondisi manusia Bumi biasa tak akan mampu hidup.
Begitupula dengan manusia-manusia di Venus. Meskipun kita tahu begitu dahsyatnya kondisinya dan mustahil bagi kita -sebagai manusia Bumihidup di sana, bagi manusia Venus itu adalah sesuatu yang biasa. Karena kemampuan tubuh mereka mampu mengatasi tantangan-tantangan yang terjadi di planet mereka sendiri.
“Sebelum kita lanjutkan perbincangan kita, kami ingin tahu kenapa kamu mengundang kami ke sini.” Kurasa wajar jika aku menanyakan hal ini pada Kaddro.
“Planet kita saling berdekatan satu sama lain. Kalian sudah pernah mengunjungi Mars. Bagaimana mungkin kalian melewatkan planet kami? Kami ingin agar semakin banyak orang-orang yang menyampaikan pesan kami kepada manusia-manusia di Bumi. Semoga dengan begitu, kalian bisa lebih cepat meraih cita-cita dan tak lagi dibodoh-bodohi pihak yang hanya memanfaatkan kalian.”
Kaddro melanjutkan kata-katanya, “Aku senang ada orang-orang seperti kalian. Setidaknya kalian bisa lebih banyak mengakses informasi daripada manusiamanusia Bumi pada umumnya.”
“Terima kasih karena telah ikut memikirkan kehidupan kami di Bumi. Tadi kamu sempat bilang kalau kalian juga ikut mengawasi kami. Bagaimana caranya?”
“Mudah saja. Kami tinggal mengirimkan pesawatpesawat tanpa awak yang secara langsung mengirimkan informasi tentang kalian.”
“Artinya kalian bisa mengetahui apa saja yang terjadi di Bumi secara real-time, begitu?”
“Tentu, itu termasuk hal mudah yang bisa kami lakukan.”
“Aku pernah mendengar ada yang mengaku dirinya sebagai seseorang yang berasal dari Venus. Bagaimana pendapatmu akan hal itu?”
Kaddro terdiam sejenak. Seperti mencoba untuk memberikan jawaban yang penuh kehati-hatian.
“Kami memilih orang yang kami rasa tepat untuk ditanamkan sesuatu yang mungkin kalian sebut dengan implan saraf.”
“Bagaimana kalian memasukan implan tersebut ke dalam tubuh manusia Bumi?”
“Maaf, kami tak bisa mengatakannya kepada kalian.” Suara Kaddro sedikit melemah.
Meski Kaddro tak menjelaskan bagaimana cara mereka memasukkan implan yang ia maksudkan, aku mendapat sebuah vision yang sepertinya bisa menjawab pertanyaanku. Aku merasa Kaddro mencoba untuk mengacaukan vision tersebut, sehingga vision itu seperti berlapis-lapis dengan kejadian yang berbeda satu sama lainnya. Hal ini membuatku bingung, mana vision yang sebenarnya.
Oleh sebab itu, aku meminta bantuan temantemanku memvalidasi. Sramvita membantuku memberikan penjelasan yang sesungguhnya.
Sebuah pesawat akan dikirimkan ke Bumi dari Venus membawa sebuah implan yang akan ditanamkan kepada target. Setelah sampai di Bumi, pesawat itu akan hancur. Jadi hanya satu kali pakai. Untuk memasangkan implan di tubuh target, robotrobot kecil digunakan untuk melakukannya. Setelah implan berhasil ditanamkan di bagian otak, robotrobot kecil itu pun hancur dengan sendirinya. Self destruct.
Ada seorang wanita yang mengaku sebagai seseorang yang diutus dari Venus. Aku tak akan menyebutkan nama sebenarnya di sini. Tapi untuk memudahkan menyebut dirinya, kita gunakan saja nama “Sabrina”.
Sabrina saat ini dikenal berprofesi sebagai seorang penulis buku. Usianya sudah lebih dari 60 tahun di saat aku menulis catatan ini. Dia mengklaim dirinya sebagai utusan dari planet Venus. Tugasnya adalah membantu manusia Bumi meningkatkan kesadarannya.
Wanita asal Venus ini telah menceritakan dengan lengkap tentang dirinya dari awal ia masih tinggal di Venus hingga ia bisa berbaur dengan manusia Bumi. Apa yang ia ceritakan di bukunya kurasa memang benar demikian. Meski ada satu hal yang setelah kuselidiki tidak seperti yang ia tuliskan.
Di dalam ceritanya, Sabrina menjelaskan bahwa ia menggantikan posisi seorang anak perempuan berusia 7 tahun yang mengalami kecelakaan tertabrak kendaraan dan akhirnya meninggal dunia. Selanjutnya Sabrina yang menyamar sebagai anak perempuan tadi diasuh dan dibesarkan oleh nenek sang anak
perempuan yang tewas.
Sementara dari apa yang kuselidiki, Sabrina hanyalah sebuah kesadaran dan memori yang diimplankan pada seorang anak perempuan. Mengingat tubuh manusia Venus tidak akan bisa tahan dengan kondisi planet Bumi. Dari visual yang kulihat, kulit manusia Venus sangat reaktif terhadap oksigen. Kulit mereka menjadi cepat mengeriput jika terkena oksigen dan mempercepat penuaan mereka dengan sangat cepat.
Lantas mengapa Sabrina menceritakan hal yang berbeda dengan apa yang kulihat? Itu karena kesadaran dan memori Sabrina telah diretas. Pihak yang mengirimkan implan telah menambahkan “false memory” atau memori palsu agar Sabrina merasa dirinya benar-benar manusia yang berasal dari Venus.
Namun apa yang sebenarnya terjadi adalah sosok “wanita Venus” merupakan anak perempuan Bumi yang dipasangi implan saraf berisikan kesadaran dan memori Sabrina yang memang asli berasal dari Venus. Sabrina asli telah meninggal dunia.
Ilustrasi yang mudah untuk menjelaskan semua ini adalah karakter Kolonel Miles Ouaritch dalam film Avatar 2. Sosok asli sang kolonel telah tiada. Namun kesadaran dan memorinya dipindahkan ke dalam tubuh avatar.
Lantas mengapa kesadaran dan memori Sabrina yang dipilih? Itu karena Sabrina telah mencapai level kesadaran spiritualitas yang cukup tinggi dibandingkan dengan manusia Venus lainnya. Sabrina memiliki pemahaman yang baik akan kehidupan. Maka tidak salah jika kesadaran Sabrina yang dipilih untuk diimplankan kepada salah seorang manusia di Bumi.
Implan saraf mampu membuat manusia Bumi tergantikan kesadarannya dengan kesadaran yang ada pada implan tersebut. Meski mungkin sesekali kesadaran sebagai sosok asli dari tubuh yang diimplankan bisa muncul ke permukaan, namun kesadaran dari implan saraf akan jauh lebih dominan.
“Baiklah, kurasa kamu tidak menyukai topik ini. Kita beralih ke topik lainnya saja. Bagaimana sistem kehidupan kalian? Apakah kalian juga memiliki pemimpin seperti halnya kami di Bumi?”
“Ya. Kami hidup secara terpisah-pisah dalam lingkup kota.”
“Apa nama kota ini? Aku baru teringat menanyakan hal itu sekarang.
“Sehysa.”
“Baik, silakan lanjutkan.”
“Setiap kota memiliki pemimpin. Bahkan kami memiliki sistem negara seperti kalian. Hanya saja bedanya di atas para pimpinan negara terdapat pemimpin tertinggi.”
“Oh, kalau begitu semua negara berada di bawah satu kepemimpinan tertinggi, begitu?”
“Benar.”
“Bagaimana kalian bisa berkunjung dari satu kota ke kota lainnya?”
“Setiap kota memiliki jalan terowongan yang saling terhubung. Dengan kendaraan yang kami miliki, kami bisa berpindah dari satu kota ke kota lainnya.”
Penjelasan yang diberikan Kaddro membuatku tertarik. Ada banyak sekali kota yang ada di Venus. Dan tentunya satu sama lain memiliki keunikan. Ingin sekali rasanya bisa mengunjungi kota-kota lainnya di planet Venus ini selain kota Sehysa.
Dari apa yang kuamati dan rasakan, penduduk Venus memiliki teknologi yang mampu menyokong kehidupan mereka sendiri di planet tempat asal mereka. Bahkan mereka sudah bisa memberikan kontribusi ikut menaikkan kesadaran manusia Bumi. Aku sangat mengapresiasi apa yang telah mereka lakukan untuk kemanusiaan di planet kita ini.
Secara spiritual, kurasa penduduk Mars jauh lebih tinggi kesadaran spiritualitasnya daripada penduduk Venus. Aku tak tahu bagaimana bisa mengetahuinya. Hanya intuisiku yang mengatakan hal itu. Meski begitu, sekali lagi mereka adalah teman yang baik bagi kita. Perhatian dan usaha mereka benar-benar sangat perlu kita hargai dan syukuri.

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.
MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.
KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.
ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817
PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!