Petualangan Astral: DUNIA PERI

0
13

Petualangan Astral: DUNIA PERI

Silbury Hill… Merupakan situs prasejarah atau monumen neolitik berupa gundukan kapur buatan setinggi 39,3 meter dekat Avebury Hill, Inggris.

 

Berdasarkan cerita yang tersebar, tempat ini merupakan di mana Raja Sil dikuburkan. Namun para ahli membantah hal tersebut. Sehingga disimpulkan struktur tanah yang menjadi gundukan terbesar di Eropa ini bukanlah sebuah kuburan.

 

Bukit Silbury ini memiliki kemiringan 30 derajat dan bisa bertahan, stabil meski sudah berlalu ribuan tahun. Ini membuktikan bahwa orang-orang yang membuatnya memiliki peradaban yang tinggi. Beberapa orang berspekulasi bukit buatan ini memiliki hubungan dengan batu melingkar di Avebury ataupun Stonehenge. Namun sampai saat ini belum diketahui apa sebenarnya fungsi dari pembuatan struktur tersebut.

 

DUNIA PERI

 

Apakah peri benar-benar nyata? Seperti apa sebenarnya sosoknya? Aku sendiri tahu sosok peri awalnya hanya dari film-film animasi. Karakter fiksi peri pertama yang kukenal saat aku masih kecil adalah Tinker Bell dalam cerita Peter Pan. Sosok peri lucu yang akan sangat cemburu saat Peter Pan didekati perempuan lain.

 

Beranjak dewasa, aku mulai mempertanyakan eksistensi peri di dunia ini. Jangan-jangan peri memang betulan ada. Bukan hanya sekadar imajinasi manusia saja. Terlebih, saat awal-awal aku mencari arti dari nama DNA dan Avallonku, Vantrala, aku bertemu dengan Daminis yang memiliki vibrasi energi peri di Innercore Kendan.

 

Sulit menjelaskan bagaimana aku bisa merasakan atau membedakan antara vibrasi dari satu entitas dengan entitas lainnya. Karena secara otomatis aku bisa membedakannya tanpa tahu bagaimana caranya.

 

Anehnya, sosok Daminis yang memiliki vibrasi energi peri tersebut ukuran tubuhnya tidak kecil seperti yang ada di film-film. Ukuran tubuh Daminis setinggi wanita manusia Bumi pada umumnya, bahkan ia lebih tinggi dariku. Dari sejak itu aku mulai mengubah referensi lamaku mengenai sosok peri.

 

Daminis terlihat seperti manusia pada umumnya. la menggunakan pakaian gaun serba hijau dan tinggal di sebuah pohon berukuran besar yang dijadikannya sebagai rumah. Suasana rumahnya sangat nyaman, meski hanya terdapat satu ruangan saja.

 

Secara khusus aku ingin menelusuri tentang peri lebih dalam lagi. Maka dari itu, aku mencari informasi mengenai tempat-tempat yang dianggap sebagai kediamannya para peri di Bumi. Setidaknya aku mendapat tiga tempat yang bisa kukunjungi, yaitu Vale of Neath di Glamorganshire, Silbury Hill di Wiltshire, dan The Rollright Stone di Oxfordshire. Ketiga tempat tersebut berada di wilayah Inggris.

 

Usai memindai satu per satu ketiga tempat tersebut, pilihanku jatuh pada Silbury Hill Wiltshire. Karena sepertinya untuk mengunjungi semua tempat itu akan lumayan memakan banyak waktu. Jadi kupikir lebih baik untuk memilih salah satu saja. Aku tak terlalu yakin mengapa aku lebih menyukai Silbury Hill. Apa mungkin karena dulu aku pun pernah melakukan astral traveling ke Stonehenge yang juga di daerah Wiltshire?

 

Memang ternyata jarak antara Silbury Hill dan Stonehenge tidak terlampau jauh. Keduanya hanya berjarak sekitar 38 kilometer saja. Jadi jaraknya lumayan berdekatan. Untuk menggunakan kendaraan seperti mobil, hanya butuh waktu perjalanan sekitar 45-50 menit saja.

 

Setelah menentukan Silbury Hill sebagai tujuan petualanganku kali ini, aku pun segera berangkat ke basecamp Salaka Minangka. Di sana ada Sramvita, Krieva, dan juga Guntrasaka. Karena sudah lama sekali aku dan Guntrasaka tak melakukan perjalan bersama, maka kuajak dia untuk penelusuran kali ini.

 

“Ah, tidak. Aku tidak berminat pergi ke sana. Ajak saja Sramvita,” tolak Guntrasaka.

 

Guntrasaka memang kurang menyukai tempat yang menurutnya tidak menantang. Dia akan bersemangat saat aku mengajaknya ke tempat-tempat berbahaya. Mungkin ia ingin kekuatannya bisa digunakan jika pertarungan terpaksa harus dilakukan.

 

“Baiklah, Sramvita, Krieva. Ikutlah bersamaku!” ajakku pada kedua temanku yang lain. Kami pun segera berangkat ke tempat yang sudah ditentukan.

 

Dengan menggunakan portal yang ada di Kendan, kami pun tiba di gundukan kapur buatan dari sejak zaman prasejarah di Silbury Hill pada malam hari. Tak lama setelah kedatangan kami di tempat itu, seorang peri biru mungil menyambut kami.

 

“Selamat datang. Kami sudah menantikan kalian. Ayo ikut bersamaku!” ajaknya.

 

Aku melihat ke arah Sramvita, sambil bertanyatanya, mengapa peri itu tahu bahwa kami akan datang. Sramvita hanya tersenyum. Rupanya dia sudah datang sebelumnya ke sini untuk memberikan kabar kedatangan kami. Tanpa diminta, Sramvita selalu mengerjakan tugasnya dengan sangat baik.

 

Peri biru kecil itu pun seperti membukakan lingkaran dimensi yang membawa kami pada dimensi yang lebih tinggi. Kurasa para peri tinggal di Silbury Hill pada dimensinya yang keempat. Aku melihat keindahan awan dan langitnya yang berwarna merah muda. Sangat cantik. Kemudian kami melewati hutan dengan pohon-pohon berbatang kecil yang lebat. Entahlah, aku sendiri tak tahu pohon apa itu.

 

Hingga kami tiba di sebuah padang rerumputan dan bertemu sang ratu peri untuk wilayah tersebut. Penampilannya berbeda dengan peri biru kecil yang menyambut kami. Tubuhnya mirip sekali dengan kupu-kupu. Badannya berwarna putih seukuran manusia dewasa, sementara sayapnya berwarna kuning dan hitam. Sementara peri biru kecil lebih mirip penampilannya dengan manusia.

 

Kami memperkenalkan diri pada sang ratu yang menyebut dirinya Fiorexia. Sepertinya ia begitu senang akan kunjungan kami ke tempatnya.

 

“Jadi, apa yang ingin kalian ketahui tentang kami?” Ratu Fiorexia dengan ramah mempersilakan kami bertanya.

 

“Cuku banyak, Ratu. Mungkin saya akan mengawalinya dengan pertanyaan apa sebenarnya peri itu?” tanyaku.

 

“Kami merupakan entitas yang terbentuk dari eter. Kami memiliki banyak sekali jenis dan bentuk. Ada yang mirip seperti kalian bangsa manusia, namun ada juga yang lebih mirip dengan hewan-hewan.”

 

“Orang-orang sering kebingungan untuk membedakan peri dan juga elf. Apakah peri dan elf adalah entitas yang berbeda atau sebenarnya sama?”

 

“Peri, elf, bahkan dwarf sebenarnya berasal dari satu ordo. Artinya kami memang berasal dari satu bangsa yang sama. Akan tetapi tingkatan ke bawahnya menjadi amat sangat beragam.”

 

Aku terkejut saat Fiorexia menyebut kata “ordo” dalam penjelasannya. Itu merupakan kata yang kukenal di pelajaran Biologi terkait dengan klasifikasi makhluk hidup. Mungkin aku harus sedikit menjelaskannya agar kalian bisa memahami lebih baik maksud Fiorexia di atas.

 

Dalam ilmu Biologi terdapat materi tentang taksonomi atau pengklasifikasian makhluk hidup yang terdiri dari 7 tingkatan, yaitu kingdom, phylum/aivision, class, order (ordo), family, genus dan species. Nah, hewan seperti kucing, harimau dan serigala tentu kita tahu ketiganya merupakan hewan yang berbeda satu sama lainnya. Namun sebetulnya mereka ada di satu ordo yang sama, yaitu ordo carnivora.

 

Begitupula dengan peri, elf dan dwarf yang tentunya ketiganya berbeda. Namun berdasarkan penjelasan Fiorexia, ketiga jenis entitas tersebut berada di satu ordo layaknya kucing, harimau dan serigala. Jelas perbedaannya, namun juga memiliki kesamaan antara ketiganya.

 

“Terus terang aku penasaran, apakah di negaraku, Indonesia, ada tempat bagi para peri berkumpul seperti yang ada di Silbury Hill ini?” Aku beralih ke pertanyaan selanjutnya.

 

“Ada. Salah satu yang terbesar ada di hutan flamboyan Bukittinggi,” jawab Fiorexia.

 

Sejenak aku mencoba untuk mengintip sedikit bagaimana kondisi hutan flamboyan yang ia maksud. Terlihat sosok wanita berpakaian serba hitam dengan penampilan seperti wanita penyihir melihat ke arahku dengan tatapan tajam. Setelah melihat visual tersebut, aku teringat sesuatu yang cukup penting dan perlu kutanyakan.

 

“Apakah ada peri yang jahat? Karena apa yang kulihat di berbagai film, para peri digambarkan sosok yang baik.”

 

“Selalu ada yang jahat jika ada yang baik. Begitu pula dengan peri. Mereka yang termasuk peri jahat biasanya mempelajari ilmu hitam. Kekuatan mereka bertambah karena adanya kekuatan jahat dari entitas lain.”

 

“Maksudnya?”

 

“Mereka biasanya melakukan perjanjian dengan para entitas kegelapan demi mendapatkan kekuatan yang lebih besar.”

 

Ternyata bukan hanya manusia saja yang berkolaborasi dengan iblis, ternyata peri pun ada juga yang melakukannya. Kemudian, tiba-tiba saja terlintas terkait artikel yang tersebar di internet terkait mayat peri yang sudah melalui proses mumifikasi atau dijadikan mumi. Sebagian orang percaya bahwa penemuan mumi mayat peri tersebut menjadi bukti keberadaan peri. Kusampaikan hal ini pada Fiorexia.

 

“Apakah benar itu mayat dari seorang peri? Bisakah mayat peri dijadikan mumi seperti yang tersebar fotonya di kalangan bangsa manusia?”

 

Fiorexia tersenyum, “Bukan, itu hanya buatan seorang seniman saja. Seperti yang telah kujelaskan tadi, kami berasal dari eter. Maka saat kami meninggal, tentunya akan sangat berbeda dengan jenazah manusia yang bisa diawetkan menjadi mumi.”

 

“Hmm, begitu. Lantas berapa usia rata-rata peri?” Kurasa ini menjadi salah satu pertanyaan yang menarik untuk diajukan.

 

“Untuk saat ini, rata-rata peri hanya berusia 40 tahun. Meski masih ada juga yang bisa mencapai 200 tahun. Namun sudah semakin jarang sekali.”

 

“Apa sebabnya?”

 

“Semakin sedikitnya wilayah hutan dari tahun ke tahun. Ini sangat berpengaruh besar pada kehidupan kami.”

 

“Aku pernah mengunjungi planet yang disebut Brolda!. Di sana hampir semua datarannya dipenuhi pohon-pohon. Kukira planet itu akan cocok sekali untuk para peri.”

 

“Senang sekali mendengar ada planet yang indah seperti itu!”

 

Meski tentu planet Brolda penuh dengan pepohonan hijau, aku sebenarnya belum terlalu yakin apakah bangsa peri di Bumi bisa beradaptasi dengan kondisi alam di sana yang berbeda dengan planet Bumi.

 

“Kembali membahas gambaran peri dalam berbagai film, seringkali digambarkan kalau jejak terbang para peri meninggalkan percikan cahaya yang biasa disebut fairy dust. Apakah memang benar bisa begitu? Jika memang bisa, bagaimana hal tersebut bisa terjadi?”

 

“Sayap-sayap kami yang juga berbahan eter, saat terbang dan bergesekan dengan udara, hasil dari gesekan tersebut mengeluarkan foton yang terlihat seperti percikan-percikan cahaya. Jadi, memang demikian adanya.”

 

“Aku penasaran dengan apa yang kalian makan. Apakah kalian juga makan sebagaimana kami bangsa manusia? Apakah kalian juga memiliki pekerjaan?” Mungkin pertanyaanku terkesan konyol. Tapi aku benar-benar ingin mengetahui tentangnya.

 

“Kami sedikit sekali makan. Dan kami hanya memakan sari bunga yang paling halus. Setiap kami memiliki pekerjaan masing-masing dan beragam. Misalnya saja ada yang bertugas membantu bunga dalam proses penyerbukan tumbuhan, memurnikan air yang tercemar, dan memberikan pengobatan jika ada peri yang sakit atau terluka.”

 

“Hmm, itu berarti kalian bangsa peri memiliki kekuatan tertentu untuk membantu menyelesaikan pekerjaan kalian masing-masing, bukan?”

 

“Tepat, sekali. Kekuatan alami kami sangat berhubungan erat dengan kelestarian alam. Ini pun sebagai bentuk terima kasih kami kepada Ibu Bumi yang telah menyediakan segala sesuatu yang kami butuhkan di sini.”

 

Senyumku mengembang mendengar kata-kata Fiorexia barusan. Bangsa peri rupanya sangat mengerti arti dari berterima kasih, rasa syukur dan balas budi. Karena memang sudah seharusnya begitu. Pertemuanku dengan Fiorexia sedikit banyak memberikanku pelajaran-pelajaran kehidupan yang mungkin sudah tampak memudar di kalangan manusia.

 

Merasa cukup dengan informasi yang kudapat tentang peri, kami pun berpamitan. Saat kembali ke tubuh fisikku, jujur saja aku masih penasaran dengan berita jasad peri yang beberapa tahun lalu sempat kubaca artikelnya. Maka dari itu, aku ingin mencoba membuktikan jawaban dari Fiorexia bahwa foto jasad peri yang tersebar di internet adalah palsu.

 

Kubuka laptopku dan mulai mencari kebenaran kabar jasad peri yang pernah viral. Bulu kudukku berdiri saat menemukan fakta yang sebenarnya di internet. Dalam sebuah situs dinyatakan bahwa foto jasad peri yang sempat menghebohkan dunia memang palsu. Itu merupakan karya dari seorang desainer ilusi yang bernama Dan Baines.

 

Dengan sengaja ia membuat sebuah postingan di internet dengan sebuah deskripsi meyakinkan dari foto peri yang seolah sudah dimumifikasi. Dituliskan bahwajasad peri itu sudah dipindai dengan sinar X dan memperlihatkan struktur tubuh anak-anak dengan tulang yang lebih mirip dimiliki oleh burung.

 

Ini dilakukannya sebelum tanggal 1 April 2007 dan membuat April Mop pada tahun tersebut menjadi heboh akibat tipuan jasad peri ini. Di catatan tambahan yang ia tulis tepat pada tanggal 1 April, Dan Baines menjelaskan bahwa jasad peri itu palsu. Namun, orang-orang lebih dulu percaya bahwa jasad peri itu benar-benar asli. Serta menuduh Dan Baines menutupi sebuah kebenaran.

 

Lucunya, sampai tahun 2023 (saat catatan ini ditulis) pun masih ada yang percaya kalau jasad peri itu adalah jasad peri asli. Karena banyak penulis artikel bahkan Youtuber yang membahas tentang peri, memasukkan berita ini ke dalam salah satu materi pembahasannya.

 

Ya, jujur saja, aku sendiri sempat agak percaya dengan berita itu dan tak mengetahui bahwa pembuat tipuannya sendiri sudah memberikan klarifikasi serta pengakuan atas apa yang telah dilakukannya. Tapi tetap saja tidak sedikit orang yang masih percaya dengan tipuan tersebut.

 

Kejadian ini membuatku semakin yakin dengan kekuatan astral yang kumiliki. Ternyata informasiinformasi yang kudapatkan dari entitas-entitas lain bisa dibuktikan kevalidan dan keabsahannya. Ini pun sebetulnya mampu mematahkan anggapan orang-orang yang mengatakan apa yang diceritakan para astral traveler hanya berdasarkan imajinasi pikiran mereka sendiri.

 

Bisa jadi masih ada di antara kalian yang berpikir demikian. Aku tak ingin mempengaruhi kalian dengan berusaha meyakinkan apa yang kualami ini merupakan pengalaman nyata. Kalian bisa menilai apa saja tentang proyeksi astral atau astral projection. Kalian hanya akan percaya di saat kalian merasakannya sendiri.

 

MAHLUK-MAHLUK MITOLOGI

 

Sejak penelusuran terakhirku membuktikan eksistensi peri, pikiranku seolah mendesakku untuk membuktikan makhluk-makhluk mitologi lainnya. Jangan-jangan makhluk-makhluk mitologi lain bukan hanya sekadar mitos. Buktinya, peri yang dianggap mitos, bisa dibuktikan keberadaannya dengan melakukan proyeksi astral.

 

Tentunya jika kutelusuri satu per satu makhluk mitologi, itu akan memakan waktu yang sangat lama. Untuk mendapatkan informasi eksistensi para makhluk yang kita anggap aneh ini, aku sengaja membuka dialog bersama Mynthalla.

 

Mungkin sebagian dari kalian belum tahu siapa itu Mynthalla. Ia adalah anggota kelima yang bergabung di kelompok penjelajah semesta, Salaka Minangka. Dia termasuk ke dalam golongan manusia cahaya seperti halnya Sramvita dan Krieva. Dikenal sebagai petualang dan konon sih katanya sudah cukup banyak menjelajahi berbagai tempat, maupun dimensi. Maka dari itu, aku seringkali memilihnya untuk memimpin perjalanan ketika menjelajahi tempat-tempat baru. Sama seperti yang lainnya, ia pun berasal dari Innercore Kendan.

 

Dalam catatan-catatan sebelumnya pun belum pernah kuperlihatkan ilustrasi wajahnya seperti apa. Secara garis besar, penampilannya masih sangat muda. Tubuhnya kurus tinggi dengan warna kulit agak kecoklatan dan memiliki warna rambut putih.

 

Agak sulit melihat wajahnya secara jelas. Tapi rasa-rasanya wajahnya lebih cenderung seperti orang-orang Latin. Di sesi ini, aku ingin bertanya kepadanya tentang makhluk-makhluk mitologi berdasarkan pengalamannya yang sudah begitu banyak melakukan penjelajahan.


PENGOBATAN ALTERNATIF
"PONDOK RUQYAH"
(SOLUSI PASTI DI JALAN ILLAHI)

Kami Jasa Solusi Problem Hidup. Masalah Tuntas Tanpa Bertentangan dengan Hukum Agama dan Negara.

MACAM PROBLEM DALAM PELAYANAN KAMI:
Solusi Problem Asmara, Rumah Tangga, Back Up Karir, Back Up Usaha, Jual Beli, Aura Pemikat, Bersih Diri / Ruwat / Ruqyah / Buang Sial, dll.

KAMI TIDAK MELAYANI SEGALA HAL YANG MELANGGAR HUKUM AGAMA DAN NEGARA.
Contoh: Bank Gaib, Uang Balik, Harta Gaib, Pesugihan, Aborsi / Menggugurkan Kandungan, Perjudian / Togel / Judi Online, Mencelakakan Orang / Santet / Teluh, dll.

ALAMAT PONDOK RUQYAH:
Dusun Kasemen, No.50, RT.05, RW.03, Desa Wangkalkepuh, Kecamatan Gudo, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Kodepos 61463.
🌐 https://pondok-ruqyah.com/
☎️ +6285708371817

PERINGATAN!
Hati-hati dan waspada terhadap penipuan online yang mengatasnamakan kami. Diutamakan datang langsung ke alamat kami untuk menghindari segala hal negatif. Terimakasih.
DATANG DENGAN NIAT BAIK
TIDAK UNTUK KEJAHATAN!